PEMBAHASAN
A. Pengertian Diet
Diet sering disalah artikan sebagai usaha mengurangi makan untuk mendapatkan berat
tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Padahal, berdasarkan asal
serapan katanya, arti ini yang sebenarnya adalah mengatur pola makan. Tentu saja, saat ini masih
banyak orang yang menyalah artikan arti berat badan sendiri. Oleh karena itu perlu diluruskan
mengenai arti menurunkan berat badan yang sebenarnya. Diet sangat akrab di kalangan kaum
wanita, karena memang sebagian besar wanita tentu saja menginginkan tubuh yang ideal. Cara
ini dipercaya dapat membantu mereka untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi cukup yang
dibutuhkan oleh tubuh, sehingga berat badan mereka juga tetap terkontrol dan terjaga Dalam
kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman
yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan . Oleh karena itu
Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi
makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal . Sekarang diet memiliki banyak jenis dari diet
rendah kalori, diet rendag protein, diet jantung, diet rendah gula, diet rendah garam, hingga diet
rendah purin (untuk penderita gout atau asam urat).Adapun demikian macammacam diet dan
definisinya akan dirangkum dibawah ini :
Menurut keadaan, pasien dapat di berikan salah satu dari dua macam diet energi tinggi
protein tinggi ( ETPT ) seperti di bawah :
Ø Diet energi tinggi protein tinggi I ( ETPT I )
Energi : 2600 kkal, protein : 100 g ( 2 g/kg BB )
Ø Diet energi tinggi protein tinggi II ( ETPT II )
Energi : 3000 kkal, protein : 125 g (2,5 g/kg BB )
makan dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak -1 kg /
minggu, asupan energi di kurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari kebutuhan normal. Perhitungan
kebutuhan energi normal dilakukan berdasarkan berat badan ideal.
2) Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan energi total.
3) Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber lemak berasal dari
makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi.
4) Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih
banyak sumber karbonhidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi ,
sebagai alternatif , bisa di gunakan gula buatan sebagai pengganti gila sederhana.
5) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
6) Diajukan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.
7) Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.
1. Diet pra-bedah
Diet prabedah adalah pengaturan makann yang diberikan kepada pasien yang akan
menjalani pembedahan.
Pemberian diet prabedah tergantung pada:
1) Kedaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status gizi, gula darah, tekanan darah,
ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh.
2) Macam pembedahan: (a). Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan
sirkumsisi atau khitan. (b). bedah manyor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah saluran
cerna (lambung, usus halus, dan usus besar) da bedah diluar saluran cerna (jantung, ginjal, paru,
saluran kemih, tulang, dan sebagainya).
3) Sifat operasi : segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat diberi diet
prabedah. Berencana atau elektif. Pasien disiapkan dengan pemberian diet prabedah sesuai status
gizi dan macam pembedahan.
4) Macam penyakit: (a). Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran
cerbna, jantug, ginjal, sluran pernpasan, dan tulang. (b). penyakit penerta yang dialami, misalnya
penyakit diabetes melitus, jantung, dan hipertensi.
b. Syarat diet
Syarat- syarat diet pra-bedah adalah:
1. Energi.
(a) Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
(b) Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi
normal.
(c) Bagi pasien degan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal
ditambahakan faktor stres sebesar 15% dari AMB (angka metabolisme basal).
(d) Bagi pasien dengn penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan peyakitnya.
2. Protein
(a) Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (< 2,5 mg/dl) diberikan protein
tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
(b) Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB.
(c) Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
3. Lemak cukup, yaitu 15,25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan penyakit tertentu
diberikan sesuai dengan penyakitnya.
4. Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuha energi total untuk menghindari hipermetabolisme.
Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai dengan penyakitnya.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
6. Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
7. Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak
mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau air kecil di meja operasi).
2. Diet Pasca-bedah
Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantng pada macam pembedahan dan
jenis penyakit penyerta.
a. Tujuan diet pasca-bedah
Tujuan diet pasca-bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan penigkatan daya tahan tubuh pasien, dengan cara
sebagai berikut: (1) memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein). (2) mengganti
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain. (3) memperbaiki ketidak seimbangan
elektrolit dan cairan.
b. Syarat diet
Diet pasca-bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentu cair, saring,
lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan
dan keadaan pasien seperti: (1) pasca-bedah kecil. Makan diusahakan secepat mungkin kembali
seperti biasa atau normal. (2) pasca-bedah besar makanan diberikan secara berhati-hati sesuai
dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
a. Tujuan diet
(1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan
asupan makanan dengan insulin (endogenous atau exogeous), dengan obat penurut glukosa oral
dan aktifitas fisik
(2) Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
(3) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
(4) Menghindari atau menangai komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, komplikasi jagka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan
dengan latihan jasmani
(5) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal
b. Syarat diet
(1) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
(2) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
(3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk < 10% dari
kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10 % dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
(4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.
(5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya
sedikit sebagai bumbu.
(6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
(7) Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat dalam
sayur dan buah.
(8) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk
garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
(9) Cukup vitamin dan mineral
a. Tujuan diet
Tujuan diet gout atritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta
menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
b. Syarat diet
(1) Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
(2) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15 % dari kebutuhan energi total.
(3) Hindari bahan makanan sember protein yang mempunyai kandungan urin > 150 mg/100g.
(4) Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebuutuhan energi total.
(5) Karbohidrat dapat di berikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total.
(6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
(7) Cairan di sesuaikan dengan urin yang keluar setiap hari.
(4) Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1 kali ( 150%) angka keukupan gizi yang dianjurkan
(AKG), terutama vitamin A, , C, E, folat, kalsium, magnesium, seng, dan selenium.
(5) Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna.
(6) Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien.
(7) Elektrolit.
(8) Bentuk makanan di modifikasi sesuai dengan keadaan pasien.
(9) Makanan di berikan dalam porsi kecil da sering.
(10) Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.
BAB III
KESIMPULAN
Diet adalah sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan
untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan yang ideal.
Diet penyakit adalah salah satu usaha mengatur pola makan yang sehat dengan penyakit
yang di derita agar cepat menuju angka kesembuhan dan mencegah penyakit itu kembali lagi.
Macam-macam penyakit yang di perlukan diet :
(1) Diet pada tindakan bedah
(2) Diet luka bakar
(3) Diet komplikasi kehamilan
(4) Diet penyakit hati dan kandung empedu
(5) Diet penyakit diabetes melitus
(6) Diet penyakit jantug dan pembuluh darah
(7) Diet penyakit ginjal dan saluran kemih
(8) Diet penyakit gout artritis
(9) Diet penyakit kanker
(10) Diet penyakit HIV/AIDS
Diet standar makanan khusus adalah :
(1) Diet energi tinggi protein tinggi
(2) Diet energi rendah
(3) Diet garam rendah
(4) Diet serat tinggi
(5) Diet sisa rendah