NIM : 41617110116
Forum 4.
Soal :
Contoh industri dengan tipe tata letak: – Fixed, – Process, – Product
a. Tata Letak Fixed
Tata Letak Fixed merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produk seperti mesin, manusia
dan komponen lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada posisi
tetap. Biasanya tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk-
produk dengan skala ukuran yang besar.
Kelebihan :
1. Berkurangnya gerakan material.
2. Adanya kesempatan untuk melakukan pengkayaan tugas.
3. Sangat fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, bauran produk
maupun volume produksi.
4. Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan.
Kekurangan :
1. Gerakan personal dan peralatan yang tinggi.
2. Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan.
3. Memerlukan tenaga kerja yang berketerampilan tinggi.
4. Biasaya memerlukan ruang yang besar serta persediaan barang dalam proses yang tinggi.
5. Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi.
Contoh Tata Letak Fixed Industri :
PT. Dirgantara Indonesia
b. Tata Letak Process
Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan eralatan produksi yang
memiliki tipe/ jenis yang sama kedala satu departemen. Jadi mesin dikelompokan sesuai dengan
kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi
produknya yang tinggi dan volume produksinya rendah. Mesin-mesin ini tidak dkhususkan untuk
produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk. Model ini cocok
untuk discrete production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat
jenis produk yang berbeda.
Kelebihan :
1. Memungkinkan utilitas mesin yang tinggi.
2. Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga dapat dengan cepat
mengikuti perubahan jenis produksi.
3. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin.
4. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan.
5. Investasi yang rendah karena dapat megurangi duplikasi peralatan.
6. Memungkinkan spesialisasi supervisi.
Kekurangan :
1. Meningkatkan kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam serta tidak
dapat digunakan dan berjalan.
2. Pengawasan produksi yang lebih sulit.
3. Meningkatkannya persediaan barang dalam proses.
4. Total waktu produksi per unit yang lebih lama.
5. Memerlukan skill yang lebih tinggi.
6. Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lenih sulit, karena setiap ada order
baru harus dilakukan perencanaan/ perhitungan kembali.