Anda di halaman 1dari 17

DIAGRAM FASA LOGAM FERRO

NON FERRO & PADUANNYA

MAKALAH

OLEH:

AKH. FAIZAL FIRDAUS (110512301992) D3 TM

ANANG SUHARMOKO (110512302000) D3 TM

ANDRIA EKA R. (110512302001) D3 TM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

NOVEMBER 2011
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Di dalam konteks ilmu logam (material) diagram fasa merupakan suatu pemetaan
dari kondisi logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya (konsentrasi dan
temperatur ). Logam ferro adalah adalah logam besi (Fe). Besi merupakan logam yang
penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja,
bahan konstruksi. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat
arang/ karbon (C).

Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah unsur
besi (Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga mengandung unsur lain seperti : silisium,
mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam
campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur
zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama
kekerasannya.

Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur
besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan
dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta
cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni.

Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat bajja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk
paduan baja antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wllfram dan sebagainya. Sedangkan
dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diagram fasa logam ferro Non ferro?
2. Apa pengaruh unsur paduan terhadap perubahan diagram fasa dan sifat logam baja?

1.3 Tujuan Masalah


Masalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa memiliki pemehaman diagram logam ferro dan non ferro.
2. Agar mahasiswa mengetahui pengaruh penambahan unsur paduan terhadap sifat baja dan
perubahan sifat dalam bentuk diagram fasa baja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Diagram Fasa Logam Ferro Dan Non Ferro

Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk memahami struktur
mikro dan sifat-sifat baja karbon, suatu jenis logam paduan besi (Fe) dan karbon (C). Karbon
larut di dalam besi dalam bentuk larutan padat (solid solution) hingga 0,05% berat pada
temperatur ruang. Baja dengan atom karbon terlarut hingga jumlah tersebut memiliki alpha
ferrite pada temperatur ruang. Pada kadar karbon lebih dari 0,05% akan terbentuk endapan
karbon dalam bentuk hard intermetallic stoichiometric compound (Fe3C) yang dikenal sebagai
cementite atau carbide. Selain larutan padat alpha-ferrite yang dalam kesetimbangan dapat
ditemukan pada temperatur ruang terdapat fase-fase penting lainnya, yaitu delta-ferrite dan
gamma-austenite.
Logam Fe bersifat polymorphism yaitu memiliki struktur kristal berbeda pada temperatur
berbeda. Pada Fe murni, misalnya, alpha-ferrite akan berubah menjadi gamma-austenite saat
dipanaskan melewati temperature 910oC. Pada temperatur yang lebih tinggi, mendekati 1400oC
gamma-austenite akan kembali berubah menjadi delta-ferrite. (Alpha dan Delta) Ferrite dalam
hal ini memiliki struktur kristal BCC sedangkan (Gamma) Austenite memiliki struktur kristal
FCC.
Diagram Fase Besi (diagram fasa) adalah suatu bentuk bahan yang memiliki karakteristik
struktur dan sifat. Ini adalah bentuk dari bahan yang telah diidentifikasi komposisi, struktur dan
batas-batas yang memisahkannya dari fase lain dalam volume materi. Diagram di bawah
menunjukkan fase hadir ketika saat paduan Fe-C (C sampai 7%) yang di dinginkan dari cair ke
padat.

Sisikiri dari diagram merepresentasikan besi murni dan tangan kanan diagram merupakan
paduan dengan C.6,67% yang mengakibatkan pada pendinginan dalam pembentukan Cementite.
Ini adalah senyawa inter metalik (besikarbida-Fe3 C) yang walaupun tidak100% stabil hanyalah
adalah untuk semua tujuan praktis tahap stabil. Diagram fase yang ditampilkan
adalahkarenasuatu meta-stabil fase.
Besi (Fe) bila dipanaskan perlahan-lahan akan mengalami beberapa kali perubahan
struktur kristal dari struktur Body Center Cubic (BCC) pada temperature ruang menjadi struktur
Face Center Cubic (FCC) pada temperatur di atas 910 °C kemudian kembali kestruktur BCC
pada temperatur di atas 1394 °C. Perilaku ini disebut dengan alotropibesi. Alotropi sifatnya
reversible, artinya mampu kembali kestruktur semula bila mengalami pendinginan perlahan -
lahan.

Pada proses pembentukannya, komposisi kimia yang dibutuhkan diperoleh ketika baja
dalam bentuk fasa cair pada suhu yang tinggi. Pada saat proses pendinginan dari suhu lelehnya,
baja mulai berubah menjadi fasa padat pada suhu 1350 °C, pada fasa inilah berlangsung
perubahan struktur mikro. Perubahan struktur mikro dapat juga dilakukan dengan jalan heat
treatment. Bila proses pendinginan dilakukan secara perlahan, maka akan dapat dicapai tiap jenis
struktur mikro yang seimbang sesuai dengan komposisi kimia dan suhu baja. Perubahan struktur
mikro pada berbagai suhu dan kadar karbon dapat dilihat pada Diagram Fase Keseimbangan
(Equilibrium Phase Diagram).

Di dalam konteks ilmu logam ( material ) diagram fasa merupakan suatu pemetaan dari
kondisi logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya (konsentrasi dan temperatur).

Gambar 2.1
Gambar 2.2

Fase utama yang Terbentuk :

 Ferit ( besi α)

Merupakan larutan padat karbon dalam besi dan kandungan karbon dalam besi
maksimum 0,025% pada temperatur 723 C. Pada temperatur kamar, kandungan karbonnya
0,008%. Sifat ferit adalah lunak, ulet dan tahan korosi.

 Cementit

Merupakan senyawa logam yang mempunyai kekerasan tinggi atau berkeras diantara
fasa-fasanya yang mungkin terjadi pada baja mengandung 6,67% kadar karbon, walaupun
sangat keras tapi bersifat getas.

 Austenit (γ)

Merupakan larutan pada tintertisi antara karbon dan besi yang mempunyai sel satuan
BCC yang stabil pada temperatur 912°C dengan sifat yang lunak tapi ulet.

 Besi delta (δ)

Merupakan fasa yang berada antara temperatur 1400 °C – 1535°C dan mempunyai sel
satuan BCC ( sel satuan kubus ) karbon yang larut sampai 0,1%.
Aturan tuas dapat diterapkan untuk setiap wilayah suatu fase memberikan indikasi
proporsi bagian-bagian konstituen pada setiap titik pada diagram fase.

Gambar 2.3
Menerapkan aturan tuas ke titik eutektoid (0,80% C pada 723oC)
 Wt% Ferrite = 100 (6,67 -0,8) / 6,67 - 0,02) = 88%
 Wt% Cementite = 100 (0,8 - 0,02) / 6,67 - 0,02) = 12% baja
Jika kandungan karbon padat didinginkan kurang dari eutektoid (sekitar 0,8% C)
padat diidentifikasi sebagai baja hypoeutectoid: baja kebanyakan formulir ini. Jika
kandungan karbon lebih kemudian 0,8% maka padat adalah baja hypereutectoid. Baja
Hypereutectoid dengan konten karbon lebih dari 1,2% C sangat rapuh. Beberapa baja yang
dibuat dengan isi karbon lebih dari 1,2%.

Gambar 2.4

Umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kekuatan elemen baja paduan lainnya
ditambahkan yang meningkatkan kekuatan sementara tetap mempertahankan ketangguhan
dan daktilitas.

Sebuah pada teutektoid dinaikkan kesuhu di atas 723 oC dan diadakan pada suhu ini
selama beberapa waktu akan menjadi fasa austenit homogen. Jika yang solidini kemudian
didinginkan perlahan-lahan seluruh struktur akan berubah menjadi struktur lamellar dari
pelat alternatif ferit dan sementit. Struktur ini disebut perlit karena ibu-of-mutiara
penampilannya. Seperti dihitung di atas perlit terdiri dari 88% (massa) feritdan 12% (massa)
sementit.

Transformasi baja hypereutectoid (>0,8% C) akan menghasilkan perlit dalam


matriks sementit. Transformasi baja hypoeutectoid (<0,8% C) akan menghasilkan perlit
dalam matriks ferit α. Transformasi pada tingkat pendinginan yang tinggi Berikut adalah
Transformasi isotermal (TI) Diagram, juga disebut TTT (Waktu, Suhu, Transformasi) kurva
untuk benda uji baja eutektoid yang telah cepat didinginkan dalam suhuyang ditetapkan.

Gambar 2.5

Hal ini dapat dilihat bahwa jika transformasi diperbolehkan berlangsung pada suhu
tinggi maka, seperti di atas perlit kasar terbentuk. Jika benda uji didinginkan ke suhu yang
lebih rendah dalam sebuah bak hasil lebih halus struktur pearlitic. Jika benda uji dengan
cepat didinginkan sampai suhu di bawah nilai Ms (yang bervariasi dengan kandungan
karbon maka fase meta stabil baru dihasilkan disebut martensit). Martensit adalah jenuh
larutan padat karbon dalam ferit. Jika benda uji cepat didinginkan pada suhu antara 220oC
dan 525oC struktur fasa antara perlit dan martensit terbentuk, ini disebut Bainit.

Bainit adalah konstituen yang membentuk dari austenit dalam berbagai tempertures
bawah 530 oC dan di atas Ms. Bainit bentuk bersama-sama dengan perlit pada baja yang
didinginkan agak terlalu cepat untuk membentuk struktur perlit lengkap. Bainit seperti perlit
campuran ferit dan besi karbida tetapi dalam bentuk yang berbeda. Struktur bainit bervariasi
dari pola bulu dengan pola partikel berbentuk lensa tergantung pada kisaran suhu
pembentukan.
Bainit lebih sulit, lebih kuat dan lebih tangguh dari ferit-perlit struktur pada suhu
yang lebih rendah. Martensit adalah struktur paling sulit terbentuk dari austenit. Ini adalah
BCC terdistorsi (tetrogonal) itu adalah struktur tubuh tetrogonal terpusat. Distorsi yang
disebabkan oleh atom karbon terperangkap yang belum mampu nukleasi ke sementit.

Beberapa fitur martensit tercantum di bawah ini:

 Struktur kristal adalah struktur yang menekankan perlawanan terhadap gerakan


dislokasi karena itu kuat dan relatif rapuh.
 Fase martensit inisiat pada suhu Ms dan lengkap pada Mf suhu.
Ms bervariasi dari 500oC untuk C <= 0,1% sampai 200oC untuk C <= 1,2%.

 Ada berbagai jenis martensit tergantung pada kandungan karbon


untuk C 0,2% < martensit adalah dalam bentuk strip tipis didefinisikan dengan baik
(laths), untuk C < = 0,6% dari pelat martensit terbentuk, untuk C <= 1,2% martensit
adalah dalam bentuk array pelat didefinisikan dengan baik.

Gambar 2.6 Diagram


Fe3C
Keterangan :

 Solidus line adalah garis pemisah antara fasa solid (padat) dengan asa liquid (cair) atau fasa
yang sebagian liquid.
 Liquidus line adalah Garis batas fasa yang memisahkan fasa L dengan α+L.
 Upper critical temperature (point) ACM adalah temperature pada baja hipereutektoid
dimana di bawah temperature ini cementite mulai terbentuk hasil pemisahan dari austenit.
 Lower critical temperature (point) A1 adalah temperature pada baja eutectoid dimana
austenite menjadi pearlite dan di bawah temperature ini austenite tidak adalagi.
 Magnetic transformation temperature A2 adalah temperature dimana di bawah
temperature ini ferite α menjadi ferro magnetic.
 Upper critical temperature (point) A3 adalah temperature pada bajah ipoeutektoid dimana
di bawah temperature ini ferrite mulai terbentuk hasil dari pemisahan dari austenit.
 Eutektik (4.3%C) adalah suhu keseimbangan teratas dalam logam dimana terjadi
perubahan dari fasa liquid kefasa larutan padat (austenite + cementite) tanpa melalui fasa
austenite + liquid maupun cementite + liquid.
 Eutektoid (0.8%C) adalah suhu terendah dalam logam dimana terjadi perubahan dalam
larutan padat, dan merupakan suhu keseimbangan terendah dimana austenite terurai
(dekomposisi) menjadi ferit dan sementit.
2.2 Pengaruh Penambahan Unsur Paduan Logam Ferro Dan Non Ferro

A. Logam Ferro dan Paduannya

Logam dan paduan berbasis besi adalah salah satu jenis bahan yang paling banyak dan
luas aplikasinya di bidang rekayasa. Besi atau Fe terdapat di alam sebagai oksida atau bijih besi.
Logam besi sebagian besar diperoleh melalui serangkaian proses pemurnian dan reduksi bijih
besi. Melalui proses ini diperoleh lelehan besi mentah atau pig iron yang masih mengandung
pengotorpengotor, terutama, karbon, silkon, mangan, sulfur, dan fosfor.
Namun, logam Fe hampir tidak pernah digunakan untuk aplikasi rekayasa dalam keadaan
murni karena keterbatasan sifat-sifat mekaniknya. Paduan berbasis besi (ferrous alloy) yang
paling banyak digunakan untuk aplikasi rekayasa adalah paduan besi-karbon dengan kandungan
karbon tertentu beserta unsur-unsur paduan lainya. Keberadaan unsur karbon di dalam larutan
padat Fe memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan sifat-sifat mekanik logam
besi. Sebagai ilustrasi, nilai kekuatan luluh untuk Fe murni dengan kadar karbon terlarut 0%
hanyalah sekitar 3 Ksi dibandingkan dengan 30 Ksi pada kadar karbon terlarut 0.005% yang
merupakan batas kelarutan maksimum karbon di dalam larutan padat Fe. Penambahan karbon
dan unsurunsur paduan lain pada kadar yang lebih tinggi sangat penting di dalam mendesain dan
merekayasa sifat-sifat mekaniknya.
Sifat Mekanis:
 Kekuatan
Penambahan logam (Ni, Cr, Molibdenum) dengan komposisi sesuai akan
menambah kekuatan baja.
 Batas mulur (Plastisitas)
Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan untukberubah bentuk secara permanen
setelah diberi beban. Logam yang ditambahkan berupa nikel, vanadium, titanium,
tungsten, chrome dsb akan meningkatkan nilai batas mulur.
 Elasisitas
Adanya penambahan logam pada baja akan meningkatkan kemampuan
elastisitasnya dengan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dari sebelumnya.
 Kekuatan Tarik
Logam Ni dan Cr merupakan bahan yang biasa ditambahankan untuk
meningkatkan kemampuan menahan tariakan, selain sebagai penambah kekutan
tekan.

 Keuletan
Baja dengan kandungan karbon rendah memiliki keuletan yang tinggi, sehingga
dengan paduan logam lain kadar karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor
pada baja paduan yang rendah akan meningkatkan keuletannya.
Sifat Fisik
Sifat dari baja paduan adalah
 memiliki tensile strength yang tinggi,
 anti bocor,
 tahan terhadap abrasi,
 mudah dibentuk,
 tahan terhadap korosi,
 ulet,
 sifat mampu mesin yang baik, dan sifat mampu las yang tinggi (weldability).
Sifat Pengaruh Lingkungan
 Baja paduan akan memiliki ketahanan terhadap korosi jika dicampur dengan
Tembaga yang berkisar 0,5-1,5% tembaga pada 99,95-99,85 % Fe, dengan
Chromium, atau dicampur dengan Nikel.
 Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu
tinggi,liat dan kuat.
 Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan pengaruh yang
sama seperti pada penambahan Molibdenum yaitu membuat baja paduan tahan
terhadap suhu tinggi.
Baja karbon (carbon steel) adalah salah satu jenis logam paduan besi karbon terpenting
dengan prosentase berat karbon hingga 2,11%. Baja karbon diklasifikasikan menjadi baja karbon
(1) rendah (low), (2) sedang (medium), dan (3) tinggi (high) berdasarkan kadar karbon-nya. Jika
penambahan elemen-elemen lain selain karbon untuk tujuan-tujuan tertentu cukup signifikan,
maka baja diklasifikasikan sebagai baja paduan (alloy steel) atau baja paduan rendah (low alloy
steel).
Jenis baja lainnya yang cukup penting adalah baja perkakas (tool steel) dan baja nirkarat
(stainless steel). Selain baja, paduan berbasis besi karbon lain yang juga penting adalah besi
tuang atau besi cor (cast iron), yaitu besi dengan kadar karbon lebih dari 2,11% hingga 4-6%.
Besi tuang diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan struktur mikro dan sifat-sifatnya ke dalam
besi tuang kelabu (grey cast iron), besi tuang ulet atau nodular (ductile or nodular cast iron), besi
tuang putih (white cast iron), besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).

B. Logam Non Ferro dan Paduannya

Logam-logam non ferro dan paduannya tidak diproduksi secara besar-besaran seperti
logam besi, tetapi cukup vital untuk kebutuhan industri karena memiliki sifat sifat yang
tidak ditemukan pada logam besi dan baja.

Sifat-sifat paduan logam non ferro adalah :


• mampu dibentuk dengan baik
• massa jenisnya rendah
• penghantar panas dan listrik yang baik
• mempunyai warna yang menarik
• tahan karat
• kekuatan dan kekakuannya umumnya lebih rendah dari pada logam ferro
• sukar dilas

1. Paduan aluminium (aluminium alloy)


Paduan aluminium banyak dipakai dalam industri yang dapat dibagi dalam dua
golongan utama:
a) Wrought alloy: dibuat dengan jalan rooling, (paduan tempa)forming, drawing, forging
dan press working.
b) Casting alloy: dibuat berdasarkan pengecoran (paduan tuang) Paduan aluminium
tempa mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi mendekati baja.
Paduan ini dibedakan lagi berdasarkan:
 Dapat di heat treatment.
 Tak dapat di heat treatment.

Paduan aluminum yang tak dapat di heat treatment yaitu Al – Mn (1,3% Mn) dan
Al – Mg Mn (2,5% Mg dan 0,3% Mn), memiliki kekuatan mekanik yang tinggi,
ductil, tahan korosi dan dapat dilas.Paduan aluminium tuang merupakan paduan yang
komplek dari aluminium dengan tembaga, nikel, besi, silikon dan unsur lain.
Duraluminium (dural) adalah paduan Al – Cu – Mg, dimana Mg dapat ditambahkan
(meningkatkan kekuatan, dan ketahanan korosi) dan begitu juga dengan penambahan
Si & Fe.Komposisi ducal : 2,2-5,2% Cu, diatas 1,75 % Mg, di atas 1% Si,diatas 1%
Fe, dan diatas 1% Mn. Paduan aluminium yang terdiri dari 8-14% Si disebut silumin.
Paduan aluminium dengan (10 – 13% Si & 0,8% Cu) dan (8 -10% Si, 0,3% Mg &
0,5% Mn) mempunyai sifat-sifat dapat dituang dengan baik dan tahan korosi serta
ductile.

2. Paduan Magnesium
Sifat-sifat mekanik magnesium terutama memiliki kekuatan tarik yang sangat
rendah. Oleh karena itu magnesium murni tidak dibuat dalam teknik.Paduan
magnesium memiliki sifat-sifat mekanik yang lebih baik serta banyak digunakan
Unsur-unsur paduan dasar magnesium adalah aluminium, seng dan mangan.
Penambahan AI diatas 11%, meningkatkan kekerasan, kuat tarik dan fluidity
(keenceran) Panambahan seng meningkatkan ductility (perpanjangan relatif dan
castability (mampu tuang).
Penambahan 0,1 – 0,5 % meningkatkan ketahanan korosi.Penambahan sedikit
cerium, zirconium dan baryllium dapat membuat struktur butir yang halus dan
meningkatkan ductility dan tahan oksidasi pada peningkatan suhu. Ada dua
kelompok besar magnesium paduan a) Wrought alloy : (0,3% Al, 1,3% – 2,5% Mn )
dan (3 – 4% Al, 0,6% Zn & 0,5% Mn).b) casting allay : (5 – 7% Al, 2 – 3% Zn dan
0,5% Mn) dan (8 % Al, 0,6 % Zn & 0,5 % Mn).

3. Paduan Tembaga
Ada dua kelompok besar yaitu : brass dan bronze Brass (kuningan) Paduan tembaga
dan seng dinamakan brass. Penambahan sedikit timah, nikel, mangan, aluminium,
dan unsur-unsur lain dalam paduan tembaga seng dapat mempertinggi kekerasan dan
kekuatan serta tahan korosi (special – brass). Bronze (perunggu) Paduan tembaga
dan timah dengan penambahan sedikit aluminium, silikon, mangan, besi dan
beryllium disebut bronze.Dalam prakteknya yang paling banyak digunakan adalah
perunggu dengan 25 – 30% Sn.
Wrought bronze, terdiri dari paling tinggi 6% Sn dan casting bronze lebih dari 6%
Sn.Special bronze, yaitu paduan dengan dasar tembaga dicampur Ni,Al, Mn, Si, Fe,
Be dll.Aluminium bronze, terdiri dari 4 – 11% Al, mempunyai sifat-sifat mekanik
yang tinggi dan tahan korosi serta mudah dituang.
Bronze dengan penambahan besi dan nikel memiliki kekuatan mekanik yang tinggi,
tahan panas, digunakan untuk fitting dapur dan bagian-bagian mesin yang
permukaannya bersinggungan dengan metal, yaitu perunggu dengan penambahan
seng.Phosphor bronze terdiri dari – 95% Cu, 5% Sn dan 0,2% P, di gunakan untuk
saringan kawat, koil dan pegas pelat.

Silikon bronze, memiliki sifat-sifat mekanik yang tinggi, tahan aus dan anti korosi
dan mudah dituang maupun dilas. Beryllium bronze, memiliki sifat mekanik yang
tinggi tahan koros, tahan aus dan ductil, daya hantar panas/listrik yang tinggi.Monel,
komposisinya 31% Cu, 66% Ni, 1,35% Fe, 0,9% dan 0,12% C sifat tertarik bagus
dan ductil, tahan korosi dalam air lautan Iarutan kimia.

4. Paduan tahan aus (anti friction alloy).


Bahan paduan tahan aus terutama digunakan untuk permukaan bantalan (bearing).
Logam bantalan harus memenuhi syarat, koefisien gesek antara poros dan bantalan
harus serendah mungkin mampu menahan panas akibat gesekan, tahan tekanan
beban, dll.
Beberapa logam bantalan:
 Babbit
 Bronze tahan aus
 Besi tuang tahan aus
 Non logam tahan aus

Babbit
Babbit terdiri dari timah, antirron, timbal dan tembaga serta unsur lain yang
memilliki sifat tahan aus. Bahan dasar babbit yang digunakan di industri adalah
timbal atau logam lain sebagai pengganti timah yang mahal. Calcium babbit terdiri
dari: 0,8-1,1 % Ca dan 0,75 – 1% Ni sisanya, adalah Pb. Bronze tahan aus digunakan
untuk bantalan biasa dengan beban spesifik yang tinggi. Besi tuang tahan aus cocok
untuk bantalan biasa yang bekerja dengan tekanan spesifik tinggi, tetapi
kecepatan/putaran dari poros rendah. Komposisinya : 3,2 – 3,6% C, 2,2 – 2,4% Si,
0,6 – C,9% Mn, dan memiliki struktur pearlit dengan sejumlah grafit normal (HB =
170 – 229), Paduan titanium (titanium: alloy) Sebagai bahan teknik titanium banyak
penggunaannya.Titanium adalah logam dengan warna putih keperak-perakan, titik
lebur 1668°C dan masa jenisnya 4,505 kg/dm3 Titanium tidak murni/campuran
dalam perdagangan dapat digolongkan.
 unsur-unsur yang membentuk interstisi larutan padat (solid solution ) O2 , N, C
dan H2 dan lain lain.
 Unsur-unsur yang membentuk substitusi larutan padat (Fe dan unsur-unsur logam
lain ).Oksigen dan nitrogen dengan persentase kecil dalam titanium alloy dapat
mengurangi ductility secara drastis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk memahami


struktur mikro dan sifat-sifat baja karbon, suatu jenis logam paduan besi (Fe) dan
karbon (C). Karbon larut di dalam besi dalam bentuk larutan padat (solid solution)
hingga 0,05% berat pada temperatur ruang.
b. Baja karbon (carbon steel) adalah salah satu jenis logam paduan besi karbon
terpenting dengan prosentase berat karbon hingga 2,11%. Baja karbon
diklasifikasikan menjadi baja karbon (1) rendah (low), (2) sedang (medium), dan (3)
tinggi (high) berdasarkan kadar karbon-nya. Baja diklasifikasikan sebagai baja paduan
(alloy steel) atau baja paduan rendah (low alloy steel).
c. Sifat Logam non-ferro, mampu dibentuk dengan baik, massa jenisnya rendah,
penghantar panas dan listrik yang baik, mempunyai warna yang menarik, tahan karat,
kekuatan dan kekakuannya umumnya lebih rendah dari pada logam ferro, sukardilas.

Anda mungkin juga menyukai