Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Perancangan dan pembuatan alat uji pompa tunggal, seri dan paralel ini
dimulai pada bulan Maret 2020 yang dilaksanakan di Workshop Teknik Mesin
Politeknik Enjinering Indorama.

4.2 Perancangan dan Pembuatan Alat Uji Pompa Tunggal, Seri dan Paralel
Dalam perancangan dan pembuatan alat uji pompa tunggal, seri dan
paralel meliputi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

4.2.1 Tahap Persiapan


Pada tahap persiapan ini, penulis melakukan studi literatur dan membuat
daftar bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam perancangan alat uji
pompa tunggal, seri dan paralel.

4.2.2 Tahap Perancangan dan Pembuatan Alat


Pada tahap ini terdapat beberapa tahapan yaitu :
a. Menyiapkan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan
alat uji pompa tunggal, seri dan paralel.
b. Menentukan parameter-parameter yang akan diukur pada alat uji pompa
tunggal, seri dan paralel.
c. Menentukan jenis dan ukuran alat ukur yang akan digunakan.
d. Menentukan posisi pemasangan alat ukur tekanan dan alat ukur laju aliran
fluida pada alat uji pompa tunggal, seri dan paralel.
e. Melakukan pemasangan pompa, pipa-pipa, dan alat ukur yang digunakan
pada alat uji pompa tunggal, seri dan paralel.

4.2.3 Peralatan yang Digunakan


Adapun peralatan yang digunakan dalam proses pengujian adalah :
a. Pompa Sentrifugal
Pompa adalah suatu jenis mesin fluida yang bertujuan untuk
memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lainnya dengan
menggunakan prinsip perbedaan tekanan.

1
Gambar 4.1 Pompa sentrifugal
Adapun spesifikasi pompa yang digunakan adalah :
- Model No.PS-128 BIT
- 220 V/50 Hz Current input 1.3 A.
- Kapasitas maksimal : 34 lpm
- Total Head Maksimal : 33 m
- Pipa Hisap : ½ inch
- Pipa Dorong : ½ inch

b. Flowmeter
Flowmeter ini digunakan sebagai pengukur laju aliran volume atau
debit air pada alat uji pompa tunggal, seri dan paralel. Dalam
pengukurannya flowmeter ini memiliki satuan gpm dan lpm, pada pengujian
akan digunakan satuan lpm ( liter/minute ).

Gambar 4.2 Flowmeter


c. Pressure Gauge
Pressure Gauge digunakan untuk mengukur tekanan fluida dalam
tabung tertutup.

2
Gambar 4.3 Pressure Gauge
d. Dimmer
Dimmer digunakan untuk mengatur putaran pada pompa.

Gambar 4.4 Dimmer


e. Tachometer

Digunakan untuk mengukur putaran pompa.

Gambar 4.5 Tachometer

3
4.3 Pengujian Instalasi Pompa Seri dan Paralel
4.3.1 Pengujian Pompa Tunggal
Pengujian pompa 1
Hasil pengujian instalasi pompa 1 dengan variasi putaran pompa 2900
Rpm, 2500 Rpm, 2100 Rpm, 1700 Rpm, dan 1300 Rpm terdapat pada tabel 4.1
dan gambar 4.6 menunjukan kurva debit terhadap putaran.

Tabel 4.1 Hasil pengujian pompa 1

No Variasi Pressure Debit


(Rpm) Suction Discharge (l/min)
(-Psi) (Psi)
Pompa 1 P1 P4 P6 P7 Flow 1 Flow 3
1 2900 2,21 10 7 2,5 3,5 14,26 13,69
2 2500 2,08 7,5 7 2 2,5 12,61 11,64
3 2100 1,84 5 5 1 2 10,13 9,53
4 1700 1,71 2,5 5 1 1,5 7,87 7,06
5 1300 1,59 2 2,5 - - 5,85 5,67

Gambar 4.6 Kurva debit terhadap putaran pompa 1

Pengujian Pompa 2

4
Hasil pengujian instalasi pompa 2 dengan variasi putaran pompa 2900
Rpm, 2500 Rpm, 2100 Rpm, 1700 Rpm, dan 1300 Rpm terdapat pada tabel 4.2
dan gambar 4.7 menunjukan kurva debit terhadap putaran.

Tabel 4.2 Hasil pengujian pompa 2

No Variasi Pressure Debit


(Rpm) Suction Discharge (l/min)
(-Psi) (Psi)
Pompa 2 P2 P5 P6 P7 Flow 2 Flow 3
1 2900 2,21 10 5 5 4 14,56 13,74
2 2500 1,96 7 2,5 2,5 2,5 12,33 12,10
3 2100 1,96 2 1 2 1,25 10,43 9,82
4 1700 1,71 2 - - 1 8,36 7,96
5 1300 1,59 1 - - 1 5,94 5,70

Gambar 4.7 Kurva debit terhadap putaran pompa 2

4.3.2 Pengujian Instalasi Pompa Seri


Hasil pengujian instalasi pompa seri dengan variasi putaran pompa 2900
Rpm, 2500 Rpm, 2100 Rpm, 1700 Rpm, dan 1300 Rpm terdapat pada tabel 4.3
dan gambar 4.8 menunjukan kurva debit terhadap putaran.

5
Tabel 4.3 Hasil pengujian pompa seri
Variasi Pressure Debit
(Rpm) Suction Discharge (l/min)
(-Psi) (Psi)
P1 P1 P2 P3 P5 P6 P7 F1 F2 F3
2900 2,21 8 12 2 6 6 5 16,09 15,75 15,53
2500 1,96 5 8 2 4 4 3,75 14,11 13,54 13,38
2100 1,96 3 5 2 2 2 2 12,19 11,52 11,32
1700 1,71 2 2 1 1 - 1 10,02 9,33 9,02
1300 1,59 1 1 - - - - 8,51 7,98 7,84

Gambar 4.8 Kurva debit terhadap putaran pompa seri

4.3.3 Pengujian Instalasi Pompa Paralel


Hasil pengujian instalasi pompa Paralel dengan variasi putaran pompa 2900
Rpm, 2500 Rpm, 2100 Rpm, 1700 Rpm, dan 1300 Rpm terdapat pada tabel 4.4
dan gambar 4.9 menunjukan kurva debit terhadap putaran.

Pressure
Suction Discharge
Variasi Debit (l/min)
(-Psi) (Psi)
(Rpm)
P1 P2 P1 P4 P2 P5 P6 P7 F1 F2 F3

6
2900 1,96 1,96 15 15 14 12 12 10 10,92 11,67 22,69
2500 1,84 1,96 12 12 10 8 9 8,7 9,68 10,60 20,17
2100 1,71 1,84 7,5 8 6 5 6 5 8,03 8,24 16,37
1700 1,47 1,59 5 7,5 2 2 2,5 2,5 6,12 6,70 12,93
1300 1,47 1,47 2 6 1 1 2 2 5,18 4,92 9,58
Tabel 4.4 Hasil pengujian pompa paralel

Gambar 4.9 Kurva debit terhadap putaran pompa paralel

4.4 Perhitungan Kerja Instalasi Pompa Seri dan paralel


4.4.1 Menghitung Head Pompa (H)
Untuk memperoleh head pompa dapat dihitung menggunakan
persamaan 2.1, yaitu :

Pd−Ps Vs−Vd
H= + + Hf + Z
ρ.ġ 2.ġ

Diketahui :

Pd = 10 Psi = 68947 N/m2

7
Ps = -2,21 Psi = -15237 N/m2

Vd = 1,88 m/s

Vs = 0 m/s

= 1000 kg/m3

g = 9,81 m/s2

Hftot = 1,96 m
Z = 1,25 m

Ditanya : H = ?

Jawab :

68947−(−15237 ) 1,882 −02


H= + +1,96+ 1,25
1000 . 9,81 2 . 9,81

84184 3,53
¿ + +1,96+1,25
9810 19,62

= 8,58 + 0,17 + 1,96 + 1,25

= 11,96 m pada instalasi pompa 1 dengan putaran 2900 Rpm.

Hasil perhitungan head pompa 1 yang didapat menggunakan persamaan


2.1, sesuai dengan data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.5 dan gambar
4.10 menunjukan kurva head terhadap debit.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Head Pompa 1

Variasi Pressure Kecepatan


(Rpm) Aliran Debit Hftot Z Head
(l/min) (m) (m) (m)
Ps Pd Vs Vd

8
(-Psi) (Psi) (m/s) (m/s)
2900 2,21 10 - 1,88 13,69 1,96 1,25 11,96
2500 2,08 7,5 - 1,66 11,64 1,62 1,25 9,74
2100 1,84 5 - 1,34 9,53 1,03 1,25 7,17
1700 1,71 2,5 - 1,03 7,06 0,57 1,25 4,82
1300 1,59 2 - 0,77 5,67 0,34 1,25 4,14

Gambar 4.10 Kurva head terhadap debit pompa 1

Hasil perhitungan head pompa 2 yang didapat menggunakan persamaan


2.1, sesuai dengan data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6 dan gambar
4.11 menunjukan kurva head terhadap debit.

Tabel 4.6 Hasil perhitungan head pompa 2

Variasi Pressure Kecepatan


(Rpm) Aliran Debit Hftot Z Head
Ps Pd Vs Vd (l/min) (m) (m) (m)
(-Psi) (Psi) (m/s) (m/s)
2900 2,21 10 - 1,92 13,74 1,82 1,25 11,83

9
2500 1,96 7 - 1,62 12,10 1,31 1,25 8,98
2100 1,96 2 - 1,38 9,82 0,91 1,25 5,03
1700 1,71 2 - 1,10 7,96 0,60 1,25 4,51
1300 1,59 1 - 0,78 5,70 0,29 1,25 3,39

Gambar 4.11 Kurva head terhadap debit pompa 2

Berikut ini adalah hasil perhitungan head pompa seri sesuai dengan data
hasil pengujian (H=H₁+H₂) dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.12
menunjukan kurva head terhadap debit.

Tabel 4.7 Hasil perhitungan head pompa seri

Variasi Pressure Kecepatan


(Rpm) Aliran Debit Hftot Z Head
Ps Pd Vs Vd (l/min) (m) (m) (m)
(-Psi) (Psi) (m/s) (m/s)
2900 2,21 12 - 2,12 15,53 7,82 1,25 23,79
2500 1,96 8 - 1,86 13,38 5,76 1,25 18,72
2100 1,96 5 - 1,61 11,32 4,53 1,25 12,20

10
1700 1,71 2 - 1,32 9,02 2,78 1,25 9,33
1300 1,59 1 - 1,12 7,84 2,09 1,25 7,53

Gambar 4.12 Kurva head terhadap debit pompa seri

Berikut ini adalah hasil perhitungan head pompa paralel sesuai dengan
data hasil pengujian (Q=Q₁+Q₂) dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.13
menunjukan kurva head terhadap debit.

Tabel 4.8 Hasil perhitungan head pompa paralel

Variasi Pressure Kecepatan


(Rpm) Aliran Debit Hftot Z Head
Ps Pd Vs Vd (l/min) (m) (m) (m)
(-Psi) (Psi) (m/s) (m/s)
2900 1,96 15 - 1,54 27,43 1,96 1,25 11,96
2500 1,96 12 - 1,40 23,74 1,62 1,25 9,74
2100 1,84 7,5 - 1,08 19,35 1,03 1,25 7,17
1700 1,59 5 - 0,88 15,02 0,57 1,25 4,82

11
1300 1,47 2 - 0,65 11,37 0,34 1,25 4,14

Gambar 4.13 Kurva head terhadap debit pompa paralel

Hasil perhitungan head instalasi pompa seri yang didapat menggunakan


persamaan 2.1, sesuai dengan data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.9 dan
gambar 4.14 menunjukan kurva head terhadap debit.

Tabel 4.9 Hasil perhitungan head pompa seri menggunakan persamaan 2.1

Variasi Pressure Kecepatan


(Rpm) Aliran Debit Hftot Z Head
Ps Pd Vs Vd (l/min) (m) (m) (m)
(-Psi) (Psi) (m/s) (m/s)
2900 2,21 12 - 2,12 15,53 7,82 1,25 24,89
2500 1,96 8 - 1,86 13,38 5,76 1,25 17,68
2100 1,96 5 - 1,61 11,32 4,53 1,25 12,91
1700 1,71 2 - 1,32 9,02 2,78 1,25 8,12
1300 1,59 1 - 1,12 7,84 2,09 1,25 5,92

12
Gambar 4.14 Kurva head terhadap debit pompa seri

Hasil perhitungan head instalasi pompa paralel yang didapat


menggunakan persamaan 2.1, sesuai dengan data hasil pengujian dapat dilihat
pada tabel 4.10 dan gambar 4.15 menunjukan kurva head terhadap debit.

Tabel 4.10 Hasil perhitungan head pompa paralel menggunakan persamaan 2.1

Variasi Pressure Kecepatan


(Rpm) Aliran Debit Hftot Z Head
Ps Pd Vs Vd (l/min) (m) (m) (m)
(-Psi) (Psi) (m/s) (m/s)
2900 1,96 15 - 1,54 27,43 1,96 1,25 15,24
2500 1,96 12 - 1,40 23,74 1,62 1,25 12,77
2100 1,84 7,5 - 1,08 19,35 1,03 1,25 8,89
1700 1,59 5 - 0,88 15,02 0,57 1,25 6,48
1300 1,47 2 - 0,65 11,37 0,34 1,25 4,04

13
Gambar 4.15 Kurva head terhadap putaran pompa paralel

4.5 Temuan - Temuan dari Hasil Pengujian


Setelah dilakukannya pengujian pada instalasi pompa seri dan paralel
ini, penulis mendapatkan beberapa temuan, yaitu:
a. Putaran pada motor pompa 2 lebih cepat dibandingkan dengan pompa 1,
hal ini dapat berpengaruh terhadap debit yang dihasilkan.
b. Pada saat pengujian pompa tunggal, debit lebih rendah daripada
menggunakan dua pompa.
c. Pada setiap percobaan dengan variasi putaran yang berbeda berpengaruh
pada tekanan dan debit. Dimana semakin tinggi putaran maka tekanan dan
debit akan meningkat.
d. Tekanan suction lebih rendah daripada tekanan discharge.

14
15

Anda mungkin juga menyukai