Anda di halaman 1dari 5

NAMA : VANIA CANTIKA

NIM` : 190205081

KEAS : 19A2

A. Gangguan Suasana Perasaan (mood disorder)


adalah gangguan yg mempunyai gejala utama perubahan suasana yang biasanya
mengarah kepada depresi.
I. Faktor Biologi
a. Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan
gangguan mood.
b. 10-15% keluarga dari pasien yg mengalami gangguan bipolar pernah
mengalami satu episode gangguan mood.
c. Dua neurotransmitter yang berperan dalam gangguan mood adalah
norepinephrine (meningkatkan tekanan darah dan gula darah pd pasien
hipotensi) dan serotonin (menyebabkan gangguan tidur dan hilangnya
nafsu makan)
d. Sistem endokrin (adrenalin) memainkan peran penting dan regulasi
respon seseorang terhadap stress.
II. Faktor Psikososial
a. Interpersonal relationship dan loss of significant dalam pengaturan
tingkat depresi yang juga membawa suatu depressive episode
b. Stressful life events ialah untuk memprediksi onset selanjutnya dari
unipolar (depression)
1. DEPRESI
merupakan kelompok gangguan suasana perasaan (mood) yg ditandai dengan tiga
gejala khas, yaitu kehilangan minat, tidak berenergi, dan perasaan depresi
(tertekan)
a. Gejala depresi :
1) Gejala somatik : jantung berdebar, nyeri fisik pada bagian tubuh (nyeri
dada, kepala seperti terasa berat, nyeri otot belakang kepala, nyeri
anggota gerak, dan ketegangan otot), dan rasa mual.
2) Gejala vegetatif dapat berupa gangguan pola tidur, pola makan dan
aktifitas seksual (disfungsi seksual atau gangguan dalam dorongan atau
hasrat seksual).
3) Gejala kognitif dapat berupa kehilangan konsentrasi dan mudah lupa.
2. MANIA
sisi lain dari depresi, juga melibatkan gangguan mood yg disertai dengan gejala
tambahan. Episode mania merupakan suatu episode meningkatnya afek seseorang
yang jelas dan abnormal.
a. Gejala mania ;
1) Cara berbicara yang cepat
2) Berpikir cepat
3) Kebutuhan tidur berkurang
4) Perasaan senang / bahagia
5) Peningkatan minat pada suatu tujuan
6) Tampak sifat mudah marah
b. Dua tipe gangguan mood / mood disorder :
1) Unipolar disorder : gangguan psikologis dimana seseorang hanya
mengalami kejadian depresi, tidak terdapat episode manic.
2) Bipolar disorder : gangguan psikologi, ditandai dengan perubahan
mood atau perasaan yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan
mania.
c. Penyebab mania :
1) Efek samping obat-obatan
2) Kelainan hormonal
3) Kelainan neurologis
d. Episode manik ;
Saat ini dalam keadaan manik, tetapi belum pernah mengalami afektif sebelum
atau sesudahnya. Terdapat 3 gradasi :
1) Hipomania
2) Mania tanpa Gejala Psikotik
3) Mania dengan Gejala Psikotik
 HIPOMANIA
Pedoman Diagnosis :
1) Suasana perasaan yg meningkat
2) Peningkatan aktivitas, berupa :
• Bercakap-cakap, bergaul dan akrab berlebih
• Peningkatan energi seksual
• Pengurangan kebutuhan tidur
3) Tidak terdapat kekacauan berat dalam pekerjaan atau penolakan oleh
masyarakat.
 MANIA TANPA GEJALA PSIKOTIK
Pedoman Diagnosis :
1) Suasana perasaan yg meningkat (tidak terkendali)
2) Aktivitas meningkat, berupa:
• Pembicaraan cepat dan banyak
• Berkurangnya kebutuhan tidur
• Tidak dapat memusatkan perhatian
• Harga diri melambung
• Pemikiran serba hebat
• Terlalu optimistik
3. Berlangsung satu minggu atau lebih
4. Hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosialnya terganggu
3. MANIA DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Gambaran klinis lebih berat dari Mania tanpa gejala psikotik, dan disertai waham /
halusinasi. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat menjurus kepada agresif dan
kekerasan; pengabaian makan, minum, dan kesehatan pribadi yang dapat mengancam
dirinya.
Gangguan afektif bipolar
Harus pernah mengalami gangguan afektif sebelumnya (hipomanik, manik, depresif, /
campuran). Rata-rata episode manik berlangsung 4 bulan dan depresif 6 bulan.
 GANGGUAN SUASANA PERASAAN MENETAP
Merupakan gangguan suasana perasaan yang menetap, berfluktuatif tapi tidak dapat
digolongkan sebagai episodik, lebih ringan dari hipomania / depresi ringan,
berlangsung bertahun-tahun lamanya, beronset dini atau lambat.
Terdapat dua bentuk:
1. Siklotimia
Ciri esensial :
Ketidakstabilan suasana perasaan menetap, meliputi banyak periode depresi
ringan, Setiap gangguan suasana perasaan tsb tidak memenuhi kriteria untuk
kategori manapun dari episode manik atau episode depresif. Siklotimia memiliki
prevalensi di masyarakat sebanyak 1% dengan perbandingan antara wanita : pria
sebesar 3:2, 50% sampai 75% onset pada usia 15-25 tahun. Faktor genetik
mungkin berperan 30% pasien punya keluarga yang menderita bipolar.
2. Distimia
Suatu kondisi kronis yang ditandai dengan gejala depresi yang terjadi hampir
sepanjang hari.
Ciri esensial : depresi yang berlangsung sangat lama atau cukup parah.

TERAPI :
1. HOSPITALISASI :
a) Ada risiko bunuh diri
b) gejala-gejala berkembang progresif,
c) tak mampu mengurus diri / tak ada yang mampu mengurus
2. PSIKOTERAPI: terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi perilaku
3. FARMAKOTERAPI
antidepresan (trisiklik, tetrasiklik, Inhibitor Reuptake Serotonin Selektive
(SSRI), Noradrenalin and Serotonin Antidepressant (Nassa))
antimania (lithium, karbamazepin)
B. Retardasi Mental (RM) /Keterbelakangan Mental
Adalah disabilitas (ketidakmampuan) yg ditandai dg fungsi intelektual di bawah rata2
& rendahnya kemampuan untuk menyesuaiakan diri (perilaku adaptif) → (American
Association of mental Retardation, AAMR). Bukan suatu penyakit melainkan suatu
kondisi yang timbul pada usia yang dini (biasanya sejak lahir) dan menetap sepanjang
hidup individu tersebut.
Ketidakmampuan, meliputi :
1. Konseptual : membaca, menulis, berbahasa
2. Sosial : kepercayaan diri, sikap tgg jawab
3. Praktiks : makan, minum, membersihkan rumah, bekerja, keselamatan diri
4. Menyesuaiakan diri : sosialisasi

a. Penyebab : RM terjadi oleh karena otak tidak berkembang secara optimal


dengan latar belakang.
1) Adanya masalah dalam kandungan, berupa masalah pada ibu seperti ,
• Kekurangan gizi
• Ketergantungan alkohol / obat / zat toksik
• Penyakit infeksi tertentu / penyakit kelamin (gonorrhea, clamidia,
sifilis, Aids, toksoplasma, rubela)(bakteri Neisseria gonorrheae,
Chlamydia trachomatis, treponema pallidum, virus HIV, virus
toksoplasma gondii pada anjing, kucing, kelinci, babi; virus
rubela).Infeksi intrakanial , kekurangan oksigen yg merusak
jaringan otak bayi berpengaruh pada otak bayi (RM sekunder).
2) Faktor keturunan
RM Primer kesalahan jumlah kromosom pada sindrom down (trisomi
21).
3) Sebab fisik lain : sinar x, bahan kontrasepsi, usaha melakukan abortus.
4) Masalah pada tahun2 pertama kehiduapan anak, seperti infeksi pada
otak, penyakit kuning yang berkepanjangan, kejang yang tidak
terkontrol, kecelakaan, serta adanya malnutrisi
5) Masalah dalam pola asuh seperti kurangnya stimulasi, kekerasan pada
anak, penelantaran
6) Faktor genetik, seperti down’s syndrome.
b. Tanda-tanda :
1) Adanya keterlambatan dalam tahapan perkembangan.
2) Adanya kesulitan dalam belajar dan kesulitan dalam bersosialisasi.
3) Tidak mampu memahami/melaksanakan instruksi .
4) Adanya perilaku seksual yang tidak sesuai (pada remaja)
5) Adanya kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (orang
dewasa).
6) Adanya kesulitan dalam adaptasi sosial (orang dewasa).
7) RM sedang dan berat pada umumnya dapat dideteksi pada anak yang
berusia di bawah 2 tahun.
c. Kriteria diagnosis :
1) Fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, secara klinis dikenal;
(1) RM ringan jika IQ antara 50-70
(2) RM sedang jika IQ antara 35-49
(3) RM berat jika IQ antara 20-34
(4) RM sangat berat jika IQ <20
2) Terdapat kekurangan atau hendaya dalam perilaku adaptif (dalam
proses belajar atau adaptasi sosial) yang dipertimbangkan berdasarkan
budaya umum dan budaya setempat
3) Timbul sebelum usia 18 tahun
4) Penyandang RM sering disertai dengan adanya psikopatologi yang
lain, misalnya agresif, iritabel, gerakan stereotipik / gerakan tidak
wajar (isap jempol, menggosok2 hidung, menggigit bagian tubuh
sendiri, gigit kuku).
5) Penyandang RM mempunyai risiko lebih besar untuk di eksploitasi,
dan diperlakukan salah secara fisik/emosional/seksual.
d. Tatalaksana / Pengobatan / Terapi
1. Berikan informasi mengenai RM dan dampaknya kepada orang tua
atau pengasuhnya.
2. Tidak ada pengobatan khusus. Obat-obatan hanya diberikan jika RM
disertai dengan gangguan fisik atau mental lainnya
3. Antipsikotik Neuroleptika diberikan kpd penderita yg gelisah,
hiperaktif.
4. Program pelatihan khusus yang intensif berupa pelatihan keterampilan
hidup yang mendasar.
5. Program pendidikan luar biasa.
6. Konsultasi dengan profesional di bidang kesehatan jiwa lainnya bila
diperlukan.
e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kasus RM
1. Keterlambatan perkembangan seringkali mempunyai latar belakang
RM.
2. Sebagian besar anak dengan RM tidak berbeda dengan anak-anak lain
pada umumnya.
3. RM tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan adanya
antenatal care (ANC) (pemeriksaan kehamilan) yang baik, persalinan
yang aman dan stimulasi anak yang adekuat (memenuhi syarat),
perbaikan gizi ibu hamil.
4. Deteksi dini sangat penting, karena dengan adanya pelatihan orang tua
maka outcome dari perkembangan anak selanjutnya akan lebih baik
Dst.

Anda mungkin juga menyukai