PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk
disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari saraf otonom. Penyakit
jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir
dan beberapa waktu setelah bayi di lahirkan. Salah satu jenis gangguan pada sistem
kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah ini yakni VSD. VSD (Ventricular Septal
Defect adalah suatu penyakit kelainan pada jantung bawaan berupa lubang pada septum
interventrikuler, lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan
fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan. Sedangkan PJB (Penyakit
terjadi pada awal kehamilan. Oleh sebab itu, sebagai seorang calon perawat yang
tersebut. Sesuai dengan konsep yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan,
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
VSD (Ventricular Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah suatu keadaan
abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita
&Suriadi, 2001).VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni et al, 2001; Webb GD et al, 2011;
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah
antara kedua ventrikel sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya.
Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan
Ventrikel Septum Defek (VSD) yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan, sehingga darah
bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya. VSD yaitu defek yang
biasanya terjadi pada septum pars membranaseum dan terletak di bawah katup aorta kadang
defek terjadi pada pars muscolorum. VSD perimembraneus dapat pula terletak baik di bawah
cincin katup aorta maupun pulmonal. Keadaan ini disebut “doubly commited vsd”. VSD
biasanya bersifat tunggal tetapi dapat pula multiple yang disebut “swiss cheese vsd”
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring perkembangan
fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel tersebut normalnya terbentuk.
Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit
jantung bawaan yang disebut defek septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung
bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu
Ibu alkoholisme
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara kedua
ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula
terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain
misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih banyak dijumpai pada
usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang terjadi merupakan komplikasi
C. PATOFISIOLOGI
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan.
Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah,
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan
piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri,
menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner.
Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung
kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya
pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3%
dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun. (Kapita Selekta Kedokteran,
a. Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini bukan
pansistolik, tapi biasanya berupa bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
b. Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang
penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering
menderita batuk.
c. Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan,
penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat. Kadang-
d. Gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan
tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan
sering menderita batuk disertai demam (Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013; AHA,
2014).
E. Klasifikasi
Perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars
sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup
pulmonal,
(PDPDI, 2009).
F. Gambaran klinis
VSD kecil
a. Biasanya asimptomatik
seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi
penutupan VSD
e. EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
meningkat
b. Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu
lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan
c. Defek 5- 10 mm
e. Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi
f. Takipneu
h. EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri
darah di hilus.
VSD besar
b. Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu
c. Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung
biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran
G. Pemeriksaan fisik
VSD kecil
a. Palpasi: Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran
b. Auskultasi: Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi
VSD besar
pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium.
b. Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding
dada.
c. Auskultasi: Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering
diikuti ‘click’ sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada
Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan
Selekta Kedokteran, 2000; PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; AHA, 2014)
I. Komplikasi
a. Endokarditis infektif
J. Penatalaksanaan
a. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
b. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada
c. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi.
Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat
d. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen: operasi paliatif atau operasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis.
Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan
mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel
kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek (Kapita Selekta Kedokteran, 2000;
K. Prognosis
Kemungkinan penutupan defek septum secara spontan cukup besar, terutama pada
tahun pertama kehidupan. Kemungkinan penutupan spontan sangat berkurang pada pasien
berusia lebih dari 2 tahun dan umumnya tidak ada kemungkinan lagi di atas usia 6 tahun.
Secara keseluruhan, penutupan secara spontan berkisar 40-50%. (Kapita Selekta Kedokteran,
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, status pernikahan, agama,
suku, pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, No. RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, sumber informasi, nama keluarga dekat yang bisa dihubungi, status,
alamat, nomor telepon, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Status kesehatan saat ini
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, dan
hiperlipidemia. Tanyakan obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu
yang masih relevan.Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu. Tanyakan
alergi obat dan reaksi alergi apa yang timbul.
5. Riwayat keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila ada
anggota keluarga yang meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Penyakit
jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan factor
risiko utama untuk penyakit jantung pada keturunannya.
6. Status kardiovaskular
Meliputi frekuensi dan irama jantung, tekanan darah arteri, tekanan vena
sentral (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji paru (PCWP), bentuk gelombang
pada tekanan darah invasive, curah jantung dan cardiac index, serta drainase rongga
dada.
7. Status respirasi
Meliputi ukuran dan tanggal pemasangan ETT, masalah yang timbul selama
intubasi, gerakan dada, suara nafas, setting ventilator (frekuensi, volume tidal,
konsentrasi oksigen, mode, PEEP), kecepatan nafas, tekanan ventilator, saturasi
oksigen, serta analisa gas darah.
8. Status neurologi
Meliputi tingkat kesadaran, orientasi, pemberian sedasi, ukuran refleks pupil
terhadap cahaya, gerakan reflex (reflex muntah, patella, tendon), memori, nervus
cranial, serta gerakan ekstremitas.
9. Status fungsi ginjal
Meliputi haluaran urine, warna urine, osmolalitas urine, distensi kandung
kemih, serta kebutuhan cairan.
10. Status gastrointestinal
Meliputi bising usus, frekuensi bising usus, palpasi abdomen, nyeri pada saat
palpasi, mual, muntah, frekuensi BAB, konsistensi dan warna feses,
11. Status musculoskeletal
Meliputi kondisi kulit, gerakan ekstremitas, lokasi luka, kekuatan dan tonus
otot.
12. Nyeri
Meliputi lokasi, onset, paliatif, kualitas, medikasi, serta efek nyeri terhadap
aktivitas.
13. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG
b. Echocardiogram
c. Lab
B. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
b. Gangguan pertukaran gas
c. Intoleransi aktifitas
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
e. Resiko infeksi
a. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Masalah Kolaborasi
Domain 4: Aktivitas/ NOC: NIC :
Istirahat Setelah dilakukan tindakan Dorong adanya peningkatan aktivitas bertahap ketika kondisi pas
Kelas 4: Respon keperawatan selama 3x24 jam, curah sudah distabilkan
Kardiovaskular/ Pulmonal jantung adekuat dengan kriteria hasil: Monitor tanda-tanda vital
(00029) Penurunan curah 1. ((0400) Keefektifan pompa jantung Monitor disritmia jantung, termasuk gangguan ritme dan kondu
jantung yang berhubungan meningkat dari level 1 menjadi level jantung
dengan pirau darah ke 3 (deviasi berat dari kisaran normal Monitor status pernapasan terkait dengan adanya gejala gagal jantung
ventrikel kanan, penurunan menjadi deviasi sedang dari kisaran Monitor keseimbangan cairan
vilume sekuncup normal) yang ditandai dengan: Evaluasi perubahan tekanan darah
Tekanan darah sistol: 100-140 Monitor toleransi aktivitas pasien
mmHg Monitor sesak napas, kelelahan, takipneu, dan orthopneu
Tekanan darah diastol: 60-90 Lakukan terapi relaksasi
mmHg Evaluasi episode nyeri dada (intesitas, lokasi, radiasi, durasi, dan fac
Denyut nadi apikal: yang memicu serta meringankan nyeri dada)
Urin output Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok seperti teka
Dispneu saat beraktivitas darah normal, tekanan nadi melemah, hipotensi orthostatic ring
perlambatan pengisian kapiler, pucat/dingin pada kulit, takipneu ringan,
kelemahan
Monitor tanda-tanda awal dari penurunan fungsi jantung sep
penurunan cardiac output dan urin output, bunyi crackles pada pa
terdapat bunyi jantung S3 dan S4 dan taikardia
Monitor status sirkulasi misalnya tekanan darah, warna kulit, temperat
kulit, bunyi jantung, nadi dan irama, kekuatan, dan kualitas nadi perifer
pengisian kapiler
Monitor EKG
Berikan obat anti aritmia sesuai kebutuhan
Domain 4: Aktivitas/ NOC: NIC:
Istirahat Setelah dilakukan tindakan Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernapas
Kelas 4: Respon keperawatan selama 3x24 jam, pola Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-o
Kardiovaskular/ Pulmonal napas klien adekuat dengan kriteria bantu pernapasan, dan retraksi pada otot supraclavicularis dan interkosta
(00032) Ketidakefektifan hasil: Monitor suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi
pola napas berhubungan 1. (0415) Status pernapasan: adekuat Monitor pola napas (misalnya: bradipneu, takipneu, hiperventil
dengan status pernapasan: yang ditandai dengan: pernapasan kussmaul
ventilasi Frekuensi pernapasan (16-24 Monitor saturasi oksigen seperti SaO2, SvO2, SpO2 untuk pasien den
×/menit) penurunan tingkat kesadaran
Irama pernapasan regular atau Monitor tingkat kesadaran dengan menggunakan skala Koma Glasgow
teratur Monitor tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
Kedalaman inspirasi normal Monitor status pernapasan: pola napas, kedalaman, irama, dan us
bronkovesikuler, dan vesikuler Hindari kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial
Beri jarak kegiatan keperawatan yang diperlukan yang b
meningkatkan tekanan intracranial
Beritahu Dokter mengenai perubahan kondisi pasien
Domain 3: Eliminasi dan NOC: NIC:
Pertukaran Setelah dilakukan tindakan Anjurkan untuk napas dalam
Kelas 4: Fungsi Respirasi keperawatan selama 3x24 jam, klien Berikan posisi yang nyaman
mampu memperlihatkan peningkatan Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
(00030) Gangguan oksigenasi atau pembuangan karbon Observasi tanda-tanda vital, AGD, dan status mental
pertukaran gas dioksida pada membran kapiler Pantau kepatenan jalan napas
berhubungan dengan alveoli dengan kriteria hasil: Observasi tanda-tanda hipoventilasi
perubahan membrane 1. (0402) Status pernapasan: Monitor repisrasi dan status O2
alveolar-kapiler pertukaran gas adekuat yang ditandai Monitor sianosis pada membran mukosa
dengan: Pertahankan kepatenan jalan napas
Klien mampu menunjukkan Monitor aliran oksigen
saturasi oksigen dalam batas Monitor efektifitas terapi oksigen yang diberikan
normal Monitor kemampuan kemampuan pasien untuk mentolerir pengangka
Klien mampu menunjukkan pH oksigen ketika makan
arteri normal Pantau adanya tanda-tanda keracunan oksigen dan kejadian atelektasis
Klien mampu menunjukkan Monitor kerusakan kulit terhadap adanya gesekan perangkat oksigen
berkurangnya dyspnea saat
beristirahat
Domain 2: Nutrisi NOC: NIC :
Kelas 1: Makan Setelah dilakukan tindakan Monitor adanya mual dan muntah
(00002) Ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi Identifikasi penyebab nafsu makan menurun dan cara untuk mengatasinya
nutrisi: kurang dari kurang dari kebutuhan teratasi Monitor turgor kulit dan abnormalitas kulit. Misalnya: proses penyembu
kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil: luka lambat dan mudah terjadi perdarahan pada luka
berhubungan dengan nafsu 1. Status nutrisi: asupan makanan dan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
makan, tingkat keparahan cairan terpenuhi yang ditandai Pertahankan pemberian cairan intravena
mual dan muntah dengan: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nut
Asupan makanan secara oral yang dibutuhkan pasien
adekuat Berikan cairan nutrisi parenteral sesuai dengan yang diresepkan
Asupan cairan secara oral adekuat Cek jenis cairan nutrisi parenteral yang diberikan untuk meyakinan
Asupan cairan intravena terpenuhi bahwa jenis nutrisi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien
Asupan nutrisi parenteral Ajarkan keluarga untuk memberikan makan sedikit tapi sering agar jum
2. Keparahan mual dan muntah: Edukasi keluarga tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pas
menurun yang ditandai dengan: khususnya protein untuk membantu meningkatkan system kekebalan tubu
Frekuensi mual Kolaborasi dengan pemberian obat untuk mengatasi mual dan muntah kl
yaitu
Intensitas mual
Pertahankan aturan dan prosedur yang sesuai dengan keakuratan
Frekuensi muntah
keamanan pemberian obat
Intensitas muntah
Beritahu klien dan keluarga mengenai jenis obat, alas an pemberian o
hasil yang diharapkan dan efek lanjutan yang akan terjadi sebel
pemberian obat
Monitor kemungkinan alergi terhadap obat.
Domain 3: Eliminasi dan NOC: NIC :
Pertukaran Setelah dilakukan tindakan Monitor tanda dan gejala konstipasi
Kelas 2: Fungsi keperawatan selama 2x24 jam, Monitor pergerakan usus atau gerak peristaltic
Gastrointestinal masalah konstipasi teratasi dengan Monitor karakteristik feses seperti frekuensi, konsistensi, bentuk, volum
kriteria hasil: dan warna
(00011) Konstipasi 1. (0501) Eliminasi usus: adekuat Konsultasikan ke Dokter mengenai penurunan peristaltic usus
berhubungan dengan yang ditandai dengan: Jelaskan penyebab dari masalah dan rasionalisasi tindakan kepada pas
penurunan motilitas traktus Pola eliminasi yang teratur dan keluarga
gastrointestinal Control peristaltic usus Ajarkan keluarga dan pasien tentang diet tinggi serat
Warna feses normal Informasikan pada pasien mengenai prosedur untuk mengeluarkan fe
Suhu kulit ujung kaki dan tangan Ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali
Urin output misalnya aritmia, segmen ST, iskemia, dan pemantauan interval QT
Dispneu saat beraktivitas Catat kegiatan yang berhubungan dengan timbulnya disritmia
kondisi normal yang ditandai dengan: Tinggikan kepala tempat tidur 30º
Tekanan darah sistolik (100- Batasi suction kurang dari 15 detik untuk mencegah peningkatan TIK
Defek septum ventrikel ini merupakan penyakit jantung nonsianotik yang sering terjadi
mencapai angka 30%. Kelainan jantung bawaan (kongenital) ini karena terbukanya lubang pada
septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel
kanan dan kiri. Penyebab pasti dari munculnya kelainan ini masih idiopatik. Faktor etiologi yang
berperan hingga kini adalah faktor endogen (genetik) dan eksogen (prenatal).
Proses patofisiologis yang terjadi dapat dijelaskan salah satunya melalui tekanan lebih
tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke
ventrikel kanan. Gejala klinis muncul sesuai dengan derajat keparahannya. Macam defek septum
ini antara lain, perimembranous,subarterial doubly commited, dan muskuler, bila lubang terletak
Manifestasi klinis dari kelainan jantung ini berbeda-beda tiap klasifikasfi. Demikian pula
dengan pemeriksaan dsar fisik akan ditemukan kondisi yang berbeda antara defek septum kecil
dan besar. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik yang dapat dilakukan antara lain kateterisasi
jantung, EKG dan foto toraks, maupun uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin
parsial ( PTT ).
Komplikasi yang muncul berupa gagal jantung kronik, endokarditis infektif, terjadinya
insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar, penyakit vaskular paru progresif, hingga kerusakan
sistem konduksi ventrikel akibat kelainan septum yang tidak terkendali. Proses penyembuhan
bisa terjadi secara spontan, namun tindakan operatif jarang diperlukan untuk tindakan paliatif.
heart-defects/ventricular-septal-defect-vsd
Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed. III
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (2009). Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid 2
Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN (2011). Congenital heart disease. In: Bonow
RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of
Gray, H., Dawkins, K., Simpson, I., & Morgan, J. (2013). Cardiologi . Jakarta : Erlangga .