Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326160983

POTENSI DESA GUMANTAR DI KABUPATEN LOMBOK UTARA SEBAGAI DESA


WISATA

Article · June 2018

CITATION READS

1 1,779

3 authors, including:

Syech - Idrus I Nengah Subadra


Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram Tourism Institute of Triatma Jaya, Bali-Indonesia
11 PUBLICATIONS   8 CITATIONS    13 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Human Resource Development View project

Heritage Tourism Bali Project View project

All content following this page was uploaded by I Nengah Subadra on 03 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


2018
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya ISSN : 2088-8155

I\-&-/
c#
JURNAI
Perhotelan dan pariwisata

SUSUNAN PENGURUS JURNAL PERHOTELAN DAN PARIWISATA


penanggung jawab
Ketua Sekolah Tinggi pariwisata Triatma Java

Ketua Penlrnting
I Kehrt Eli Sumerta

Wakil Ketua Penyunting


Herindyah Karlika yuni

Dewan Penyunting
I Ketut Sutapa STIPAR Triarma Java
Wisnu Bawa Tarunajaya STp Nusa Dua Bali
Nyoman Sudiarta STP Nusa Dua Bali
Nengah Subadra Universitas Udayana
Ni Luh Sayang Telagawati STIPAR Triatrna Jaya
STIE Triatma Mulya

Pemimpin Redaksi
I Made Balu Wisnawa

Tata Usaha
Putu Agus Prayogi
Katerina Evi Tandirerung

Sirkulasi & Distribusi


I Wayan Arta Artana

Design & Lay Out


Ronald Hardi

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januad - Juni 2018, Vol.8 No.1


Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya ISSN: 208s-8155

H
MJURNAL
Perhotelan dan Pariwisata

DAFTAR ISI
51'RATNCI PENCOMBANGAN SII'US BERST:JARAH STBAGAI
BI S NIS P.{R IWIS-{T,\ rrU{ RISA}* BUDAYA

NURUDI)IN (01_15)
A\ALISA PERSEPSI WISATl\\IAN TERH,\D {P .IA\\IA BARA,I'
SEB,\GAI DESTIN.\ST \\'IS.\T,\

NONo \\.IBISONO, I NENG.\H stiB,\DRA ( l6_11)


VIHARA DHARMA GIRI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
ROHANI
DI KABUPATEN TABANAN

NI KIDEK WIDYASTUTT {35-57)


POl U\St DI.ts,\ cuN,t \N1 rR t)t ti.\RUp.\,t.1.\ t.0\tBOK
sl:8,\cAt1)ES.\ \\.IS.\1. \
{1.t.,\R \

I pL'TLi {;EDE. syECH IDRUS, I \Er*cAH SUIJ.\D[i,\ (5lt_72)


PERBANDINGAN SWOT.{N',lLISIS SN,BELUT,I DAN
SESUDAH PI]LIBAI,AN
IIIATIASISWA INDONESIA PADA PROGRANJ EDLITOT/iiii DI
UNIV}:RSI1'AS DHVANA PURA

NT I,UH CT{RISTINI PRAWITA SARI SUY SA. PUTU


CHRISMA I,EWI (73-92)
PE\GI]NIBINGA\ PO'I'ENSI \\ IS{1'A I)I I)ESA'I'ANGKLIP I)I.]\(;A\
KO\SEP
PAITI\\ISATA PEI)ES.\A\ DA\ PENI B EItD,{\'AA \ \IAS},AIt,{K]\T

PUl't ,\ct's pR.\.r'oct, I K. r.r,t s'\,lER.I.\. N.l..K..t.t.\ \u.t.t p,\R.\NI'_A


S,\RI
{9-1-1 l0)
POTENSI WISA'I'A BUDAYA PADA I)AYA 'I'ARIK WISATA
I,Ii]\{BU PUTIH
T)ESA TARO GIANYAR }IAI,I

L.K. HERINDI\.'AH K. YUNI, I MADE BAI,U \I,ISNAWA,


I NENGAH ARISTANA
11t1-122)
K0\SERV.\SI BI]D TY,\ SEB,\G \I PE1\IERT,\H.\IIAN \JLAI D.\\
KO\,TODIT.\S

Nt \\ 1\'A\ I' .K \Rt\t rt23_t3+l

Copy'ight @ STIPAR Triatrna Jaya, Januari Juni 201 8


-
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya Badung

Jur::al Pethotelan dan Padwisata Januad Juni20l8.Vol,8 No.I


POTENSI DESA GUMANTAR DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
SEBAGAI DESA WISATA

I Putu Gede r.
iputugede@gmail.com

2-
Syech Idrus
Sekolah Tinggi Pariwisata Matalam

3-
I Nengah Subadra
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya

ABSTRACT

The problem that mostly -faced by village tourisms in Lombok is the inability to
collaborate the use oJ natural, social and cultural potencies and local people's
creatiyities which cause village tourisnts in Lonbok haye no identity and
characteristic Jrottr one village tourisn to another, thus there seems to be similarity
and sonteness in their developments. This problem has caused village tourisms in
Lombok are not inlerested by tourists. It needs innoyotions and collaborations
between the uniqueness oJ the village and creativity of local people to Jbrmulate
typical ider ity/characteristic and able to increase lhe quality of village tour.isttt
products.
His research is aimed at deyeloping a creative economy-based village lourism
model by collaboration nature resoutce, uniqueness of social-cultural of the
community and creativitl' of the local people. The formulated ntodel is expected to
be able to; (l) empower local people, (2) diversifu village lourism product, (3)
create a village tourism ntodel (4) producing qualified and highly marketable
fi llage tourism product.
The specific research objectives include (1) identifuing poten(y consisting
naturnl tourism potency, cuhural lourisrn, local people creativi\,; (2) eliciting
inlet'nal environmental conditiott which identiJied Ji'om the strength and weakness,
and also external environntental condition which idenlified from opportunity and
threat oJ tourism potencies in Gumantar Village; (3) Jbrntulating creative econonly-
l:asis village tourism det,elopntent rnodel; (4) empowering local people in village
tottrism developnent.

Keywords: village tourism, village potenc!, creative econonly.

Jurnal Perhotelan dan Pari$'isata Januari - Juni 20 i 8, Vol. 8, No. I hal.58

T
E
rb#
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Ja)-a;
I Putu Gede, Syech ldrus, I Nengah Subadra

PENDAHULUAN Mandiri. Program pembangunan


Penggelontoran dana desa oleh desa wisata ini dipercaya oleh
pemerintah melalui Kementerian pemerintah. karena sektor pariwisata

Desa dan kolaborasi kernentrian merupakan salah satu instrument


Pariwisata menjadi berkah bagi desa yang sangat efelilif dalam upaya
yang memiliki potensi pariwisata mendorong pembangunan daerah,
untuk mengembangkan desanya. pemberdayaan masyarakat serta
Paliwisata saat ini sedang meningkatkan ekonomi masyarakat.
gencar-gencamya mengembangkan Program PNPM \4andiri pariwisara
di seluruh Indonesia
desa wisata ini betupaya membantu masyarakat
melalui Program Nasional yang tinggal di sekitar wilayah
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) destinasi pariwisata. Desa-desa yang
Mandiri Pariwisata. Tahun 2009 ada di Indonesia yang menjadi
dalam rintisannya, PNPM Mandiri sasaran PNPM Mandiri Pariwisata
Pariwisata diberikan kepada 104 adalah desa-desa yang memiliki
desa di 17 propinsi yakni Sumut, potensi pengembangan kegtatan
Sumbar, Riau, Banten, DKI Jakata, kepariwisataan, dekat dengan Objek
Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Lombok, Daerah Tujuan Wisata (ODTW),
NTB, NTT, Kalsel, Kalteng, Sulut, maupun fasilitas pendukung

Sulsel, dan Sulawesi Tenggata. Dana pariwisata (budpar, 2010).


yang dianggarkan untuk 104 desa itu Perkembangan pariwisata di
jumlahnya hampir Rp10 miliar, di Daerah Lombok belum mampu
mana masing-masing desa memberikan pemerataan yang

mendapatkan Rp 50 juta hingga Rp berkeadilan bagi seluruh


100 juta. Pada tahun 2010, masyarakatnya, ini tercermin dari
pemerintah membalgun 200 desa ketidak seimbangan pengembangan
wisata di seluruh Indonesta, pariwisata di Lombok. Selama ini di
sedangkan untuk tahun 2011 Lombok hanya terfokus
menargetkan pembangunan 450 desa pengembangan pariwisata di
wisata di seluruh lndonesia melalui Lombok Barat sedangkan untuk
dukungan dana Program Nasional pengembangan pariwisata di
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Lombok utam, timur, dan tengah

Jtunal Perhotelan dan Pariwisata Januali - Juni 201 8. Vol. 8, No. I hat. | 59
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Ja]'a;
I Putu Gedc, Syech ldrus, I Nengah Subadra

masil'r belum maksimal dengan mengkolaborasi potensi alam,

dikembangkan. Kabupaten Lombok budaya dan kreatifitas masYarakat


Utara dikenal sebagai salah satn icon setempat.

pengembangan Pariwisata di Pulau Penelitian yang dilakukan di


Lombok yang sedang naik daun. Desa Cumantar Kabupaten Lombok

Wilayah kabupaten tersebut Utara akan dij adikan safu bentuk


merupakan pusat kebudayaan islam inovasi pcngembangan pariwisata
kuno watu telu dan beragam bentuk yanB mampu mengakomodir Potensi

kesenian lainnya. Selain itu melihat a1am, budaya dan kreatifitas

potensi pariwisata alam dan budaya masyarakat lokal. yaitu dengan

di Kabupalen Lombok Utara juga mengembangkan model dcsa wisata

tidak kalah menarik dengan berbasis ekonomi kreatif. Desa

kabupaten lainnya di Lombok. Gumantar layak dikembangkan

Pengembangan pariwisata di sebagai desa wisata berbasis

Kabupaten Lombok Utara cenderung ekonomi kreatif karena didasari : 1)

lebih menonjolkan suasana pedesaan letaknya yang sangat Strategis

dan keaslian sosial budaYa karena terletak dekat dengan


rnasyarakat lokal. Selarna ini. Kawasan Wisata Rinjani, 2)
pengembangan wisata silatnYa memiliki modal tradisi local genius
menoton pada objek-objek wisata dan religious yang dipelihara sangat

yang sudah terkenal dan belum kuat, 3) masyarakat lokal memiliki


adanya suatu inovasi dalam kreatifitas tinggi dalam bidang

mengkolaborasi altara potensi a1am, kerajina.n anyaman sebagai salah

budaya maupun keatifitas satu produk lokal Yang

masyarakat setempat, begitu juga dikembangkan sebagai cendramata

dibeberapa daya tarik wisata lainnya bagi wisatawan. Di sisi lain, Desa
yang ada di pulau Lombok sudah Gumantar terkenal dengan desa adat

ada kecenderungan mulai ditinggal kuno selain desa Rayan. Tersedianya

wisatawan. Salah safu terobosan tradisi kuno dan bbeberapa kelajinan

inovasi yang perlu dilakukan untuk masyarakat merupakan modal Yang

meningkatkan kualitas daYa tarik sangat kuat mengembankan De sa

adalah marnpu membuat inovasi Gumantar sebagai desa wisata

Jurnal Perhotelan dan Pariwisata Januali - Juni 201 8. Vol. 8. No l hal.60


Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Putu Gede, Syech ldrus, I N€ngah Subadra

berbasis ekonomi kreatif. produksi utama dalam kegiatan


Melihat deskripsi di atas, ekonominya. Struktur perekonomian

idealaya pengembangan Desa Wisata dunia mengalami translormasi

di Desa Gumantar memiliki nilai jual dengan cepat seiring dengan


tinggi untuk dijadikan daya tarik pefiumbuhan ekonomi, dati yang
wisata unggulan, namun secara tadinya berbasis Sumber Daya Alam

realita berkata lain, belum mamPu (SDA) sekarang menjadi berbasis

dikembangkan dan dikelola sebagai SDM, dari era pertanian ke era

Desa wisata yang professional, baik industri da.n informasi Departemen


dari aspek manajemen, SDM, Perdagangan Republik Indonesia
maupun pemanfaatan potensi desa. (2008) merumuskan ekonomi kreatif
ini sangat
Untuk itulah, penelitian sebagai upaya pembangunan
penting dilakukan, sehingga ekonomi secara berkelanjutan
pengembangan Desa Gumantar melalui keativitas dengan iklim
sebagai desa wisata yang berbasis perekonomian yang berdaya saing
ekonomi kreatif dapat dijadikan dan memiliki cadangan sumber daya

model pengembangan desa wisata yang terbarukan, sedangkan menurut

lainnya di Lombok. UNDP (2008) yang merumuskan


bahwa ekonomi keatif merupakan
TEORI DAN METODE bagial integratif dari pengetahuan

Ekonomi Kreatif yang bersifat inovatif, pemanfaatan


Untuk mernbahas masalah dalam teknologi secara kreatif, dan budaya.
penelitian i,tr i terdapat teon yang sepefii Gambar berikut.

sesuai untuk membahas Kreatif


Ruang Lingkup Ekonomi
permasalahan tersebut yaitu Konsep

teori ekonomi kreatif


sebuah konsep ekonomi
meruPakan

di era @ +
ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan
E;;I +

creaivrty
I I

ide dan stock of


mengandalkan
knawledge dari Sumber DaYa t-;;;l
I
cea'M,v
|
i cEatN'ti
|
"",..1 I

Manusia (SDM) sebagai faktor


Sumber :LINDP,2008

Jumal Perhotelan dan Pariwisala Januari - Juni 2018, Vol. 8, No l hal. J6l
G'
HT
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Putu Gcde, Syech ldrus, I N€ngah Subedra

Lingkup kegiatan dari ekonomr Dalam tiga komponen tersebut,

kreatif dapat mencakup banyak ekonomi kreatif dapat masuk melalui

aspek. Departemen Perdagangan something to buy dengan

(2008) mengidentifikasi setidaknya menciptakan produk-produk inovatif

14 sektor yang termasuk dalam khas daerah.

ekonomi laeatif, yaitu,Periklanan, Pada era tradisional, souvenir


Arsitektur, Pasar barang seni. yang berupa memorabilia hanya
Kerajinan (handicraf), Desain, terbatas pada foto polaroid yang
Fashion, Film, video, dan fotografi, menampilkan foto sang wisatawan di

Permainan interaktil Musik, Seni suatu obyek wisata tertentu. Se'iring

perfunjukan, Penerbitan dan dengan kemajuan teknologi dan

percetakan, Layanan komputer dan perubahan paradigma wisata dari


pilanti lunak, Radio dan televisi, dan sekedar "melihat" menjadi

fuset dan pengembangan "merasakan pengalaman baru", maka


pro duk-produk kreatif melalui sektor
f,konomi Kreatif dan
wisata mempunyai potensi yang
Pengembangan Wisata
lebih besar untuk dikembangkan.
Ekonomi kreatif dan sektor
Ekonomi kreatif tidak hanya masuk
wisata merupakan dua hal yang
melalut somethi g to buy tetapi juga
saling berpengaruh dan dapat saling
mulai merambah something to do
bersinergi jika dikelola dengan baik
dan something lo see melalui paket-
(Ooi. 2006). Konsep kegiatan wisata
paket wisata yang menawarkan
dapat didefinisikan dengan tiga
pengalaman langsung dan interaksi
fakor, yaitu harus ada something to
dengan kebudayaan lokal.
see, something to do, dan something
Dalam pengembangan ekonomi
to bu1, (Yoeti, 1985). Something to
lc'eatif melalui sektor wisata yang
see terkait dengan atraksi di daerah
dijelaskan lebih lanjut oleh Yozcu
tujuan wisata, something to do
dan i96z (2010), kreativitas akan
terkait dengan aktivitas wisatawan di
merangsang daerah tujuan wisata
daerah wisata, sementara something
untuk menciptakan produk-produk
to buy terkait dengan souvenir khas
inovatif yang akan memberi nilai
yang dibeli di daerah wisata sebagai
tambah dan daya saing yang lebih
memorabilia pribadi wisatawan.

Jumal Perhotelan dan Paiiwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8, No. I hal. | 62
I?'
G;"
Sekolah Tinggi Pariwbata Triatma Jaya;
I PutuGede, Syech ldrus, I Nengah Subadra

tinggi dibanding dengan daerah Model Pengembangan Ekonomi


rujuan wisata lainnya, Dari sisi Kreatif Sebagai Penggerak Sektor
wisatawan, mereka akan merasa Wisata
lebih tertarik untuk berkunjung ke Pengembangan ekonomi keatif
daerah wisata yang memiliki produk sebagai penggerak sektor wisata
khas untuk kemudian dibawa pulang memerlukan sinergi antar
Di sisi lain,
sebagai souvenir. stakeholder yang terlibat di
produk-produk kreatif tersebut dalamnya, yaitu pemerintah,
secara tidak langsung akan cendekiawan, dan sektor swasta

melibatkan individual dan pengusaha (bisnis). Model pengembangan

enterpris e bersentuhan dengan sektor ekonomi kreatif sebagai penggerak


budaya. Persentuhan tersebut akan sektor wisala dapat diadaptasi dari
membawa dampak positif pada model-mode1 desa atau kota kreatif.
upaya pelestarian budaya dan Desa atau kota kreatif bertumpu pada

sekaligus peningkatan ekonomi serta kualitas sumber daya manusia untuk


estetika lokasi wisata. membenruk (bisa dalam bentuk
Potensi wisata tersebut dapat design ataru redesign) ruang-nrang

dikembangkan melalui ekonomi kreatif (UNDP, 2008). Pembentukan


kreatif. Ekonomi kreatif di sini tidak ruang keatif diperlukan untuk dapat

hanya meliba&an masyarakat atau merangsang munculnya ide kreatil

komunitas sebagai sumber daya yan1 karena manusia yang ditempatkan


berkualitas, tetapi juga melibatkan dalam lingkungan yang kondusif
unsur birokrasi dengan pola akan mampu menghasilkan produk-
entrepreneurship (kewirausahaan). produk kreatif bemilai ekonom i.

Konsep pelibatan birokrasi dalam Festival budaya, merupakan salah

ekonomi kreatif adalah bahwa satu bentuk penciptaan ruang kreatif

birokasi tidak hanya yang sukses mendatangkan


membelanjakan tetapi juga wisatawan. Penjelasan lebih lanjut
menghasilkan (income generating) terdapat pada Bagan Model Sinegitas

dalam arti positif (Barringer, 1994). Stakeholders Ekonomi Kreatif Sub-


Sektor Kerajinan dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut.

Jurral Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8, No. 1 hal. I 63

I
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
tst
*# I Putu G€de, Syech Idrus, I Ncngah Subrdra

. M6|r$carlb! 3 hrr: btng


brh€. hggtia,
Itchlrtin p!trrlih.n :)5te :lat:Jit!ef)
decarn, tekplogi ",. ,:nrLr, ,t
Plodl'.ci, tauiBuldll'l,
mrtetiflg, e*9porjmPor
Menggirt(8n d!!l d.n
budita)'E b€hrn balu

'Setrdevelopmett
merEEnbaqfian lap€tit8!
u$hs defE[n crrr mbnglluf
saliibag, ,nengituli
- vro*rhop d..tln, ptodd('i,
' lofllcrtidb3ri, & nrelanitane

M€td.ilitrsi prwnci . llelitukln .ictem lolomdif-


dqldm negeri: mdl. qerbmq, (hn pengmaha
X..rf.eilibri Fdnoci luar b€lrr le pcrEr,R*l. ldcll
.
nelEn
lreld(d(en E4/itdi!t3i
bJt'n brl0
ll!'lgint.'Ein$n t}lntutn
modrl u8sha

Gambar 2.2.
Bagan Model Sinergitas Stakeholders Ekonomi
Kreatif Sub-Sektor Kerajinan (sumber: Departemen
Perdagangan Rep. Indonesia, 2008)

Dalam konteks kePariwisataan, segi ekonomi kreatil produk

diperlukan ruang-mang kreatif bagi kerajinan dalam benn-rk souvenir


para pengrajin untuk daPat dapat terjual sementara dari sektor
menghasilkan produk khas daerah wisata, wisatawan memperoleh suatu

wisata yang tidak dapat ditemui di memorabilia mengenai daerah wisata

daerah lain. Salah satu tempat Yang tersebut. Konekivitas ala:u linkage
paling penting bagi seorang antara ekonomi kt'ealif dan wisata
pengrajin untuk bisa menghasilkan dapat berbentuk outlet PenJualan

karya adalah bengkel kerja atau yang terletak di daerah wisata.


studio. Bengkel kerja atau studio Dengan kata lain, wisata menjadi
sebagai ruang kreatif harus venue bagr ekonomi kreatif untuk

dihubungkan dengan daerah wisata proses produksi, distribusi, sekaligus

sehingga teroipta linkage atau pemasaran. Seperti dijelaskan pada

konektivitas. Konektivitas tersebut gambar 2.3 bagat linkage antata

diperlukan untuk memPermudah ekonomi kreatif dan sektor wisata

rantai produksi (Evans, 2009). Dari

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8, No. 1 hal.64

a
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Pufu G€de, Syech ldrus, I Nengah Subadra

@#**E
Supply

Penyerapan Produk Kreatif

Gambar 2.3
Iinkage anlara ekonomi kreatif dan sektor wisata

Hal lain yang perlu diperhatikan 1). Memberikan keuntungan secara


dalam implementasi model /lzkage relatif, terjangkau seca(a

tersebut adalah penetapan lokasi ekonomi dan secara ekonomis


outlet yang harus diusahakan berada dianggap biaya yang dikeluarkan
di tempat strategis dan dekat dengan lebih kecil dari hasil yang
tempat wisata. diperoleh (r elative advantage).
2). Unsur-unsur dari inovasi
Pemberdayaan Masyarakat
dianggap tidak bertentangan
Partisipasi masyarakat sangat
dengan nilai-nilai dan
perlu dalam pelaksanaan
kepercayaan setempat
pembangunan ber*elanjutan.
(compatibility).
Pembangunan pariwisata yang tidak
3). Gagasan dan praktek baru yang
melibatkan masyarakat sering
dikomunikasikan dapat dengan
menyebabkan adanya rasa
mudah dipahami dan
terpinggirkan di antara masyarakat
dipraktekkan (complexity and
setempat. Akibat lebih jauh adalah
practicability).
adanya konfrontasi antara
4). Unsur inovasi tersebut mudah
masyarakat lokal dengan kalangan
diobservasi hasilnya lewat
industri, yang pada akhimya
demontrasi atau praktek peragaan
mengancam keberlanjutan
(observability).
pembangunan pariwisata itu sendiri.
Partisipasi masyarakat
Untuk bisa meningkatkan
merupakan suafu keharusan di dalam
partisipasi masyarakat, maka sangat
setiap pembangunan, agar
dipetlukan agar program-program
pembangunan tersebut dapat
pembangunan atau inovasi-inovasi
berkelanjutan. Hal ini khususnya
yang dikembangkan mengandung
benar pada pembangunan yang
unsur-ullsur:

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018. Voi. 8, No. 1 hal.65
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I PutuG€de, Syech Idrus, I Nengah Subadra

multidimensi. Woodly (dalam skala kecil, banyak ahli yang

Pitana, 2006) menyatakan bahwa menyarankan agar pariwisata yang


" Lor'al people partiipatiutt is d dikernbangkan adalah pariwisata
prerequisite .fu suslainable skala kecil. Karena hanya pada skala

tourisnx". kecil partisipasi masyarakat dapat


Dalam konsep pemberdayaan ditingkatkan.

terdapat tiga komponen yang harus


Pengembangan Desa Wisata
ada, yaitu:
Desa wisata adalah suatu wilayah
l. Enabling setting. yairu
pedesaan yang menawarkan
memperkuat situasi kondisi
keseluruhan suasana yang
ditingkat loka1 menjadi baik,
mencerminkan keaslian pedesaan,
sehingga masyarakat lokal bisa
dilihat dari segi kehidupan sosial
berfueativitas.
budayanya, adat istiadat
2. Empowering local communitl,,
kesehariannya, arsitektur bangunan
artinya setelah local setting
dan struktur tata ruang desa, serta
tersebut disiapkan, masyarakat
mempunyai potensi untuk
lokal harus ditingkatkan
dikembangkan berbagai komponen
pengetahuan dan ketrampilannya,
kepariwisataan, misalnya afaksi,
sehingga mampu memanfatkan
makanan minuman, cinderamata, dan
setting dongan baik. Hal ini
kebutuhan wisata lainnya.
antara lain dilakukan dengan
Sedangkan Edward lnskeep
melalui pendidikan, pelatihan,
( 1999: 166) bah:wa Village Touristtt,
dan berbagai bentuk
where small groups of'tourist stay i,t
pengembangan SDM lainnya-
or near traditional, oJien remole
3. Socio-political support, yaitu
villages and leam about village life
diperlukan adanya dukungan
and the local environnten (wisata
sosial, dukungan politik,
pedesaan dimana sekelompok kecil
netw o rking, dan sebagainYa.
wisatawan tinggal dalam atau dekat
Meskipun mengakui bahwa ada
dengan suasana tradisional, sering di
banyak ha1 positif pada
desa-desa yang terpencil dan belajar
pembangunan skala besar, dan ada
tentang kehidupan pedesaan dan
beberapa kelemalan pembangunan
lingkungan setempat).

Jurnal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8. No. l hal. I 66
Sekolah Tinggi Pariwisata Trirtma Jaya;
I PutuG€de, Syech ldrus, I Ncngah Sutradra

Pengembangan dari desa wisata 2. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan


harus direncanakan secara hati-hati tersebut dimiliki dan dikerjakan
agar dampak yang timbul dapat oleh penduduk desa. salah satu
dikontrol. Pada prinsipnya dalam bisa bekerja sama atau individu
pengembangan desa wisata yang yang memiliki.

dilakukan, hendaknya 3. Pengembangan desa wisata

memperhat'ikan aspek-aspek sebagai didasarkan pada salah satu

berikut : "Sifat" budaya fiadisional yang


1. Pengembangan fasilitas-fasilitas dekat dengan alam dengan
wisata dalam skala kecil beserta pengembangan desa sebagai
pelayanan di dalam atau dekat pusat pelayanan bagi wisatawan
dengan desa. yang mengunjungi atraksi
tersebut.

Potensi Desa Gumantar sebagai Desa Wisata

Tabel Matrik SWOT


Strategi Pengembangan Desa Wisata Gumantar di Kabupaten Lombok Utara

Faktorlnternal Kekuatan Kelemahan


(strength, S) ftleaknesses, W)

1. Potensi Wisata budaya 1 . PotensiWisata,


yang bersejarah Belum dikelola
2. Objek dan daya Tank dengan baik serta
wisata alam yang minimnya partisipasi
terlindungi dan masyarakat,
original 2. Minim kesadran
3. Akses jalan menuju masyarakat
desa aspal lapen mempertahankan
4. Fasum Wisata keaslian belum ada
tersedia dengan kesadaran untuk
kondisi baik menggali potensi
5. Sumber daya Manusia lain.
tersedia dengan 3. Akses jalan yang
pendiditan belum baik menuju
6. Dekat dengan daya 4. Aminities Wisata
tarik lainnya masih sangat terbatas
5. Sumber daya
manusia pengelola

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8, No. I hal. | 67
E
ih#
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Putu Gede, Syech Idrus, I Nengah Subadra

masih tel'batas
dengan pendidikan l

yang rata-rata
rendah.
Faktor Eksternal
Peluang

(Opportunities, O) Strategi SO Stratgi WO

1. Potensi ekonomi Strategi yang Strategi Meminimalkan


masyarakat menggunakan kekuatan kelemahan untuk
menjanjikan dengan unruk dijadikan peluang memanfaatkan peluang
sumber daya alam l. Pengembangan 1 . Meningkatkan

yang kaya seperti, Gumantar sebagai perencanaan dan


Ada Kelompok Tani desa wisata berbas.is pemetaan potensi
terorganisir dengan ekonomi kreatif ( S wisata(W l: O
baik I,2: O 2,3) 1,2,3,4,6)
2. Sosial Budaya 2. Pengembangan 2. Meningkatkan
berupa Gotong Gumantar sebagai amenities
royong masih jalur treking funjani pendukukung (W 3,4
dimiliki masyarakat, altematif (S 1,2,2,3 : : o 2,3,4,6)
Rasa kebersamaan o 3. Meningkatkan
dan kekeluargaan 3. Revitalisasi ODT kleativitas dan
masih sangat kental, mesjid kuno dan desa inovasi masyarakat
Kelompok sadar Beliq(S2,5:3.4) (W 2,s :O 1,2,3,6)
wisata masih eksis
3. Kebijakan
pemerintah daerah
dengan Penetapan
sebagai desa wisata
bukli keberpihakan
pemeritah" Bantuan
untuk dana desa,
Alses ja1an, lishik
dan bantuan UMKM
4. Situasi keamanan
desa terpelihara
baik,Ada
siskambling
5. Belum ditemukan
partai politik masuk
desa
6. Teknologi pertanian
sudah masuk desa
telutama penggunaan
tr aktor,
Telekomunikasi
sudah masuk desa

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8, No. I hal.68

J
E
LVJ
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Putu Gede, Syech ldrus,I Nengah Subadra

Ancaman (Threats, T) Srategi ST Strategi WT

hasil Strategi yang


1. Penghijon bagi Strategi yang
pertanian dan menggunakan kekuatan meminimalkan
perkembunan sudah untuk mengatasi ancaman kelemahan unfuk
masuk. Rentenir 1. Perencanaan menghindari ancamafl
untuk jasa keangan Gumantar berdasarkan 1. Meningkatkan
koperasi yang pendekatan budaya partisipasi masyarakat
2. Budaya hedonis lokal (S 1, : T 1) (W 2: T1)
muncul seiring 2. Kemasan Fasilitas 2. Memperluas akses
dengan pengaruh Wisata standar ruang kreatif dan

I pengunjung ke Desa
Gumantar
3. Kebijakan
3.
ODTW(54:T2,4)
Menjadikan Gumantar
sebagi role model
satana ptasarana desa
wisata (W 3, 4, 5 :
14, s ,6)
pemerintah yallg desa wisata ( S
langsung menyenluh 3,4,5:T3,4,5,6)
kehidupan 4. Peningkatan daya
masyarakat belum saing (S 2,4: T4,6)
banyak
4. Potensi gangguan
akan ada seiring desa
gumantar
berkembang,
Pencurian, temak ,
hasil kebun
berpotensi
meningkat
5. Gejolak politik akan
berpotensi pada saat
pemilihan Kades dan
Kaling karena
memiliki fungsi
strategis di
masyarakat dalam
pengelolaan dana
desa yang besar
6. Masuknya sosial
media menjadi
peluang dalam
memecah rasa
persaudaraan

Komponen Pengembangan Desa Gumantar yang dapat dirumuskan


Wisata dalam forum Group Diskusi (FGD)
Komponen yang harus ada dalam ada empat (4) meliputi
pengembangan Desa Pengembangan Desrinasi Pariwisata.

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 2018, Vol. 8, No. I hal.69
E
**
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Putu Gcde, Syech ldrus,I Nengah Subadta

Kelembagaan, Pembangunan lainnya seperti desa yang sudah


Industri Pariwis ata, dan Pemasaran memulai dan desa wisata yang
karena kondisi Desa Gumantar sudah lepas landas dengan indikator
masih pada Pembangunan desa perencanaan seperti bagan dibawah
potensial dari tiga kondisi desa ini :

I_I-}T
l. Pembangunan
fisik daya tarik
wisata
1. Mendorong
peran serta
kelembagaan
1. Pembangunan
dan penguatan
usaha
L Promosi
Destinasi
wisata sebagai
2. Peningkatan lokal (pemuda, pariwisata daya tarik dan
penyedian Fsum pokdarwis, dan melalui produk wisata
dasar Dsa) koperasi 2. Promosi
3. Peningkatan 2. Mendorong Peningkatan produk industri
kemudahan dan penguatan kualitas pariwisata
ketersediaan kelembagaan produk dan berbasis lokal
informasi swadaya daya saing 3. Penyelenggara
4. Pembangunan masyarakat industri an even
infrastruktur 3. Mendorong pariwisata prommosi
pendukung terbentuknya 3. Penetapan 4. Peningkatan
5. Perbaikan dan forum Peraturan kerjasama
peningkatan komunikasi daerah dalam promosi
akses dalam desa pariwisata pengembangan dengan pelaku
6. Peningkatan 4. Peningkatan berbasis lainnya baik
aksesibilitas ke SDM pengelola ekonomi dalam desa
destinasi lain dan pelaku pedesaan maupun
dalam area yang usaha 4. Peningkatan dengan
lebih luas masyarakat desa sumber daya destinasi desa
7. Peningkatan 5. Penetapan manusia lainnya
peran serta peraturan terkait
masyarakat insentif dan
dalam disinsentif
pembangunan 6. Penyediaan
desa wisata fasilitas
pariwisata
berbasis usaha
rakyat rnelalui
koperasi

Jurnal Perhotelan dar Pariwisata Januari - Juai 2018, Vol. 8, No. I hal. I 70

.l
E
M
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya;
I Putu Gede, Syech ldrus, I Nengah Subadra

KESIMPULAN daya tarik wisata yang ada di


Berdasarkan hasil analiss data Kabupaten Lombok Utara
dapat disimpulkan Strategi maupun pusat wisata ada di
Pengemabangan Desa Wisata Kabupaten Lombok Barat,
Gumantar di Kabupaten Lombok Lombok Tengah dan Kota
Utara diharapkan mampu menjadi Mataram dengan partisipasi

desa wisata model dalam masyarakat, tokoh agama dan


pengembangan ekonomi keatif tokoh masyarakat Desa
dalam upaya peningkatan Gumantara akan menj adi
kesejahteraan masyarakal lokal berkembang, banyak dikunjungi
adatah sebagai berikut : wisatawan baik nusantara

L Berdasarkan hasil inventarisasi maupun mancanegafa.

dan identifikasi potensi wisata 3 Berdasarkan potensi wisata


a1am, wisata budaya dan alam, wisata budaya dan
kreatifitas masy'rakat lokal Desa keatifitas masyarakat dapat
Gumantar masih diperlukan dikemb angkan ahaksi wisata di
adanya campur tangan lokasi Air te{un Tio Mumbak
pemerintah , pengusaha jasa dan dan Tio purit sebagai ODTW
stakeholder pariwisata dalam baru, Agiowisata Pertanian,
pengembangan menjadikan Ekowisata Tanah adat , Hutan
Gumantar sebagai Desa Wisata Rakyat seluas 7 ha yang terjaga
dengan manajemen pengelolaan dengan baik, dan Joging Track.
yang profesional, efesien dan wisata Budaya yang berpotensi
ef'ektif dan profesional yang menjadi objek dan atraksi wisata
berada pada kwdtan 5 adalah Mesjid Kuno, Desa Adat

2. Berdasarkan hasil identifikasi Be.leq, Awig-awig Desa Adat,


dari kondisi lingkungan internal dan Atraksi perkawinan adat.

dan ekstemal Desa Gumantar Serta Kreatifitas Masyarakat


mmemiliki Potensi untut Lokal yang sangal berpotensi

dijadikan Desa Wisata dengan dalam meningkatkan

walaupun dengan Jarak tempuh kesejahteraan dari tanaman

yang cukup jauh dari objek dan masyarakat berupa pisang

Jumal Perhotelan dan Pariwisata Januari - Juni 201 8, Vol. 8, No. I hal. 171
t?,
M
Sekolah Tinggi Pariwisata Tri&tma Jaya;
I Putu Gede, Syech ldrus, I Nengah Subadra

dengan vegetasinya, jagung, dan Ooi, Can-Seng. 2006. Tourism and


kelapa baik untuk bahan olahan the Creal ive Economy in
Singapore.
maupun cindramata

. 2006. "Kepariwisataan
REF'ERENSI Lombok Dalam Wacana Otonomr
Daerah". Puslitbang
Barringer, fuchard, et.al., 1994. The
Kepariwisataan-
Creative Economy in Maine :
Meansurement & Analysis. The
Rangkuti, Freddy.. 2002. Analisis
Southem Maine Review, SWOT Teknik Membedah Kasus
Universiry ol Southern Maine.
Bisnis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Budpar. 2010. u.rvu,.budpar.go.id.
P erkemb angan Desa Wisata di
Umar, Husein. 2002. Strategic
Indonesia. Departemen
Management in Action. Jakarta :
Perdagangan Republik Indonesra.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
2008. Pengembangan Ekonomi

UNDP. 2008. Creative Economy


Kreatif Indonesia 2O25 : Rencana
Report 2008.
Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2009-2025.
UNDP and WTO. 198i. Tourism
Development Plan for Nusa
Evans, Graeme L. 2009. From
Tenggara, Indonesia. Madrid:
Cultural Quarters to Creative
World Tourism Organization.
Cluster-Creative Speces in The
Hal. 69.
New Economy.

Yoeti, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu


Edward Inskeep. 1999. Tourism
Pariwisata . Bandung. Angkasa
Planning and Integrated and
Sustainable Development
Yozcu, Ozen Kirant dan Icoz, Orhan.
Approach. New York: Van
20i0. A Model Proposal on the
Nostrand Reinhold.
Use of Creative Tourism
Experiences in Congress
Tourism and the Congess
Marketing Mix. PASOS. Vol. 8
Special Issue
2010.

JLurral Perhorelan dan Pariwisata Jaruari - Ju:ri 2018, Vol. 8, No. I hal. | 72

View publication stats --r

Anda mungkin juga menyukai