Abstract: The purpose of this research is to improve the ability to distinguish the
size through demonstration method in children aged 4-5 years in kindergarten
Dharma Santi Melawi using descriptive methods. Based on the findings that: 1)
Planning learning that teachers do the following: a) Make a Daily Activity Plan,
b) Selecting play materials. c) Learning Method d) Making learning outcomes
assessment. 2) demonstration method can improve the ability to distinguish small
and large sizes based planning in implementation of teachers that have been made
in accordance with the theme of my needs and animal themes. 3) demonstration
method to improve the ability to classify large and small size in children aged 4-5
years as a teacher in the implementation of teachers explaining how to classify
objects according to the group.
Pada usia dini, anak belajar tentang konsep ukuran (banyak-sedikit, besar-
kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah, berat-ringan). Menurut Zaman, Badru
(2008: 31) “ukuran adalah suatu konsep matematika yang mengenai bentuk
benda yang memiliki ciri-ciri tertentu”. Suparno (2001: 52) mengemukakan
“ukuran adalah suatu konsep yang merajuk pada kemampuan seseorang dalam
mempersepsikan suatu ciri-ciri benda berdasarkan banyak-sedikit, besar-kecil,
panjang-pendek, tinggi-rendah, berat-ringan”. Dari pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa ukuran adalah suatu konsep matematika yang mengenalkan
ciri suatu benda berdasarkan banyak-sedikit, besar-kecil, panjang-pendek, tinggi-
rendah, berat-ringan.
Menyampaikan materi pelajaran berkaitan dengan ukuran dilakukan dengan
kegiatan yang menyenangkan agar anak mudah untuk memahami materi yang
disampaikan. tujuan mengenalkan ukuran pada anak antara lain: 1) Agar anak
dapat memahami bentuk-bentuk benda sesuai dengan ciri suatu benda berdasarkan
banyak-sedikit, besar-kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah, berat-ringan. 2) Agar
anak dapat menyelesaikan permasalah yang terjadi pada kegiatan sehari-hari. 3)
Agar anak dapat membedakan objek benda yang ditemui dilingkungan sekitar
dengan ciri suatu benda berdasarkan banyak-sedikit, besar-kecil, panjang-pendek,
tinggi-rendah, berat-ringan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
mengenalkan ukuran agar anak dapat menyelesaikan permasalah yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep ukuran berdasarkan
banyak-sedikit, besar-kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah, berat-ringan.
Pengenalan ukuran untuk mengajar anak untuk memecahkan masalana. Hal
yang dihadapi dalam kehidupan melalui kegiatan sederhaHal yang sama juga di
kemukakan oleh Hadis Hawadi (2009: 32) tentang perkembangan anak usia dini
bahwa “anak-anak perlu dikenalkan dengan konsep ukuran sejak usia dini, agar
anak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari”. Menurut Patmonodewo, (2003: 15). “ukuran yang dapat dikenalkan kepada
anak antara lain besar-kecil, berat-ringan, panjang-pendek, tinggi-rendah”.
Menurut Sadiman (2002: 84) pengenalan terhadap ukuran: konsep besar-kecil:
Pengenalan konsep besar-kecil dapat dengan melakukan kegiatan seperti
membedakan dua buah objek yang sama jenisnya seperti baju yang besar dan
baju yang kecil, binatang yang berbadan besar dan binatang yang berbadan kecil
serta media lainnya. Dalam hal ini guru menjelaskan benda yang tergolong besar
dan benda yang tergolong kecil.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan
pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya
melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Dalam pelaksanaan
demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh anak dapat memperhatikan
(mengamati) terhadap objek yang akan didemonstrasikan.
Wina Sanjaya (2006: 12) menyatakan bahwa “metode demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada anak
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam
bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru
atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus
disemonstrasikan”.
4
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode deskriptif. Menurut Arikunto, (2007: 25)
“metode diskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif”. Menurut Nasution (2003: 56) “metode deskriptif berarti penelitian yang
dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi
atau kelompok tertentu secara akurat”.
Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk memusatkan
perhatian kepada aspek-aspek yang berkaitan dengan penerapan metode
demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membedakan ukuran
melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Dharma Santi
Kabupaten Melawi. Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
menunjuk pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar anak, dalam hal ini hasil belajar yang akan
ditingkatkan yakni kemampuan membedakan ukuran besar dan kecil.
Penelitian ini dilakukan di TK Dharma Santi Kabupaten Melawi, alasan
lokasi ini dipilih karena sebagai tempat peneliti bekerja dan terdapat masalah
yakni rendahnya kemampuan membedakan ukuran pada anak usia 4-5 tahun.
Dalam penelitian ini seting yang buat berdasarkan kendala yang ditemui dalam
kegiatan pembelajaran, untuk itu digunakanlah jenis Penelitian Tindakan Kelas
dengan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
Subjek dalam skripsi ini adalah guru 1orang dan anak yang berjumlah 15
anak, dengan kriteria yakni usia 4-5 tahun di TK Dharma Santi Kabupaten
Melawi yang mengalami masalah terhadap rendahnya kemampuan membedakan
ukuran.
Siklus Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah rangkaian tahap penelitian
dari awal hingga akhir. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa
model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Prosedur penelitian mencakup
tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning); 2. Penerapan
tindakan (action); 3. Mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan
(observation and evaluation); dan 4. Melakukan refleksi (reflecting) dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan).
6
dengan persentase 26%, pada penilaian belum berkembang (BB) sebanyak 3 anak
atau dengan persentase 22%.
Siklus ke 1 pertemuan ke 2 hasil peningkatan kemampuan anak pada
indikator anak membedakan ukuran besar dan kecil dengan penilaian berkembang
sangat baik (BSB) sebanyak 6 anak atau dengan persentase sebesar 40%, pada
penilaian berkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 5 anak atau dengan
persentase sebesar 30%, pada penilaian mulai berkembang (MB) sebanyak 2 anak
atau dengan persentase 15%, pada penilaian belum berkembang (BB) sebanyak 2
anak atau dengan persentase 15%.
Hasil peningkatan kemampuan anak pada indikator anak mengelompokkan
benda berdasarkan ukuran besar dan kecil dengan penilaian berkembang sangat
baik (BSB) sebanyak 7 anak atau dengan persentase sebesar 45%, pada penilaian
berkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 4 anak atau dengan persentase
sebesar 25%, pada penilaian mulai berkembang (MB) sebanyak 2 anak atau
dengan persentase 15%, pada penilaian belum berkembang (BB) sebanyak 2 anak
atau dengan persentase 15%.
Siklus ke 2 pertemuan ke 1, hasil peningkatan kemampuan anak pada
indikator membedakan ukuran besar dan kecil dengan penilaian berkembang
sangat baik (BSB) sebanyak 9 anak atau dengan persentase sebesar 60%, pada
penilaian berkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 4 anak atau dengan
persentase sebesar 25%, pada penilaian mulai berkembang (MB) sebanyak 2 anak
atau dengan persentase 15%, dan tidak ada lagi anak yang dinilai belum
berkembang (BB).
Hasil peningkatan membedakan ukuran anak pada indikator
mengelompokkan benda berdasarkan ukuran binatang dengan penilaian
berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 9 anak atau dengan persentase sebesar
60%, pada penilaian berkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 4 anak atau
dengan persentase sebesar 25%, pada penilaian mulai berkembang (MB) sebanyak
2 anak atau dengan persentase 15%, dan anak yang dinyatakan belum berkembang
(BB) sudah tidak ada lagi.
Siklus ke 2 pertemuan ke 2, hasil peningkatan kemampuan anak pada
indikator membedakan ukuran besar dan kecil dengan penilaian berkembang
sangat baik (BSB) sebanyak 13 anak atau dengan persentase sebesar 86,4%, pada
penilaian berkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 4 anak atau dengan
persentase sebesar 13,4%, anak yang dinilai mulai berkembang (MB) dan belum
berkembang (BB) sudah tidak ada lagi.
Hasil peningkatan kemampuan membedakan ukuran anak pada indikator
mengelompokkan benda berdasarkan ukuran besar dan kecil dengan penilaian
berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 13 anak atau dengan persentase sebesar
86,4%, pada penilaian berkembangan sesuai harapan (BSH) sebanyak 4 anak atau
dengan persentase sebesar 13,4%, anak yang dinilai mulai berkembang (MB) dan
belum berkembang (BB) sudah tidak ada lagi.
Dapat di jelaskan bahwa kemampuan anak membedakan ukuran besar dan
kecil dengan penilaian pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 26%, pada siklus 1
pertemuan 2 meningkat menjadi 40%, pada siklus 2 pertemuan 1 meningkat lagi
menjadi 60%, pada siklus 2 pertemuan 2 meningkat menjadi 86,6%. Sedangkan
8
Pembahasan
Pembahasan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini untuk membahas
permasalahan yang ada sesuai dengan rumusan masalah, adapun pembahasan
sebagai berikut.
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam meningkatkan
kemampuan membedakan ukuran melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5
tahun di TK Dharma Santi Kabupaten Melawi. Perencanaan yang dilakukan guru
berdasarkan teori di atas, dimana guru merencanakan berdasarkan materi yang
akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dengan menetapkan
tema dan sub tema serta media pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan membedakan ukuran melalui
metode demonstrasi dapat dikategorikan terlaksana dengan baik, karena guru
membuat perencanaan yang memudahkan dalam penyampaian materi, adapun
perencanaan yang dilakukan guru antara lain: a) Membuat Rencana Kegiatan
Harian, dalam hal ini RKH memuat Hasil Pembelajaran yakni anak dapat
berbicara tentang jenis-jenis kebutuhan dan memuat Kompetensi Dasar, sesuai
dengan Tema adapun tema yang di angkat. b) Memilih bahan main, dalam hal ini
guru menentukan media pembelajaran sesuai tema yakni jenis-jenis pakaian,
binatang peliharaan. c) Metode Pembelajaran yakni metode demontrasi yang
digunakan sesuai dengan tema dan langkah-langkah dalam setiap tahap
pembelajaran. d) Membuat penilaian hasil belajar yakni membuat penilaian
perkembangan kemampuan anak berdasarkan aspek yang diteliti. Alasan
perencanaan pembelajaran yang dilakukan untuk memodifikasi pembelajaran agar
tidak membosankan bagi anak, dengan demikian maka kemampuan membedakan
ukuran pada anak akan meningkat melalui metode demonstrasi.
Dalam hal ini perencanaan yang dilakukan guru dilihat sangat unik dalam
memotivasi kemampuan membedakan ukuran pada anak, guru mengangkat tema
yang diminati anak dan menggunakan media nyata sebagai alat dalam
menyampaikan materi pembelajaran, hasil belajar yang diharapkan tertuang dalam
rencana kegiatan inti pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam meningkatkan
kemampuan membedakan ukuran melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5
tahun di TK Dharma Santi Kabupaten Melawi. Pelaksanaan yang dilakukan guru
berdasarkan teori di atas, dimana guru melaksanakan pembelajaran perencanaan
yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kemampuan membedakan ukuran melalui metode demonstrasi
dapat dikategorikan terlaksana dengan baik, karena guru dapat melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan, adapun perencanaan yang dilakukan
guru antara lain: 1) Melaksanakan pijakan lingkungan dengan mengatur media
pembelajaran dan ruangan belajar, 2) Melaksanakan pijakan sebelum main dengan
membuka pelajaran dengan do’a dan salam serta menyampaikan apersepsi
9
Saran
Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan
kemampuan anak usia 4-5 tahun dengan penerapan metode demonstrasi,
hendaknya: 1) Guru dapat merancang pendekatan yang berguna dalam
memotivasi anak untuk membedakan ukuran besar dan kecil belajar agar
kemampuan anak dapat berkembang sebagai mana mestinya. 2) Guru dapat
menjelaskan dengan detail dalam mengajarkan anak untuk mengelompokkan
ukuran besar dan kecil sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 3) Untuk
menarik respon anak dalam belajar hendaknya guru sering menggunakan
perlombaan dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hadis Hawadi (2005). Aktivitas Mengajar Anak TK. Jakarta: Pustaka Pelangi.
Kemmis, Stephen & Mc. Taggart Robin, (1988). The Action Research Planner.
Victoria: Deakim University
Zaman Badru (2008). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas
Terbuka