Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL GEOFISIKA METODE SEISMIK REFRAKSI

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geofisika)

Disusun Oleh :

Nourma Indah Rini 170210102095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
ANALISIS JURNAL TENTANG METODE SEISMIK REFRAKSI
Seismik refraksi merupakan salah satu metode dari dua metode seismik. Prinsip metode seismik
refraksi adalah penjalaran gelombang yang menggunakan hukum Snellius. Hukum Snellius
menjelaskan mengenai penjalaran gelombang pada medium yang berbeda sehingga gelombang
yang diberikan akan terbiaskan karena ada perbedaan rapat massa medium.

Seismik Refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk menjalar
pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada
metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan, karena
gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya
kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama
kali gelombang diterima oleh setiap geophone. (Wikipedia)

Metode seismik refraksi adalah bertujuan untuk :

1.  Mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan dangkal, misalnya patahan. 


2. Menentukan kedalaman di bawah sumber pada medium dua lapis atau lebih yang
horizontal maupun miring.
3. Menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang merambat dalam
batuan tersebut.
ANALISIS JURNAL

JURNAL 1

I. JUDUL : PENENTUAN KETEBALAN LAPISAN BATUAN LAPUK DENGAN


MENGGUNAKAN METODE SEISMIK
Tahun 2019
II. TUJUAN PENELITIAN : Untuk mengetahui ketebalan lapisan batuan lapuk di daerah
lapangan Universitas Brawijaya sebagai indikasi awal dalam perencanaan pembangunan
gedung di daerah tersebut.
III. TEMPAT PENELITIAN : Lapangan Universitas Brawijaya
IV. METODE PENELITIAN :
Penentuan ketebalan lapisan lapuk di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode seismik refraksi dengan bentangan (spread) geophone yang digunakan yaitu
bentangan segaris (In line). Metode penembakan ini (baik satu maupun dua arah/bolak-
balik) dilakukan dengan arah lurus atau segaris antara sumber seismik terhadap group
geophone.

V. METODE PENGOLAHAN DATA : Data diolah dengan menggunakan metode T-X


dimana Metode T-X ini merupakan salah satu metode yang paling sederhana dalam
interpretasi data seismik refraksi, sehingga hasilnya relatif cukup kasar, kedalaman
lapisan hanya diperoleh pada titik-titik tertentu saja, namun untuk sistem perlapisan yang
relatif homogen dan relatif rata mampu memberikan hasil yang memadai dengan
kesalahan yang relatif kecil. Metode ini menggunakan metode intercept time dan metode
jarak kritis.

VI. HASIL PENELITIAN : Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ketebalan lapisan
batuan lapuk di daerah tersebut berbeda, untuk metode forward diperoleh ketebalan
lapisan batuan lapuk sebesar 1,54 meter sedangkan untuk metode reverse diperoleh
sebesar 1,89 meter. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan bawah permukaan pada lapangan
survey tidak berbentuk datar melainkan miring
JURNAL 2

I. JUDUL : PENENTUAN TINGKAT KEKERASAN BATUAN MENGGUNAKAN


METODE SEISMIK REFRAKSI
TAHUN 2017
II. TUJUAN PENELITIAN : untuk menentukan tingkat kekerasan batuan.
III. METODE PENELITIAN : Dalam survei seismik refraksi ini pengambilan data
dilakukan dengan susunan konfigurasi peralatan geophone dan sumber gelombang
dipasang dalam satu garis lurus (line seismic) dan dibagi menjadi tiga lintasan.
IV. PENGOLAHAN DATA :

Pengolahan Data Dalam tahap pengolahan data, melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Editing Geometri
Data data yang diperoleh diidentifikasikan posisi-posisi setiap geophone dan
posisi sumber seismiknya dengan cara mengedit ataupun membuat geometri,
sehingga dapat dikenali oleh komputer sebagai satu kesatuan database. Proses
editing geometri dilakukan di lapangan (pada saat survei dilakukan) dan di
evaluasi kembali sebelum diproses.
2. Band pass filter butterworth 10 - 100 Hz
Beberapa data lapangan mengandung frekuensi noise yang cukup tinggi. Noise ini
di beberapa data nampak dapat menenggelamkan sinyal firstbreak yang dicari.
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan proses BPFB (band pass filter
butterworth) sebesar 10 - 100 Hz.
3. Proses Inversi

V. HASIL PENELITIAN :
 Hasil kajian seismik refraksi di daerah Senawang didapatkan empat lapisan
dengan kecepatan rambat gelombang P sekitar 200 - 1800 m/sec dan densitasnya
sekitar 1.17 - 2.05 gr/cc.
 Pengelompokan lapisan berdasarkan kecepatan rambat gelombang P adalah
lapisan pertama (200 - 700 m/sec), lapisan kedua (700 - 1100 m/sec), lapisan
ketiga (1100 - 1700 m/sec) dan lapisan keempat (> 1700 m/sec) 3. Litologi batuan
bawah permukaan terdiri dari soil (1.17 - 1.59 g/cc), granodiorit lapuk kuat (1.59 -
1.78 gr/cc), granodiorit lapuk lemah (1.59 - 1.78 gr/cc) dan granodiorit segar
(>1.99 gr/cc)
 Batuan keras terdapat dari permukaan hingga kedalaman 30 meter

JURNAL 3

I. JUDUL : PENENTUAN KERAPATAN BATUAN MENGGUNAKAN METODE


SEISMIK REFRAKSI DI DESA DALAKA KECAMATAN SINDUE KABUPATEN
DONGGALA
TAHUN 2018
II. TUJUAN PENELITIAN : Untuk mengetahui perlapisan batuan dan kerapatan batuan
berdasarkan kecepatan gelombang seismik bawah permukaan.
III. TEMPAT PENELITIAN : Desa Dalaka Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala
IV. METODE PENELITIAN :
Penentuan kerapatan batuan di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
seismik refraksi Penelitian dilakukan pada 3 lintasan dengan jumlah geophone sebanyak
12 buah, dengan spasi antar geophone 3 meter
V. HASIL PENELITIAN :
 Dari ketiga lintasan ini sangat bervariasai, dimana Lintasan-1 diperoleh dua
lapisan dengan kecepatan gelombang seismik 390 – 1,153 m/s dan kedalaman
(mdpl) ± 17 meter. Lintasan-2 hanya memiliki 1 lapisan dimana kecepatan
gelombang seismik yang diperoleh sebesar 544 – 779 m/s dan kedalaman (mdpl)
± 14 meter. Lintasan-3 hanya terdapat 1 lapisan saja dengan kecepatan gelombang
seismik yang diperoleh sebesar 416 – 574 m/s dengan kedalaman (mdpl) ± 13
meter. 2. Kerapatan batuan yang besar berada pada Lintasan-1 dengan densitas
1,8 gr/cm3 , pada kedalaman lapisan 7 meter sampai 16 meter.
 Semakin dalam suatu lapisan maka dapat diduga semakin rapat suatu batuan. Hal
ini juga menunjukan lapisan tersebut memiliki tingkat kekerasan yang paling
tinggi di bandingkan dengan Lintasan-2 yang hanya memiliki densitas 1,6 gr/cm3
dan Lintasan-3 memiliki densitas sebesar 1,5 gr/cm3 .
HASIL ANALISIS DARI 3 JURNAL

Dari ketiga jurnal diatas adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan jenis batuan
berdasarkan kecepatan gelombang yang merambat dalam batuan tersebut.

Prosedur penelitian metode seismik refraksi yang dilakukan adalah

1. Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai kondisi lapangan), geophone dan sumber gelombang
dipasang dalam satu garis lurus (line seismic).
2. Penempatan sumber gelombang dilakukan untuk mendapatkan sumber informasi struktur
bawah permukaan bumi secara detail. Sumber gelombang yang berada di tengah spread (satu
rangkaian geophone) diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling atas, dan sumber gelombang
yang berada di luar spread diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling bawah yang dapat dicapai
(lapisan bed rock).
3. Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh jalar gelombang dari
sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.

Proses pengambilan data dari ketiga penelitian adalah sama yaitu pengambilan data dilakukan
dengan susunan konfigurasi peralatan geophone dan sumber gelombang dipasang dalam satu
garis lurus (line seismic) dan dibagi menjadi tiga lintasan
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran seismik refraksi berupa data waktu penjalaran
gelombang yang terekam oleh geophone. Kemudian data tersebut dipadukan dengan data offset
geophone sehingga menghasilkan data kecepatan penjalaran gelombang seismik tiap lapisan dan
data ketebalan lapisan. Untuk mengetahui berapa lapisan yang ada di bawah permukaan,
menggunakan grafik hubungan antara offset geophone dan waktu penjalaran gelombang. Namun
di bawah permukaan bumi ini tidak seluruhnya lapisan berbentuk horizontal melainkan ada pula
yang miring atau bahkan berundulasi. Untuk lapisan miring dan berundulasi pada pengukuran
seismik refraksi dapat digunakan beberapa metode untuk memudahkan dalam interpretasi data,
di antaranya sebagai berikut.

1. Metode Intercept Time


2. Metode Plus/Minus
3. Metode Hagiwara
Setelah mendapat data-data dari proses pengukuran selanjutnya data tersebut diolah dapat
menggunakan software computer , dapat pula menggunakan motode perhitungan T-X, sehingga
didapatkan besar kecepatan gelombangnya. Maka dengan menggunakan acuan tabel kecepatan
rambat gelombang seismik pada tabel, struktur dan litologi bawah permukaan dapat dipetakan.

Anda mungkin juga menyukai