Anda di halaman 1dari 15

MENDETEKSI ADANYA KOMPLIKASI DAN PENYULIT

PERSALINAN KALA II ( KELAINAN LETAK )

DISUSUN OLEH :

ALFIA YULISA
ANA LATIFAH
ANGGI PERMATA SARI
ANGGRAENI
ANISA NOVITA AINI
ANNISA
AYU FITRIA NINGSIH
BELTARIA REVINA

AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan, sebagai tanda syukur kehadirat Allah SWTyang telah
memberikan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep tumbuh kembang neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah”.
 Shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat sekalian
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam
menyelesaikan tugas ini kami telah berusaha semaksimal mungkin namun karena keterbasan
pengetahuan dan pengalaman kami, sehingga tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
sangat mengharapkan saran-saran dankritikan yang bersifat membangun guna menyempurkan
tugas di masa yang akan datang .Demikian tugas ini kami kerjakan, atas dukungan dari semua
pihak kamiucapkan terimakasih

Bandar Lampung, Desember 2019

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2    Tujuan......................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengertian
2.2    Kelainan Letak Pada Janin........................................................................................ 2
2.2.1.2 Etiologi................................................................................................................... 2
2.2.1.3 Diagnosa................................................................................................................. 3
2.2.1.4 Prognosa................................................................................................................. 3
2.2.1.5 Bentuk-bentuk Letak Sungsang............................................................................. 3
2.2.1.6 Cara Kelahiran Dengan Letak Sungsang............................................................... 4
2.2.1.7 Proses Kelahiran Pada Letak Sungsang................................................................. 4
2.2.1.8 Mekanisme Persalinan Letak Sungsang................................................................. 4
2.2.1.9 Persalinan Letak Sungsang.................................................................................... 5
2.2.1.10 Komplikasi........................................................................................................... 8
2.2.2   Letak Lintang.......................................................................................................... 9
2.2.2.1 Pengertian.............................................................................................................. 9
2.2.2.2 Etiologi.................................................................................................................. 9
2.2.2.3 Diagnosa............................................................................................................... 10
2.2.2.4 Prognosa............................................................................................................... 10
2.2.2.5 Jenis-jenis Letak Lintang..................................................................................... 10
2.2.2.6 Sikap-sikap Dalam Hal Letak Lintang................................................................. 10
2.2.2.7 Jalannya Persalinan Pada Letak Lintang.............................................................. 11
2.2.2.8 Mekanisme Persalinan Letak Lintang.................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau sering kita sebut letak
biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim memanjang dengan
kepala sebelah bawah dalam fleksi, artinya dengan ubun-ubun kecil yang paling rendah.
Dalam hal ini kedudukan anak harus pula normal, yakni punggung membungkuk sedikit, kaki
terlipat pada pangkal paha dan lekuk lutut rapat ke badan , sedangkan kedua lengan bersilang
dan merapat ke dada.
Kelainan letak janin dalam rahim ibu dapat menyebabkan  permasalahan pada proses
persalinan yang berakibat buruk bagi janin dan juga ibunya. Kelainan letak tubuh janin
terbagi menjadi dua, yaitu letak sungsang dan letak lintang.
Letak sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan luar apabila  bagian bawah uterus tidak
teraba bagian  keras dan bulat, yaitu kepala, dan kepala teraba di fundus. Denyut jantung
janin pada umunya ditemukan setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus ibu. Sedangkan letak
lintang dapat diketahui dengan palpasi menunjukan bahwa fundus uteri tempatnya agak
rendah jika dibandingkan dengan usia kehamilan,  bagian bawah tidak teraba bagian besar,
kepala janin teraba dibagian kiri atau bagian kanan perut ibu.

1.2  Tujuan
            Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kelalaian
letak. Dengan cara memeriksakan kehamilannya dan penyulit serta komplikasi termasuk
penatalaksanaan dan rujukan bila diperlukan dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu
panjang ibu, situs memanjang atau membujur.
Situs memanjang adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada
letak kepala atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang janin melintang
terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu
panjang ibu.
Frekuensi situs memanjang 99,6% (96% letak kepala, 3,6% letak bokong) dan 0,4% letak
lintang atau miring.
2.2 Kelainan Letak Pada Janin
Kelainan letak pada janin terbagi menjadi dua yaitu, letak sungsang dan letak lintang.
2.2.1.2 Etiologi
1. Sudut ibu
a. Keadaan rahim
 Rahim  arkuatus
 Septum pada rahim
 Uterus dupleks
 Mioma bersama kehamilan
           
b. Keadaan placenta
 Plasenta letak rendah
 Plasenta previa

c.  Keadaan jalan lahir


 Kesempitan panggul
 Deformitas tulang panggul
 Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran posisi kepala

2.  Sudut Janin
 Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
 Hidrocefalus dan anenafalus
 Kehamilan kembar
 Hidramnion / oligohidramnion
 Prematuritas
2.2.1.3 Diagnosa
1. Palpasi
Kepala berada di fundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri atau
kanan.
2.  Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
3. Pemeriksaan dalam
Dapat di raba OS sakrum, tuber ischii dan anus kadang-kadang kaki (pada
letak kaki) 
4. Pemeriksaan foto rontgen : 
bayangan kepala di fundus  

2.2.1.4  Prognosa
Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang kurang baik dari letak
kepala, karena biasanya ketuban pecah terlebih dahulu, partus belangsung lebih lama dan
kemungkinan infeksi lebih besar.
Terhadap anak prognosa lebih buruk lagi karena sering lahir tidak genap bulannya, dalam hal
letak sungsang juga ada kemungkinan besar timbulnya prolapsus foeniculli. Ini disebabkan
pusat letaknya lebih dekat pada ostium internum uteri dan antara tungkai dan badan anak
terdapat ruangan yang agak luas.

2.2.1.5  Bentuk–bentuk Letak Sungsang


Ada 4 tipe letak sungsang:
1. Complete/flexed brech, pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki
menutupi bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida.
2. Extended brech (frank brech) pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ektensi, sehingga
kaki berada dekat kepala, sering terjadi pada primi yang prematur.
     3.  Presentesi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong.
4.  Presentasi lutut, janin berada dalam posisi 1 atau kedua lutut berada di bawah
bokong.

2.2.1.6  Cara Kelahiran Dengan Letak Sungsang


Bokong turun melalui pintu atas panggul ialah dengan garis pangkal paha dalam
ukuran melintang atau miring terhadap pintu atas panggul kadang juga dalam ukuran
memanjang (ukuran muka belakang).  Jika bokong anak sudah sampai atau hampir sampai
dasar panggul, maka atas pengaruh dasar panggul ini disertai oleh pengaruh aksi panggul,
bokong anak jadi berputar, hingga garis pangkal paha terletak dalam ukuran muka
belakang, hingga lahirlah seluruh bokong  anak, mulai dari dasar panggul sampai lahirnya
pantat dan seterusnya yang terlihat adalah tulang belakang pinggang anak membengkok
kearah luar (laterofleksi).
Setelah seluruh pantat lahir gerakan laterofleksi berlangsung terus tetapi lambat laun
punggung anak berputar ke atas hingga badan anak tersebut menjadi mengedik (terjadi
lordose) terlebih lagi jia kaki sudah lahir. Lebih banyak bagian badan anak yang lahir,
gerakan itu menjadi lebih bebas dan tulang belakang anak lebih suka mengadakan lordose.
Pada letak sungsang lahirnya lengan anak bersamaan dengan dada dan bahu. Setelah itu
kepala anak turun kedalam rongga panggul dengan sutura sagittalis dalam ukuran melintang.
Sesampainya dalam rongga panggul, kepala anak akan menekur tersebut  (dalam fleksi)
berputar hingga dagu berada dibelakang.  Bagian belakang kepala anak (subbociput) lahir
dibawah simpisis dan dengan bagian ini lahirlah hyphomochilion lahirlah berturut –turut
dagu , muka dan kening melewati perineum.

2.2.1.7  Proses Kelahiran Pada Letak Sungsang


Pada umumnya persalinan dalam letak sungsang berlangsung lebih lama hal ini
dikarenakan his sering kali tidak terlalu kuat akibat tekanan pantat atau bokong tidak terlalu
kuat seperti tekanan kepala. Sehingga tekanannya pada bagian bawah rahim pun berkurang,
dimana terdapat pusat ganglion yang mempengaruhi his. Terlebih saat ketuban pecah
pembukaan canalis servikalis oleh pantat tidak begitu cepat seperti pada letak kepala.
Selain itu, yang menimbulkan bahaya bagi anak dalam persalinan letak sungsang adalah
setelah pantat lahir, maka ruangan dalam rahim mengecil dan hal tersebut dapat
menimbulkan gangguan dalam peredaran darah urin. Akan tetapi bahaya lebih besar ialah
jika anak sudah lahir sampai keperut, tali pusat menjadi tertekan oleh kepala anak (yang
sudah turun dirongga panggul) dan tulang panggul, sehingga peredaran darah dalam tali pusat
tersebut tertahan.

2.2.1.8  Mekanisme Persalinan Letak Sungsang


 Persalinan bokong
 Persalinan bahu
 Persalinan kepala  

2.2.1.9  Persalinan Letak Sungsang


1.     Menurut Metode Broch
Persalinan Broch berhasil bila berlangsung dalam satu kali his dan mengejan.
Sedangkan penolong membantu melakukan hiperlordose tekniknya adalah sebagai berikut :
 Saat bokong tampak di suntikan aksitosis 5 unit
 Setelah bokong lahir, bokong di pegang secara broch (kedua ibu jari pada
kedua paha bayi dan keempat jari kedua tangan lainya memegang bokong
bayi)
 Dilakukan hiperlordose dengan melakukan bokong ke arah perut ibu.
 Seorang membantu melakukan tekanan kristeller pada fundus uteri saat his
mengejan.
 Lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala bayi.
 Bayi diletakkan di perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan selanjutnya di
rawat sebagaimana mestinya.   
2.     Esktraksi bokong parsial
 Pertolongan bokong sampai umbilikus berlangsung dengan kekuatan
sendiri
 Terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala
 Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan secara klasik, muller dan
leaset.
3.     Pertolongan ekstraksi bokong secara klasik
 Tangan memegang bokong dengan telunjuk pada spina ischiadika anterior
superior
 Tarik curam ke bawah sampai ujung skapula tampak
 Badan anak di pegang sehingga perut anak di dekatkan ke perut ibu,
dengan demikian kedudukan bahu belakang menjadi lebih rendah.
 Tangan lainnya (analog) menelusuri bahu belakang sampai mencapai
persendian siku.
 Tangan belakang di lahirkan dengan mendorong persediaan siku
menelusuri badan bayi.
 Badan anak di pegang sedemikian rupa, sehingga punggung anak
mendekati panggul ibu.
 Tangan lainnya menelusuri bahu dengan menuju persedian bahu/ siku.
Selanjutnya lengan atas di lahirkan dengan dorong pada persediaan siku.

Persalinan kepala di lakukan sebagai berikut


 Badan anak seluruhnya di tunggangkan pada  tangan kiri
 Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi, untuk mempertahankan
situasi fleksi
 2 jari menekan pada OS maksilaris, untuk membantu fleksi kepala.
 Tangan kanan memegang leher bayi, menarik curam ke bawah sehingga
sub oksiput berada di bawah simfisis dengan hipomoktasi
 Kepada bayi dilahirkan dengan melakukan tarikan tangan kanan sambil
melakukan putaran ke arah perut ibu
 Berturut – turut lahir, dagu, mulut, dahi dan kepala seluruhnya.
 Setelah bayi diletakkan di atas perut ibu tali pusat di potong. Lendir di
bersihkan dan selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya.
4.     Persalinan Bokong Menurut Muller
Perbedaan dengan klasik terletak pada persalinan lengan depan  dilakukan terlebih
dahulu dengan jalan :
 Punggung  bayi didekatkan ke punggun ibu sehingga skapula tampak.
 Tangan lainnya menelurusi bahu depan menuju lengan atas sampai
persedian siku untuk melahirkan lengan atas.
 Perut bayi di dekatkan ke perut ibu, tangan lain menelurisi bahu belakang
sampai persediaaan siku dan selanjutnya lengan belakang di lahirkan
 Persalinan kepala dilakukan menurut teknik mauriceau
 Setelah bayi lahir tali pusat di potong dibersihkan untuk dirawat
sebagaimana mestinya. 

5.     Persalinan Bahu Menurut Locuset
  Untuk melahirkan bahu berdasarkan
 Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang
 Bahu depan yang berada dibawah simfisis bila diputar menjadi bahu
belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis terjadi
persalinan.
 Bahu belakang setelah putaran 90° menjadi bahu depan kedudukannya
menjadi lebih rendah sehingga secara otomatis terjadi persalinan.
 Pada waktu melakukan putaran di sertai tarikan sehingga dengan putaran
tersebut kadua bahu di lahirkan.
6.  Persalinan Kepala Menurut Mauriceau Veit Smellie
 Badan anak di tunggangkan pada tangan kiri
 Tali pusat di longgarkan
 Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi. 2 lain di letakkan pada
tulang pipi serta menekan ke arah badan bayi sehingga fleksi kepala dapat
di pertahankan
 Tangan kanan memegang bayi (leher) menarik curam ke bawah sampai
sub oksiput sebagai hipomoklion. Kepala bayi diputar keatas sehingga
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, kepala bayi
seluruhnya. 
7.     Persalinan Kepala Dengan Ekstraksi Farcep
 Seluruhnya badan bayi di bungkus dengan duk steril di angkat ke atas
sehingga kepala bayi mudah di lihat untuk aplikasi forcep.
 Daun forcep kiri di pasang terlebih dahulu, diikuti daun forcep kanan,
dilakukan penguncian forcep
 Badan bayi di tunggangkan pada gagang forcep
 Dilakukan tarikan curam ke bawah sehingga sub oksiput berada di bawah
simphisis, dilakukan tarikan keatas sehingga berturut-turut lahir dagu
mulut dan hidung.
 Mata dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
 Bayi diletakkan di tas perut ibu, untuk memotong tali pusat.
 Lendir di bersihkan dari jalan nafas
 Selanjutnya di lakukan perawatan sebagaimana mestinya.
8.     Ekstraksi bokong total
  Ekstraksi bokong total bila proses persalinan letak sungsang seluruhnya dilakukan
dengan kekuatan dari penolong sendiri. Bentuk pertolongan ekstraksi bokong total mencari
ekstraksi bokong dan kaki (satu kaki, dua kaki).
a.       Ekstraksi bokong dilakukan
 Jari telunjuk tangan kanan di masukkan agar dapat mencapai pelipatan paha depan.
 Dengan mengait pada spina ischadica anterior superior dilakukan tarikan curam ke
bawah sehingga trochanter depan dapat dilahirkan.
 Setelah trochanter depan lahir dilakukan tarikan ke atas sehingga trochanter belakang
mencapai perineum.
 Setelah trochanter belakang mencapai perineum telunjuk tangan kiri di masukkan ke
pelepatan paha dan spina ischadica anterior superior belakang.
 Dengan kedua telunjuk dilakukan persalinan seperti metode secara klasik, kombinasi
dengan tindakan loevset.
 Persalinan kepala dilakukan menurut Mauriceau V. Smellie.
 Setelah bayi lahir dilakukan perawatan sebagaimana mestinya.
b.      Ekstraksi Kaki
Ekstraksi kaki lebih mudah dibandingkan dengan ekstraksi bokong, oleh karena itu,
bila diperkirakan akan melakukan ekstraksi bokong di ubah menjadi letak kaki menurunkan
kaki beradarkan profilaksis pinard yaitu pembukaan sedikitnya 7 cm ketubah telah pecah atau
dipecahkan dan diturunkan kaki kedepan. Bila terdapat indikasi dilakukan ekstraksi kaki
dengan seluruh kekuatan berasal dari penolong persalinan.

2.2.1.10        Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang terdiri atas:
1) Komplikasi pada ibu
a. Perdarahan
b. Robekan jalan lahir
c. Infeksi
2) Komplikasi pada bayi
a. Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh:
Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir), perdarahan atau
edema jaringan otak, kerusakan medula oblongata, kerusakan persendian
tulang leher, kematian bayi karena asfiksia berat.
b. Trauma persalinan dikarenakan dislokasi-fraktur persendian dan tulang
ekstremitas, Kerusakan alat vital( limpa, hati, paru-paru atau jantung), Dislokasi
fraktur persendian tulang leher (fraktur tulang dasar).
kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga ; kerusakan pada jaringan otak).
c. Infeksi, dapat terjadi karena :
(1) Persalinan berlangsung lama
(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
(3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

2.2.2   Letak Lintang
2.2.2.1  Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam perut ibu dengan
kepala pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada letak lintang bahu menjadi
bagian terendah, maka juga disebut presentasi bahu atau presentasi acromion. Punggung janin
berada didepan (darso anterior) dibelakang (darso posterior), diatas (darso superior), atau
dibawah (darso inferior).
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu.
2.2.2.2  Etiologi
Penyebab utama :
 Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi
 Janin prematur
 Plasenta previa
 Uterus abnormal
 Cairan amnion berlebih
 Panggul sempit

2.2.2.3  Diagnosa
Pada pemeriksaan abdomen, uterus tampak lebih melebar dan fundus uterus lebih rendah
tidak sesuai dengan umur kehamilan. Pada palpasi sumbu panjang janin melintang, tidak
teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada sympisis pubis. Kepala biasanya teraba
didaerah punggung.

2.2.2.4  Prognosa
Hal ini tergantung pada kondisi dan cara si ibu mendapatkan pertolongan. Apabila partus
dibiarkan berlangsung dengan sendirinya, maka hampir dapat dipastikan bahwa si ibu akan
mengalami kesulitan yang berat, hingga mengakibatkan kematian.
2.2.2.5  Jenis-jenis Letak Lintang
1)  Kepala anak bisa terletak disebelah kiri (letak lintang  I)
2)  Kepala anak bisa terletak disebelah kanan (letak lintang II)

2.2.2.6  Sikap-sikap Dalam Hal Letak Lintang


a. Waktu hamil
Jika anak berada dalam letak lintang maka dapat dikatakan tidak ada persalinan dapat
berlangsung dengan sendirinya (spontan). Berhubungan dengan itu maka sebelum partus
dimulai sebaiknya kita dapat merubah letak anak tersebut menjadi letak kepala yaitu dengan
melakukan putaran versi luar.
b.Waktu persalinan
Apabila bidan menentukan diagnosa letak lintang pada seorang perempuan yang
sedang bersalin, maka ia haruslah berusaha supaya si ibu segera dibawa ke rumah
sakit, dimana persalinan dapat diawasi dengan sebaik-baiknya.

 Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam waktu persalinan yaitu:
a.Dalam hal ketuban belum pecah
Jika pembukaan masih kecil (kurang dari 5 cm) maka dicoba memutar letak
anak (versi luar) hingga menjadi letak kepala atau letak sungsang. Pada pembukaan
lebih dari 5 cm janganlah dicoba untuk melakukan versi luar karena berhubungan
dengan pecahnya ketuban.Oleh karena itu sebaiknya si ibu disuruh berbaring miring
dan dilarang mengejan.
b. Apabila ketuban sudah pecah
Untuk pembukaan belum lengkap; maka sebaiknya menunggu sampai pembukaan
telah lengkap dan setelah itu dilaukan versi dan ekstraksi. Untuk mengetahui
pembukaan tersebut belum lengkap adalah dengan memasukan tinju melalui lingkaran
pembukaan.
Dalam hal pembukaan sudah lengkap; maka harus ditentukan terlebih dahulu apakah letak
lintang ini belum kasip atau sudah kasip. Jadi apakah masih dapat kita melakukan versi dan
ekstraksi atau tidak.
2.2.2.7 Jalannya Persalinan Pada Letak Lintang
Waktu persalinan karena datangnya his, mungkin uterus mencoba mengambil bentuk
awalnya yaitu memanjang dari atas kebawah, dan dengan demikian memutar anak dari letak
lintang menjadi letak bujur (letak kepala atau letak sungsang), akan tetapi hal ini jarang
terjadi, kebanyakan anak tetap tinggal dalam letak lintang. Pada awal persalinan dalam letak
lintang, pintu atas panggul tidaklah tertutup oleh bagian bawah anak seperti pada letak
kepala. Oleh karena itu sering kali ketuban pecah terlebih dahulu sebelum pembukaan
lengkap atau hampir lengkap. Setelah ketuban pecah maka his juga tidak begitu kuat, karena
tidak ada tekanan bagian bawah anak pada cervik uteri, dengan demikian persalinan
berlangsung lebih lama.

2.2.2.8  Mekanisme Persalinan Letak Lintang


Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat
terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan dapat menyebabkan kematian janin atau
rupture uteri.
Bahu masuk dalam panggul,sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian-
bagian tubuh lainnya janin tidak dapat lagi turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga
panggul. Segmen atas uterus berkontraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar dan
menipis sebagai usaha untuk mengeluarkan janin.
Keadaan ini disebut lintang kasip, yang butuh pertolongan segera, kalau janin kecil sudah
mati dan menjadi lembek dapat terjadi persalinan spontan. Janin lahir dalam keadaan terlipat
melalui jalan lahir (konduplikasio) atau lahir dengan evolusio spontanea menurut cara
denman atau douglas.
 Pada cara denman laterofleksi : terjadi pada atas dan tulang belakang bagian bawah
setelah bahu lahir, lahirlah bokong lalu kemudian dada dan kepala.
 Pada cara douglas laterofleksi terjadi kebawah dan pada tulang pinggang / belakang
bagian atas setelah bahu lahir .lahirlah sisi thorax, perut, bokong dan menyusul
kepala.
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati Y.2010 Asuhan Kehamilan Ed.2.Yogyakarta:Fitrimaya


Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta :
EGC. 1998
Manuaba.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan edisi 2. Jakarta:EGC
Mochtar Rustam. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC, 1998
Varney,Hellen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4.vol I. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai