Anda di halaman 1dari 4

SISTEM

1. Pengertian Sistem Dispersi


 Larutan/ campuran dua zat yang berbeda atau sama jenisnya

Ditandai dengan adanya zat terlarut (fase terdispersi) dan zat pelarut (medium
pendispersi). Sistem dispersi dibagi 3 :

2. Pengertian Koloid
 Campuran antara dua zat
atau lebih dimana fase
terdispersi berukuran 1-
100 nm dan tersebar
merata dalam medium
pendispersi.
Contoh : susu, saus, tinta,
spons, cat, santan dan
Styrofoam.

3. Sifat—sifat Koloid
1. Gerak Brown
 Gerak acak zig-zag pada partikel koloid dalam medium pendispersi terjadi
karena adanya tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersinya.

Awalnya, Robert Brown (seorang penggagas gerak brown) tidak dapat


menjelaskan mengapa partikel bergerak secara acak. Akhirnya pada 1905,
Einstein menunjukkan bahwa gerak brown ini terjadi karena tumbukan partikel
yang tidak merata.

2. Efek Tyndall
 Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.

Pada larutan cahaya diteruskan. Pada koloid cahaya dihamburkan hal ini terjadi
karena ukuran partikel koloid relative besar sehingga memantulkan cahaya yang
jatuh padanya.

Contoh : Langit berwarna biru pada siang hari dan berwarna jingga pada sore hari
karena penghamburan cahaya matahari oleh awan.

3. Adsorpsi
 Proses penyerapan zat di permukaan zat lain.

Zat-zat yang terdispersi dalam koloid dapat memiliki sifat listrik dalam
permukaannya. Partikel ini menimbulkan gaya van der waals sehingga dapat
mengikat partikel-partikel zat asing.

Zat-zat yang terikat secara adsorpsi akan membentuk lapisan dengan tebal 1-2
partikel. Jika partikel yang diadsorpsi adalah anion maka sistem koloid akan
bermuatan negatif, jika partikel yang diadsorpsi adalah kation maka sistem koloid
akan bermuatan positif.

Contoh : Penjernihan air keruh dengan tawas.

4. Elektroforesis
 Partikel koloid dapat memiliki suatu muatan sehingga zat tersebut dapat
bergerak ke arah electrode yang berlawanan muatan.

Contoh : Industri mobil, saat mobil ingin dicat maka badan mobil akan dialiri
muatan yang berlawanan dengan muatan cat sehingga cat akan menempel dengan
kuat.

5. Koagulasi
 Peristiwa dimana partikel-partikel koloid mengalami pengendapan sehingga
fase terdispersi dan medium pendispersinya terpisah.

Hal ini terjadi karena hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-


partikel koloid agar tetap tersebar dalam medium pendispersinya.

Ada 3 jenis :

1. Koagulasi Mekanis

Penggumpalan koloid melalui pemanasa, pengadukan, dan pendinginan. Proses


ini mengurangi jumlah air atau ion disekeliling koloid sehingga koloid akan
mengendap. Contoh : agar-agar yang merupakan koloid akan menggumpal jika
dipanaskan.

2. Koagulasi Fisis

 Penggumpalan kolid melalui pengikatan oleh elektroda.

Digunakan pada penggunaan alat kotrel untuk menggumpalkan asap dan debu
pada cerobong asap . Ujung-ujung logam pada alat kotrel mengionkan molekul
dalam udara lalu diadsorpsi oleh debu dan asap yang selanjutnya partikel
bermuatan tersebut diikat oleh elektroda

3. Koagulasi Kimia

 Penggumpalan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam


koloid
Ion-ion yang tertarik itu membentuk lapisan selubung lapisan kedua. Jika,
selubung lapis kedua terlalu dekat, maka akan menetralkan muatan koloid
sehingga terjadi penggumpalan. Contoh : penjernihan air dengan tawas.

6. Koloid Pelindung
 Koloid yang dapat melindungi koloid lain

Contoh : Kasein pada susu dan gelatin pada es krim agar tidak terjadi
penggumpalan

4. Proses Pembuatan Koloid


1. Cara Kondensasi (larutan
menjadi koloid)
 mengubah partikel-partikel zat yang halus
menjadi lebih besar dengan menambahkan
ion, molekul, atau atom lain.

2. Cara Dispersi (suspensi


menjadi koloid)
Menghaluskan partikel-partikel makroskopis
menjadi partikel yang bersifat mikroskopis

Anda mungkin juga menyukai