MENGENAL COVID-19
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus
ini adalah virus baru dan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, Cina, pada
bulan Desember 2019.
Sejarah Penemuan
Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) mendapatkan informasi mengenai
kasus pneumonia yang terjadi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Tanggal 7 Januari 2020, otoritas Cina mengkonfirmasi telah mengidentifikasi virus baru, yaitu virus
Corona, yang merupakan famili virus flu, seperti virus SARS dan MERS, yang mana dilaporkan lebih
dari 2.000 kasus infeksi virus tersebut terjadi di Cina, termasuk di luar Provinsi Hubei.
Virus Corona (CoV) merupakan famili virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-SoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan nama virus Corona
jenis baru tersebut adalah Corona Virus Disease 2019 (disingkat menjadi COVID-19).
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat bervariasi antar pasien, yaitu 2-14 hari setelah terpapar virus berdasarkan periode
inkubasi yang ditunjukkan sebelumnya pada virus MERS. Masa inkubasi 24 hari telah diamati dalam
penelitian terbaru. WHO mengatakan periode inkubasi yang panjang dapat mencerminkan paparan ganda
Coronavirus.
Menurut laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi Covid-19 dapat menular sebelum
menunjukkan gejala yang signifikan.
Penularan
Penularan dari orang ke orang diperkirakan terjadi melalui droplet ketika orang yang terinfeksi batuk atau
bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya yang dapat terhirup ke dalam
paru-paru.
Penularan Covid-19 dapat juga terjadi dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di
atasnya dan kemudian orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.
ARTIKEL 2
Nama Penulis : -
Tanggal : 23 April 2020
Sumber :
https://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-covid-19.html
Sejauh ini, virus Corona terlihat lebih sering menyebabkan infeksi berat dan kematian pada orang lanjut
usia (lansia) dibandingkan orang dewasa atau anak-anak. Kelompok lanjut usia sering dikaitkan dengan
kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit oleh karena fungsi fisiologisnya berangsur-angsur akan
berkurang termasuk sistem imum tubuh. Kematian paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang
berusia 80 tahun ke atas, dengan persentase mencapai 21,9%.
Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar masyarakat
melakukan social/physical distancing guna mencegah penularan COVID-19. Masa-masa diberlakukannya
pembatasan sosial dan pembatasan jarak fisik (social distancing/ physical distancing) akibat pandemi
COVID-19 ini tentunya menimbulkan ketidaknyamanan bagi semua orang, termasuk kaum lansia. Lansia
terpaksa berada di dalam tempat tinggalnya masing-masing yang menyebabkan berkurangnya aktivitas
fisik. Cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan daya tahan tubuh, rasa ketidaknyamanan, cemas
dan bosandi dalam rumah, yaitu:
1. Tetap aktif menjalin komunikasi secara rutin
2. Melakukan aktivitas yang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
3. Melakukan aktivitas religi atau beribadah di dalam rumah.
4. Melakukan olahraga rutin di rumah.
5. Melakukan hobi dan kegemaran di dalam rumah.
ARTIKEL 3
Nama Penulis : -
Tanggal : 26 Maret 2020
Sumber :
https://www.enervon.co.id/article/803/pentingnya-physical-distancing-untuk-cegah-penyebaran-virus-
corona/
Physical distancing adalah salah satu cara pencegahan virus corona dengan melakukan tindakan jaga
jarak fisik antar individu, sehingga yang dihindari tidak hanya kerumunan orang saja, tetapi juga kontak
fisik antar individu, seperti jabat tangan atau kontak fisik lainnya.
Ada beberapa contoh penerapan physical distancing yang paling sering dilakukan, yaitu:
Bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.
Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, cukup menanyakan kabarnya melalui telepon
atau video call.
Persiapan Melakukan Physical distancing
1. Merencanakan kegiatan
2. Menyediakan obat- obatan yang diperlukan
3. Memenuhi kebutuhan harian
4. Siapkan akses internet
Physical distancing mungkin membuat aktivitas jadi terbatas. Namun, cara ini cukup efektif dalam
mencegah dan memutus rantai penyebaran virus corona.
Selain melakukan physical distancing untuk mencegah penularan virus corona, kamu juga perlu menjaga
daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang,
olahraga rutin, istirahat yang cukup, banyak minum air putih, dan lengkapi dengan konsumsi
multivitamin dua kali sehari.
ARTIKEL 4
ARTIKEL 5
Dalam mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk menghadapi pandemi ini, minum vitamin dan
suplemen saja tidaklah cukup. Pola makan yang sehat dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Banyak penelitian menemukan bahwa ada makanan tertentu yang dapat meningkatkan dan
memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Berikut adalah makanan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dilansir dari CNBC
Internasional:
1. Paprika merah
Paprika merah memiliki vitamin C paling kaya di antara buah dan sayuran lainnya. Menurut Departemen
Pertanian AS, satu cangkir paprika merah cincang mengandung sekitar 211% vitamin C atau dua kali
lebih banyak daripada satu buah jeruk (106%).
Studi National Institutes of Health (NIH) pada 2017 menemukan bahwa vitamin C berkontribusi untuk
pertahanan kekebalan dengan mendukung berbagai fungsi sel, dapat menurunkan risiko infeksi
pernapasan, dan membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan dalam tubuh.
2. Brokoli
Brokoli juga kaya vitamin C dan mengandung vitamin E serta antioksidan yang dapat membantu
melawan bakteri dan virus. Setengah cangkir brokoli mengandung 43% dari nilai vitamin C harian,
menurut NIH.
3. Buncis
Buncis mengandung banyak protein, serta nutrisi penting yang terbuat dari asam amino yang membantu
menumbuhkan dan memperbaiki jaringan tubuh.
4. Stroberi
Stroberi sangat kaya akan vitamin C. Setengah cangkir stroberi sudah dapat memenuhi 50% dari
kebutuhan vitamin C manusia per hari.
5. Bawang putih
Dalam studi Advances in Therapy tahun 2001 menunjukkan bahwa mengkonsumsi bawang putih dua
hingga tiga siung per hari dapat membantu menangkal dan memulihkan pilek.
6. Jamur
Sebuah tinjauan 2018 tentang jamur sebagai sumber vitamin D menemukan bahwa "vitamin sinar
matahari" dapat membantu meningkatkan penyerapan kalsium, yang baik untuk kesehatan tulang dan juga
dapat melindungi beberapa kanker dan penyakit pernapasan.
ARTIKEL 6
Nama Penulis : -
Tanggal : 29 Mei 2020
Sumber :
https://www.solopos.com/dikembangkan-jadi-antivirus-corona-ini-sederet-manfaat-kayu-putih-1063125
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) sedang
mengembangkan riset antivirus Corona dari tanaman kayu putih. Dari hasil awal penelitian tersebut,
Balitbangtan menemukan senyawa 1,8 cineol yang terkandung dalam tanaman atsiri (eucalyptus) di
Indonesia. Senyawa 1,8 cineol tersebut diduga kuat membunuh virus melalui mekanisme Mpro, yang
merupakan main protease (3CLPro) dari virus Corona, menjadi target potensial dalam penghambatan
replikasi virus Corona.
Manfaat Minyak Kayu Putih
1. Meredakan Batuk
2. Mengurangi nyeri pada persendian
3. Membantu meringankan kondisi sinusitis dan asma
4. Meringankan keluhan sakit kepala
5. Mengatasi bau mulut
6. Menjauhkan serangga
7. Anti-Inflamasi
ARTIKEL 7
Nama Penulis : dr. Meva Nareza
Tanggal : 27 Mei 2020
Sumber :
https://www.alodokter.com/cegah-virus-corona-dengan-memperkuat-sistem-imun-tubuh
Saat pandemi ini, kesehatan menjadi hal yang paling penting yang harus di jaga dan di pelihara, karena
penyebaran virus corona ini tidak memandang usia yang terinfeksi baik itu anak-anak hingga lanjut usia.
Untuk mencegah penularan dari Covid-19 kita harus selalu menjaga kesehatan, salah satunya dengan cara
menjaga imunitas tubuh. Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki sistem imun untuk melawan virus dan
bakteri penyebab penyakit. Namun, ada hal-hal yang dapat melemahkan sistem imun atau daya tahan
tubuh seseorang, antara lain penuaan, kurang gizi, penyakit, bahkan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu,
fungsi sistem imun perlu senantiasa dijaga agar daya tahan tubuh kuat.
Berikut adalah cara-cara alami yang bisa dilakukan untuk menjaga sistem imun atau daya tahan tubuh:
1. Mengonsumsi makanan bergizi
Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, dapat membantu
tubuh melawan radikal bebas. Selain itu, untuk menjaga imunitas tubuh, diperlukan juga asupan nutrisi
yang cukup. Perbanyak konsumsi daging tanpa lemak, kacang-kacangan, serta biji-bijian agar daya tahan
tubuh Anda kuat.
2. Berolahraga dengan rutin
Olahraga juga terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan meredakan peradangan. Namun, perlu
diingat, olahraga yang dilakukan secara teratur memiliki efek yang lebih baik terhadap sistem imun
dibandingkan olahraga yang hanya sesekali. Jadi, sempatkanlah untuk berolahraga setidaknya 30 menit
setiap hari.
3. Mengelola stres dengan baik
Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Kadar hormon kortisol yang
tinggi dapat mengganggu kerja sistem imun dalam melawan infeksi. Oleh karena itu, upayakan untuk
mengelola stres dengan baik supaya sistem imun Anda tetap terjaga dan kuat melawan infeksi virus
Corona.
4. Beristirahat yang cukup
Kurang tidur terbukti bisa menimbulkan dampak yang buruk pada kesehatan. Salah satunya adalah
penurunan daya tahan tubuh, sehingga beragam penyakit dapat lebih mudah menyerang.
5. Mengonsumsi suplemen penunjang daya tahan tubuh
Kandungan vitamin dan mineral dalam suplemen, seperti vitamin C (sodium ascorbate), vitamin B3
(nicotinamide), vitamin B5 (dexpanthenol), vitamin B6 (pyridoxine hcl), vitamin E (alpha tocopheryl),
zinc picolinate, dan sodium selenite, dapat meningkatkan kinerja sistem imun dalam melawan infeksi
yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, termasuk infeksi virus Corona.
ARTIKEL 8
Nama Penulis : -
Tanggal : 1 April 2020
Sumber :
https://covid19.go.id/p/konten/apa-yang-perlu-dilakukan-ketika-anda-sakit
ARTIKEL 9
Nama Penulis : -
Tanggal : 17 Maret 2020
Sumber :
http://padk.kemkes.go.id/health/read/2020/03/17/9/5-cara-efektif-agar-tidak-tertular-virus-corona.html
Coronavirus telah menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan ratusan korban jiwa.
Penyebab dari wabah ini adalah coronavirus jenis baru yang disebut
dengan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Penyakit ini termasuk dalam golongan virus yang sama
dengan virus penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle-East respiratory
syndrome (MERS).
Agar tidak terkena penyakit infeksi yang sedang mewabah ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk mencegah penularan virus Corona :
1. Mencuci tangan dengan benar
Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran
virus 2019-nCoV. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan
seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela
jari, dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin pengering
tangan.
Jika Anda adalah pekerja komuter yang berada di dalam transportasi umum, akan sulit untuk menemukan
air dan sabun. Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan produk hand
sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi kuman.
Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, setelah
menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan juga penting
dilakukan sebelum menyusui bayi atau memerah ASI.
2. Menggunakan masker
Ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu masker
bedah dan masker N95.
Masker bedah atau surgical mask merupakan masker sekali pakai yang umum digunakan. Masker ini
mudah ditemukan, harganya terjangkau, dan nyaman dipakai, sehingga banyak orang yang menggunakan
masker ini saat beraktivitas sehari-hari.
Cara pakai masker bedah yang benar adalah sisi berwarna pada masker harus menghadap ke luar,
sementara sisi dalamnya yang berwarna putih menghadap wajah dan menutupi dagu, hidung, dan mulut.
Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan menyaring kuman dari udara.
Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun penggunaan masker ini tetap bisa
menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona. Penggunaan masker lebih
disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus dan kuman, ketimbang pada
orang yang sehat.
Sedangkan masker N95 adalah jenis masker yang dirancang khusus untuk menyaring partikel berbahaya
di udara. Jenis masker inilah yang sebenarnya lebih direkomendasikan untuk mencegah infeksi virus
Corona. Meski demikian, masker ini kurang nyaman untuk dikenakan sehari-hari dan harganya pun relatif
mahal.
Ketika melepaskan masker dari wajah, baik masker bedah maupun masker N95, hindari menyentuh
bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas
masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer, agar tangan bersih dari kuman yang menempel.
3. Menjaga daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk menjaga
dan meningkatkan daya tahan tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti
sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak. Bila
perlu, Anda juga menambah konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.
Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.
4. Tidak pergi ke negara terjangkit
Tidak hanya Tiongkok, penyakit infeksi virus Corona kini juga sudah mewabah ke beberapa negara lain,
seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, India, Amerika Serikat, dan Eropa. Virus Corona juga
sudah terkonfirmasi ditemukan di negara-negara tetangga Indonesia, seperti Singapura, Malaysia,
Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Agar tidak tertular virus ini, Anda disarankan untuk tidak bepergian ke tempat-tempat yang sudah
memiliki kasus infeksi virus Corona atau berpotensi menjadi lokasi penyebaran coronavirus.
5. Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan coronavirus
Coronavirus jenis baru diduga kuat berasal dari kelelawar dan disebarkan oleh beberapa hewan mamalia
dan reptil. Oleh karena itu, hindarilah kontak dengan hewan-hewan tersebut
Jika ingin mengonsumsi daging atau ikan, pastikan daging atau ikan tersebut sudah dicuci dan dimasak
hingga benar-benar matang. Hindari mengonsumsi daging atau ikan yang sudah tidak segar atau busuk.
Bila Anda mengalami gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas,
apalagi bila dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke Tiongkok atau negara-negara lain yang sudah
memiliki kasus infeksi virus Corona, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan
penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.
ARTIKEL 10
Nama Penulis : -
Tanggal : 19 Maret 2020
Sumber :
http://padk.kemkes.go.id/health/read/2020/03/19/14/melandaikan-kurva-epidemiologik-kasus-
corona.html
Para ahli mengatakan melandaikan kurva atau memperlambat penyebaran virus corona (COVID-19)
adalah jalan keluar mengakhiri pandemi. Intinya melandaikan kurva adalah mencegah kurva membentuk
puncak yang tajam. Melandaikan maksudnya memperlambat penyebaran sehingga jumlah kasus infeksi di
satu waktu masih bisa ditangani sarana kesehatan yang tersedia. Dengan demikian, orang-orang berisiko
yang menjadi prioritas dapat memperoleh layanan yang memadai.
Kurva tinggi menunjukkan virus menyebar cepat (jumlah kasus banyak dalam waktu singkat) sehingga
memberikan tekanan pada sarana kesehatan. Akibatnya, sejumlah kasus tidak dapat dilayani karena di
luar kapasitas sarana kesehatan yang ada.
Sejak Desember saat pertama dideteksi di China virus telah menyebar ke lebih dari 150 negara. Bila
kurva bisa dilandaikan, kita bisa menyelamatkan banyak jiwa.
ARTIKEL 11
ARTIKEL 12
Saat ini diffuser yang biasanya dilengkapi dengan essential oil kerap jadi andalan banyak orang. Entah
sebagai aromaterapi, melembapkan udara, atau sebagai pengharum ruangan, diffuser memang memiliki
banyak manfaat. Namun, lain jadinya jika diffuser diisi dengan cairan antiseptik. Ini bukanlah metode
yang tepat untuk menangkal virus corona, justru bisa membahayakan siapa pun yang mencontohnya.
Bahan utama yang menyusun cairan antiseptik adalah chloroxylenol 4,8 persen. Kandungan
chloroxylenol sangat berbahaya jika sampai masuk ke tubuh kita, termasuk melalui jalur pernapasan. Jika
sampai terhirup dan masuk ke paru-paru, bahan kimia tersebut bisa menimbulkan acute lung injury atau
cedera paru-paru akut dan iritasi selaput lendir pada saluran pernapasan.
2. Jika dimasukkan ke dalam diffuser, antiseptik juga bisa tertelan dan terkena mata
Uap dari antiseptik pun berpotensi untuk masuk ke mata dan tertelan oleh kita. Hal Ini akan menyebabkan
keracunan akut serta kerusakan mata yang cukup parah.
Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa dalam beberapa kondisi, virus corona bisa bertahan beberapa
saat di udara. Namun, hal ini tidak bisa membunuh virus corona. Cukup semprotkan cairan disinfektan,
tunggu sepuluh menit, lalu bersihkan.
ARTIKEL 13
Salah satu bentuk pencegahan virus corona adalah menggunakan masker. Hal ini dilakukan agar percikan
air liur orang lain tidak dapat masuk ke area mulut dan hidung. Tetapi, saat ini ketersediaan masker kian
menipis. Alternatif yang bisa masyarakat gunakan adalah masker yang terbuat dari kain.
Sayangnya, masker kain tidak dapat menyaring mikroorganisme secara efektif. Meski demikian, menurut
Pusat Pengendalian dan Pencegahan (CDC) di Amerika serikat, tetap menyarankan menggunakan masker
kain dalam keadaan ekstrim atau kelangkaan masker.
ARTIKEL 14
Efektif Nggak Sih Pakai Hand Sanitizer untuk Cegah Virus Corona?
Kini virus covid-19 sudah masuk ke Indonesia. Mengetahui kabar ini, warga Indonesia lainnya panik dan
berbondong-bondong memborong masker serta hand sanitizer sebagai proteksi awal dari virus corona.
Karena hal tersebut pula, kita dapat melihat sendiri bahwa di beberapa tempat umum kini tersedia hand
sanitizer yang dapat dipakai secara gratis oleh siapa saja.
Sebenarnya, seberapa efektif sih penggunaan hand sanitizer ini? Simak penjelasannya berikut.
1. Tidak lebih efektif daripada mencuci tangan pakai air dan sabun
Beberapa waktu lalu, World Health Organization (WHO) sudah menyatakan kalau cara terbaik untuk
terhindar dari virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan. Pasalnya, menurut mereka beserta
organisasi lainnya, mencuci tangan pakai air dan sabun adalah metode terbaik dibandingkan
menggunakan hand sanitizer.
2. Hand sanitizer cukup untuk membunuh virus corona
The Center for Disease Control and Prevention mengumumkan kalau hand sanitizer juga mampu untuk
membunuh virus corona yang ada di tangan, demikian dilansir dari Popculture. Dengan catatan, hand
sanitizer tersebut mengandung 60 persen alkohol. Kandungan ini cukup untuk setidaknya membunuh
virus corona, walaupun tidak mampu membunuh beberapa virus lainnya.
3. Digunakan apabila sedang di luar rumah
4. Tidak bisa digunakan untuk tangan kotor
Jangan gunakan hand sanitizer ketika tangan kamu dalam kondisi kotor. Bukan tanpa sebab, hand
sanitizer memang tidak didesain untuk membersihkan tangan kamu, melainkan hanya sekadar mengusir
minyak dan kuman dari tangan. Mereka mencegah virus untuk masuk menembus kulit kamu.
5. Jangan coba-coba bikin hand sanitizer sendiri, jika tidak sangat terpaksa
ARTIKEL 15
Persediaan Obat dan Alat Medis yang Harus Ada di Rumah Selama Pandemi
Pandemi Covid-19 membuat banyak rumah sakit penuh, para dokter kewalahan dan tidak jarang,
perawatan untuk pasien-pasien dengan kondisi lain, jadi sedikit mengalami hambatan.Maka dari itu, Anda
perlu melengkapi persediaan obat-obatan dan alat medis sendiri di rumah, untuk berjaga-jaga apabila ada
penyakit yang menghampiri. Hal ini juga berlaku untuk Anda yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Berikut ini yang sebaiknya selalu disediakan.
1. Termometer
Demam adalah gejala pertama yang paling sering muncul pada orang yang terinfeksi Covid-19. Sehingga
selama masa pandemi, penting bagi Anda sekeluarga untuk memiliki termometer sendiri di rumah.
2. Paracetamol atau obat demam lainnya
Selama pandemi, kondisi demam perlu ditangani sesegera mungkin. Menyimpan obat penurun panas
seperti paracetamol atau acetaminophen adalah hal yang penting dilakukan. Mengonsumsi paracetamol
atau obat demam lain seperti ibuprofen, akan membantu meredakan demam sekaligus nyeri di tubuh
akibat infeksi corona.
3. Antihistamin
Antihistamin adalah obat alergi yang berguna untuk meredakan gejala Covid-19 yang mirip dengan gejala
alergi, seperti hidung berair dan ruam merah di kulit.
4. Dekongestan
Dekongestan berfungsi untuk mengurangi pembengkakan di saluran napas.Pada pasien flu maupun
Covid-19, obat ini bisa membantu melegakan pernapasan dan membuat tubuh terasa lebih nyaman.
5. Obat pereda gejala flu
6. Obat pencernaan
7. Vitamin
Cara terbaik untuk bisa sembuh dari penyakit ini adalah dengan meningkatkan sistem imun dan
meredakan gejalanya secepat mungkin.Untuk menambah daya tahan tubuh, mengonsumsi vitamin atau
suplemen setiap hari dapat bantu memenuhi kebutuhan harian Anda.
8. Hand sanitizer
Anda sekarang harus selalu menyediakan hand sanitizer. Sebab, menjaga kebersihan adalah salah satu
kunci untuk mencegah penularan Covid-19.
9. Masker
ARTIKEL 16
Hand sanitizer berbahan dasar alkohol dapat digunakan pada anak yang lebih besar, namun tidak aman
bagi bayi. Jenis hand sanitizer yang aman bagi bayi adalah hand sanitizer yang tidak mengandung
alkohol. Tapi ini berarti, cairan tersebut tidak efektif untuk membunuh bakteri maupun virus.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk tetap menggunakan metode mencuci tangan dengan sabun
bagi bayi dan anak Anda. Orang tua perlu waspada bahwa hand sanitizer biasanya dikemas dalam botol
dengan berbagai warna, dan memiliki aroma yang menarik untuk bayi dan anak-anak. Misalnya, aroma
buah dan permen. Akibatnya, buah hati mungkin saja penasaran dan menjilat cairan ini.
Hand sanitizer pun mengandung sekitar 40 hingga 95 persen alkohol. Jadi bila tidak sengaja terminum,
produk ini akan menyebabkan keracunan alkohol. Bayi dan anak-anak akan lebih rentan mengalami
keracunan alkohol dibandingkan orang dewasa. Gejala yang muncul bisa berupa muntah, anak tampak
mengantuk dan sempoyongan, serta denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasannya menjadi turun.
Selain itu, alkohol bisa memicu penurunan gula darah dengan cepat dan menyebabkan kejang-kejang
hingga koma.
Tips menggunakan hand sanitizer yang aman untuk bayi
Beberapa langkah dapat Anda lakukan guna menjaga bayi tetap aman dari bahaya keracunan hand
sanitizer. Langkah-langkah ini meliputi:
1. Simpan hand sanitizer di tempat yang tidak terjangkau oleh bayi.
2. Selalu pantau penggunaan hand sanitizer.
3. Saat memakainya, tuangkan hand sanitizer secukupnya di tangan telapak tangan Si Kecil dan
gosokkan kedua tangannya hingga benar-benar
4. Pastikan bayi Anda tidak memasukkan tangannya yang masih basah ke dalam mulut.
5. Sebagai alternatif, Anda juga dapat menggunakan tisu basah khusus bayi yang tidak mengandung
alkohol supaya lebih aman untuk buah hati.
ARTIKEL 17
ARTIKEL 18
Kebiasaan memakai masker di bawah dagu membahayakan karena dapat meningkatkan risiko penularan
Covid-19. Saat Anda memakai masker, bagian dalam masker akan menyentuh bagian mulut dan hidung
Anda secara langsung. Jika Anda menurunkan masker di dagu atau bahkan sampai leher ketika makan,
minum, atau ngobrol, maka area dalam masker yang mulanya menyentuh mulut dan hidung akan
menyentuh area dagu hingga leher.
Ketika masker menempel di dagu, leher, atau area tubuh Anda lainnya, seperti rambut, dahi, dan tangan,
maka mungkin saja masker sudah terkontaminasi oleh bakteri atau virus yang menempel di area tersebut.
Saat Anda memilih untuk menurunkan masker di dagu hingga ke leher, lalu menggunakannya kembali ke
hidung dan mulut dapat membuat fungsi masker menjadi tidak optimal lagi untuk melindungi Anda dan
orang lain dari paparan bakteri dan virus.
Cara melepas masker yang tepat saat makan
Sebelum melepas masker, cuci tangan Anda terlebih dahulu menggunakan sabun dan air mengalir
atau cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal 70%.
Ketika melepas masker, hindari menyentuh bagian depan masker. Sebaiknya hanya sentuh bagian
tali atau karet pengaitnya.
Untuk melepas masker karet, pegang kedua karet yang menempel di kedua telinga. Lepaskan
masker dari telinga.
Sementara, untuk melepas masker tali, buka tali bagian bawah, lalu lepaskan tali bagian atas.
Anda bisa membuang masker ke tempat sampah atau meletakkan masker yang baru saja Anda
gunakan ke dalam tas kertas atau plastik ziplock khusus masker.
ARTIKEL 19
Empat cara mengelola limbah masker dan APD selama pandemi COVID-19. Mana yang
lebih efektif?
Melonjaknya permintaan alat perlindungan diri (APD) dan keharusan menggunakan masker kain untuk
mencegah penyebaran virus corona menimbulkan konsekuensi meningkatnya limbah medis. Maka dari
itu, diperlukan cara untuk mengelola limbah – limbah tersebut.
Berikut empat cara mengelola limbah APD dan masker bagi fasilitas pelayanan kesehatan
(puskesmas dan rumah sakit) dan masyarakat :
1. Potong-potong dan buang
Masker dipotong-potong atau dirusak terlebih dahulu sebelum dibuang. Cara ini disarankan untuk
mencegah penyalahgunaan, seperti dijual kembali.
Kelemahan dari cara tersebut adalah (1) masker sekali pakai biasanya terbuat dari bahan dasar plastik,
tidak mudah basah dan tidak mudah terbakar; (2) akan berakhir di lingkungan ketimbang diangkut dan
dibawa ke tempat pengolahan akhir (TPA).
2. Tempat penampungan sementara (TPS) atau depo transit
WHO dan badan kesehatan publik di Inggris (Public Health England) menyarankan memasukkan limbah
APD saat COVID-19 ke dalam kantung plastik kuning dua lapis dan ditampung selama 72 jam di tempat
sementara sebelum dibuang ke fasilitas pengolahan akhir. Harapannya, virus sudah mati baru dibawa ke
fasilitas penanganan akhir.
3. Metoda penguapan atau autoklaf
Metode ini berfungsi sebagai pengganti metode pembakaran untuk mencegah lepasan persistent organic
pollutants (POPs) atau senyawa organik yang bersifat racun dan bertahan lama di lingkungan. Metode
autoklaf memperlakukan limbah medis menjadi steril dengan cara menggunakan uap panas, dicacah, dan
akhirnya dibuang ke TPA.
4. Pembakaran atau insinerasi
Proses insinerasi bisa menimbulkan masalah baru yang lebih serius yaitu munculnya limbah B3.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah merekomendasikan membakar sampah
dengan tungku bakar dengan temperatur di atas 800 derajat Celsius (insinerator) untuk menjamin seluruh
virus tak mencemari lingkungan.
ARTIKEL 20