Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : “ Terapi Hipertensi untuk pasien Hipertensi“


Sasaran : Keluarga Tn. N dan Ny.S
Tempat : Tempat tinggal Pasien
Hari / Tanggal : Kamis, 25 Juli 2019
Waktu : Pukul 10.00 Wib (1 x 30 menit)
Penyuluh : Ghina Fitriyah, S.Kep

A. Latar Belakang Masalah


Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena
jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya
stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal
(Gunawan, 2001).
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer),
karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul,
gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya
terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dalam dua golongan, yaitu


hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu
kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi. Hipertensi
ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang efek-efek
kombinasinya menyebabkan hipertensi. Hipertensi sekunder, yang meliputi
5% dari hipertensi. Disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu
organ atau sistem tubuh (Noviyanti,2015).

Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.


Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau
setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa.  Angka prevalensi
hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007
dari riskesde 2013 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60
persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada
jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi
justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada
masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.

 Di Indonesia banyak penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang,


tetapi hanya 4%, yang merupaka hipertensi terkontrol. Privalensi 6-15% pada
orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial. Hasil peneltian dari MONICA (multinational monitoring
kardiovascular diseases), angka kejadian di Indonesia berkisar 2-18%
diberbagai daerah, jadi di Indonesia saat ini kira-kira terdapat 20 juta orang
penderita hipertensi. (Weblog, ririns) di Sumatra Barat, penderita Hipertensi
ada 31,2 persen sedangkan data nasional mencapai 31,7 persen.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih  tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik) tekanan darah
kurang dari 120/80 mmHg di defenisikan sebagai “normal” pada tekanan
darah tinggi bisanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau keatas,
diukur kedua lengan iga dalam jangka beberapa minggu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang apa itu
hipertensi dan dapat melaksanakan teknik hipnoterapi untuk mengontrol
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a) Pengertian Hipertensi
b) Gejala Hipertensi
c) Cara mengatasi hipertensi
d) Pencegahan dan Penanganan (terapi pisang ambon)

C. Rangkaian kegiatan
1. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab serta praktek senam.
2. Media
Flip chart dan leaflet.
3. Sasaran / target : Pasien dan keluarga pasien
4. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Hipertensi
2. Gejala Hipertensi
3. Cara mengatasi hipertensi
4. Pencegahan dan Penanganan dengan terapi pisang ambon
5. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Selasa, 25 Juli 2019
Waktu : 10. 00 – 10.30 WIB
Tempat : Rumah Klien
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tahapan dan Kegiatan Peserta
No Kegiatan Penyuluhan
Waktu Penyuluhan
1 Pembukaan 5 menit  Mengucapkan Salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan dan
 Menjelaskan Kontrak waktu mendengarkan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan
disampaikan
2 Pelakasanaan 20 menit  Menggali pengetahuan pasien dan  Memperhatikan
keluarga tentang pengertian
Hipertensi
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan
 Menjelaskan pengertian  Mendengarkan
Hipertensi
 Menggali pengetahuan klien dan  Mendengarkan
keluarga tentang gejala hipertensi
 Memberikan reinforcement positif
 Menggali pengetahuan klien dan  Memperhatikan
keluarga tentang cara mencegah  Mendengarkan
hipertensi
 Menjelaskan dan memberikan
cara melakukan terapi pisang
ambon pada klien dan keluarga  Mempraktekkan
klien
 Memberikan kesempatan pada
klien dan keluarga untuk
mengulang kembali yang telah
dijelaskan.
3 Penutup  Menjelaskan kesimpulan dan  Mendengarkan dan
5 menit mengevaluasi hasil penyuluhan berperan aktif dalam
 Menyampaikan salam penutup menyampaikan materi
yang diberikan
 Membalas salam
penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Klien dan keluarga klien mengikuti penyuluhan sampai selesai
b. Klien dan keluarga klien dapat mengikuti penyuluhan dengan tenang
dan konsentrasi
2. Evaluasi hasil
Diharapkan klien mampu :
a. Klien dan keluarga klien mampu menyebutkan pengertian hipertensi
b. Klien dan keluarga klien mampu menyebutkan gejala hipertensi.
c. Klien dan keluarga klien mampu menyebutkan pencegahan
hipertensi
d. Klien dan keluarga klien mampu menyebutkan cara-cara untuk
mengurangi hipertensi
e. Klien dan keluarga klien mampu mengikuti kegiatan senam anti
hipertensi

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hipertensi

.  Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah


sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90
mmHg. Istilah tradisional tentang hipertensi “ringan” dan “sedang” gagal
menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi pada penyakit
kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
sistem peredaran darah yang sering terjadi pada usia setengah umur atau
lebih di mana terjadi peningkatan dari tekanan sistolik di atas standard
dihubungkan dengan usia dan merupakan penyebab utama jantung
koroner, cidera cerebro vaskuler.
 Darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan
darah seseorang berada pada tingkatan diatas normal. Konsekuensi dan
keadaan ini adalah timbulnya penyakit yang menggangu tubuh penderita.
Dalam penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan dan memerlukan
penanggulangan dengan baik. (Sudjaswandi : 2002. h 17)

B. Penyebab Hipertensi

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian


karena orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang
ditimbulkan, serta mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial  tidak diketahui penyebabnya, biasanya
dihubungkan dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam
dan lemak tinggi,strees, merokok.
2. Hipertensi sekunder  penyebab pada umumnya dapat diketahui secara
pasti, seperti : gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
Adapun penyebab terjadinya Hipertensi pada lansia antara lain :
1. Stress
2. Merokok
3. Kelelahan
4. Minum alcohol
5. Kegemukan (obesitas)
6. Diet yang tidak seimbang
7. Konsumsi garam yang tinggi (>30 gr).

C. Tanda dan Gejala

1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher (leher jadi tegang).
4. Kadang mimisan.
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung
6. Telinga berdenging.
7. Sukar tidur.
8. Mata berkunang-kunang.
9. Rasa mual atau muntah.

D. Klasifikasi atau Derajat Hipertensi

The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment


of High Pressure. (komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi).
Mengklasifikasikan hipertensi dalam tabel di bawah ini :
Tabel Stadium Hipertensi
Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)
Normal 130-140 85-89
Stadium I Ringan 140-159 90-99
Stadium 2 Sedang 160-179 100-109
Stadium 3 Berat 180-209 110-119
Stadium 4 Sangat Berat  210  120

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi

Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi :


1. Obesitas
2. Perokok
3. Peminum alcohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

F. Komplikasi

1. Efek pada organ :


a.) Otak
 Pemekaran pembuluh darah
 Perdarahan
 Kematian sel otak : stroke
b.) Ginjal
 Malam banyak kencing
 Kerusakan sel ginjal
 Gagal ginjal
c.) Jantung
 Membesar
 Sesak nafas (dyspnoe)
 Cepat lelah
 Gagal jantung
G. Cara pencegahan dan perawatan hipertensi

1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal


(cegah kegemukan).
2. Batasi pemakaian garam.
3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada
faktor keturunan hipertensi dalam keluarga.
4. Tidak merokok.
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Batasi makanan.
8. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
9. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah
mencapai 40 tahun.
10. Terapi senam anti hipertensi

Bagi yang sudah sakit :

1. Periksa Tekanan darah secara berkala kepada petugas kesehatan


2. Berobat secara teratur.
3. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat
tanpa petunjuk petugas kesehatan.
4. Selalu mengkonsumsi makanan yang dapat menjaga kestabilan
tekanan darah.
5. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat
untuk penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan
memperburuk hipertensi

H. Konsumsi pisang ambon bagi penderita hipertensi


Pisang Ambon yang memiliki kandungan gizi yang baik, menyediakan
energi yang cukup tinggi dari pada buah-buahan lainnya. Buah pisang ambon
juga dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan stroke. Hal ini
tidak lain karena kandungan kalium yang terdapat didalamnya cukup tinggi.
Sebuah pisang ambon mengandung sekitar 487mg kalium atau menyediakan
14% kebutuhan sehari. Kalium adalah senyawa kimia yang berperan dalam
memelihara fungsi normal otot, jantung, dan sistem saraf, kalium merupakan
regulator utama tekanan darah.Terlalu banyak natrium dalam tubuh
merupakan sinyal bagi ginjal untuk meningkatkan tekanan darah.Terlalu
sedikit kalium memberikan efek serupa. Ini merupakan keseimbangan yin dan
yang dalam tubuh (Kowalski, 2010).
Menurut badan kesehatan sedunia (WHO) dan badan pangan sedunia
(FTO), konsumsi pisang ambon yang ideal perhari adalah 2-3 buah, pilih buah
pisang ambon yang memiliki kulit buah berwarna hijau walau sudah matang.
Makan buah pisang ambon setiap hari 1 jam sebelum makan/saat perut kosong
agar lebih bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, berbeda jika makan
setelah makan utama dalam kondisi perut sudah kenyang dan akhirnya hanya
akan terisi pisang ambon sedikit.
Volume dan tekanan osmosis darah dan cairan sangat berkaitan dengan
konsentrasi ion natrium dan kalium, yang sangat dikendalikan oleh
mekanisme pengaturan tubuh yang mengatur jumlah dikeluarkan melalui urin
dan keringat, khususnya oleh hormon aldosterone. Mekanisme bagaimana
kalium dapat menurunkan tekanan darah adalah sebagai berikut. Kalium dapat
mengatur saraf perifer dan sentral yang memengaruhi tekanan darah. Berbeda
dengan natrium, kalium merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler.
Konsumsi banyak kalium akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan
intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan
menurunkan tekanan darah (Hardinsyah, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

 Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
 Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medik
 Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai