BAB I: Pendahuluan
Bab III: Pelaksanaan UU NO. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Pengganti UU
No. 1Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.10 Tahun 2008.
A. Implementasi Otonomi Daerah.
B. Implementasi dan Realisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
C.Promblematika dan Masalah-Masalah Pilkada.
- ContohKasus No. 04 K/KPUD/2008
D. Analisa Peraturan Perundang-undangan Otnomi Daerah dan Perundang-undangan
Pilkada berdasarkan faktor Internal. dan faktor Eksternal.
Bab IV : Penutup
- Kesimpulan
Kata Pengantar
(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. (2) Kedaulatan
adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.”
4.Bahwa Memperhatikan seluruh peristiwa tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penghitungan suara yang dilakukan oleh Termohon adalah Penghitungan yang didasari oleh
ketidak jujuran, tidak mentaati asas pilkada, dengan mempergunakan / membeli suara (money
politic), hal ini sudah barang tentu tidak dapat dibenarkan oleh hukum oleh karenanya hasil
penghitungan suara yang dilakukan pada hari Senin Tanggal 14 Juli 2008 adalah merupakan
hasil penghitungan suara yang cacat hukum, maka hasil penghitungan suara yang telah
ditetapkan dan diumumkan berupa Penetapan Pasangan calon terpilih oleh Termohon dengan
surat keputusan Nomor 64 tahun 2008 pada tanggal 14 Juli 2008berikut lampirannya, patut
dinyatakan dibatalkan sedangkan kepada peserta PILKADA nomor urut 2 pasangan TGB.
KHM. Zainul Majdi MA - Ir. H.Badrul Munir MM adalah tepat dan beralasan hukum
dinyatakan diskualifikasi.
5.Bahwa memperhatikan ketentuan Pasal 91 ayat (2) huruf a dan huruf c Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2005 Dihubungkan dengan ketentuan Pasal 92
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2005, maka seharusnya PPK
melangsungkan penghitungan dan pemungutan suara ulang sebagai mana dimaksud pada pasal
90 dan pasal 91, akan tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan hal itu mengakibatkan batalnya
hasil penghitungan suara dengan demikian penghitungan suara di tingkat Provinsi oleh
Termohon adalah merupakan penghitungan suara yang di dalamnya terdapat cacat karena
didasari adanya pelanggaran pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan
penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang undangan dan terdapat lebih dari 3000 orang pemilih menggunakan hak pilih lebih
dari satu kali pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda.
6.Bahwa memperhatikan jadwal Rekapitulasi penghitungan suara seharusnya berdasarkan
penetapan Termohon akan dilangsungkan pada tanggal 16 Juli 2008 tetapi kenyataannya
dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2008 tanpa adanya rapat pendahuluan dengan para peserta
PILKADA dengan demikian berarti :
- Dapat diduga bahwa ada suatu keinginan untuk mempercepat proses penghitungan
suara di luar pengetahuan peserta PILKDA kecuali mereka yang hadir pada saat itu. Ini berarti
dapat menimbulkan pertanyaan besar sebenarnya ada apakah gerangan antaraTermohon dengan
Pasangan Calon yang dimenangkan dalam hal ini Pasangan Calon Nomor 2 sehingga pada saat
penghitungan suara dan penetapan Pemenang Pasangan Calon Nomor 1 dan 3 yakni :
H. NANANG SAMOEDRA - M.JABIR dan HL.SERINATA — H. HUSNI DJIBRIL tidak
menghadiri penghitungan dan penetapan suara dan penetapan pasangan terpilih (pasangan yang
dinyatakan menang) sehingga dengan demikian Termohon telah melakukan pelanggaran
tentang tata carapenetapan hasil pemilihan yang dilangsungkan oleh terlapor.
Petitum :
1.Mengabulkan keberatan Pemohon seluruhnya.
2.Menyatakan semua alat bukti yang diajukan Pemohon adalah alat bukti yang sah dan
berharga.
3.Membatalkan demi hukum hasil Rekapitulasi penghitungan suara pemilihan Kepala Daerah
danWakil Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagaimana dituangkan di dalam
BERITAACARA RAPAT PLENO Nomor : 270/441/KPU.NTB/VII/2008, tanggal 14 Juli
2008 yangditerbitkan oleh Termohon (KPUD Propinsi Nusa Tenggara Barat).
4.Menetapkan hasil perhitungan suara yang benar menurut Pemohon sebagaimana
positfbkeberatan angka 2 huruf b tersebut
1.Membatalkan demi hukum Penetapan hasil Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 64 tahun 2008, tanggal 14 Juli 2008, berdasar hasil
Rekapitulasi penghitungan suara pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Provinsi NusaTenggara Barat, tanggal 14 Juli 2008 yang diterbitkan oleh Termohon (KPUD
Propinsi NusaTenggara Barat).
2.Menyatakan sebagai hukum Pemohon adalah peserta pemilihan Calon Gubernur dan Calon
Wakil Gubernur yang patut ditetapkan sebagai pemenang di dalam pelaksanaan PILKADA
dan PILWAKADA Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3.Membebankan kepada Termohon untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara keberatan ini.
4.Mengabulkan keberatan Pemohon seluruhnya.
5.Menyatakan semua alat bukti yang diajukan Pemohon adalah alat bukti yang sah danberharga
Jawaban Termohon :
I. DALAM EKSEPSI
1. EXCEPTIO TEMPORIS.
Bahwa pemeriksaan permohonan pemohon telah lewat waktu (expiration), karena dalam
ketentuan Pasal 106 ayat (4) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah . Pasal
94 ayat (4) PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, menyatakan : "Mahkamah Agung memutus sengketa
hasil perhitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) paling lambat 14 (empat
belas) hari sejak diterimanya permohonan keberatan oleh Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi /
Mahkamah Agung "Bahwa merupakan fakta hukum, terbukti permohonan yang diajukan
Pemohon telah diajukan kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tinggi Mataram, dan
selanjutnya diterima oleh Pengadilan Tinggi Mataram pada tanggal 17 Juli 2008. Bahwa
dengan demikian,terbukti Permohonan Pemohon hingga saat permohonan ini disidangkan
pada hari ini tanggal 25 Agustus 2008 telah mencapai 39 hari, jauh melebihi jangka waktu 14
(empat belas) hari sebagaimana secara imperative ditentukan menurut ketentuan pasal
tersebut di atas.
2. EKSEPSI KOMPETENSI.
Bahwa materi keberatan Pemohon yang berkaitan dengan alasan tidak mendapatkan Salinan
Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara, tidak menempelkan sertifikat hasil
penghitungan suara di TPSTPS, tentang tidak rasionalnya pernyataan Ketua DPW PKSNTB,
tentang iklan advertorial DPW PKS NTB, tentang dugaan terjadinya perbuatan melawan
hukum dan kerjasama politik, tentang dugaan money politic, tentang tidak diizinkan memilih
dengan alasan tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap
(DPT), tentang kesalahan rekapitulasi dalam tingkat PPK, tentang terjadi pencoblosan dengan
menggunakan kartu suara ganda, tentang terjadinya pemaksaan dan pengancaman terhadap
pemilih apabila tidak memilih pasangan No. 2 tidak diizinkan mengikuti kegiatan kampus,
tentang adanya lebih dari 500 orang tidak diizinkan mencoblos adalah bukan kewenangan
Mahkamah Agung untuk memeriksa, melainkan kewenangan Pengawas Pemilu (Panwaslu)
Pilkada, karena hal itu menyangkut tentang teknis penyelenggara Pilkada dan bukan
menyangkut tentang hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon
sebagaimana ditentukan dalam pasal 106 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah Jo.
PP Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Jo. Pasal 3 PERMARI Nomor 2
Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Penetapan Hasil
Pilkada dan Pilwakada dari KPUD Provinsi atau KPUD Kabupaten/Kota.
Bahwa karena eksepsi ini tentang kewenangan kompetensi dan hal-hal lain yang
termasukranah eksepsi, dan untuk menghindari terjadinya kekosongan kepemimpinan
pemerintahan diprovinsi NTB yang akan berakhir masa jabatan gubernurnya pada tanggal 31
Agustus 2008, Termohon mohon kepada majelis hakim agung yang terhormat untuk
mengabulkan eksepsi ini, sebelum memeriksa pokok perkara.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
1.Pemerintahan daerah/otonomi daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang terdiri dari Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
2.Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang perubahan
UU No. 10 Tahun 2008, dimana Pemerintahan Daerah berkewajiban harus melaksanakan
Pemilihan Kepala daerah, kewenangan inilah untuk memenuhi hajat serta aspirasi rakyat
didaerah untuk dapat di pilih menjadi Gubernur atau wakil Gubernur, Bupati atau
wakilbupati dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota di seluruh wilayah kekuasaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3.Pilkada adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota Dewan Perwakilan Daerah sebagai
penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 22Eayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan diselenggarakan pemilihan
umum adalah pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan yang merupakan sarana
perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4.Hubungan Hukum Otonomi Daerah dengan Pemilihan Kepala Daerah sangat erat sekali,
karena dilandasai oleh Undang Undang Nomor. 32 Tahun 2004 yang berkaitan erat dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang Nomor.1 tahun 2009 tentang perubahan atas
UU Nomor 10 Tahun 2008 yaitu tentang Pemilihan Umum anggota DPR,DPD dan Dewan
Perwakilan Rakyat daerah. Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 dilihat dari
kewenangannya yaitu dimana Pemerintah Daerah harus mengadakan Pemilihan Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sampai ketingkat kabupaten
diseluruh wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Dan disisi lain Peraturan Pemerintah
Pengganti undang-undang Nomer 1 tahun 2009 tentang perubahan atas UU nomor 10 Tahun
2008 yaitu tentang Pemilihan Umum anggota DPR,DPD dan Dewan Perwakilan Rakyat
daerah adalah realisasi dan implemenatsi dari Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004.
DAFTRA PUSTAKA
http://www.oneworld.org/ecdpm/pmb/b12 gb .html
http://www.wordpess.com
http://www.wikipedia.com