Anda di halaman 1dari 28

Obat-Obat

Penyakit Infeksi
Farmakologi III
Ardilla Kemala Dewi, M.S.Farm, Apt
Dapat menyebar,
Penyakit infeksi secara langsung maupun tidak langsung,
dari satu orang ke orang lain.

Bakteri Virus Jamur Parasit Mikroorganisme


Patogen

Antibakteri Antivirus Antijamur

2
Pemilihan Rute
antimikroba pemberian

Situs Penentuan dosis


kerja rasional

Komplikasi dari PRINSIPTERAPI Terapi yang digunakan


terapi antibiotik pada infeksi bakteri
ANTIMIKROBA

Antibiotik Spektrum
profilaksis antibiotik

Kombinasi
Resistensi antibiotik 3
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

1. Identifikasi mikroorganisme yang menginfeksi


2. Terapi empiris
3. Menentukan kepekaan antimikroba terhadap organisme penginfeksi
4. Pengaruh bagian yang terinfeksi dari terapi (ex. Blood brain barrier)
5. Faktor pasien
6. Keamanan antimikroba
7. Cost

4
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

1. Identifikasi mikroorganisme yang menginfeksi

Cairan tubuh yang biasanya steril:


Darah
Serum
CSF
Cairan peritonial
Urin

5
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

1. Identifikasi mikroorganisme yang menginfeksi


I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA
Akibat infeksi belum diketahui atau
2. Terapi empiris Timing perlu segera ditangani.

Daerah yang terinfeksi

Pemilihan obat
Riwayat pasien
(infeksi sebelumnya, usia,
perjalanan baru-baru ini,
status kekebalan, atau
apakah infeksi didapat di
rumah sakit/komunitas)

7
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

2. Terapi empiris

Gram + cocci dalam cairan tulang


Gram + cocci dalam cairan tulang belakang px berusia 40 th
belakang bayi yang baru lahir S.pneumoniae yang sering kali kebal
Streptococcus agalctiae (kelompok terhadap penicillin G
B streptococci) Memerlukan perawatan dengan dosis
Sensitif terhadap penisilin G. tinggi generasi ketiga cephalosporin
(ceftriaxone) atau vankomisin.

8
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

3. Menentukan kepekaan antimikroba terhadap organisme penginfeksi

a. Bakteriostatik vs Bakterisid
b. MIC (Minimum Inhibitory Conc.)
c. MBC (Minimum Bactericidal Conc.)

9
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

4. Pengaruh bagian yang terinfeksi dari terapi


(ex. Blood brain barrier)
Penetrasi dan konsentrasi antibakteri di CSF
dipengaruhi:
a. Kelarutan obat pada lipid
Lipid-soluble drug (kloramfenikol, metronidazole) dapat
berpenetrasi ke CNS.
Low solubility in lipid (b-lactam seperti penisilin) memiliki daya
penetrasi terbatas (pada kondisi infeksi seperti meningitis, barrier
tidak berfungsi secara efektif dan permeabilitas lokal meningkat
maka beberapa AB b-lactam dapat memasuki CSF dengan dosis
terapi.

b. BM obat (BM rendah)


c. Ikatan protein obat 11
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

5. Faktor pasien

a. Sistem imun (diabetes, infeksi dengan HIV,


malnutrisi, autoimun, lansia, atau mendapatkan
terapi imunosupresan)
b. Disfungsi ginjal
c. Disfungsi hepatic
d. Perfusi yang buruk
e. Usia
f. Kehamilan
g. Menyusui 12
I. PEMILIHAN ANTIMIKROBA

6. Keamanan antimikroba (toksisitas)


7. Cost

13
II. RUTE PEMBERIAN

- Rute Oral
Infeksi bersifat ringan dan pasien rawat jalan.
Faktor ekonomi (kecuali penyakit menular serius)
Switch therapy (pasien yang sebelumnya menggunakan terapi intravena)

- Rute Parenteral
Pasien dengan infeksi serius (yang memerlukan kons. serum > disbanding oral)
Untuk obat yang absorpsinya sangat kurang di saluran GI (ex. vankomisin,
aminoglikosida, amfoterisin-B)

14
III. PENENTUAN DOSIS RASIONAL

1. Conc. dependent killing


2. Time dependent killing
3. Postantibiotic effect

15
Kecepatan efek ditentukan oleh
Kecepatan efek ditentukan oleh panjang waktu yang diperlukan untuk membunuh
kadar obat bakteri
Concentration-Dependence Time-Dependence

Efek persisten – Post Antibiotic Effect (PAE)


PAE = penundaan pertumbuhan kembali (re-growth) bakteri setelah paparan
antibiotik. Dengan kata lain, bakteri masih tertekan pertumbuhannya walau
sudah dibawah konsentrasi hambat minimum (MIC).
IV. TERAPI YANG DIGUNAKAN PADA INFEKSI BAKTERI

17
V. SPEKTRUM ANTIBIOTIK

Medically important microorganisms

Gram (+) Anaerobic


Gram (+) cocci Gram (-) cocci Gram (-) rods
bacilli organisms

Spirochetes Mycoplasma Chlamydia Other

18
V. SPEKTRUM ANTIBIOTIK
Drastically alter the nature of the
normal bacteria flora & precipitate a
superinfection of an organism
(Clostridium difficile)

Narrow- Extended-
Broad-spectrum
spectrum spectrum

Effective against gram (+)


Affect a wide variety of
Single/limited group of m.o & significant number of microbial species
gram (-)
19
V. SPEKTRUM ANTIBIOTIK

Narrow-spectrum (ex: Isoniazid)

Gram (+) Anaerobic


Gram (+) cocci Gram (-) cocci Gram (-) rods
bacilli organisms

Other
Spirochetes Mycoplasma Chlamydia
(Mycobacteria)

20
V. SPEKTRUM ANTIBIOTIK

Extended-spectrum (ex: Ampisilin)

Gram (-) rods


Gram (+) cocci Gram (+) bacilli
(Escherichia colli, Anaerobic
(Listeria Gram (-) cocci Haemophilus influenzae,
(Enterococci) Proteus mirabilis, organisms
monocytogenes) Salmonella typhi)

Spirochetes Mycoplasma Chlamydia Other

21
V. SPEKTRUM ANTIBIOTIK

Broad-spectrum (ex: Tetrasiklin)

Gram (+) Anaerobic


Gram (+) cocci Gram (-) cocci Gram (-) rods
bacilli organisms

Other
Spirochetes Mycoplasma Chlamydia (Actinomyces,
Rickettsiae,
Amoebae)

22
VI. KOMBINASI ANTIBIOTIK

- Advantage
Sinergisme (ex: b-lactam dan aminoglikosida)

- Disadvantage
Tetrasiklin (bakteriostatik) dapat mengganggu efek bakterisid penisilin dan
sefalosporin

23
VII. RESISTENSI

24
VIII. ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Pre-treatment may prevent streptococcal infections in patients with a
history of rheumatic heart disease.

Pre-treating of patients undergoing dental extractions who have implanted


prosthetic devices, such as artificial heart valves, prevents seeding of
prothesis.

Pre-treatment may prevent tuberculosis or meningitis among individuals


who are in close contact with infected patients.

Treatment prior to most surgical procedures can decrease the incidence of


infection afterwards. Effective prophylaxis is directed against the most likely
organism, not eradication of every potential pathogen.

Pre-treating with zidovudine protects the fetus in the case of an HIV-


infected, pregnant woman.
25
IX. KOMPLIKASI TERAPI ANTIBIOTIK
- Hipersensitivitas
Ex: penisilin (urtikaria – syok anafilaksis)

- Toksisitas langsung
Ex: aminoglikosida (ototoksisitas, dengan mengganggu fungsi membran pada
sel rambut/sel indra pendengaran organ corti yang terletak di telinga belakang)

- Superinfeksi
Broad-spectrum, dapat menyebabkan perubahan flora normal mikroba pada
saluran pernafasan atas, usus, dan kelamin (muncul infeksi jamur)
Pemberian AB yang tidak tepat (bakteri resisten). 26
X. SITES OF ANTIMICROBIAL ACTIONS

27
SERVICE REPRESENTATIVE

Anda mungkin juga menyukai