Anda di halaman 1dari 20

PEMIKIRAN PROF. DR.

ZAKIAH DARADJAT TENTANG PENDIDIKAN


ISLAM DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI AGAMA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh :
IWAN JANU KURNIAWAN
G000080066

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK

PEMIKIRAN PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT TENTANG


PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI AGAMA

Pendidikan Islam mempunyai hubungan yang sangat erat dengan psikologi


agama, seerat dua sisi koin yang tidak mungkin dilepaskan, satu sama lain saling
melengkapi. Biasanya psikologi agama sering digunakan sebagai salah satu
pendekatan untuk menyampaikan pesan-pesan yang diusung oleh pendidikan
Islam baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Tentunya dalam rangka untuk
melahirkan generasi yang beriman, unggul dan tangguh dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang akan selalu dihadapi dirinya, keluarga dan bangsa ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pemikiran Prof. Dr. Zakiah Daradjat
tentang pendidikan Islam dalam perspektif psikologi agama, yang menarik di sini;
ialah psikologi agama merupakan disiplin ilmu yang merupakan bagian dari
hidupnya, sebab bisa dipastikan di dalam setiap karyanya teori-teori psikologi
agama selalu ada. Hal ini dibuktikan dalam sepak terjangnya pada dunia terapi,
pendidikan dan dakwah. Beliau sering mengaitkan ide-idenya dengan fenomema-
fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, misalnya kenakalan remaja,
tindakan anarkis, seks bebas, narkoba, dan lain sebagainya.
Permasalahan dalam penelitian ini ialah ”Bagaimana pemikiran Prof. Dr.
Zakiah Daradjat tentang pendidikan Islam dalam perspektif psikologi agama”.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan sumber
data yang digunakan terdiri dari sumber data primer yaitu seluruh karya dari Prof.
Dr. Zakiah Daradjat dengan spesifikasi pada buku Ilmu Jiwa, Ilmu Pendidikan
Islam, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, dan sumber data sekunder
yaitu berupa buku-buku, yang relevan dengan penelitian ini untuk memperkuat
argumen serta untuk melengkapi data dari hasil penelitian. Teknik analisis data
yang digunakan penulis dalam penelitian ini ialah analisis isi (content analisys).
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini ialah (1).
Pendidikan Islam tidak dilepaskan dari psikologi agama, yang satu sama saling
membutuhkan, (2). Pendidikan Islam merupakan usaha sengaja yang dilakukan
dengan melalui proses bimbingan, arahan, pembinaan terhadap peserta didik, yang
berpedoman kepada al- Qur’an dan as Sunnah dan psikologi agama sebagai salah
satu pendekatannya, (3). Pembinaan mental tidaklah dimulai dari sekolah
melainkan dari keluarga bahkan sejak sebelum anak dilahirkan, setelah dilahirkan
oleh orang terdekat dengannya, saudara kandung dan kerabat yang lainnya, yang
memberikan dasar-dasar pembentukan kepribadian.

Kata Kunci : Pendidikan Islam, Psikologi Agama dan Pembinaan Mental.


PENDAHULUAN mengasuh, dan mengawasi
berlakunya ajaran Islam.
A. Latar Belakang Masalah Keberadaannya merupakan salah
Pendidikan memegang peranan satu bentuk manifestasi dari cita-cita
yang menentukan terhadap hidup Islam yang bisa melestarikan,
eksistensi dan perkembangan mengalihkan, menanamkan
masyarakat. Hal ini karena (internalisasi) dan
pendidikan merupakan proses usaha mentransformasikan nilai-nilai Islam
melestarikan, mengalihkan, serta kepada generasi penerus sehingga
mentransformasikan nilai-nilai nilai-nilai kultural-religius yang
kebudayaan dalam segala aspek dan dicita-citakan dapat tetap berfungsi
jenisnya kepada generasi penerus dan berkembang dalam masyarakat
(Arifin, 2008: 8). dari waktu ke waktu (Arifin, 2008:
Sementara itu, Arifin (2008: 7) 8).
mengemukakan bahwa pendidikan Pendidikan Islam memiliki
Islam adalah sistem pendidikan yang hubungan yang sangat erat dengan
dapat memberikan kemampuan psikologi agama. Yaitu pada
seseorang untuk memimpin penanaman nilai-nilai kebaikan dan
kehidupannya sesuai dengan cita- keadilan dalam diri seseorang.
cita dan nilai-nilai Islam yang telah Menurut Quraish Shihab (2007:
menjiwai dan mewarnai corak 434-435), tujuan pendidikan al-
kepribadiannya. Qur`an (Islam) adalah membina
Pendidikan dalam Islam sering manusia secara pribadi dan
dijumpai dengan menggunakan kelompok sehingga mampu
istilah al-tarbiyah, al-ta`lim, al- menjalankan fungsinya sebagai
ta`dib dan al-riyadah (al-Attas, hamba dan khalifah-Nya, serta guna
1994: 35-83). Tentunya semua membangun dunia ini sesuai dengan
terminologi tersebut memiliki konsep yang ditetapkan Allah Swt.
makna yang berbeda-beda dalam Bahkan psikologi agama sering
konteks tertentu meskipun pada digunakan sebagai salah satu
konteks yang lain memiliki makna pendekatan dalam pelaksanaan
yang sama. pendidikan Islam. Misalnya dalam
Senada dengan hal ini, As’aril perkembangan agama pada anak,
Muhajir (2011: 76) dalam bukunya terjadi melalui pengalaman
“Ilmu Pendidikan Perspektif hidupnya sejak kecil, dimulai dari
Kontekstual” tentang pengistilahan keluarga, sekolah dan lingkungan
pendidikan Islam yang merupakan masyarakat.
hasil seminar pada bulan mei tahun Selanjutnya kenapa harus
1960 di Bogor, yakni psikologi agama? karena manusia
mendefinisikan pendidikan Islam memiliki potensi luhur,
sebagai bimbingan terhadap yaitu fitrah dan ruh yang tidak
pertumbuhan ruhani dan jasmani terjamah dalam psikologi umum
menurut ajaran Islam dengan (versi barat yang dipopulerkan oleh
hikmah mengarahkan, melatih, Pythagoras 572-497) (Harun
Hadiwijono, 1980: 19). Psikologi fenomena-fenomena yang sangat
umum hanya berlandaskan pada memilukan, seperti tindakan
paham rasional saja, yang kemudian kekerasan, asusila, anarkis,
dijadikan sebagai dasar pijakan bagi kenakalan remaja, tawuran antar
konsep-konsep pendidikannya. Ini pelajar, bentrok antar warga, seks
sangat berbeda dengan Islam yang bebas, dan korupsi bahkan tidak
menjadikan al Qur’an dan as Sunnah sedikit dari fenomena tersebut
sebagai konsep pendidikannya. menelan korban jiwa hingga
Sehingga, dengan merujuk pada berujung pada kematian. Lantas
kedua pedoman tersebut, diharapkan yang menjadi pertanyaan sekarang
dapat diperoleh hakikat pendidikan ialah apa gerangan yang menjadi
Islam. penyebab terjadi itu semua?, apakah
Hakikat pendidikan Islam harus pola asuh dari orang tua dan sekolah
mencakup kehidupan manusia yang selama ini salah, atau
seutuhnya. Pendidikan Islam yang keadaanlah yang harus
sesungguhnya tidak hanya mengharuskan terjadi yang
memperhatikan satu aspek saja, demikian?. Tentu jawabannya
seperti aspek aqidah, ibadah dan sangat kompleks dan setiap individu
akhlaknya saja, melainkan harus memiliki pandangan yang berbeda
mencakup seluruhnya bahkan lebih pula. Akan tetapi, ini merupakan
luas dari itu. Akan tetapi, tak jarang pekerjaan rumah (PR) bagi semua
di lapangan, ditemukan bahwa orang tanpa terkecuali, baik orang
pendidikan nasional maupun tua, tenaga pendidik maupun
pendidikan Islam hanya pemerintah.
memfokuskan pada satu aspek saja, Menurut Zakiah Daradjat
semisal aspek aqidah atau aspek (1996: 31) terjadi fenomena-
akhlaknya saja. Padahal pendidikan fenomena tersebut mengindikasikan
Islam harus mencakup semua bahwa jiwa mayoritas masyarakat
dimensi manusia, yang pada Indonesia mengalami ganguan jiwa
akhirnya dapat menjangkau (kesehatan mental mengalami
kehidupan di dunia dan akhirat gangguan). Terjadinya penyakit atau
(Nata, 2005: 242). gangguan jiwa tersebut bukan
Terkait pendidikan Islam, disebabkan kerusakan organik pada
Tafsir (2008: 47) mengungkapkan tubuh, tetapi karena kondisi jiwa,
hal yang sama, menurutnya merasa tertekan, kecewa, gelisah,
pendidikan Islam harus was-was dan sebagainya.
mempersiapkan manusia supaya Oleh karena itu, betapa
beribadah sebagai hamba-Nya yang pentingnya peranan agama dan
taat, sehingga aspek ibadah lebih pendidikan Islam, dalam rangka
didahulukan guna meraih untuk mengatasi problem-problem
kesempurnaan insan untuk mengapai gangguan jiwa tersebut. Menurut
kebahagian dunia dan akhirat. Zakiah bahwa agama memiliki
Namun, teori-teori tersebut peran yang sangat mendasar dalam
bertolak belakang dengan apa terjadi memahami esensi kejiwaan
di lapangan. Akhir-akhir ini, di manusia. Pengaruh keyakinan
tengah-tengah masyarakat terjadi agama diyakini oleh seseorang akan
berimplikasi terhadap perilakunya. kesehatan mental. Dan harapan
Oleh karena itu agama dapat penulis tentang penelitian ini ke
dijadikan dasar pijakan psikologi. depannya dapat memberikan
Kemudian melalui jalur kontribusi yang lebih berarti lagi.
pendidikan Islam, yakni bagaimana
proses bimbingan, arahan, B. Tujuan Penelitian
pengajaran dan pembinaan terhadap Penelitian ini bertujuan untuk
peserta didik itu dilakukan. Sebab memahami dan mendeskripsikan
jalur tersebut merupakan jalur yang pemikiran Prof. Dr. Zakiah Daradjat
efektif untuk digunakan. Pembinaan tentang pendidikan Islam dalam
tersebut dapat dilakukan mulai dari perspektif psikologi agama.
keluarga. Di sini orang tua
diharapkan dapat menanamkan C. Manfaat Penelitian
pendidikan tentang aqidah, budi Manfaat yang diharapkan dalam
pekerti (akhlak atau moral), dan lain penelitian ini yaitu; pertama, secara
sebagainnya kepada anaknya. Sebab teoritis, dapat memperkaya
keluarga merupakan pendidikan khazanah pemikiran Islam para
pertama dan utama bagi akademisi Fakultas Agama Islam,
perkembangan anak selanjutnya. terutama program studi Tarbiyah.
Kemudian dilanjutkan di sekolah, Kemudian, dapat menjadi stimulus
tentunya dengan metode atau bagi penelitian selanjutnya sehingga
pendekatan yang sesuai dengan kajian-kajian secara mendalam
karakteristik peserta. Maka, Zakiah tentang pemikiran Islam lebih
menyimpulkan bahwa pendidikan banyak lagi.
Islam harus bersifat integralistik dan Kedua, secara praktis, dapat
komprehensif, yaitu mencakup bermanfaat bagi masyarakat secara
seluruh dimensi, eksistensi, subtansi umum, sehingga mampu
dan relasi manusia (Nata, 2005: menumbuhkan kepedulian terhadap
243). pendidikan Islam.
Dalam rangka untuk
menyampaikan visi dan misi yang LANDASAN TEORI
diusung oleh pendidikan Islam,
psikologi agama biasanya dijadikan A. Pendidikan Islam
sebagai salah satu pendekatannya. 1. Definisi Pendidikan Islam
Sebab cara berpikir, bersikap, dan Konsep pendidikan Islam itu
bertingkah laku yang tidak bisa mengacu pada makna dan asal
dipisahkan dari keyakinan agama. kata yang membentuk kata
Maka pada frame dalam penelitian
pendidikan itu sendiri dalam
yang berjudul “Pemikiran Prof. Dr.
Zakiah Daradjat tentang Pendidikan hubungan dengan ajaran Islam
Islam dalam Perspektif Psikologi (Jalaluddin, 2001: 70). Definisi
Agama” inilah, penulis berupaya pendidikan dapat diartikan
untuk menganalisa dan sebagai latihan mental, moral,
mengeksplorasi tentang sejauh mana dan fisik yang bisa menghasilkan
peranan agama, psikologi agama dan manusia yang berbudaya tinggi,
pendidikan Islam dalam menggapai
sebab pendidikan menumbuhkan
kepribadian dan menanamkan membicarakan hal-hal yang
rasa tanggung jawab (Arifin, terkait dengan pendidikan Islam
2006: 7). tidak boleh lepas dari kedua hal
Berdasarkan tujuan dan tersebut, yakni al Qur’an dan as
sasaran dari pendidikan, Arifin Sunnah.
(2006: 7) mengartikan bahwa a. Al Qur’an
pendidikan Islam merupakan Al Qur’an merupakan
sistem pendidikan yang kitab suci umat Islam dan
memberikan kemampuan sebagai pedoman terlengkap,
seseorang untuk memimpin yang meliputi seluruh aspek
kehidupannya sesuai dengan cita- kehidupan dan bersifat
cita dan nilai-nilai Islam yang universal. Tentunya, dasar
telah menjiwai dan mewarnai pendidikan Islam harus
corak kepribadiannya. bersumber kepada al Qur’an
Sementara itu, Muhaimin (Ramayulis, 1998 : 13-14).
(1993: 15) mengatakan dengan Pada awal pertumbuhan Islam,
lugas bahwa pendidikan Islam Nabi Muhammad Saw sebagai
ialah pendidikan yang falsafah pendidik pertama telah
dasar, tujuan-tujuannya dan menjadikan al Qur’an sebagai
prinsip-prinsip dalam dasar pendidikan Islam.
melaksanakan pendidikan Kedudukan al-Qur’an sebagai
didasarkan atas nilai-nilai dasar sumber pokok pendidikan
Islam yang terkandung dalam al Islam dapat dipahami dari ayat
Qur’an dan as Sunnah. al Qur’an itu sendiri, seperti
Dengan demikian, pendidikan kalam Allah Swt dalam surat
Islam sebagai sistem pendidikan Shaad, 29 :
dapat memberikan kemampuan “Ini adalah sebuah Kitab
sesorang untuk memimpin yang kami turunkan
kehidupannya sesuai dengan cita- kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka
cita dan nilai-nilai Islam yang
memperhatikan ayat-ayatNya
telah menjiwai dan mewarnai dan supaya mendapat
corak kepribadiannya (Arifin, pelajaran orang-orang yang
2006: 7). mempunyai pikiran”(Qs
2. Dasar-dasar Pendidikan Islam Shaad: 29) (Departemen
Islam merupakan sistem Agama RI, 2005: 455).
kepercayaan yang melandaskan Kelebihan al Quran terletak
pada metode yang menakjubkan
seluruh aktifitasnya bersumber
dan unik sehingga dalam
pada al Quran dan as Sunnah. konsep pendidikan yang
Oleh karena itu, sudah menjadi terkandung di dalamnya, al-
keharusan ketika kita Quran mampu menciptakan
individu yang beriman dan (Qs. al Ahzab: 21)
senantiasa bertauhid kepada (Departemen Agama RI,
Allah Swt, serta mengimani 2005: 420).
akhirat. Al Quran telah Dalam dunia pendidikan, as
memberikan kepuasan Sunnah memiliki dua manfaat
penalaran yang sesuai dengan pokok, yaitu; pertama, as-
kesederhanaan dan fitrah Sunnah mampu menjelaskan
manusia tanpa unsur paksaan konsep dan kesempurnaaan
dan di sisi lain disertai dengan pendidikan Islam sesuai konsep
pengutamaan afeksi dan emosi al Quran serta lebih merinci
manusiawi. Al Quran pesan-pesan yang terkandung
mengawali konsep dalam al Quran. Kedua, as-
pendidikannya dari hal-hal yang Sunnah dapat menjadi contoh
bersifat konkrit, seperti hujan, yang tepat dalam penentuan
angin, tumbuh-tumbuhan, metode pendidikan (Ramayulis,
guntur atau kilat menuju hal 1998 : 13-14).
yang abstrak seperti c. Ijtihad
keberadaan, kebesaran, Para fuqaha’ mengartikan
kekuasaan dan berbagai sifat ijtihad sebagai usaha berfikir
kesempurnaan Allah Swt (An- dengan menggunakan seluruh
Nahlawi, 2004: 28-31). Oleh- ilmu yang dimiliki oleh ilmuan
karena itu, al Quran menjadi syari’at Islam. Dalam mengkaji
sumber dari seluruh jenis dan hal-hal yang belum ditegaskan
proses pendidikan yang berlaku hukumnya oleh al Qur’an dan
di tengah-tengah masyarakat. as Sunnah. Maka, perlu ada
b. As Sunnah penetapan hukum yang harus
Selain al Qur’an, dasar dilakukan, yakni dengan ijtihad.
pendidikan Islam yang kedua Ijtihad dapat dilakukan dengan
ialah as- Sunnah. As Sunnah ijma’, qiyas, istishan, dan lain-
merupakan perbuatan, lain (Ramayulis, 1998 : 18).
perkataan atau pengakuan yang Urgensi ijtihad dalam
dilakukan oleh Nabi bidang pendidikan sangat
Muhammad Saw dalam proses diperlukan, sebab ajaran Islam
perubahan sikap hidup sehari- yang terdapat dalam al Qur’an
hari. Allah Swt menjadikan dan as Sunnah adalah bersifat
Muhammad Saw sebagai suri pokok-pokok dan prinsipnya
teladan bagi umatnya. Maka, saja (Zakiah, 2011: 22). Dengan
Nabi Muhammad Saw sebagai demikian, untuk melengkapi
fiqur dalam dunia pendidikan dan mengkomprehensifkan hal-
dan beliau juga menjunjung hal dalam pendidikan sangat
tinggi terhadap pendidikan dan dibutuhkan ijtihad. Sebab
pengajaran, sebagaimana kalam globalisasi al Qur’an dan as-
Allah Swt: Sunnah belum menjamin tujuan
“Sesungguhnya telah ada pendidikan Islam akan tercapai
pada (diri) Rasulullah itu suri (Ramayulis, 1998 : 18).
teladan yang baik bagimu … Di samping itu, pendidikan
Islam di Indonesia juga berdasarkan hidup yang
mengacu kepada Undang- digariskan oleh al Qur’an
undang Sisdiknas No. 20 tahun (Ramayulis, 1998: 25).
2003 pasal 36 ayat 3 yaitu Sementara itu, Jalaluddin dan
tentang hal-hal yang harus Said (1994: 39), membagi
diperhatikan dalam penyusunan tujuan pendidikan Islam
kurikulum, dalam undang- menjadi tiga, di antaranya,
undang sebagai berikut : pertama; bersifat fitrah, yaitu
“Kurikulum disusun sesuai membimbing perkembangan
dengan jenjang pendidikan manusia sejalan dengan fitrah
dalam kerangka Negara kejadiannya. Kedua; merentang
Kesatuan Republik pada dua dimensi, yaitu tujuan
Indonesia dengan akhir bagi keselamatan hidup di
memperhatikan: peningkatan dunia dan akhirat. Ketiga;
iman dan takwa; peningkatan mengandung nilai-nilai yang
akhlak mulia; peningkatan bersifat universal yang tak
potensi, kecerdasan, dan minat terbatas oleh ruang lingkup
peserta didik; keragaman geografis dan paham-paham
potensi daerah dan lingkungan; (isme) tertentu.
tuntutan pembangunan daerah Sama halnya dengan
dan nasional; tuntutan dunia Jalaluddin dan Said, Ahmad
kerja; perkembangan ilmu Tafsir (2008: 46-51) juga
pengetahuan, teknologi, dan mengklarifikasi tujuan
seni, agama, dinamika pendidikan Islam menjadi dua,
perkembangan global dan yakni bersifat umum dan
persatuan nasional dan nilai- khusus. Tujuan pendidikan
nilai kebangsaan”. Islam yang umum harus
Serta pasal 37 ayat 1 diketahui terlebih dahulu ciri
tentang tentang kurikulum manusia sempurna menurut
sebagai berikut; “Kurikulum Islam, yaitu dengan mengetahui
pendidikan dasar dan menengah hakikat manusia menurut Islam.
wajib memuat; a). pendidikan Sedangkan tujuan pendidikan
agama, b). Pendidikan Islam yang bersifat khusus
Kewarganegaraan, c). Bahasa, dengan mengetahui tugas
d). Matematika, e). Ilmu manusia sebagai khalifah di
pengetahuan alam, f). Ilmu muka bumi dan sebagai
pengetahuan sosial, g). Seni dan pengalaman ibadah kepada
budaya, h). Pendidikan jasmani Tuhan dalam arti yang luas,
dan olahraga, i). Ketrampilan sebagaimana kalam-Nya:
atau kejuruan, j). Muatan lokal” “Dan Aku tidak menciptakan
(UU RI Sisdiknas no 20 th jin dan manusia melainkan
2003). supaya mereka mengabdi
3. Tujuan Pendidikan Islam kepada-Ku”. (Adz- Dzariyat:
Tujuan pendidikan Islam 56) (Departemen Agama RI,
harus sesuai dengan falsafah 2005: 523).
dan pandangan hidup yang Maka, dalam kerangka
inilah tujuan pendidikan Islam madrasah, lembaga pendidikan
haruslah mempersiapkan kejuruan (LPK) Islam, balai
manusia agar beribadah seperti latihan kerja (BLK) Islam,
itu, agar ia menjadi hamba perguruan tinggi Islam (Jasa,
Allah („ibad al rahman) 2005: 154).
sehingga lebih didahulukan Sedangkan Daulay (2001:
aspek ibadah dalam vii), membedakan lembaga
kesempurnaan insan untuk pendidikan Islam di Indonesia
mengapai kebahagian dunia dan dalam 3 kelompok, yaitu; (1)
akhirat (Tafsir, 2008: 47). sekolah Islam dan atau
4. Objek dan Lembaga Pendidikan madrasah (2) pesantren dan (3)
Islam. pendidikan non formal, seperti
Salah satu sistem yang pendidikan di keluarga, TPA
memungkinkan proses atau majelis taklim.
pendidikan berlangsung secara
efektif, konsisten dan B. Psikologi Agama dan Kesehatan
berkesinambungan dalam Mental
rangka mencapai tujuan 1. Definisi Psikologi Agama
pendidikan ialah institusi atau Psikologi agama berasal dari
lembaga pendidikan Islam. dua suku kata, yaitu psikologi
Telaah pendidikan Islam dan agama, yang memiliki
mengarah pada objek konkret pengertian yang berbeda. Dari
satu bentuk dari lembaga- segi bahasa, kata psikologi
lembaga pendidikan Islam yang berasal dari perkataan psyche
bereksistensi dalam wujud fisik. yang diartikan jiwa dan kata
Telaah ini menunjukkan tempat logos yang berarti ilmu atau ilmu
dimana integrasi jasad dan ruh pengetahuan (Tohirin, 2006: 4).
pendidikan itu berada yang Oleh karena itu, psikologi sering
secara khusus tertuju pada diterjemahkan dengan ilmu
lembaga pendidikan Islam, pengetahuan tentang jiwa atau
seperti madrasah, pesantren, ilmu jiwa (Bimo Walgito, 2003:
majlis taklim (Jasa, 2005: 153- 1).
181). Menurut Syah (2001:10)
Pendidikan Islam psikologi merupakan ilmu
merupakan lembaga pendidikan pengetahuan yang mempelajari
yang dikelola, dilaksanakan dan tingkah laku terbuka dan tertutup
diperuntukkan bagi umat Islam. pada manusia baik selaku
Pendidikan Islam memandang individu maupun kelompok,
keluarga, masyarakat dan dalam hubungannya dengan
tempat-tempat peribadahan lingkungan.
seperti taman pendidikan al- Sedangkan definisi agama
Qur’an (TPA) sebagai lembaga sendiri memiliki bermacam-
pendidikan di luar sekolah. macam arti, sebab setiap agama
Sedangkan bentuk lembaga mempunyai sudut pandangan
pendidikan Islam di dalam yang berbeda satu sama lain.
sekolah, seperti sekolah Islam, Dalam bahasa Sansekerta, istilah
agama berasal dari a = ke sini, oleh agama. Seperti dalam al-
gam = gaan, go, gehen = Qur’an, terdapat ayat-ayat yang
berjalan-jalan, sehingga berarti menunjukkan keadaan jiwa orang
peraturan-peraturan tradisional, beriman dan sebaliknya (orang-
ajaran-ajaran, kumpulan hukum- orang kafir), sikap, tingkah laku
hukum, serta apa saja yang dan doa-doa. Selain itu, terdapat
diwariskan turun temurun dan ayat-ayat yang menerangkan
ditentukan oleh adat istiadat kesehatan mental, penyakit dan
(Mudjahid, 1994: 1-2). Namun, gangguan jiwa serta perawatan
dalam Islam, agama berasal dari jiwa.
kata yaitu al Din, bahasa Arab Mengenai jiwa, manusia
mengandung arti menundukkan, pertama kali yang diciptakan
menguasai, patuh, utang, balasan, Allah Swt, Nabi Adam as, sudah
kebiasaan. Adapun kata agama pernah mengalami kegelisahan
terdiri kata dari a = tidak, gam = jiwanya, merasa berdosa dan
pergi, mengandung arti tidak sedih. Untuk menghilangkan
pergi atau diwarisi turun temurun perasaan gelisah karena
(Nasution, 1974: 9-10). dirundung rasa berdosa tersebut,
Maka, dapat disimpulkan beliaupun memohon kepada
pengertian dari psikologi agama Allah Swt untuk diampuni,
ialah ilmu yang meneliti sebagaimana terkandung dalam
pengaruh agama terhadap sikap kalamNya:
dan tingkah laku seseorang atau “Kemudian Adam menerima
mekanisme yang bekerja dalam beberapa kalimat[40] dari
diri seseorang yang menyangkut Tuhannya, Maka Allah
tata cara berpikir, bersikap, menerima taubatnya.
berkreasi dan bertingkah laku Sesungguhnya Allah Maha
yang tidak dapat dipisahkan dari Penerima taubat lagi Maha
keyakinannya, karena keyakinan Penyayang”. (Qs. Al Baqarah
itu masuk dalam kontruksi (2) : 37) (Departemen Agama
kepribadiannya (Sururi, 2004 : RI, 2005: 6)
6). Selain itu, Nabi Ibrahim juga
2.Sejarah dan Perkembangan pernah mengalami kegelisahan
Psikologi Agama dalam proses pencarian Tuhan
Sururi (2004: 17) mengatakan dan memimpin ummatnya untuk
sulit untuk mengetahui kepastian bertauhid kepada Allah Swt,
kapan agama itu diteliti secara dimana upaya beliau dalam
psikologi, sebab dalam agama itu rangka meluruskan kekeliruan
sendiri telah terkandung di pengikutnya yang menyembah
dalamnya pengaruh agama benda-benda alam (Jalaluddin,
terhadap jiwa. Namun Zakiah 2001: 26-27).
(1991: 11) mengatakan seluruh Sedangkan ilmuwan Barat
kitab-kitab suci setiap agama mengklaim bahwa psikologi
banyak sekali ayat-ayat yang agama tergolong ilmu cabang
menjelaskan tentang proses atau dari filsafat. Sebab jauh sebelum
keadaan jiwa yang dipengaruhi masehi, jiwa manusia sudah
menjadi topik pembahasan para Maghazi (yang memuat berbagai
filosof yang telah membicarakan fragmen dari biografi Nabi
aspek-aspek kejiwaan manusia. Muhammad Saw), lalu risalah
Ketika itu, psikologi sangat yang ditulis oleh Ibn Tufail
dipengaruhi oleh filsafat. Hal ini (1106-1185) yang memuat proses
dikemungkinkan para ahli keagamaan seseorang, serta karya
psikologi juga ahli filsafat dan yang sangat fenomenal dan
sebaliknya, ahli filsafat juga ahli agung yakni Ihya „Ulum al Din
psikologi (Alex Sobur, 2003: 20 dan al Munqid min al Dhalal
& 73). yang ditulis oleh Abu Hamid
Dimulai oleh Pythagoras Muhammad Al Ghazali(1059-
(572-497 SM) melalui 1111M) (Sururi, 2004: 19).
pendapatnya yang menyatakan Sekitar abad ke 19, para ahli
bahwa jiwa merupakan sesuatu psikologi agama menilai bahwa
yang berdiri sendiri dan tidak kajian psikologi agama mulai
dapat mati (Hadiwijono, 1980: populer dilakukan. Psikologi
19). Selain itu, menurut Fauzi agama berkembang digunakan
Ahmad (dalam Alex Sobur, sebagai alat untuk melakukan
2003: 73) sebelum tahun 1879, pengkajian terhadap agama,
jiwa dipelajari oleh filosof dan sehingga dapat membantu
para ahli ilmu faal (fisiologi), pemahaman terhadap cara
sehingga psikologi dianggap bertingkah laku, berfikir dan
sebagai bagian dari kedua ilmu mengemukakan perasaan
tersebut. keagamaan (Jalaluddin, 2001:
Pada zaman kuno, tidak ada 27).
spesialisasi dalam lapangan Selain itu, Jalaluddin
keilmuan, sehingga boleh mengatakan kajian psikologi
dikatakan bahwa semua ilmu agama sudah dilakukan yaitu
tergolong dalam apa yang disebut ditandai dengan munculnya
dengan filsafat. Bagi para beberapa tulisan dalam bentuk
ilmuwan Barat (termasuk buku-buku, seperti terbitnya buku
filosof), yang menganggap The Psychology of Religion, An
filsafat merupakan induk dari Empirical Study of the Growth of
segala ilmu pengetahuan(Alex Religion Consciousness (1899)
Sobur, 2003: 77). Dengan karya Edwin Diller Starbuck
demikian, psikologi agama dan (Jalaluddin, 2001: 28 & Zakiah,
cabang psikologi lainnya 1996: 13), disusul pada tahun
termasuk disiplin ilmu filsafat 1901 Revelations of Devine Love
(Jalaluddin, 2001: 7). karya Dame Julian (Jalaluddin,
Sedangkan di dunia Islam, 2001: 28), pada tahun 1903 The
perkembangan psikologi agama Varieties of Religious
juga bisa dijumpai dari karya- Experience, sebagai kumpulan
karya para ilmuwan Muslim, materi kuliah dari William James
seperti tulisan Muhammad Ishaq (Zakiah, 1996: 16), di empat
ibn Yasar pada abad ke 7 M, Universitas Skotlandia, lalu The
yang berjudul al Sujar wa al Spiritual Life karya George
Albert Coe pada tahun 1900 agama suku-suku primitif dan
(Jalaluddin, 2001: 28) dan tahun mengenai konversi agama
1916 buku keduanya terbit (Jalaluddin, 2001: 28-30).
dengan judul The Psychology of 3. Objek Kajian Psikologi Agama
Religion, lalu pada tahun 1912 A Sebagai disiplin ilmu yang
Psychological Study of Religion otonom, psikologi agama
karya James H Leuba, pada tahun memiliki objek kajian,
1920 The Religious sebagaimana yang diutarakan
Consciousness karya J.B. Pratt oleh Sururi (2004: 6) bahwa
(Zakiah, 1996: 14, 15, 21 & objek lapangan psikologi agama
Jalaluddin, 2001: 28), pada tahun menyangkut gejala-gejala
1921 The Sadhu karya A. J kejiwaan dalam kaitannya
Appasamy dan B.H. Streeter, The dengan realisasi keagamaan
Belief in God and Immortality, (amaliah) dan mekanisme antara
pada tahun 1921 sebagai karya keduanya.
kedua dari J.H Leuba, Studies in Selanjutnya lebih spesifik,
Islamic Mysticism pada tahun Sururi (2004: 7) mengklarifikasi
1921 karya R. A Nicholson, lalu bahwa lapangan kajian psikologi
An Introduction to the agama adalah proses beragama,
Psychology of Religion tahun perasaan dan kesadaran
1923 karya Robert H. Thouless. beragama dengan pengaruh serta
Perkembangan selanjutnya, akibat-akibat yang dirasakan
orang non Barat (yaitu orang sebagai hasil dari keyakinan.
India) pun tidak mau Sedangkan objek pembahasan
ketinggalan, terbukti dengan psikologi agama ialah gejala-
munculnya buku yang berjudul gejala psikis manusia yang
The Song pf God: Baghavad Gita berkaitan dengan tingkah laku
terjemahan Isherwood dan keagamaan, kemudian
Prabhavanada pada tahun 1947, mekanisme antar psikis manusia
lalu Swami Madhavananda dengan tingkah laku keagamaan
menulis buku dengan judul secara timbal balik dan hubungan
Viveka-Chumadami of pengaruh antara satu dengan
Sankaracharya pada tahun 1952, lainnya.
pada tahun 1966 Thera 4. Kesehatan Mental (Mental
Nyanoponika dengan judul The Hygiene)
Life of Sariptta dan pada tahun a. Definisi Kesehatan Mental
1946 disusul oleh Swami Secara bahasa mental
Ghananda dengan judul Sri hygiene atau ilmu kesehatan
Ramakrisna: His Unique mental, kata hygiene berasal
Massage. Sedangkan sebagai dari kata hygeia yaitu nama
disiplin ilmu, psikologi agama seorang dewi kesehatan dalam
dapat merujuk pada karya-karya kepercayaan Yunani kuno.
penulis Barat seperti Jonathan Sedangkan mental berasal dari
Edward, Emile Durkheim, kata latin yang berarti mens,
Edward B Taylor, Stanley Hall mentis artinya jiwa, nyawa,
yang memuat kajian mengenai sukma, roh, semangat (Kartini,
2000: 3). Secara istilah, menentukan hubungan antara
hygiene mental sebagai upaya kesehatan mental atau
yang dilakukan agar tercapai kepribadian dengan aspek-
mental yang sehat (M. Surya aspek lainnya yang beragam.
(1976) dalam Yusuf, 2004: 7). Prinsip-prinsip ini didasarkan
Kartini (2000: 3) pada beberapa kotegori yaitu:
mengatakan dengan tegas 1).Hakikat manusia sebagai
bahwa mental hygiene organisme, 2).Hubungan
merupakan Ilmu yang manusia dengan lingkungan,
mempelajari masalah 3).Hubungan manusia dengan
kesehatan mental atau jiwa, Tuhan (Schneirders (1964)
bertujuan mencegah timbulnya dalam Yusuf, 2004: 13-14).
gangguan atau penyakit d. Fungsi Mental Hygiene
mental dan gangguan emosi Mental yang sakit
dan berusaha mengurangi atau biasanya ditandai dengan
menyembuhkan penyakit beberapa ciri-ciri, sebagai
mental serta memajukan berikut: 1). Kecemasan atau
kesehatan jiwa. Mental kegelisahan dalam
hygiene ini sering disebut pula menghadapi kehidupan,
sebagai psiko-hygiene. 2).Perasaan mudah
b. Ruang Lingkup Mental tersinggung (perasa), 3).Sikap
Hygiene agresif (pemarah) atau
Pada dasarnya mental berprilaku menyerang dan
hygiene diperuntukkan bagi deskruktif (merusak),
individu dalam rangka 4).Sikap kurang mampu
mengembangkan mentalnya mengahdapi kenyataan secara
yang sehat dan memperbaiki realistik (tidak sabar) sehingga
masalah kesehatan mental atau mudah frustasi, 5).Memiliki
penyesuaian diri. Tetapi pada gejala psikosomatis (sakit fisik
ranah implikasinya harus yang disebabkan oleh
diterapkan pada unit sosial gangguan psikis karena
yang terorganisir seperti stress), 6).Tidak beriman
lingkungan keluarga, sekolah, kepada Allah Swt (Yusuf,
dan lingkungan sosial lainnya, 2004: 17).
meliputi lingkungan kerja, Oleh karena itu,
kehidupan politik, hukum dan diharapkan peran dari mental
kehidupan beragama (Yusuf, hygiene untuk bisa mengatasi
2004: 8-12). masalah-masalah mental yang
c. Prinsip-prinsip Mental sakit tersebut, seperti
Hygiene pemeliharaan, pencegahan,
Dalam merumuskan dan pengembangan atau
prinsip-prinsip mental peningkatan (Yusuf, 2004:15).
hygiene, perlu merujuk kepada Sementara itu, Schneiders
hakikat, kreteria kesehatan (1964) mengklarifikasi mental
mental dan kondisi-kondisi hygiene menjadi tiga fungsi
yang mempengaruhi atau sebagai berikut:
1) Preventif (pencegahan), Penelitian ini termasuk jenis
fungsi ini berupaya penelitian bibliografi, karena
mencegah untuk mencegah penelitan ini dilakukan untuk
terjadinya kesulitan atau mencari, menganalisis, membuat
ganguan mental dan interpretasi, serta generalisasi dari
penyesuaian diri. fakta-fakta hasil pemikiran, ide-ide
2) Amelioratif (perbaikan), yang telah ditulis oleh pemikir dan
fungsi ini merupakan upaya ahli (Nazir,1988:62).
memperbaiki kepribadian Dilihat dari tempat dimana
dan meningkatkan penelitian ini dilakukan, maka
kemampuan menyesuaikan penelitian termasuk jenis penelitian
diri, sehingga gejala-gejala kepustakaan (library research)
tingkah laku dan dengan analisis data kualitatif, yaitu
mekanisme pertahanan diri penelitian yang memfokuskan
dapat dikendalikan. pembahasan pada literatur-literatur
3) Suportif (pengembangan), baik berupa buku, jurnal, makalah,
fungsi ini berupaya untuk maupun tulisan-tulisan lainnya.
mengembangkan mental Yang dilakukan dengan membaca
yang sehat atau buku-buku karangan Prof. Dr.
kepribadian, sehingga Zakiah Daradjat itu sendiri sebagai
seseorang mampu data primer serta buku dan jurnal
menghindari kesulitan- yang mengenai pendidikan Islam
kesulitan psikologis yang terutama yang diwarnai oleh
mungkin dialaminya. psikologi agama sebagai sumber
sekunder.
METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
Metode penelitian adalah suatu pendekatan filosofis. Yang
cara strategi yang digunakan untuk dimaksud dengan filosofis adalah
memahami, menemukan, menganalisis sejauh mungkin
mengembangkan dan menguji pemikiran yang diungkapkan sampai
kebenaran suatu pengetahuan di mana kepada landasan yang mendasari
usaha itu dilakukan dengan metode pemikiran tersebut
ilmiah dalam memecah masalah (Joko (Muhammadsyah, dkk. 1991: 19).
Subagyo, 2006: 12). 2. Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini Dalam penelitian kepustakaan
penulis menggunakan berbagai macam ini, penulis menggunakan metode
metode yang bersifat sesuai dengan dokumenter atau yang lebih
penelitian kualitatif dan tersusun secara populernya dengan metode
sistematis, dengan tujuan agar data dokumentasi (Arikunto, 1989: 131),
yang diperoleh valid, sehingga yaitu data yang diperoleh dari
penelitan ini layak diuji kebenarannya. bahan-bahan tertulis yang
Maka, untuk mendukung metode yang berhubungan dengan masalah
digunakan penulis menggunakan teknik penelitian, baik dari sumber
penelitian sebagai berikut: dokumen, foto-foto, buku-buku,
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan majalah, ensiklopedi, karya tulis dan
lain-lain (Nawawi, 1987: 97). dalam keseluruhan gagasan Zakiah
Sumber data yang digunakan terdiri tersebut.
dari macam, yaitu sumber data HASIL PENELITIAN
primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer ialah Setelah menelusuri berbagai
seluruh buku karangan sendiri dari literatur-literatur yang berkaitan
Zakiah Daradjat yang berjumlah 32 dengan pemikiran dari Prof. Dr. Zakiah
buah. Namun, pada penelitian ini Daradjat baik yang membahas tentang
penulis lebih memfokuskan pada 3 pendidikan Islam maupun psikologi
buku yakni, pertama; Ilmu Jiwa agama disinergikan dengan teori-teori
Agama. Kedua; Pendidikan Agama pendidikan Islam dan psikolgi agama
dalam Pembinaan Mental. Ketiga; dari beberapa pemikiran tokoh lainnya.
Ilmu Pendidikan Islam, yang Penulis menemukan teori-teori yang
membahas konsep pendidikan Islam bisa menjawab permasalahan yang
yang didasarkan pada pandangan akhir-akhir ini terjadi, seperti tindakan
tentang manusia dalam perspektif kekerasan, anarkis, asusila, seks bebas,
ilmu jiwa. narkoba, korupsi, dan pembunuhan.
Sedangkan sumber data Diantaranya; betapa pentingnya
sekunder yaitu literatur-literatur peranan agama, psikologi agama dan
yang terdiri dari buku-buku, jurnal, pendidikan Islam.
artikel baik itu yang dimuat di Selain sebagai suatu bentuk
media cetak maupun media keyakinan yang memuat ajaran-ajaran
elektronik, yang memiliki relevansi yang harus dijalankan oleh setiap
dan menunjang dari penelitian ini. pemeluknya. Agama juga, sebagai
Yaitu tulisan yang membahas pengendalian moral seseorang dengan
tentang pendidikan Islam dan aturan-aturan di dalamnya, kemudian
psikologi serta yang sangat urgen sebagai terapi terhadap jiwa yang
ialah tulisan yang memuat tentang mengalami gangguan, dengan pedoman
sosok Zakiah, baik itu tentang atau petunjuk yang terkandung di
kepribadian maupun pemikirannya. dalam al Qur’an dan as Sunnah.
3. Analisis Data Psikologi agama merupakan salah
Analisis dalam penelitian ini satu pendekatan yang biasanya
adalah seluruh rangkaian kegiatan digunakan untuk menyampaikan visi
sebagai upaya menarik kesimpulan dan misi yang diusung oleh pendidikan
dari hasil kajian konsep atau teori Islam. Sedangkan pendidikan Islam
yang mendukung penelitian ini. merupaka jalur yang efektif yang dapat
Dalam menganalisis data digunakan ditempuh untuk membimbing,
analisis isi atau content analysis. mengarahkan, mendidik dan membina
Content analysis adalah suatu teknik peserta didik terutama bagi yang
untuk membuat inferensi-inferensi mengalami gangguan pada mental.
yang dapat ditiru dan sahih data Tentunya dengan metode dan
dengan memperhatikan konteksnya kurikulum pembelajaran yang sesuai
(Klaus dalam Wajidi (terj), 1993: dengan karakteristik peserta didik.
15). Metode ini digunakan untuk
menganalisis dilakukan terhadap KESIMPULAN
makna-makna yang terkandung Dari pembahasan skripsi yang
berjudul “Pemikiran Prof. Dr. Zakiah memerlukan proses panjang, yang
Daradjat tentang Pendidikan Islam bisa dimulai dari lingkungan
dalam Perspektif Psikologi Agama” ini keluarga, lingkungan sekolah dan
dapat disimpulkan sebagai berikut : lingkungan masyarakat. Mengingat
1. Psikologi agama mempunyai betapa pentingnya kesehatan mental,
peranan yang sangat penting dalam pendidikan mempunyai dua aspek
kesehatan mental. Psikologi agama penting, yaitu; pertama, aspek yang
akan meneliti, menelaah, ditujukan kepada jiwa atau
mempelajari dan mengkaji pengaruh pembentukan kepribadian. Kedua,
agama terhadap sikap dan tingkah aspek yang ditujukan kepada pikiran
orang atau mekanisme yang bekerja yaitu memahami ajaran-ajaran
dalam diri seseorang, karena cara agama, kepercayaan kepada Tuhan
berpikir, bersikap, bereaksi dan akan sempurna apabila sudah
bertingkah laku yang tidak dapat memahami dasar-dasar, hukum-
dipisahkan dari keyakinannya, sebab hukum, syarat-syarat, kewajiban-
keyakinan itu terkotegori dalam kewajiban, batas-batas, dan norma-
konstruksi kepribadiannya. Dengan norma dari ajaran agama dengan
begitu terhindar dari gejala-gejala benar.
gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
2. Peranan agama sangatlah urgen, DAFTAR PUSTAKA
agama berfungsi sebagai terapi bagi An Nahlawi, Abdurahman. 1995.
jiwa yang gelisah dan terganggu, Pendidikan Islam di Rumah
sebagai alat pencegah terhadap Sekolah dan Masyarakat.
kemungkinan gangguan kejiwaan. Jakarta: Gema Insani Press.
Sebab agama memberikan berbagai Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
pedoman dan petunjuk agar Penelitian (Suatu Pendekatan
memperoleh ketentraman jiwa dan Praktek). Yogyakarta: Rineka
bimbingan hidup di segala bidang, Cipta.
baik bagi diri sendiri, keluarga dan Baharuddin. 2009. Pendidikan dan
orang lain atau bermasyarakat. Psikologi Perkembangan.
Agama juga berfungsi sebagai Yogyakarta: Ar- Ruzzmedia.
pengendali moral bagi seseorang, Bastaman, Hanna Djumhana. 2011.
hendaknya agama itu diinternalisasi Integrasi psikologi dengan
dalam proses pembinaan Islam; menuju Psikologi Islami.
kepribadiannya. Apabila agama Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
diinternalisasi dalam pembangunan Bawani, Imam. 1987 . Segi-segi
mental, maka pengetahuan agama Pendidikan Islam. Surabaya:
yang dicapai akan merupakan ilmu Al Ikhlas.
pengetahuan yang dapat Charis, Ahcmad dan Anton
mengendalikan tingkah laku dan Bakker.1990. Metodologi
sikap manusia, sehingga kesehatan Penelitian Filsafat. Yogyakarta:
mental dapat terwujud. Kanisius.
3. Jalur pendidikan merupakan jalur Daulay, Haidar Putra. 2001. Historitas
efektif yang digunakan untuk dan Eksistensi Pesantren,
melakukan pembinaan kesehatan Sekolah dan Madrasah.
mental. Pembinaan tersebut
Yogjakarta: Tiara Wacana Kualitatif dalam Pendidikan.
Yogja. Jakarta: Raja Grafindo.
Daradjat, Zakiah, 1982. Peran Agama Hakim MN, Abdul. 2008. Konsep
dalam Pembinaan Mental. Pendidikan Islam menurut
Jakarta: PT Gunung Agung. Abdul Malik Fadjar. Surakarta:
--------------------. 1993. Pendidikan FAI-UMS.
Islam dalam Keluarga dan Jalaluddin. 2001. Psikologi Agama.
Sekolah. Jakarta: Ruhama. Jakarta: PT Raja Grafindo
-------------------. 1996. Ilmu Jiwa Persada.
Agama. Jakarta: Bulan Bintang Jalaluddin dan Said, Usman. 1994.
-------------------. 1999. Perkembangan Falsafat Pendidikan Islam:
Psikologi Agama dan konsep dan Perkembangan
Pendidikan Islam di Indonesia. Pemikirannya. Jakarta: PT Raja
Jakarta Selatan: PT Logos Grafindo Persada.
Wacana Ilmu. Kartono, Kartini. 2000. Hygiene
---------------------. 2001. Islam dan Mental. Bandung. CV. Mandar
Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Maju.
Gunung Agung. Magfirah, Siti. 2003. Pembinaan
--------------------. 2001. Kesehatan Mental Keagamaan pada Usia
Mental. Jakarta: PT. Gunung Remaja menurut Zakiah
Agung. Daradjat. Yogyakarta: Uin
--------------------. 2011. Ilmu Suka.
Pendidikan Islam. Jakarta: Mudyaharjdo, Redja. 2002. Filsafat
Rajawali Pers. Ilmu Pendidikan Suatu
Darma, Surya. 2007. Pemikiran Munir Pengantar. Bandung: PT
Mulkhan tentang Pendidikan Remaja Rosdakarya.
Multikultural. Surakarta: FAI- Muflihah, Titik Snain. 2007. Pemikiran
UMS. Zakiah Daradjat tentang Peran
Departemen Pendidikan Nasional. Agama dalam Pembinaan
2005. Kamus Besar Bahasa Mental. Surakarta: FAI-UMS
Indonesia (KBBI). Jakarta: Muhaimin. 1993. Konsep Pendidikan
Balai Pustaka. Islam; Sebuah Telaah
Departemen Agama RI. 2005. Al Konponen Dasar Kurikulum.
Qur‟an dan Terjemahannya. Surakarta: Ramadhani.
Bandung: PT Syaamil Cipta Muhajir, As’aril. 2011. Ilmu
Media. Pendidikan. Yogyakarta: Ar
Fatmawati. 2004. Pendidikan Agama Ruzzmedia.
pada Usia Remaja (studi Muhammadsyah, Ismail, dkk. 1991.
pemikiran Prof. Dr Zakiah Filsafat Hukum Islam.
Daradjat). Yogyakarta: Uin Yogyakarta: Bumi Aksara.
Suka. Nata, Abuddin. 2005. Tokoh-tokoh
Hadiwijono, Harun.1980. Sari Sejarah Pembaruan Pendidikan Islam
Filsafat. Yogyakarta: penerbit di Indonesia. Jakarta: PT Raja
Kanisius Grafindo.
Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Nawawi, Hadari. 1987. Metode
Metodelogi Penelitian Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta : Gadjah Mada Agama Islam. Jakarta: PT Raja
University Press. Grafindo Persada.
Naquib, al Attas. 1994. Konsep Ulfa, Maria. 2008. Konsep Pendidikan
Pendidikan dalam Islam. menurut Syed Muhammad al
Bandung: Mizan. Naquib al- Attas. Surakarta:
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. FAI-UMS.
Jakarta : Ghalia Indonesia. Undang-undang RI. Sistem Pendidikan
Klippendorff, Klaus. 1993. Analisis isi: Nasional (Sisdiknas), No. 20
Pengantar Teori dan tahun 2003. 2005. Surakarta:
Metodelogi. Terjemahan Farid CV Kharisma.
Wajidi. Jakarta: Raja Grafindo Ungguh Muliawan, Jasa. 2005.
Persada. Pendidikan Islam Integratif.
Purwanto, Ngalim. 1985. Ilmu Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pendidikan Teoritis dan Walgito, Bimo. 2003. Pengantar
Praktis. Bandung: Rosdakarya. Psikologi Umum. Yogyakarta:
Rafi’ah, Siti. 2004. Pemikiran Zakiah Penerbit Andi.
Daradjat tentang Pendidikan Yusuf, Syamsu. 2004. Mental Hygiene.
Anak dalam Keluarga. Bandung: Pustaka Bani
Surakarta: FAI-UMS. Quraisy.
Ramayulis. 1998. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Shihab, Quraish. 2007. Wawasan Al
Qur‟an. Bandung: Mizan.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Subagyo, Joko. 2006. Metedelogi
Penelitian dalam Teori dan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sururi. 2004. Ilmu Jiwa Agama.


Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suprayogi, Imam. 2005. Pemikiran
Rasyid Ridho tentang
Pembaharuan Pendidikan
Islam. Surakarta: FAI-UMS.
Syah. Muhibbin. 2001. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2007. Ilmu Pendidikan
Islam dalam Perspektif Islam.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tohirin, M.Pd. 2006. Psikologi
Pembelajaran Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai