Anda di halaman 1dari 2

Beberapa bulan yang lalu, Indonesia sempat gempar dengan kejadian pengeboman bunuh diri

yang berlokasi di tiga gereja di Surabaya. Diyakini bahwa pelaku adalah komplotan terorisme.

Terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai
tujuan (terutama tujuan politik). Terorisme sering dikaitkan dengan radikalisme. Ada pula yang
beranggapan bahwa radikalisme merupakan cikal bakal dari teroris. Namun, tidak semua yang
menganut paham radikalisme berakhir dengan terorisme.

Pengertian radikal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti amat keras menuntut
perubahan. Sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

Namun jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari paham menganut radikalisme yang dimaksud
biasanya ialah orang-orang yang dalam beragama menganggap pemeluk agama lain sebagai
musuh atau ancaman bagi dirinya, dan ia menginginkan negara ini diatur berdasarkan ajara
agama dia secara utuh. Dan jika seseorang sudah memiliki pemikiran seperti itu, maka bisa
dikatakan bahwa orang tersebut berpaham radikal.

Dikarenakan radikalisme menyukai cara kekerasan, maka bahaya yang ditimbulkan adalah dapat
memakan banyak nyawa yang tidak berdosa. Meskipun sasaran dari seorang radikalisme ialah
untuk memberantas umat agama lain, namun banyak juga yang malah umat agamanya sendiri
yang menjadi korban. Oleh karena perbuatannya itu, banyak umat yang resah dengan tindakan
orang-orang radikal.

Selain radikal dengan cara kekerasan, ada pula radikal yang dilakukan dengan tanpa kekerasan
yaitu berupa fitnah, provokasi, dan penyebaran ujaran kebencian atau yang sering dikenal dengan
kata bullying. Meski dilakukan tanpa kekerasan, sikap radikal ini tetap memakan korban. Sebut
saja artis-artis yang menjadi publik figure sering menjadi sasaran para orang-orang radikal yang
sering melakukan bullying. Meskipun tidak secara nampak akibat dari bullying tersebut, namun
tidak sedikit korban mengalami gangguan depresi dikarenakan ujaran kebencian yang ditujukan
kepadanya.
Paham radikal tidak hanya beredar di masyarakat biasa. Bahkan, isu menyebutkan bahwa paham
radikal telah memasuki dunia kampus yang ditujukan kepada para mahasiswa. Isu itu sebenarnya
sudah basi karena sudah dari zaman orde baru kampus-kampus tersentuh oleh paham radikal.

Nah untuk itu, sebagai mahasiswa yang merupakan kaum intelektual dan agen perubahan
generasi penerus bangsa, sebaiknya harus sigap dalam menyikapi paham radikalisme. Mahasiswa
harus dapat mencegah masuknya paham radikal ke dunia kampus dengan memiliki pemahaman
lebih tentang radikalisme dan juga wawasan yang lebih tentang ilmu agama. Maka dengan itu,
mahasiswa dapat menangkal paham radikal dan tidak akan disusupi pemahaman yang
menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai