DISUSUN OLEH :
ALFIA YULISA
ANA LATIFAH
ANGGI PERMATA SARI
ANGGRAENI
ANISA NOVITA AINI
ANNISA
AYU FITRIA NINGSIH
BELTARIA REVINA
Alhamdulillah kami ucapkan, sebagai tanda syukur kehadirat Allah SWTyang telah
memberikan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep tumbuh kembang neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah”.
Shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat sekalian
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam
menyelesaikan tugas ini kami telah berusaha semaksimal mungkin namun karena keterbasan
pengetahuan dan pengalaman kami, sehingga tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
sangat mengharapkan saran-saran dankritikan yang bersifat membangun guna menyempurkan
tugas di masa yang akan datang .Demikian tugas ini kami kerjakan, atas dukungan dari semua
pihak kamiucapkan terimakasih
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.2 Kelainan Letak Pada Janin........................................................................................ 2
2.2.1.2 Etiologi................................................................................................................... 2
2.2.1.3 Diagnosa................................................................................................................. 3
2.2.1.4 Prognosa................................................................................................................. 3
2.2.1.5 Bentuk-bentuk Letak Sungsang............................................................................. 3
2.2.1.6 Cara Kelahiran Dengan Letak Sungsang............................................................... 4
2.2.1.7 Proses Kelahiran Pada Letak Sungsang................................................................. 4
2.2.1.8 Mekanisme Persalinan Letak Sungsang................................................................. 4
2.2.1.9 Persalinan Letak Sungsang.................................................................................... 5
2.2.1.10 Komplikasi........................................................................................................... 8
2.2.2 Letak Lintang.......................................................................................................... 9
2.2.2.1 Pengertian.............................................................................................................. 9
2.2.2.2 Etiologi.................................................................................................................. 9
2.2.2.3 Diagnosa............................................................................................................... 10
2.2.2.4 Prognosa............................................................................................................... 10
2.2.2.5 Jenis-jenis Letak Lintang..................................................................................... 10
2.2.2.6 Sikap-sikap Dalam Hal Letak Lintang................................................................. 10
2.2.2.7 Jalannya Persalinan Pada Letak Lintang.............................................................. 11
2.2.2.8 Mekanisme Persalinan Letak Lintang.................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau sering kita sebut letak
biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim memanjang dengan
kepala sebelah bawah dalam fleksi, artinya dengan ubun-ubun kecil yang paling rendah.
Dalam hal ini kedudukan anak harus pula normal, yakni punggung membungkuk sedikit, kaki
terlipat pada pangkal paha dan lekuk lutut rapat ke badan , sedangkan kedua lengan bersilang
dan merapat ke dada.
Kelainan letak janin dalam rahim ibu dapat menyebabkan permasalahan pada proses
persalinan yang berakibat buruk bagi janin dan juga ibunya. Kelainan letak tubuh janin
terbagi menjadi dua, yaitu letak sungsang dan letak lintang.
Letak sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan luar apabila bagian bawah uterus tidak
teraba bagian keras dan bulat, yaitu kepala, dan kepala teraba di fundus. Denyut jantung
janin pada umunya ditemukan setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus ibu. Sedangkan letak
lintang dapat diketahui dengan palpasi menunjukan bahwa fundus uteri tempatnya agak
rendah jika dibandingkan dengan usia kehamilan, bagian bawah tidak teraba bagian besar,
kepala janin teraba dibagian kiri atau bagian kanan perut ibu.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kelalaian
letak. Dengan cara memeriksakan kehamilannya dan penyulit serta komplikasi termasuk
penatalaksanaan dan rujukan bila diperlukan dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu
panjang ibu, situs memanjang atau membujur.
Situs memanjang adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada
letak kepala atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang janin melintang
terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu
panjang ibu.
Frekuensi situs memanjang 99,6% (96% letak kepala, 3,6% letak bokong) dan 0,4% letak
lintang atau miring.
2.2 Kelainan Letak Pada Janin
Kelainan letak pada janin terbagi menjadi dua yaitu, letak sungsang dan letak lintang.
2.2.1.2 Etiologi
1. Sudut ibu
a. Keadaan rahim
Rahim arkuatus
Septum pada rahim
Uterus dupleks
Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan placenta
Plasenta letak rendah
Plasenta previa
2. Sudut Janin
Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
Hidrocefalus dan anenafalus
Kehamilan kembar
Hidramnion / oligohidramnion
Prematuritas
2.2.1.3 Diagnosa
1. Palpasi
Kepala berada di fundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri atau
kanan.
2. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
3. Pemeriksaan dalam
Dapat di raba OS sakrum, tuber ischii dan anus kadang-kadang kaki (pada
letak kaki)
4. Pemeriksaan foto rontgen :
bayangan kepala di fundus
2.2.1.4 Prognosa
Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang kurang baik dari letak
kepala, karena biasanya ketuban pecah terlebih dahulu, partus belangsung lebih lama dan
kemungkinan infeksi lebih besar.
Terhadap anak prognosa lebih buruk lagi karena sering lahir tidak genap bulannya, dalam hal
letak sungsang juga ada kemungkinan besar timbulnya prolapsus foeniculli. Ini disebabkan
pusat letaknya lebih dekat pada ostium internum uteri dan antara tungkai dan badan anak
terdapat ruangan yang agak luas.
5. Persalinan Bahu Menurut Locuset
Untuk melahirkan bahu berdasarkan
Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang
Bahu depan yang berada dibawah simfisis bila diputar menjadi bahu
belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis terjadi
persalinan.
Bahu belakang setelah putaran 90° menjadi bahu depan kedudukannya
menjadi lebih rendah sehingga secara otomatis terjadi persalinan.
Pada waktu melakukan putaran di sertai tarikan sehingga dengan putaran
tersebut kadua bahu di lahirkan.
6. Persalinan Kepala Menurut Mauriceau Veit Smellie
Badan anak di tunggangkan pada tangan kiri
Tali pusat di longgarkan
Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi. 2 lain di letakkan pada
tulang pipi serta menekan ke arah badan bayi sehingga fleksi kepala dapat
di pertahankan
Tangan kanan memegang bayi (leher) menarik curam ke bawah sampai
sub oksiput sebagai hipomoklion. Kepala bayi diputar keatas sehingga
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, kepala bayi
seluruhnya.
7. Persalinan Kepala Dengan Ekstraksi Farcep
Seluruhnya badan bayi di bungkus dengan duk steril di angkat ke atas
sehingga kepala bayi mudah di lihat untuk aplikasi forcep.
Daun forcep kiri di pasang terlebih dahulu, diikuti daun forcep kanan,
dilakukan penguncian forcep
Badan bayi di tunggangkan pada gagang forcep
Dilakukan tarikan curam ke bawah sehingga sub oksiput berada di bawah
simphisis, dilakukan tarikan keatas sehingga berturut-turut lahir dagu
mulut dan hidung.
Mata dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
Bayi diletakkan di tas perut ibu, untuk memotong tali pusat.
Lendir di bersihkan dari jalan nafas
Selanjutnya di lakukan perawatan sebagaimana mestinya.
8. Ekstraksi bokong total
Ekstraksi bokong total bila proses persalinan letak sungsang seluruhnya dilakukan
dengan kekuatan dari penolong sendiri. Bentuk pertolongan ekstraksi bokong total mencari
ekstraksi bokong dan kaki (satu kaki, dua kaki).
a. Ekstraksi bokong dilakukan
Jari telunjuk tangan kanan di masukkan agar dapat mencapai pelipatan paha depan.
Dengan mengait pada spina ischadica anterior superior dilakukan tarikan curam ke
bawah sehingga trochanter depan dapat dilahirkan.
Setelah trochanter depan lahir dilakukan tarikan ke atas sehingga trochanter belakang
mencapai perineum.
Setelah trochanter belakang mencapai perineum telunjuk tangan kiri di masukkan ke
pelepatan paha dan spina ischadica anterior superior belakang.
Dengan kedua telunjuk dilakukan persalinan seperti metode secara klasik, kombinasi
dengan tindakan loevset.
Persalinan kepala dilakukan menurut Mauriceau V. Smellie.
Setelah bayi lahir dilakukan perawatan sebagaimana mestinya.
b. Ekstraksi Kaki
Ekstraksi kaki lebih mudah dibandingkan dengan ekstraksi bokong, oleh karena itu,
bila diperkirakan akan melakukan ekstraksi bokong di ubah menjadi letak kaki menurunkan
kaki beradarkan profilaksis pinard yaitu pembukaan sedikitnya 7 cm ketubah telah pecah atau
dipecahkan dan diturunkan kaki kedepan. Bila terdapat indikasi dilakukan ekstraksi kaki
dengan seluruh kekuatan berasal dari penolong persalinan.
2.2.1.10 Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang terdiri atas:
1) Komplikasi pada ibu
a. Perdarahan
b. Robekan jalan lahir
c. Infeksi
2) Komplikasi pada bayi
a. Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh:
Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir), perdarahan atau
edema jaringan otak, kerusakan medula oblongata, kerusakan persendian
tulang leher, kematian bayi karena asfiksia berat.
b. Trauma persalinan dikarenakan dislokasi-fraktur persendian dan tulang
ekstremitas, Kerusakan alat vital( limpa, hati, paru-paru atau jantung), Dislokasi
fraktur persendian tulang leher (fraktur tulang dasar).
kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga ; kerusakan pada jaringan otak).
c. Infeksi, dapat terjadi karena :
(1) Persalinan berlangsung lama
(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
(3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
2.2.2 Letak Lintang
2.2.2.1 Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam perut ibu dengan
kepala pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada letak lintang bahu menjadi
bagian terendah, maka juga disebut presentasi bahu atau presentasi acromion. Punggung janin
berada didepan (darso anterior) dibelakang (darso posterior), diatas (darso superior), atau
dibawah (darso inferior).
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu.
2.2.2.2 Etiologi
Penyebab utama :
Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi
Janin prematur
Plasenta previa
Uterus abnormal
Cairan amnion berlebih
Panggul sempit
2.2.2.3 Diagnosa
Pada pemeriksaan abdomen, uterus tampak lebih melebar dan fundus uterus lebih rendah
tidak sesuai dengan umur kehamilan. Pada palpasi sumbu panjang janin melintang, tidak
teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada sympisis pubis. Kepala biasanya teraba
didaerah punggung.
2.2.2.4 Prognosa
Hal ini tergantung pada kondisi dan cara si ibu mendapatkan pertolongan. Apabila partus
dibiarkan berlangsung dengan sendirinya, maka hampir dapat dipastikan bahwa si ibu akan
mengalami kesulitan yang berat, hingga mengakibatkan kematian.
2.2.2.5 Jenis-jenis Letak Lintang
1) Kepala anak bisa terletak disebelah kiri (letak lintang I)
2) Kepala anak bisa terletak disebelah kanan (letak lintang II)
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam waktu persalinan yaitu:
a.Dalam hal ketuban belum pecah
Jika pembukaan masih kecil (kurang dari 5 cm) maka dicoba memutar letak
anak (versi luar) hingga menjadi letak kepala atau letak sungsang. Pada pembukaan
lebih dari 5 cm janganlah dicoba untuk melakukan versi luar karena berhubungan
dengan pecahnya ketuban.Oleh karena itu sebaiknya si ibu disuruh berbaring miring
dan dilarang mengejan.
b. Apabila ketuban sudah pecah
Untuk pembukaan belum lengkap; maka sebaiknya menunggu sampai pembukaan
telah lengkap dan setelah itu dilaukan versi dan ekstraksi. Untuk mengetahui
pembukaan tersebut belum lengkap adalah dengan memasukan tinju melalui lingkaran
pembukaan.
Dalam hal pembukaan sudah lengkap; maka harus ditentukan terlebih dahulu apakah letak
lintang ini belum kasip atau sudah kasip. Jadi apakah masih dapat kita melakukan versi dan
ekstraksi atau tidak.
2.2.2.7 Jalannya Persalinan Pada Letak Lintang
Waktu persalinan karena datangnya his, mungkin uterus mencoba mengambil bentuk
awalnya yaitu memanjang dari atas kebawah, dan dengan demikian memutar anak dari letak
lintang menjadi letak bujur (letak kepala atau letak sungsang), akan tetapi hal ini jarang
terjadi, kebanyakan anak tetap tinggal dalam letak lintang. Pada awal persalinan dalam letak
lintang, pintu atas panggul tidaklah tertutup oleh bagian bawah anak seperti pada letak
kepala. Oleh karena itu sering kali ketuban pecah terlebih dahulu sebelum pembukaan
lengkap atau hampir lengkap. Setelah ketuban pecah maka his juga tidak begitu kuat, karena
tidak ada tekanan bagian bawah anak pada cervik uteri, dengan demikian persalinan
berlangsung lebih lama.