Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

DESAIN SISTEM KELISTRIKAN

“PENERAPAN RECLOSER DALAM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK”

NAMA ANGGOTA :

ANGFIKA SEPTIANTO W (201510130311083)


M. DANIAL FIRMAN (201510130311084)
DRESTA ARI ARKAN (201510130311086)
PUTRI LIDYA Q. A. (201510130311090)
MYRZA THIFALLUDIN (201510130311104)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keandalan sistem adalah peluang suatu komponen atau sistem dalam
memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode tertentu. Peningkatan
kebutuhan tenaga listrik menuntut sistem distribusi tenaga listrik yang
mempunyai tingkat keandalan yang baik.
Tingkat keandalan jaringan distribusi pada umumnya diukur oleh dua
parameter, yaitu : Standard Average Interuption Duration Index (SAIDI) dan
Standard Average Interuption Frequency Index (SAIFI). Semakin tinggi angka
SAIDI dan SAIFI menunjukkan semakin rendahnya tingkat keandalan dan
tingkat pelayanan ke pelanggan. Salah satu metode untuk meningkatkan
keandalan jaringan distribusi berdasarkan indeks keandalan adalah dengan
menambahkan sectionalizer atau recloser. Fungsi recloser adalah sebagai alat
untuk memperkecil daerah jaringan listrik yang terkena gangguan.
Pemasangan recloser selama ini hanya berdasarkan jarak aman antara suatu
recloser dengan komponen pemutus lainnya dan belum mempertimbangkan
banyak pelanggan didaerah yang dilindungi.
Pada tugas ini kami memilih dan mengambil data-data jaringan
distribusi dari PT. PLN (Persero) Area Semarang dan PT. PLN (Persero) UPJ
Semarang Selatan untuk melakukan percobaan penerapan recloser pada jaringan
distribusi tenaga listrik.
B. DASAR TEORI
a. Recloser (Pemutus Balik Otomatis)
Recloser adalah rangkaian listrik yang terdiri dari pemutus
tenaga yang dilengkapi kotak control elektronik (elektronik control
box), yaitu suatu peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser
dimana peralatan ini tidak berhubungan dengan tegangan menengah
dan pada peralatan ini recloser dapat dikendalikan cara pelepasannya.
Recloser hamper sama dengan CB, dan digunakan juga untuk
pengalokasi gangguan karena diletakkan di saluran distribusi. Adapun
recloser dan kontrolnya terdapat pada tiang yang sama. Kemampuan
sebagai peralatan proteksi arus lebih, yang dilengkapi beberapa fungsi
tgambahan misalnya hotline tag, sensitive ground fault, dan lain-lain.
Gambar 1. Recloser

b. Fungsi Recloser
Recloser berfungsi memisahkan daerah atau jaringan yang
terganggu sistemnya secara cepat sehingga dapat memperkecil daerah
gangguan secara sesaat sampai gangguan tersebut akan dianggap
hilang, dengan demikian recloser akan masuk kembali sesuai
settingannya sehingga jaringan akan aktif kembali secara otomatis.
c. Prinsip Kerja Recloser
Perlengkapan elektronik ditempatkan pada sebuah kotak yang
terpisah dari tangka recloser. dalam melakukan perubahan
karakteristik, tingkat arus penjatuh minimum dan urutan operasi
recloser dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengeluarkan recloser.
Arus pada saluran dideteksi oleh trafo arus yang dipasang pada
bushing recloser, kemudian arus sekundernya dialirkan ke elektronik
control box. Setelah mencapai waktu tunda yang ditentukan oleh
program karakteristik arus – waktu , maka rangkaian trip (penjatuh)
mengirimkan sinyal untuk melepaskan kontak utama recloser. Rele
urutan kerja akan direset timing pada posisi semula untuk mengatur
penutupan kembali berikutnya. Apabila ternyata gangguan yang terjadi
belum hilang, maka pada pembukaan yang terakhir sesuai urutan kerja
recloser akan berada pada posisi lock out ( terkunci).
Gambar 2. Diagram Blok Recloser
II. PEMBAHASAN
A. Single Line Diagram Gardu Induk
Single Line Diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal yang
menjelaskan sistem kelistrikanpada gardu induk secara sederhana sehingga
memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi darisetiap bagian peralatan
instalasi yang terpasang, untuk operasi maupun pemeliharaan. gardu induk
dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana di bawah ini :
 Gardu Induk Ring busbar :
 Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.
 Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada,
tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk
ring (cincin).
 Gardu Induk Sistem Single Busbar
 Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.
 Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk
yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.

Gambar 3. Single Line Diagram Gardu Induk Single Busbar

 Gardu Induk Sistem Double Busbar


 Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
 Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk
mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat
melakukan perubahan sistem (manuver sistem).
 Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.

Gambar 4. Single Line Diagram Gardu Induk Double Busbar



Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar
 Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
 Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu
induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang
berkapasitas besar.
 Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena
dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan
perubahan sistem (manuver system).

Gambar 5. Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar


B. Single Line Diagram Percobaan
Adapun single line diagram dari percobaan yang telah kami lakukan adalah
sebagai berikut :

Gambar 6. Single Line Diagram Gardu Induk Percobaan PT.


PLN (Persero) Area Semarang dan PT. PLN (Persero) UPJ
Semarang Selatan

C. Penerapan Konverter Elektronika Daya


1. Penyearah
Aplikasi dari rectifier terkontrol meliputi :
1) Sistem Kontrol Kecepatan motor DC, banyak dipakai pada
pabrik baja dan pabrik kertas
2) Proses-proses elektrokimia dan elektro metalogi
3) Supply-supply daya magnet
4) Konverter-konverter pada akhir masukan jalur-jalur transmisi DC
5) Peralatan mesin tangan portable
Seperti halnya pada pengontrol-pengontrol tegangan AC, rectifier-
rectifier terkontrol dapat dipergunakan pada sistem-sistem kontrol loop
tertutup, dimana fungsinya adalah sebagai amplifier operasional berdaya
tinggi dimana sudut pada saat thyristor dinyalakan, diubah-ubah sesuai
dengan sinyal error.
2. Inverter
Penerapan inverter harus mampu mengontrol tegangan keluaran dan
frekuensi keluaran. Kebutuhan akan tegangan keluaran terkontrol ini
bisa terjadi tidak dalam kaitannya dengan uasha untuk mengatasi
regulasi pada peralatan AC. Peranan dari inverter meliputi :
1) Suplai-suplai daya stand by
2) Suplai-sulpai daya tak terputus untuk komputer
3) Pengendalian motor AC kecepatan variabel
4) Pemanasan induksi
5) Keluaran dari jalur transmisi DC.
3. Konverter DC-DC
Konverter DC-kDC dibutuhkan dalam penggerak-penggerak DC
kecepatan variable, dimana konverer DC/DC akan mengurangi
pemborosan daya dalam bentuk panas yang dihasilkan saat starting.
4. Konverter AC-AC
Penerapan Konverter AC ke AC meliputi :
1) Pemanasan induksi dari logam
2) Pengontrolan cahaya
3) Kontrol transformator primer untuk proses proses elektrokimia
4) Transformator perubahan tap
D. Pembangkitan energi listrik
Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik berfungsi membangkitkan energi listrik
melalui berbagai macam pembangkit tenaga listrik.
Pada Pembangkit Tenaga Listrik ini sumber-sumber energi alam
dirubah oleh penggerak mula menjadi energi mekanis yang berupa
kecepatan atau putaran, selanjutnya energi mekanis tersbut di rubah menjadi
energi listrik oleh generator.
Sistem pembangkitan tenaga listrik berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan
menjadi berikut :
 Energi terbarukan : Mikrohidro, Tenaga Surya, Tenaga Gelombang,
Tenaga Angin, Air, dan Biomassa.
 Energi Tak terbarukan : Minyak Bumi
Bagian-bagian pembangkit tenaga listrik :
a. Penggerak Utama (primer mover)
 Mesin diesel
 Turbin (air, gas, uap)
 Beserta komponen dan perlengkapan lainnya (kondenser,
boiler, dll)
b. Komponen listrik
 Generator dan perlengkapannya
 Transformator
 Peralatan Proteksi
 Saluran kabel, busbar, dll
c. Komponen Sipil
 Bendungan, pipa pesat, prasarana dan sarana penunjang (untuk
PLTA)
 Prasarana dan sarana sipil (pondasi peralatan, jalan, cable
dutch, dll)
 Gedung Kontrol
d. Komponen Mekanis
 Peralatan bantu, perlatan pendingin, peralatan proteksi, dll
E. Batterai
Baterai merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dengan proses reaksi kimia. Baterai dapat berupa susunan
beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel baterai terdiri dari elektroda positif
(anoda), elektroda negatif (katoda), dan larutan elektrolit. Jenis elektroda dan
larutan elektrolit yang digunakan dalam baterai berbeda-beda tergantung
spesifikasi dari pabrikan yang memproduksi baterai tersebut. Baterai
digunakan untuk menghasilkan arus searah arau DC. Pada gardu-gardu induk
maupun pusatpusat pembangkit tenaga listrik baterai ini berfungsi sebagai:
1. sumber tengan motor-motor untuk penggerak PMT, PMS, tap changer
trafo tenaga dan sebagainya.
2. Sumber tenaga untuk alat-alat kontrol, tanda-tanda isyarat (signal dan
alarm).
3. Tenaga untuk peralatan telekomunikasi PLC dan SCADA.
4. Tenaga untuk penerangan darurat.
5. Tenaga untuk relay proteksi
III. HASIL DAN ANALISA
A. Diagram Single Line Percobaan

Gambar 7. Single Line Diagram Saat Belum Tejadi Gangguan


B. Hasil Simulasi
Urutan kejadian saat simulasi adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Urutan Kejadian Simulasi

Gambar 9. Diagram Single Line Saat Terjadi Gangguan


Gambar 10. Hasil Simulasi Dalam Bentuk Gelombang
Gelombang yang berwarna biru merupakan gelombang tegangan dari Bus1 sedangkan
gelombang yang berwarna hijau merupakan gelombang tegangan dai Bus 2.

C. Data Yang Digunakan


Data yang digunakan dalam percobaan:
1. Power Grid : 150 kV
2. Bus 1 : 150 kV
3. Transformator : 150/20 kV ; 60 MVA
4. Circuit Breaker : Max. kV =25,8 kV ; Cont. Amp=1200 A
5. Recloser : 15,5 kV; 50 A
6. Bus 1,2,3,4,5,6,7 : 20 kV
7. Beban : Lump 1 = 5 MVA; Lump 2 = 5 MVA

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari Percobaan ini didapat bahwa recloser dapat dengan cepat menangani
gangguan-gangguan yang disebabkan hubung singkat antar fasa pada Bus 1 dan
Bus 2. Hanya cukup 1 detik recloser dapat memulihkan sistem distribusi yang
terjadi gangguan.
B. Saran
Pemasangan recloser harus sesuai dengan spesifikasi dari jaringan distribusi agar
recloser dapat bekerja dengan baik karena setiap jaringan distribusi memiliki data-
data yang berbeda.
V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Abraham, B. D., Handoko, S., & Winardi, B. (2017). Optimasi Penempatan Recloser
pada Distribusi Jaringan Radial Penyulang PDP-03 menggunakan Ant Colony
Optimization (ACO). Transient, 224.
[2] Putra, A., & Firdaus. (2017). Analisa Penggunaan Recloser untuk Pengaman Arus
Lebih Pada Jaringan Distribusi 20KV Gardu Induk Garuda Sakti. Jom Fteknik.
[3] Andre. (2011, April). Konsep Dasar Gardu Induk. Diambil kembali dari Andre
Electro: http://andre-electro.blogspot.com

[4] Nugroho. (t.thn.). Baterai Sebagai Suplai Tegangan DC pada Gardu Induk 150 KV
Kalisari.

Anda mungkin juga menyukai