Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME ANALISIS

NAMA : SYIFA VIONALITA

NIM : 19053063

KOMUNIKASI PERKANTORAN

1.Bagaimana pengaruh kelompok pada prilaku komunikasi kantor dan bagaimana keefektifan
kelompok dalam mencapai tujuan organisasi atau kantor?

JAWAB:

*pengaruhnya yaitu:

1. Konformitas. Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)


kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang
dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk
mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua
kelompok,aturlah rekanrekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta
persetujuan anggota kantor, usahakan rekan-rekan kerja anda secara persetujuan mereka.
Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-
anggota berikutnya untuk setuju juga.

2. Fasilitasi sosial. Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran
atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan
sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-
dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada
berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang
meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon
dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar,
terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan
prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena
itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

3. Polarisasi. Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para
anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang
lebih keras

keefektifan kelompok dalam mencapai tujuan organisasi atau kantor yaitu:

efektivitas organisasi dapat di pengaruhi oleh empat factor yang ada pada budaya organisasi
yaitu keterlibatan atau involvement, adaptasi atau adaptation, misi atau mission, serta
konsistensi consistency.

1.Keterlibatan (Involvement)

Keterlibatan yang di maksudkan di sini yaitu suatu perlakuan yang menjadikan staf merasa di
ikut sertakan ke dalam kegiatan organisasi sehingga dapat membuat staf merasa lebih
bertanggung jawab lagi mengenai tindakan yang telah dan akan di lakukannya.

Definisi lainnya yaitu kebebasan atai independensi yang di miliki oleh tiap individu di dalam
mengutarakan pendapatnya.

Keterlibatan ini juga perlu di hargai kelompok maupun pimpinan dari suatu organisasi selama
berkaitan dengan ide dalam upaya memajukan serta mengembangkan organisasi ataupun
perusahaan. Keterlibatan ini sendiri terdiri dari tiga indicator yakni:

Pemberdayaan (empowerment): proses memungkinkan staf agar bisa memiliki input serta control
atas pekerjaan mereka serta mampu secara rerbuka untuk berbagi saran serta ide mengenai
pekerjaan mereka.

Kerja Tim (Team Orientation): menunjukan efektifnya kerja secara tim pada saat memberikan
kontribusi pada suatu organisasi yang di mana prosesnya yaitu usaha agar dapat memecahkan
suatu masalah serta meningkatkan inovasi anggotanya.

Kemampuan Berkembang (Capability Development): kemampuan pada suatu organisasi agar


mampu meningkatkan kemampuan stafnya sehingga bisa berkompetisi serta mencapai tujuan
organisasi

2.Adaptasi (Adaptation)

Merupakan kemampuan yang ada pada organisasi agar bisa menerjemahkan pengaruh dari
lingkungan terhadap organisasi maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam merespon
perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal dengan cara melakukan perubahan internal
pada suatu organisasi. Terdapat tiga indicator yaitu:

Perubahan (Creating Change): kemampuan organisasi dalam melakukan pembaharuan serta


mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung.
Berfokus Pelanggan (Customer Focus): kemampuan organisasi dalam memberikan perhatian
terhadap kepuasan pelanggan.

Keadaan Organisasi (Organizational Learning): proses yang mendukung organisasi agar bisa
beradaptasi terhadap perubahan serta mampu bertumbuh ke arah yang lebih baik lagi.

3.Misi (Mission)

Misi merupakan suatu bentuk dimensi dari budaya yang menunjukan kepada tujuan utama dari
organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh serta fokus terhadap apa yang di anggap
penting oleh suatu organisasi.

Kemampuan agar dapat beradaptasi dapat kita lihat dari tiga indicator berikut ini.

Strategi yang Terarah dan Juga Tetap (Strategic Direction and Intent): merupakan rencana yang
jelas mengenai tujuan organisasi serta dapat membuat anggota dari suatu organisasi bisa
memahami kontribusi serta fungsi masing-masing pada suatu organisasi

Tujuan dan Objektivitas (Goals and Objectivity): merupakan hasil yang diinginkan dengan
melalui usaha yang terarah serta dapat di ukur, ambisius namun harus tetap realistis.

Visi (Vision): merupakan pandangan bersama mengenai goals yang akan di capai bersama pada
suatu organisasi yang terdiri dari nilai serta pemikiran bersama yang mampu dalam memberikan
arahan bagi anggota organisasi

4.Konsistensi (Consistency)

Konsistensi merupakan tahap kesepakatan anggota pada suatu organisasi terhadap asumsi dasar
serta nilai inti dari suatu organisasi. Terdapat tiga indicator yang ada pada konsistensi yaitu:

Nilai Inti (Core Value): merupakan pedoman permanen mengenai sesuatu yang tepat maupun
tidak yang mengarah pada tindakan serta perilaku staf dalam mencapai tujuan suatu organisasi.

Kesepakatan (Agreement): proses pada saat staf di dalam suatu organisasi dapat mencapai
kesamaan pendapat tentang permasalahan yang terjadi.

Koordinasi dan Integrasi (Coordination and Integration): berbagai fungsi serta unit yang ada
pada organisasi yang bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi tanpa harus menunggu hak
masing-masing.
2. Kemukan dengan contoh komunikasi deskriptif dan komunikasi kelompok preskriptif ?

Jawab:

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan
peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses
pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi,

kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:

a. kelompok tugas;

b. kelompok pertemuan; dan

c. kelompok penyadar.

Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau


merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan
diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota 34 berusaha belajar lebih
banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok
pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik
yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini
dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok
dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok
preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur
parlementer

Anda mungkin juga menyukai