Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh . . . .

Kaifa Haluq ya akhi? Saya harap dan saya doakan engkau disana baik baik saja. Terlebih
belakangan ini aku tak lagi sesering dulu melihat balutan senyum manismu. Apa yang
terjadi? Mengapa mentariku tak secerah biasanya? Kau akhir akhir ini lebih terlihat
menghemat pancaran cahayamu,memangnya untuk siapa sebenarnya pancaran cahaya
yang indah milikmu itu? Apa kau sedang menyimpannya untuk seseorang?

Maafkan aku,karna pada paragraf awal saja aku sudah banyak bertanya. Semua itu
kulakukan semata mata karena aku rindu sinarmu yang hangat,tak ada sedikitpun embun
yang menyelinap didalamnya. Namun kali ini,kau hanya memberi cahaya tipis dengan
suasana hati yang akupun taktau apa yang sedang terjadi didalamnya. Wahai
mentariku,kembalilah berseri,kembalilah berikan daku sinarmu yang hangat itu,karna
tanpanya aku dan bibirku membeku.

Bibir ini rasanya tak bisa kugerakkan ketika aku mengetahui dan menyadari yang
sebenarnya. Bahkan air matapun tak sanggup lagi aku keluarkan karna ia seketika membeku
dan menancap kedalam ragaku. Aku sadar wahai akhi,apalah aku ini? Siapa aku ini? Apa
yang bisa aku lakukan untuk kemaslahatan ummat dan untuk-Nya? Namun kau perlu
tahu,doaku akan selalu menggema dilangit ketika bumi pun tak menyetujuinya. Tapi apa
yang bumi ketahui tentang rasa ini? Ia taktau apapun. Yang tahu hanyalah Ia dan yang
berada dilangit.

Aku sudah berniat untuk mengubur rasa ini sedalam dalamnya sampai inti bumi,namun
langit menurunkan hujan dan rasa itupun menyeruak kembali. Aku tak tau lagi apa yang
harus aku lakukan,apa tindakanku ini benar? Duhai akhi,jikalau memang dia sang merah
kelabu yang kau inginkan,maka apa yang bisa aku lakukan? Aku cukup diam dan tak henti
hentinya berdoa pada Sang Maha Cinta agar kau dibahagiakan karenanya. Aku ini sangat
tidak sebanding dengan sang merah kelabu. Aku hanya bayangan,bahkan ketika gelap aku
tak bisa memberimu cahaya.

Berbeda dengan sang merah kelabu,dia bisa memberimu cahaya dan menunjukanmu jalan
keluar yang lagi benar. Namun bayanganlah yang setia menemanimu dikala terik,dan
dirimulah yang bisa mengahangatkanku dikala hujan. Aku kira kita bisa saling
melengkapi,namun apa yang terjadi? Itu semua dalam khayalanku,ilusiku,yang bahkan kau
sendiri tak tahu.
AKU MENGAGUMIMU...
Untukmu,aku
mengagumimu...

Tapi kau tak pernah tahu itu.

Biarlah,

Kau tak perlu tau,

Sebab aku ingin rasa ini tak terungkapkan

Rasa ingin memiliki,namun sadar akan situasi

Aku selalu berdoa agar kita disatukan

Aku selalu berdoa agar selalu bersama

Tapi, aku ingin disatukan oleh-Nya

Aku ingin kita bersama karena-Nya

Sebab itu aku memendam rasa ini sedalam-dalamnya

Sebab itu aku menyimpan rasa ini agar tetap terjaga

Biar Allah yang mengatur hatiku

Biar Allah yang mengatur jalan hidupku

Jika nanti aku dipersatukan denganmu,

Sungguh aku akan berterimakasih pada-Nya

Karena penantianku berakhir bahagia

Tapi jika nanti kita tak bersama,

Insyaallah aku akan menerimanya dengan ikhlas dan sabar

Entah apapun yang terjadi aku taakan menyerah

Aku akan terus memperbaiki diriku

Meski rindu selalu menerpa

Dan rasa ingin kau mengetahui rasaku selalu ada

Sekuat tenaga akan aku tahan


Aku menunggu,menanti dan aku tetap mengagumimu.

Anda mungkin juga menyukai