Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN

MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

DisusunOleh :
M A C H F U D, S.Ag

JL.PENDIDIKAN N0. 43 BERATKULON KEMLAGI MOJOKERTO


NO. TELP. (0321) 362242
KATA PENGANTAR

     Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh,

Alhamdulillahirabbil alamin, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pengelola Perpustakaan MA “
ROUDLOTUN NASYIIN” dapat menyelesaikan Laporan dan Penyusunan Rencana Kerja
Perpustakaan tahun 2018-2019.

     Laporan Program Kerja Perpustakaan ini disusun  untuk memaparkan tujuan


pengelolaan perpustakaan itu sendiri. Salah satu tujuan umum perpustakaan adalah
menyediakan bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan anak didik dan pendidik dalam
kegiatan belajar sehari-hari. Kemudian tidak kalah penting adalah tujuan perpustakaan
adalah sebagai sumber tempat pengembangan kemampuan berpikir intelektual yang
mandiri dan berwawasan global untuk membentuk sikap kreatif, inovatif, dan
mengembangkan minat dan bakat siswa, baik  dalam kegiatan intrakulikuler maupun
kegiatan ekstrakulikuler. Oleh karena itu sangat penting sekali perpustakaan sekolah perlu
perhatian dari pihak warga sekolah dan memerlukan pengembangan khusus demi
terbentuk sebuah perpustakaan ideal di MA Roudlotun Nasyiinyang merupakan jantung
sebuah sekolah.

            Guna meningkatkan mutu pendidikan serta pemanfaatan sarana penunjang yang
terdapat dalam perpustakaan. Maka laporan dan penyusunan rencana kerja kami buat
seefisien dan sesederhananya, walaupun dalam laporan  dan penyusunan rencana kerja
perpustakaan  ini kurang sempurna  kami telah berusaha dengan maksimal tetapi kami
menyadari keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran
yang dapat membantu dan menambah wawasan kami dalam pengelolaan manajemen
perpustakaan di MA Roudlotun Nasyiin

Mojokerto, 05 Juli 2018


Ttd.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan
perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi
informasi.Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada "pengelompokkan"
perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi
informasi tadi.Istilah-istilah perpustakaan "membengkak" menjadi sangat luas namun
cenderung mempunyai sebuah spesifikasi tertentu.Dilihat dari perkembangan teknologi
informasinya perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional, semi-tradisional,
elektronik, digital hingga perpustakaan "virtual".Kemudian dilihat dari pola kehidupan
masyarakat berkembang mulai perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan
pribadi, perpustakaan keliling, dan sebagainya.Kemudian juga dilihat dari perkembangan
kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak bermunculan istilah perpustakaan
umum, perpustakaan khusus, perpustakaan anak-anak, perpustakaan sekolah,
perpustakaan akademik (perguruan tinggi), perpustakaan perusahaan, dan lain
sebagainya.

Pengertian perpustakaanpun  berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke-19


perpustakaan didefinisikan sebagai " suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang
berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau
golongan masyarakat tertentu. Kemudian ALA (The American Library Association)
menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk
pengertian " pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat
dokumenstasi dan pusat rujukan ". Sedangkan menurut Keputusan Presiden RI nomor 11,
disebutkan bahwa " perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan
pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

Kemudian perpustakan jika tinjau secara umum adalah sebuah bangunan yang
berisi kumpulan koleksi buku dari berbagai kategori didalamnya dan koleksi penunjang
pustaka lainnya.  Sedangkan Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung
pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan
tujuan usaha membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan
pendidikan pada umumnya (Sulistyo Basuki, 1993).

Di samping itu dalam penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, di


sebutkan bahwa salah satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan
satu satunya adalah perpustakaan.Sebagai salah satu sumber belajar di sekolah
perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi sekolah tersebut. Mengingat
pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu pengelolaan atau
manajemen yang tepat  dan cepat sehingga fungsi perpustakaan sekolah benar-benar
terwujud. Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang
pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana
perpustakaan sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai 
pengetahuan dan informasi secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu
diperlukan suatu sistem informasi managemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan
memanfaatkan komputer. Akan tetapi mampukah para pengelola perpustakaan terutama
kepala sekolah sebagai stake holder di sekolah mewujudkan perpustakaan sekolah yang
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dengan menggunakan SIM
Perpustakaan?. Jawabannya sebenarnya tidak terlalu rumit karena rata-rata sebuah
sekolah hanya memiliki ratusan koleksi buku tidak seperti perpustakaan daerah atau
provinsi yang mempunyai ribuan atau ratusan ribu koleksi buku. Dengan kemampuan
sederhana dan pengelolaan sederhana, InsyaAllah manajemen perpustakaan sekolah
akan tertata dengan benar sesuai dengan yang diharapkan banyak pihak.
Karena pentingnya keberadaan perpustakaan sekolah maka ada sebuah pepatah
mengatakan "Perpustakaan sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan".Oleh karena itu
sudah selayaknya mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi
dan misi sekolah. Semua pihak, khususnya kepala sekolah harus memberi perhatian lebih
akan eksistensi perpustakaan di sekolah, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat
menyimpan buku bekas, barang-barang tidak terpakai, bahkan hanya sebagai tempat
bermain anak-anak murid saat tidak ada KBM. Itulah yang kebanyakan terjadi disekolah-
sekolah yang ada dinegri ini.Hal ini tentu sangat ironis dan tidak mendidik.

Dari berbagai sudut pemikiran diatas, Pengelola Perpustakaan MA “ ROUDLOTUN


NASYIIN” berupaya melakukan terobosan dan revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan
sekolah untuk mendukung program dan visi-misi sekolah. Berbagai program dan
terobosan yang direncanakan, diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar agar
perpustakaan sekolah sebagai center of knowledge (pusat ilmu pengetahuan) dapat
terealisasi secara optimal.

B. VISI DAN MISI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

VISI
   Menjadikan perpustakaan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN” sebagai pusat layanan
informasi dan ilmu pengetahuan dengan standar pengelolaan yang berlaku.
   Sebagai sumber belajar warga sekolah guna mendukung kegitan belajar mengajar  yang
terdepan sebagai investasi sumber daya pengetahuan yang cukup lengkap.
   Memberikan layanan kepada civitas akademika dan pengguna perpustakaan secara
luas, dan ikut merealisasikan visi misi serta suksesnya program utama perpustakaan
sekolah yaitu sebagai pusat belajar ilmu pengetahuan seluruh warga sekolah.

MISI
  Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia;
  Pengembangkan Sumber Daya Informasi Tercetak dan Elektronik;
  Pengembangan Layanan layanan prima berbasis internet;
  Melaksanakan layanan perpustakaan berbasis ICT;
  Mengelola informasi serta menyebarluaskan informasi
  Mewujudkan qualitas dan quanitas buku bacaan dan referensi;
  Melayani semua warga sekolah dengan layanan prima;
  Menerapkan administrasi pustaka yang professional dan akuntabel;

C.    LANDASAN PROGAM KEGIATAN


Terwujudnya perpustakaaan sekolah yang berdaya guna dan berhasil guna disetiap
sekolah menjadi pusat kegiatan belajar mengajar, terbinanya anak didik menjadi gemar
membaca, bisa membaca untuk pembinaan dan pengembangan tersebut dapat dipetik
beberapa langkah sebagai landasan antara lain :
1.   Keputusan Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan No.0103/0/1981 tanggal 11 Maret
1981. Mengenai pokok-pokok kebijakan Pembinaan   dan pengembangan
perpustakaan sekolah di Indonesia
2.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem  pendidikan
Nasional;
3.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan;

D.    MAKSUD DAN TUJUAN

Dengan melihat latar belakang maka maksud dan tujuan perpustakaan sekolah
diselenggarakan untuk :

 Menyediakan buku-buku pengetahuan sebagai bahan ajar bagi guru dan sumber
bacaan bagi siswa
 Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta
mendayagunakan budaya tulisan, dalam berbagai sector kehidupan;
 Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan
informasi;
 Mendidik siswa agar memelihara dan memanfaatkan bahan pustakan secara tepat
guna dan berhasil guna;
 Meletakkan dasar kearah proses pembelajaran mandiri;
 Memupuk dan mengembangkan minat dan bakat siswa;
 Menumbukan penghargaan siswa terhadap pengalaman imajinatif;
 Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi atas
tanggungjawab dan usaha sendiri;
 Mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan inovatif dalam
memecahkan masalah
 Membantu siswa, guru, dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
 Sumber pengembangan kebudayaan dan peradaban ilmu sekolah terkait.

E.     FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi,


pusat penelitian sederhana dan rekreasi sehat melalui bacaan hiburan. Dalam kaitan
dengan kurikulum yang diterapkan di MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”, perpustakaan
sekolah berfungsi:
  Wadah atau wahana pengetahuan, administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga
memudahkan  penggunaannya;
  Sumber rujukan (reference centre) siswa, guru, tenaga bimbingan, tenaga administrasi
dan pegawai yang berada dibawah naungan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”
  Sarana pendukung dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan pendidikan
nasional;
  Pusat informasi bagi kegiatan belajar mengajar;
  Sumber yang menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan penunjang
kegiatan belajar mengajar, seperti kegiatan yang berkaitan dengan budaya, seni, kreasi
dan budaya.

F.     RUANG LINGKUP


Untuk memperjelas program pengembangan perpustakaan sekolah khususnya
Perpustakaan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN”, ruang lingkup sekolah antara lain :
1.   Administrasi
2.    Pengadaan Sarana / Prasarana
3.   Operasional
4.   Laporan

G.    SUMBER DANA

Untuk mengembangkan perpustakaan perlu adanya sumber dana. Adapun sumber


dana untuk pengembangan perpustakaan MA “ ROUDLOTUN NASYIIN” antara lain :
   RAPBS tahun 2018-2019
   Peminjaman buku dari Siswa baru tahun 2018-2019
   Bantuan alumni Siswa
   Pemerintah, lembaga swasta, penerbit dll.yang tidak mengikat;

H.    PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH ROUDLOTUN


NASYIIN
Rencana kerja perpustakaan sekolah yang tertuang dalam program kerja
perpustakaan secara umum akan mengacu pada tugas pokok perpustakaan sekolah,
tujuan institusi, visi dan misi sekolah. Hal ini didasari oleh kepentingan bersama untuk
menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.

1. Program jangka Pendek

1. Menyediakan dan menghimpun bahan pustaka, informasi, sesuai kurikulum


sekolah;
2. Menyediakan dan melengkapi fasilitas perpustakaan sesuai kebutuhan;
3. Mengolah dan mengorganisasikan bahan pustaka dengan system tertentu
sehingga memudahkan penggunaannya;
4. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik;
5. Meningkatkan minat baca murid, guru, dan staf tata laksana; 
6.  Menambahkan koleksi bahan pustaka secara berkala untuk memenuhi kebutuhan
pegguna layanan perpustakaan;
7. Pembuatan proposal permintaan buku/majalah/jurnal pada beberapa
lembaga/instansi/penerbit tertentu;
8. Memelihara bahan pustaka agar tahan lama dan tidak cepat rusak.
9. Menerbitkan kartu perpustakaan bagi siswa, guru dan staf tata laksana;
10. Menerbitkan berbagai administrasi perpustakaan (kartu buku, kantong, lebeling,
catalog OPAC, katalog buku, dll;
11. Inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka;
12. Entry data anggota perpustakaan pada Sistim Informasi Perpustakaan (SIP) ;
13.  Pelayanan peminjaman buku perpustakaan;
14. Penerbitan Surat Tandan Bebas Perpustakaan (STBP) bagi siswa kelas XII sebagai
syarat pengambilan Ijazah;
15. Mengikuti beberapa lomba perpustakaan sekolah, baik tingkat kabupaten, provinsi
atau nasional.

 2. Program Jangka Panjang

1. Menerapkan system layanan perpustakaan berbasis ICT;


2. Menerapkan E-Library learning;
3. Merealisasikan qualitas dan quantitas buku minimal 2000 Judul buku
4. Terciptanya ruangan perpustakaan yang memadai, kondusif dan menyenangkan.
BAB II
PENGORGANISASIAN

A.   STRUKTUR ORGANISASI


Stuktur Organisasi Perpustakaan MA Roudlotun Nasyiin

 KEPALA SEKOLAH                  :  Drs. NUR KHOLIS, M.PdI


 KEPALA PERPUSTAKAAN      :  M A C H F U D, S.Ag
 STAF BAG.TEKNIS & ADM      :  ELVANDARI SOLINA ASTANDI, S.Pd
 STAF BAG.PELAYANAN          :  M. TAUFIQ AKBAR, S.PdI

B.      TUGAS MASING-MASING BAGIAN DALAM SISTEM

ORGANISASI PERPUSTAKAAN
I.    KEPALA  SEKOLAH
  Bertugas dan bertanggungjawab utama segala penyelenggaraan kegiatan dibidang
perpustakaan sekolah.
  Membina dan membimbing pengembangan organisasi perpustakaan sekolah

II.   KEPALA BAGIAN PERPUSTAKAAN :


   Bertugas dan bertanggungjawab tentang penyelenggaraan dan pengelolaan seluruh unit
perpustakaan sekolah.
   Mengorganisir dan mengkoordinir tata kerja dan tata hubungan seluruh staf
perpustakaan sekolah.
   Menetapkan kebijakan intern yang khusus dalam bidangnya.
   Pembuatan program / perencanaan bulanan.
   Merancang program kerja dan rencana pengembangan perpustakaan setahun kedepan
   Membuat laporan dsb.

III.   BAGIAN TEKNIS & ADMINISTRASI

Bertugas mengadakan pengadaan  bahan pustaka dan pengolahannya :


   Administrasi Surat-Menyurat
   Menginventaris Koleksi dan Sarana Perpustakaan
   Membuat Katalogisasi deskriptif.
  Mengklasifikasi Koleksi Perpustakaan
  Menginput data di Komputer
  Penyelesaian koleksi
  Perencanaan dana dan penggunaannya.
  Penyusunan koleksi dan kartu katalog/OPAC

IV.   BAGIAN PELAYANAN


Bertugas mengadakan pekerjaan pelayanan sirkulasi :
  Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
  Pelayanan referensi.
  Pelayanan jam perpustakaan.
  Menyiapkan buku  tamu, buku penunjang, dan buku induk dll.

Mojokerto, Juli 2018

Kepela Madrasah, Kepala Perpustakaan,

Drs. NUR KHOLIS, M.PdI M A C H F U D, S.Ag


BAB III
 MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

A.           Fungsi Perpustakaan Sekolah


Perpustakaan Sekolah dalam perannya di dunia pendidikan mempunyai fungsi
sebagai :
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum
sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku
hiburan)
d. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa
Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa sudah semestinya
perpustakaan menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan lagi menjadi
'pelengkap' saja bagi keberadaan sebuah sekolah.

B.           Konsep Dasar Manajemen Perpustakaan


Manajemen dalam perpustakaan sekolah bukan sekedar kegiatan menempatkan
buku-buku di rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks, berkelanjutan, dan selalu
berubah. Jadi manajemen merupakan sebuah proses yang memfokuskan pada
memperhatikan kegiatan dari hari ke hari, menghadapi permasalahan isi dan integrasi
dengan tujuan-tujuan sekolah. Kegiatan manajemen adalah kegiatan yang mencerminkan
adanya sebuah sistem, terkait dan terdiri dari beberapa aspek atau factor untuk
mendukungnya. Beberapa faktor yang dapat ditemui dalam sebuah proses manajemen
perpustakaan diantaranya adalah:
  Kebijakan dan prosedur
  Manajemen Koleksi
  Pendanaan dan Pengadaan
  Manajemen Fasilitas
  Sumber Daya Manusia
  Perencanaan
Bagi pengelola perpustakaan (guru-pustakawan), kegiatan manajemen merupakan
bagian atau peran serta dalam pendidikan di sekolah.Secara efektif perpustakaan harus
mampu mendukung kurikulum dan program-program sekolah. Untuk mewujudkan
manajemen perpustakaan yang baik, maka pengelola perpustakaan perlu:
  Mengembangkan kemampuan professional sebagai guru-pustakawan.
  Memperhatikan kemampuan yang diperlukan dan prosedur yang dibutuhkan untuk dapat
mengelola perpustakaan secara efektif – dari perpustakaan yang sekedar bertahan hidup
menjadi perpustakaan yang benar-benar berjalan secara baik.
  Mengembangkan kebijakan dan prosedur dengan prinsip-prinsip yang
mengaktualisasikan visi dari perpustakaan sekolah.
  Memperlihatkan keterkaitan antara sumber-sumber informasi dan tujuan dan prioritas
sekolah, serta program perpustakaan.
  Menunjukkan peran guru-pustakawan melalui rencana manajemen.

C. Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Sekolah


1. Prosedur dan Kebijakan
Prosedur merupakan 'CARA' atau 'BAGAIMANA' kegiatan dan aksi-aksi akan dapat
mengimplementasikan sebuah rencana spesifik atau menjalankan sebuah kebijakan.
Kebijakan sendiri mengarah pada 'MENGAPA' atau "APA' prinsip-prinsip dari organisasi
(sekolah/perpustakaan). Kadang kala sebuah kebijakan terhadap perpustakaan sekolah
sangat dipengaruhi oleh kondisi kebijakan di lingkungannya, baik dari sekolah atau pemilik
sekolah, dinas pendidikan, pemerintah atau mungkin departemen pendidikan. Sebagai
pengelola perpustakaan (guru-pustakawan), maka kita perlu secara jelas memahami
bagaimana mengelola perpustakaan secara efektif, dimana kebijakan sekolah, yayasan,
pemerintah dan kebijakan lainnya harus dijalankan, dan prosedur harus dapat
merefleksikan kebutuhan-kebutuhan sekolah itu sendiri.Kebijakan disini termasuk
didalamnya pendanaan, pengelola, dukungan untuk guru-pustakawan dan factor-faktor
lain yang berhubungan. Hal-hal yang perlu dilakukan Guru-pustakawan atau pengelola
kaitannya dengan prosedur dan kebijakan adalah:
  Melihat kembali sumber-sumber yang dimiliki dan mendefinisikannya sesuai kebutuhan
dan perkembangan kebijakan sekolah
  Melihat, memperhatikan dan memperbaharui prosedur-prosedur lokal – Sirkulasi,
Pemesanan pustaka, dll
  Membuat sebuah pernyataan visi dari perpustakaan sekolah yang sesuai dengan
kebijakan yang ada.
  Memperhatikan kebijakan-kebijakan baru dari sekolah mengenai perpustakaan sekolah.
  Perpustaakaan juga perlu melakukan perencanaan strategis dalam menentukan
prosedur dan kebijakan dari perpustakaan itu sendiri, caranya:
o  Mulailah dari sebuah visi,
o  Kemudian lakukan 'assessment ' kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
o  Terakhir, buat sebuah kebijakan dan prosedur untuk berbagai macam wilayah
manajemen dimana anda bertanggungjawab di dalamnya.

Yakinkan dalam proses ini memperhatikan prinsip-prinsip dalam kelompok yang


mempunyai minat berbeda di sekolah. Selalu lakukan cek pada kebijakan yang telah kita
buat, apakah ada permasalahan atau complain? Yang terpenting bahwa setiap membuat
sebuah kebijakan atau prosedur harus selalu mempertimbangkan visi, kebutuhan, dan
keadaan dari sekolah atau lembaga induknya.Karena pada prinsipnya perpustakaan
sekolah harus dapat mencerminkan visi dan misi sebuah lembaga pendidikan sekolah.
                         
2. Manajemen Koleksi
Manajemen koleksi merupakan area kunci dari tangungjawab seorang guru-
pustakawan.Koleksi sendiri dapat didefiniskan sebagai sebuah bahan pustaka atau
sejenisnya yang dikumpulkan, dikelola, dan diolah dengan criteria tertentu. Pengelolaan
koleksi yang baik akan menentukan sukses tidaknya sebuah program perpustakaan
sekolah. Karena tanpa dikelola dengan baik, maka koleksi akan tetap menjadi kumpulan
atau tumpukan buku yang tidak bermakna. Salah satu karakteristik dari sebuah koleksi
perpustakaan sekolah adalah beragamnya jenis sumber atau bahan pustaka tergantung
pada kebutuhan pengajar, ukuran atau jumlah koleksi, bagaimana cara mengaksesnya
dan keterbaruan. Banyak hal sebetulnya yang dapat dilakukan untuk mengelola koleksi,
mulai dari pengadaan, pengolahan teknis (seperti inventarisasi, klasifikasi, pelabelan,
penempatan, pemilihan), dan memang tentunya itu membutuhkan perhatian yang serius
dari guru-pustakawan. Dalam manajemen koleksi sebetulnya jumlah bukan suatu hal yang
menjadi sangat prinsip, akan tetapi lebih penting bagaimana koleksi itu dapat
dimanfaatkan dengan baik atau tidak.
"It does not matter how many books you may have, but whether they are good or not."
- Lucius Annaeus Seneca (3 B.C.-65 A.D.), Epistolae Morale
Beberapa hal yang masuk dalam manajemen koleksi diantaranya adalah:
  Pemetaan koleksi dan kurikulum
  Seleksi: Kebijakan dan Prosedur
  Kegiatan Katalogisasi
  Pemilahan / Weeding
  Rencana Pengembangan Koleksi

3. Pendanaan dan Pengadaan


Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi 'momok' bagi sebagian pengelola
perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya.Untuk itu masalah pendanaan ini
harus direncanakan sedini mungkin.Melalui sebuah 'assesment' terhadap koleksi dan
tujuan pengembangan program-program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan
dan dikeluarkan dalam sebuah dokumen perencanaan bagi perpustakaan sekolah.
Sebuah rencana pendanaan akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau
pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-
program perpustakaan. Rencana pendanaan harus menjadi bagian 'integral' dari
pendanaan rutin sekolah. Langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari
pengelola perpustakaan untuk merancang dan mengawal penggunaan dana yang sudah
diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur yang
sudah dirancang sebelumnya.Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan
sebuah kegiatan pengadaan.Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan
koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rencana pendanaan:
  Pertimbangkan biaya untuk pengiriman, biaya repackaging, biaya untuk pajak, dan
sebagainya.
  Usahakan agar pengadaan bahan pustaka 30% fiksi dan 70% non-fiksi – namun perlu
juga dipikirkan atau disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Misal untuk anak-anak SD
mungkin juga proporsi tersebut akan berbeda dengan anak-anak SMP, karena biasanya
untuk anak-anak SD seringkali membutuhkan buku-buku yang mudah untuk dipahami.
  Rencana pendanaan harus berkesinambungan dari tahun ke tahun.

Tiap sekolah atau institusi mungkin mempunyai format perbedaan dalam hal
pendanaan, yakinkan bahwa hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada.
  Masukan pendanaan untuk buku atau koleksi yang rusak atau hilang.
  Yakinkan bahwa setiap pengeluaran dana tercatat dengan baik untuk keperluan
akuntabilitas.
  Dokumen pendanaan akan sangat membantu kita dalam merancang pengeluaran
operasional perpustakaan.
  Yakinkan bahwa proses seleksi bahan pustaka memperhatikan rencana pendanaan
yang ada.
  Buatlah Diagram Alur Pendanaan yang menggambarkan semua proses selama 1 tahun
misalnya.
  Buatlah sebuah keterangan yang menunjukkan implikasi rencana pendanaan dengan
tujuan kurikulum dan program sekolah.
4. Fasilitas
Fasilitas perpustakaan menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan. Seringkali yang terjadi masalah perpustakaan adalah masalah 'ketiadaan'
atau 'ketidakberdayaan' fasilitas.Mulai dari ketiadaan tempat, ketiadaan koleksi, ketiadaan
sarana pendukung, dan sarana prasarana lainnya. Biasanya tiap level sekolah mempunyai
karakteristik masing-masing dalam perencanan fasilitas. Namun yang penting dalam
pengelolaan fasilitas harus diperhatikan 3 hal yakni:
  Nyaman (Comfort)
  Terbuka (Welcome)
  Kemudahan bagi pengguna (User-friendly)

Ketika kita merancang sebuah fasilitas untuk perpustakaan sekolah, setidaknya ada
beberapa prinsip yang harus dipenuhi:
Tata letak harus dapat menunjukkan bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik.
   Desain harus memperhatikan aspek estetika dan ergonomis.
   Akses ke bahan pustaka ruang, dan informasi harus mudah bagi semua pengguna.
   Harus diperhatikan masalah arus 'lalu-lintas' pengguna, keselamatan dan keamanan.
   Ruangan sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna, juga tentunya untuk
keperluan penyimpanan dan pengolahan.
Namun demikian guru-pustakawan dapat mengeksplorasi sendiri kebutuhan dan juga
hal-hal lain menyangkut fasilitas ini.Ya mungkin dengan terlebih dahulu melihat
kemampuan dan kemauan sekolah dalam pengembangan perpustakaan sekolahnya.

5. Manajemen SDM
Faktor lain yang penting dalam pengelolaan perpustakaan sekolah adalah masalah
sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Kita sering menemui bahwa pekerjaan
yang berhubungan dengan perpustakaan 'hanya' menjadi kerjaan 'sampingan' sehingga
tidak dikelola secara baik. Bahkan dalam beberapa kasus ketiadaan SDM ini membuat
sekolah sama sekali tidak memperdulikan adanya perpustakaan sebagai bagian integral
dari sistem pendidikannya. SDM atau staf pengelola perpustakaan merupakan kunci
utama dalam kesuksesan sebuah perpustakaan. Inovasi dan ide-ide kreatifnya akan
membawa perpustakaan menjadi perpustakaan yang berdayaguna dan juga nyaman
digunakan oleh murid maupun guru. Untuk itu, pengelolaan perpustakaan memang
membutuhkan guru atau pengelola yang cukup tahu masalah manajemen, mempunyai
ide-ide segar dan bekerja secara professional di perpustakaan. Setidaknya ada beberapa
SDM dalam perpustakaan sekolah:
  Guru Pustakawan: guru pustakawan merupakan orang yang bertanggungjawab secara
penuh terhadap perpustakaan. Guru pustakawan harus mempunyai kemampuan untuk
mengelola perpustakaan, memahami visi dan misi sekolah, dan juga memahami kurikulum
yang diterapkan di perpustakaan.
  Staf Pendukung: Biasanya diambilkan dari staf yang mempunyai kemampuan teknis
dalam bidang perpustakaan, yang akan membantu guru-pustakawan dalam mengelola
perpustakaan dalam keseharian.
  Staf Divisi: Biasanya seorang staf yang mempunyai kemampuan khusus dalam
pengelolaan perpustakaan, seperti dalam pembuatan OPAC, Katalogisasi, Pengelolaan
koleksi referensi, Pengelolaan Koleksi Multimedia, Rancangan Program Khusus seperti
"kemampuan membaca", dan sebagainya.
  Murid Pustakawan: Murid atau siswa juga dapat dijadikan pengelola perpustakaan
terutama apabila adanya keterbatasan SDM di sekolah. Murid Pustakawan ini dengan
diberikan pelatihan singkat dapat membantu paling tidak pelayanan di perpustakaan.

6. Perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah manajemen
perpustakaan.Untuk itu mulailah selalu dengan perencanaan dalam pengelolaan
perpustakaan sekolah. Perencanaan akan menentukan sejauh mana perpustakaan
sekolah dapat berjalan dengan baik dan mendukung proses pembelajaran yang inovatif di
sekolah.
BAB IV

PENUTUP

Dalam manajemen perpustakaan sebetulnya ada banyak faktor yang


mempengaruhi kesuksesannya. Akan tetapi hal yang paling penting sebetulnya adalah
sejauh mana pengelola dapat mensinergikan  program-program perpustakaan dengan
visi-misi sekolah serta kebutuhan kurikulum yang diterapkan. Proses manajemen
perpustakaan adalah sebuah proses kreatif dan inovatif yang mestinya menjadi bagian
penting dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Akhir kata penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah program kerja
perpustakaan ini oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Terima Kasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh


Daftar Pustaka

Anonim. 2006. School Library Management. Canada: Saskatchewan schools.


http://www.saskschools.ca/curr_content/teachlib/management/manmain.htmdiakses
tanggal 26 Juni 2007.
Sulistyo, Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surahman, Arif. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : UGM.
Zulaikha, Nanik .2009. Laporan Kerja Perpustakaan. Mojokerto
http://learn.wordpress.com.
Manajemen Perpustakaan Sekolah
Pengantar Ilmu Perpustakaan

Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,


mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya
melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

Pustakawan adalah seseorang yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan yang ditujukan untuk memberikan layanan
kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan,
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang
merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan dan tujuan pendidikan
umumnya.

Tujuan Perpustakaan
Tujuan keberadaan perpustakaan adalah:
1. Mengumpulkan bahan pustaka, yaitu secara terus menerus menghimpun atau mengumpulkan
sumber informasi yang relevan untuk dikoleksi.
2. Mengolah atau memproses bahan pustaka berdasarkan suatu sistem tertentu.
3. Menyimpan dan memelihara, yaitu mengatur, menyusun, dan memelihara, agar koleksi rapi,
bersih, awet, utuh, lengkap dan mudah diakses.
4. Menjadi pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi, rekreasi dan kegiatan ilmiah lain.
5. Menjadi agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, masa sekarang dan masa datang.

Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya, fungsi perpustakaan meliputi pendidikan, penelitian, informasi, pembudayaan,
pelestarian, dan rekreasi.

Fungsi Perpustakaan Sekolah


Fungsi perpustakaan sekolah adalah:
1. Pusat kegiatan belajar mengajar.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan untuk mendukung proses belajar
mengajar.
2. Pusat penelitian sederhana.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang bermanfaat untuk
melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.
3. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk menambah
wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan
tenaga kependidikan.

Komponen Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah


Sekolah wajib memiliki perpustakaan seperti yang diamanatkan Undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 42 yang menyebutkan bahwa, sekolah wajib memiliki
perpustakaan.
Perpustakaan dalam sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting yang
memungkinkan para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang ada.

Terdapat beberapa komponen terkait dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah, yaitu:


organisasi penyelenggaraan perpustakaan, gedung dan perabot, sumber daya manusia, koleksi,
layanan, program kegiatan dan promosi serta anggaran.

Organisasi Penyelenggaraan Perpustakaan


Kepala sekolah menetapkan keputusan tentang penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Dalam
sebuah penyelenggaraan sebuah institusi perpustakaan, diperlukan kelengkapan organisasi, antara
lain adalah: struktur organisasi, tata cara penyelenggaraan (berisi kebijakan standar pelaksanaan
perpustakaan), serta tempat dan waktu penyelenggaraan.

Kepala sekolah menunjuk tenaga pengelola perpustakaan sekolah yaitu guru atau tenaga lain yang
disetujui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Untuk menjalankan Tujuan dan Fungsinya, perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan yang
ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan dari Kepala Sekolah.

Kepala Perpustakaan dalam pelaksanaannya dibantu oleh tenaga yang bertugas melaksanakan
fungsi layanan teknis, layanan pengguna dan promosi perpustakaan.Tenaga perpustakaan dapat
disebut juga sebagai Pustakawan dan tenaga tersebut bertanggung jawab kepada kepala
perpustakaan.

Layanan teknis adalah jenis kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan hingga pengolahan
bahan perpustakaan.

Layanan pengguna adalah kegiatan yang memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan
seperti layanan sirkulasi (peminjaman), layanan rujukan (referensi), layanan membaca, dan program
kegiatan lainnya.

Promosi adalah kegiatan untuk meningkatkan tujuan dan fungsi perpustakaan.

Kepala Perpustakaan dan tenaga pustakawan bersama dengan Kepala Sekolah,


merencanakan/merancang kebutuhan pengembangan perpustakaan dan menentukan hasil terukur
yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu serta pelaporannya.Hal ini tentu berhubungan
dengan kebutuhan gedung dan perabot, sumber daya manusia, koleksi, layanan, program kegiatan
dan promosi serta anggaran.

Bagan Organisasi Perpustakaan Sekolah


Perpustakaan sebagai bagian integral dari sekolah berada di bawah tanggung jawab kapala
sekolah.Sebagai sumber balajar, kedudukannya sejajar dengan laboratorium, bengkel kerja, dll.

Unit Perpustakaan Sekolah dalam Struktur Organisasi Sekolah


Kebijakan Peraturan Tata Tertib Perpustakaan
Peraturan Tata Tertib Perpustakaan Sekolah
I. JAM BUKA
Senin s/d Sabtu : Pk. 08:00-13:00 WIB

II. KEANGGOTAAN
1. Yang dapat menjadi anggota adalah seluruh masyarakat sekolah.
2. Kepada anggota diberikan kartu anggota perpustakaan yang berlaku selama 1 (satu) tahun ajaran.

III. SYARAT-SYARAT MENJADI ANGGOTA


1. Calon anggota mengisi formulir yang disediakan.
2. Calon anggota membayar biaya pendaftaran sebesar Rp.10.000,- per satu tahun keanggotaan.
3. Calon anggota menyerahkan fotocopy tanda siswa dan 2 (dua) buah pasfoto berwarna ukuran
2×3.

IV. SYARAT-SYARAT PEMINJAMAN


1. Hanya anggota yang bisa meminjam koleksi perpustakaan.
2. Anggota menunjukkan kartu anggotanya.
3. Setiap anggota dapat meminjam sebanyak 2 (dua) buku pelajaran dan 2 (dua) buku non pelajaran
atau majalah untuk satu masa pinjam.
4. Lama waktu peminjaman adalah 2 (dua) minggu dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali masa
pinjam, apabila buku/majalah yang dipinjam tidak dipesan anggota lain.
5. Terlambat mengembalikan dikenakan denda Rp.500,- / hari.

V. KOLEKSI YANG TIDAK DAPAT DIPINJAM KELUAR


1. Bahan-bahan referens (Ensiklopedi, Kamus,dll).
2. Surat Kabar.
3. Majalah-majalah nomor baru.
4. Koleksi audiovisual.

VI. TATA TERTIB PERPUSTAKAAN


1. Setiap pengunjung perpustakaan diminta untuk menjaga ketenangan, ketertiban, dan kebersihan
ruang perpustakaan dengan:
- Tidak membuat keributan, bercanda yang dapat menggangu sesama pemakai.
- Tidak makan, minum dan merokok dalam ruang perpustakaan.
- Tidak mencoret-coret, merusak bahan pustaka, perabot dan peralatan perpustakaan.

Fasilitas: Gedung dan Perabot


Perpustakaan dengan perencanaan gedung yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, dapat membuat
penyelenggaraan perpustakaan berfungsi secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan perpustakaan
juga mampu memudahkan pengguna dan petugas/pustakawan serta menyediakan lingkungan yang
kondusif, nyaman, menyenangkan dan menarik sebagai tempat belajar.

Perencanaan gedung yang baik tentunya meliputi perencanaan bentuk bangunan, tata ruang, disain
bagian dalam gedung (disain interior), dekorasi serta kebutuhan perabot perpustakaan.

Pertimbangan dalam proses perencanaan gedung perpustakaan:


• Struktur Organisasi
Struktur organisasi perpustakaan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan gedung perpustakaan.
Termasuk disini adalah rencana jenis layanan program yang akan diselenggarakan di perpustakaan.
Hal-hal tersebut dapat membantu penentuan jenis, fungsi, lokasi, jumlah, ukuran dan ciri lain dari
berbagai unsur ruang/gedung perpustakaan yang dibutuhkan.
• Sistem Perpustakaan untuk Tata Ruang
Dalam penataan ruang dapat dipilih beberapa alternatif konsep:
- Tata Sekat
Cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dengan ruang baca dan terdapat
pemisah/sekat ruangan (sistem tertutup).
- Tata Parak
Cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi dan ruang baca terpisah, namun tanpa
sekat.Pengguna dapat mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan (sistem terbuka).
- Tata Baur
Cara pengaturan ruangan yang mencampur antara koleksi dan ruang baca sehingga pengguna dapat
lebih mudah mengambil koleksi yang dibutuhkan (sistem terbuka).

MARI MEMPERTIMBANGKAN…..!!

GEDUNG dan RUANG


Lokasi
Persyaratan lokasi adalah mudah dicapai dan lokasi yang tenang.Jika kedua syarat tersebut tidak
tercapai bersamaan, maka lokasi yang mudah dicapai adalah pertimbangan utama.
Ruang Pengelola/Pustakawan
Ruangan harus berada di bagian yang memungkinkan pengelola/pustakawan dapat melihat orang
keluar atau masuk perpustakaan.
Suhu Ruangan
Suhu ruangan perpustakaan diusahakan sejuk, sirkulasi udara harus baik.Kelembaban terlalu
tinggi/rendah dapat merusak koleksi.
Penerangan
Penerangan alami dari sinar matahari cukup baik, namun jika menggunakan penerangan lampu
listrik, pergunakan jenis lampu yang tidak menghasilkan sinar menyilaukan.
Hati-hati Sinar Matahari
Pemanfaatan sinar matahari juga harus diperhatikan.Tata letak rak koleksi jangan berdekatan
dengan jendela sumber sinar matahari, jika sinar matahari langsung kena koleksi dapat
mengakibatkan kerusakan.
Dekorasi
Cat ruangan sebaiknya bukan warna terang/menyilaukan atau juga gelap/buram, pilihlah warna
yang nyaman.

Denah Tata Ruang Perpustakaan


Sumber Daya Manusia
Secara umum pengelola perpustakaan harus mempunyai minat dibidang perpustakaan, kemampuan
pendekatan pribadi yang baik, kemampuan komunikasi yang baik, serta memiliki sifat
menyenangkan, sabar, gembira, bermotivasi, pandai mengatur diri dan suka membantu orang lain.

Seorang kepala perpustakaan memiliki banyak tanggung jawab. Diantaranya adalah:


1. Menyusun program kerja, termasuk petunjuk pelaksanaan dan rencana anggaran keuangan.
2. Mengorganisasi tugas-tugas tenaga perpustakaan, menyiapkan rencana dan sarana yang
diperlukan.
3. Membimbing, menggerakkan dan memotivasi tenaga perpustakaan agar menyelesaikan tugasnya.
4. Memantau dan mengawasi pelaksanaan tugas, penggunaan anggaran, perlengkapan dan peralatan
perpustakaan.
5. Melakukan evaluasi program serta proses pelaksanaan, penggunaan sarana dan prasarana
perpustakaan.
6. Menyiapkan laporan hasil kerja serta pertanggung jawaban penggunaan angaran dan semua
sarana prasarana.

Sedangkan tenaga perpustakaan, bertugas melaksanakan layanan teknis, layanan pengguna serta
kegiatan lain sesuai dengan program kegiatan perpustakaan dan promosi perpustakaan.
1. Layanan teknis perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan operasional rutin perpustakaan yang
meliputi seleksi, pengadaan, inventarisasi, pengolahan bahan pustaka, penyelesaian fisik bahan
pustaka, penempatan bahan pustaka dalam rak hingga perawatan bahan pustaka.
2. Layanan pengguna antara lain adalah melayani keanggotaan, peminjaman dan pengembalian
buku di rak, pengaturan koleksi, memberi jasa rujukan/referensi, menyusun program perpustakaan.

Dalam keadaan tertentu, kepala perpustakaan bisa melaksanakan tugas tenaga perpustakaan.Dalam
keadaan tertentu, kepala perpustakaan bisa merangkap/menjabat sebagai tenaga perpustakaan.

Koleksi
Koleksi perpustakaan terdiri atas:
1. Buku Pelajaran Pokok
Buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih
dan disusun secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat
dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan dan diadakan oleh pemerintah dan
isinya sesuai kurikulum yang berlaku.

2. Buku Pelajaran Pelengkap


Buku yang sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai
oleh siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.

3. Buku Bacaan Fiksi


Buku ini merupakan buku yang ditulis berdasarkan khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk
cerita.Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan yang sehat.
Salah satu jenisnya adalah buku bacaan fiksi ilmiah, yang dapat mempengaruhi pengembangan
daya berfikir ilmiah pengguna.

4. Buku Bacaan Non Fiksi


Buku ini adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan. Buku bacaan non fiksi berisi
pengetahuan yang bersifat umum.

5. Buku Rujukan/Referensi
Buku yang digunakan sebagai rumber informasi, untuk mengetahui pengetahuan dasar suatu subyek
maupun memperluas pengetahuan tentang subyek tertentu. Termasuk dalam jenis buku rujukan
adalah: kamus, ensiklopedi, buku tahunan, buku pegangan/ handbook, buku petunjuk/manual,
direktori, atlas, biografi.

6. Terbitan Berkala
Koleksi ini adalah jenis terbitan yang disusun dan dicetak secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu. Jenis terbitan ini antara lain adalah: surat kabar, majalah, dan buletin.

7. Pamflet atau Brosur


Bahan pustaka yang memuat keterangan tentang keadaan atau kegiatan lembaga/orang yang
menerbitkannya, yang biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik.

8. Alat Peraga
Bola dunia, artefak, tiruan kerangka manusia adalah alat peraga yang dimaksud. Ini adalah suatu
bentuk/bahan yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan media/alat bantu, dapat diraba, dan
dapat dipergunakan untuk memperjelas /memperlihatkan subyek/informasi yang dibahas.

9. Peta
Bahan pustaka yang merupakan sumber informasi geografi dengan bentuk yang membutuhkan
perlakuan khusus.
10. Bahan Pustaka Non-cetak
Jenis bahan pustaka yang dibedakan perlakuannya dengan bahan pustaka tercetak lain seperti buku.
Jenis bahan pustaka ini diantaranya adalah koleksi audio visual (VCD, DVD), audio tape (kaset,
CD), slide, dan koleksi multimedia (permainan pendidikan komputer).

11. Kliping
Guntingan artikel atau berita/informasi lain dari surat kabar, majalah dan sumber lain yang
dianggap penting untuk disimpan dan didokumentasikan.

12. Dokumentasi Penting


Rekaman kegiatan dalam berbagai bentuk.

Koleksi dasar adalah koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun
koleksi perpustakaan.Minimal jumlah koleksi adalah 2000 buku.

Koleksi dasar perpustakaan sekolah adalah:


- Buku teks semua mata pelajaran sekolah.
- Buku pengayaan/pelengkap pelajaran.
- Buku rujukan (minimal adalah Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Ensiklopedi
Berbahasa Indonesia, Biografi tokoh di Indonesia)
- Buku Bacaan yang mendukung semua mata pelajaran, dan bacaan yang dapat memberikan hiburan

Pengadaan koleksi, tidak hanya memperhatikan kuantitas tetapi juga memperhatikan segi kualitas.

Kuantitas mencakup banyaknya judul dan eksemplar yang diadakan sebuah


perpustakaan.Sedangkan kualitas mencakup tingkat baik buruknya koleksi ditinjau dari segi fisik,
isi, dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna.

Perpustakaan perlu memiliki sebuah kebijakan pengembangan koleksi, yaitu kegiatan memperluas
koleksi yang berkaitan dengan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.

MARI MEMPERTIMBANGKAN LAGI…!!

tentang KOLEKSI

Koleksi Dasar Perpustakaan Sekolah


Koleksi dasar perpustakaan sekolah yang dimiliki harus selalu dikembangkan/ditambah, khususnya
buku bacaan yang mengarah kepada rasio 1 siswa 10 judul untuk Sekolah Dasar dan 1 siswa 12
judul untuk Sekolah Menengah Pertama.

Pengembangan Koleksi
Pengembangan/penambahan koleksi ini dilakukan secara bertahap dan paling lama harus dapat
dipenuhi selama 5 (lima) tahun sejak berdirinya perpustakaan sekolah.

INGAT !
Walau rasio telah terpenuhi, koleksi perpustakaan harus selalu dikembangkan untuk menjaga
kemutakhiran dan menyesuaikan dengan perkembangan iptek.
Pengembangan koleksi selanjutnya adalah dengan memperhatikan kebijakan pemilihan koleksi.

Pemilihan Koleksi
Untuk mendukung pemilihan bahan pustaka, perlu ditetapkan alat bantu seleksi, seperti: daftar judul
buku, katalog, brosur penerbit, resensi buku, serta usulan dari pengguna.
Jika diperlukan, untuk memperoleh koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan, tim
seleksi yang berasal dari Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, Pustakawan guru dan pengguna
(siswa) yang diketuai oleh Kepala Perpustakaan Sekolah melakukan pemilihan bahan pustaka.

Tim seleksi ini dibentuk oleh Kepala Sekolah.

Ada beberapa prinsip dasar pemilihan koleksi agar dapat lebih objektif dan efektif:
- Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas, azas manfaat dan efisiensi.
- Bahan pustaka adalah yang mutakhir.
- Komposisi cakupan subyek dan jenis koleksi hendaknya proporsional diupayakan memenuhi
kebutuhan dan memuaskan pengguna.

Sebagai bahan pertimbangan, data selama penyelenggaraan perpustakaan juga dapat dijadikan
masukan untuk pengadaan bahan pustaka.Data mengenai koleksi yang banyak digunakan, hingga
adanya permintaan/usulan dari pengguna.Data tersebut bisa diperoleh dari diadakannya buku
pengunjung dan penggunaan layanan perpustakaan.

Pengadaan Koleksi
Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan berbagai cara:
- Pembelian
- Hadiah
- Tukar menukar
- Titipan Lembaga/Perorangan
- Terbitan Sendiri
- Dokumen siswa/guru

Evaluasi dan Penyiangan


Evaluasi koleksi dilakukan untuk mengetahui seberapa bagus koleksi perpustakaan, meliputi jenis
koleksi, jenis pengguna yang dilayani dan tujuan koleksi.Seberapa besar tingkat pemanfaatan
koleksi dapat memenuhi kebutuhan pengguna sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Dapat
dilakukan melalui survey wawancara, kuesioner dan data perpustakaan.

Penyiangan merupakan pemindahan koleksi aktif menjadi pasif (disingkirkan atau


disimpan).Dilakukan untuk menjaga keseimbangan tempat dan koleksi yang dibutuhkan oleh
pengguna.

Anda mungkin juga menyukai