Abstrak
Model pendokumentasian asuhan keperawatan mengalami perkembangan yang cukup pesat,
seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendokumentasian asuhan keperawatan
sebagai ujung tombak sarana komunikasi antar profesi yang terlibat dalam pemberian layanan
kesehatan. Kondisi nyata masih sering terlihat adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
belum difungsikan dengan benar dan masih difungsikan seperti dokumentasi biasa.
Dampaknya banyak perawat kurang memperhatikan pendokumentasian asuhan keperawatan,
sehingga pendokumentasian asuhan keperawatan menjadi kurang bermakna dalam tim
pemberi layanan kesehatan. Kemajuan teknologi informasi dikembangkan agar
pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilaksanakan dengan sistematis, dapat
merekam semua aspek perawatan klinis sejalan dengan persyaratan hukum dan organisasi
perawat.
Pendahuluan
Dokumentasi keperawatan menggambarkan keadaan perkembangan pasien,
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan dan mendokumentasikan
asuhan keperawatan untuk masa yang akan datang. Pendokumentasian menjadi media
komunikasi yang efektif antara profesi dalam satu tim pelayanan kesehatan.
Pendokumentasian asuhan keperawatan bukan hanya sekedar menuliskan sesuatu dalam
lembar dokumentasi, tetapi sebelum didokumentasikan harus dianalisis apa yang akan
didokumentasikan, bagaimana penyusunan kalimatnya dan dimana tulisan tersebut diletakkan
(Rubbenfels & Scheffer,1999 dalam Hariyati, 2007). Keperawatan merupakan profesi yang
kompleks dan beragam. Perawat selaku pelaku profesi memiliki tanggung jawab dan
tanggunggugat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikannya kepada individu,
Dokumentasi merupakan aspek penting dari praktik keperawatan. system dokumentasi yang
ideal harus memberikan informasi klien yang komprehensif, menunjukkan hasil dan standar
klien (Twardon dan Gartner, 1993) . Dokumentasi berfungsi sebagai instrument komunikasi
meliputi status, kebutuhan, dan kegiatan askep yang telah dilakukan dan direncanakan untuk
pasien tersebut. Dokumentasi keperawatan mempunyai proporsi yang besar dari perjalanan
perkembangan klinis pasien sampai dengan menginformasikan situasi yang terjadi selama
asuhan dilakukan. Selain sebagai sarana komunikasi dokumentasi juga dijadikan media
koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu
fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan.
Rekam medis adalah suatu dokumentasi yang didalamnya berisi dari catatan tim kesehatan
yang salh satunya perawat, hanya saja perawat di rumah sakit sering melupakan
pendokumentasian tersebut dengan alasan tenaga yang kurang sehingga tidak sempat
menulis pendokumentasian asuhan keperawatan yang menjadi tugas pokok sebagai seorang
perawat.
Hasil penelitian yang dilakukan dijakarta hanya 50% rumah sakit swasta dan pemerintah
menggunakan komputer dalam pendokumentasin keperawatan. (Ramadoni, 2008). Rumah
sakit di Indonesia telah mengembangkan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
berbasis komputer sebagai upaya untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan walaupun
belum banyak.
Dokumentasi keperawatan yang akurat dan lengkap adalah sesuatu yang penting ketika
berhadapan dengan pembayaran, reimbursement, dan kualitas pelayanan menuliskan bahwa
perawat merasakan bahwa dokumentasi tertulis mereka tidak dihargai termasuk komunikasi
verbal dengan profesi lain, karena komunikasi lisan yang tidak tertulis pada dokumentasi juga
tidak dibayar. Alasan yang lain terhadap pentingnya dokumentasi asuhan perawatan yang
akurat dan lengkap jika diminta kesaksian dalam proses pengadilan.
Catatan yang terkandung dalam status (chart) pasien adalah: (Kurtiyono, 2010)
1. Data Demografik
2. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
3. Formulir Persetujuan
4. Diagnosa
5. Pengobatan
6. Catatan Perkembangan atau Kemajuan
7. Catatan Secara Berkesinambungan (flow sheet)
8. Catatan Perawat
9. Catatan Laboratorium
10. Laporan Rontgen ( X – Ray )
11. Ringkasan Pasien Pulang
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari berbagai aspek
(Carpenito,2000):
1. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi yang bernilai
hukum. Bila terjadi masalah yang berhubungna dengan profesi keperawatan dimana
2. Jaminan Mutu
Pencatatan data klien yang akurat akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam
membantu menyelesaikan masalah klien, dan untuk mengetahui sejauh mana masalah
klien dapat diatasi, dan dimonitor melalui dokumnetasi yang akurat. Hal ini akan
meningkatkan kualitas layanan keperawatan.
3. Komunikasi
Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat dokumentasi yang ada dan sebagai alat
komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Keuangan
Semua asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan telah diberikan didokumentasikan
dengan lengkap dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya
bagi klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi bernilai pendidikan, karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan
asuhan keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran
bagi peserta didik atau profesi keperawatan.
6. Penelitian
Doumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat didalamnya
mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan atau objek riset pengembangan
profesi keperawatan.
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Tingkat keberhasilan
Penelitian dan beberapa ulasan terkait dengan rekam medis berbasis komputer
mengisyaratkan bahwa EPR merupakan salah satu solusi dalam mengatasi masalah mutu
asuhan layanan kesehatan, termasuk keperawatan. Penelitian membuktikan ada beberapa
perbaikan apabila sistem EPR dilaksanakan yaitu mutu pelayanan meningkat, pengeluaran
rumah sakit menurun dan hal ini berdampak terhadap eksistensi rumah sakit selaku penyedia
layanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Goorman, E., & Berg, M. (2000). Modelling nursing activities: Electronic patient
records and their discontents. Nursing Inquiry, 7(1), 3.
Green, D dan thomas, D., (2008). Interdisciplinary collaboration and eletronic medical
record. Pediatric nursing/May-june 2008/vol. 34/No. 3
Holmes, S., Kavanaugh, F., Kennedy, B., (2008). Life experiences of registered nures :
impact of the electronic medical record. Capella University in United States.
Howard, Ron. (2009). Nurse acceptance and perception of electronic medical record.
Highland Heigths, kentucky in United States.
Klehr, J., Hafner, J., Mylrea, L., Steen, S., Weaver, K., (2009). Implementation of
standardized nomenclature in the electronic medical record. International journal of
nursing terminologis and classifications, Volume 20, No. 4, October-december 2009.
Kennedy, D., Pallikkathayil, L., Warren, J., (2009). Using a modified electronic health
record to develop nursing process skills. Journal of nursing education, February 2009,
vol. 48, No. 2
Murphy, J., (2010). The Journey to meaningful use of electronic health record. Nursing
Economics / July – august 2010/vol.28/No.4
Schumacher, D., (2010). The Electronic medical record and clinical nursing student
instructions : tips and trick for success. The journal of continuing education in nursing,
vol. 41, No. 3, 2010.