Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan
1. Definisi
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita
normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu
faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan
(Irwan, 2012).
Kesehatan seksual adalah “suatu keadaan kesejahteraan fisik, emosional, mental,
dan sosial yang berhubungan dengan seksualitas, tidak hanya sekedar bebas dari
penyakit, disfungsi atau kelemahan (WHO, 2015).

Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu


baru. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk
menghasilkan suatu generasi selanjutnya.

2. Fisiologi Sistem
Sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan, serta
mengantarkan sperma untuk membuahi sel telur. Sedangkan, sistem reproduksi
wanita memiliki fungsi untuk memproduksi sel telur dan menyediakan tempat
untuk janin selama kehamilan. Kedua fungsi tersebut saling melengkapi dalam
proses reproduksi.
a.  Seksual yang Sehat Meliputi :
    Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.
    Bersikap positif terhadap seksual.
    Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang seksualitas.
    Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran.
b. Karakteristik Kesehatan Seks :
 Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan
kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
 Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap
penampilan pribadi
    Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua individu yang
mempunyai tujuan
    Mendapatkan keturunan (reproduksi)
    Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
    Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain
Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan,
emosional dan cinta.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Seksualitas/ masalah seksual.

a. Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional, dan


biologis
b. Kultur / budaya : berpakaian,tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan
sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi
budaya
c. Nilai-nilai Realigi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah
d. Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual
karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra
tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau
pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien
kehilangan perasaannya secara seksual.
e. Hospitalisasi : 
1. Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
2. Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku  secara seksual
melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
3. Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga diri
dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.

4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi

a. Penganiayaan seksual :
1. Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan seksual, perkosaan,
pedofilia, pornografi anak
2. Efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis --- disfungsi
seksual. Contoh :Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama masa
kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah.
3. Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko terhadap masalah
kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi peningkatan
keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka melakukan tindak
kekerasan.
4. Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku
penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang.
b. Aborsi  
1. Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang
berhubungan seks sebelum nikah.
2. Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
3. Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka
c.  Penyakit menular seksual (PMS) :
1. Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
2. PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada pasangannya selama
kontak seksual yang intim tempat penularannya biasanya genital, tetapi
mungkin juga tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
3. Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis disebabkan oleh bakteri
4. Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus

d. Penyakit/Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual Seseorang


1. Nyeri kronis
2. Diabetes melitus
3. Penyakit kardio vaskular
4. Penyakit-penyakit sendi
5. Pembedahan/ body image
6. Gangguan mental
7. Penyakit menular seksual
8. Obat-obatan
B. Rencana Asuhan klien dengan Gangguan Kebutuhan Seksualitas
1. Pengkajian
 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat penyakit terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
   Riwayat seksual

a. Klien yang menerima perawatan   kehamilan, PMS, infertility,


kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi
fungsi seksual (peny.jantung, DM, dll)
d. Pengkajian seksual mencakup :
   Riwayat Kesehatan seksual
a. Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
b. Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat
   Pengkajian fisik
a. Inspeksi dan palpasi
b. Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya
riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tdk normal dari
genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.
 Identifikasi klien yang berisiko
a. Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
Adanya ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah
melahirkan, abnormalitas anatomi genital
b. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
c. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
d. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual;
kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
e. Ggn aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan
Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi.
 Pemeriksaan Penunjang
a. Hematologi (pemeriksaan darah lengkap)
b. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN) glukosa, tiroid, adrenal, fungsi
hati dan ginjal
c. Serologi terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis
d. Urinalis, skrining obat, pemeriksaan tinja untuk darah tersamar
 Diagnosa
Diagnosa 1: Disfungsi seksual
a. Definisi
Suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan disfungsi
seksual selama fase respons seksual berupa hasrat, terangsang, atau
orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna, atau tidak
adekuat.
b. Batasan karakteristik
c. Gangguan aktvitas seksual
d. Gangguan eksitasi seksual
e. Gangguan kepuasan seksual
f. Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual
g. Merasakan keterbatasan seksual
h. Penurunan hasrat seksual
i. Perubahan fungsi seksual yang tidak diinginkan
j. Perubahan minat terhadap diri sendiri
k. Perubahan minat terhadap orang lain
l. Perubahan peran seksual
c. Faktor yang berhubungan
a. Adanya penganiayaan (mis, fisik, psikologis dan seksual)
b. Gangguan fungsi tubuh ( karena anomali, penyakit,medikasi,
kehamilan, radiasi, bedah, trauma.dll)
c. Konflik nilai
d. Kurang pengetahuan tentang fungsi seksual
e. Model pera tidak adekuat
f. Penganiayaan psikososial(misal, pengawasan,manipulasi,dan
penganiayaan verbal)
g. Salah informasi tentang fungsi seksual
h. Tidak ada orang terdekat
i. Tidak ada privasi

Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pola Seksual


a. Definisi: Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas induvidu
b. Batasan Karateristik
a. Kesulitan dalam aktivitas seksual
b. Kesulitan dalam perilaku seksual
c. Konflik nilai
d. Perubahan dalam hubungan dengan orang terdekat
e. Perubahan pada aktivitas seksual
f. Perubahan pada perilaku seksual
g. Perubahan peran seksual
c. Faktor Yang Berhubungan
a. Hambatan dalam hubungan dengan orang terdekat
b. Konflik dengan orientasi seksual
c. Konflik dengan perbedaan varian
d. Kurang keterampilan tentang alternatif yang berhubungan dengan
seksual
e. kurang pengetahuan tentang alternatif yang berhubungan dengan
seksual
f. Model peran tidak cukup
g. Takut hamil
h. Takut infeksi menular seksual
i. Tidak ada orang terdekat
j. Tidak ada privasi
Diagnosa 3 : Reaksi Ketidakefektifan Proses Kehamilan – Melahirkan
a. Definisi
Rentan terhadap tidak cocoknya konteks lingkungan, norma, dan harapan
tentang kehamilan, proses melahirkan, dan perawatan bayi baru lahir.
b. Batasan Karakteristik
Selama Kehamilan:
- Tidak mengakses sistem pendukung yang tepat
- Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat
(nutrisi,tidur, eliminasi dan hygiene)
- Tidak melaporkan penanganan gejala tidak nyaman dalam
kehamilan
- Tidak datang ke pelaynan kesehatan secara konsisten
Selama Persalinan dan Melahirkan:
- Tidak menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi
- Tidak berespon dengan tepat untuk kala persalinan
- Kurang proaktif selama persalinan dan melahirkan
- Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
Selama Melahirkan:
- Tidak mengakses sistem pendukung yang tepat
- Tidak menunjukkan teknik menyusui bayi dengan tepat
- Tidak menunjukkan perawatan payudara dengan tepat
- Tidak memberikan lingkungan yang aman untuk bayi
c. Faktor Yang Berhubungan
- Kurangnya pengetahuan
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Kunjungan ke pelayanan kesehatan tidak konsisten
- Distress psikososial ibu
- Nutrisi ibu kurang optimal
- Ehamilan yang tidak diinginkan
- Ketidakberdayaan ibu
- Kurang kesiapan kognitif saat akan menjadi orang tua
Diagnosa 4 : Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan – Melahirkan
a. Defisini
Pola mempersiapkan, mempertahankan dan menguatkan proses
kehamilan dan persalinan serta pengasuhan bayi baru lahir yang sehat
b. Batasan Karakteristik
Selama Kehamilan:
- Melakukan kunjungan prenatal secara teratur
- Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
- Menyiapkan perlengkapan penting pada bayi baru lahir
- Mencari pengetahuan yang penting untuk ibu dan bayi
Selama Persalinan dan Kelahiran:
- Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
- Memakai teknik relaksasi yang sesuai dengan kata persalinan
- Menggunakan system dukungan yang tepat
- Mendemonstrasikan perilaku pelekatan dengan bayi baru
lahir
Selama Melahirkan:
- Mendmonstrasikan teknik menyusui yang tepat kepala bayi
- Mendemonstrasikan teknik merawat payudara
- Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
- Melaporkan gaya hidup pasca partum
 Perencanaan
Diagnosa
No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Disfungsi Setelah dilakukan 1. bantu pasien untuk
Seksual asuhan ...x24jam pasien mengekpresikan
dapat menerima perubahan perubahan fungsi tubuh
struktur tubuh terutama termasuk organ seksual
pada fungsi seksual yang sering bertambah nya usia
dialaminya, dengan 2. berikan pendidikan
Kriteria Hasil : kesehatan tentang
1. Mengekspresikan penurunan fungsi seksual
kenyamanan 3. tinjau aturan pengobatan
2. Mengekspesikan dan observasi efek
kepercayaan diri samping
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. kaji faktor – faktor
Pola Seksual keperawatan selama penyebab dan penunjang
...x24jam pasien dapat yang meliputi :
menerima perubahan pola -kelelahan
seksual yang disebabkan -nyeri
masalah kesehatannya, -nafas pendek
dengan kriteria hasil : -keterbatasan suplai
1 mengidetifikasi oksigen
keterbatasan pada aktivitas -imobilisasi
seksual yang disebabkan -kerusakan saraf
masalah kesehatan -perubahan hormaon
2 mengidentifikasi -depresi
modifikasi kegiatan -kurangnya informasi yang
seksual yang pantas dalam tepat
respon terhadap 2. ajarkan pentingnya
keterbatasannya mentaati aturan medis
yang buat untuk
mengontrol gejala
penyakit
3. berikan informasi yang
tepat pada pasien dan
pasangan nya tentang
keterbatasan fungsi
seksual yang disebabkan
oleh keadaan sakit
3. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. ajarkan orang tua
ketidakefektifan keperawatan ...x 24jam -memposisikan bayi
proses diharapkan klien dapat -praktik untuk keamanan
kehamilan - menunjukkan peningkatan bayi
kelahiran dalam proses perawatan -teknik menyusui pada
bayinya. Dengan kriteria bayi
hasil : -pertimbangan dalam
1. klien dapat mengenal memilih perawatan bayi
dan mengetahui hal – hal 2. ajarkan orang tua
yang perlu dilakukan mengenali isyarat tangis
dalam merawat bayi bayi
2. klien mampu 3. eksplorasi rencana
memutuskan penyelesaian untuk bayi yang akan lahir
masalah yang dialaminya (lingkungan, tempat
selama masa awal tinggal, siapa yang akan
melahirkan membant ibu, persiapan
menyusui)
4. Kesiapan Setelah diberikan asuhan 1. kaji pengetahuan dan
meningkatkan keperawatan selama kesiapan menjadi orang
proses ...x24jam diharapkan ibu tua
kehamilan - dan partnernya siap 2. kaji rencana untuk
melahirkan meningkat proses persalinan dan kelahiran
kehamilan dan persalinan, bayi (tempat, siapa yang
dengan kriteria hasil : akan membantu ibu)
1. Mengetahui tanda – 3. Monitor status nutrisi,
tanda proses kelahiran BB, pada saat hamil
2. Memiliki pilihan 4. monitor TD, Glukosa,
persalinan urin dan protein
3. Mampu mengontrol rasa
nyeri
4. Mengetahui komplikasi
melahirkan

DAFTAR PUSTAKA
Diagnosa NANDA NIC NOC Edisi 9, Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai