5.3 Analisis Risiko Operasional
5.3 Analisis Risiko Operasional
Abstrak
PT. PAL Indonesia (Persero) adalah industri strategis yang memproduksi alat utama
sistem pertahanan Indonesia khususnya untuk matra laut. Perusahaan ini memiliki peran
penting dan strategis dalam mendukung pengembangan industri kelautan nasional. Pekerjaan
proyek denga nilai ekonomis yang tinggi sering dikerjakan. Perusahaan ini memiliki tantangan
yang besar untuk membuat kapal dengan durasi yang sesuai dari tanggal yang ditetapkan. Oleh
karena itu pada penelitian ini akan dilakukan analisa resiko-resiko yang muncul di proses
bisnisnya. Setelah diketahui risk event/kejadian-kejadian risiko operasional, selanjutnya akan
dilakukan assesment risiko, dan terakhir yaitu melakukan program mitigasi risiko pada divisi
kapal perang PT. PAL Indonesia. Model House of Risk (HOR) digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada. Dengan menggunakan 2 fase pengerjaan yaitu fase pertama dan
kedua. Fase pertama yaitu melakukan identifikasi risiko dan agen risiko. Selanjutnya akan
dilakukan pengukuran tingkat severity dan occurance serta perhitungan nilai aggregate risk
priority (ARP). Fase kedua yaitu penanganan risiko. Sehingga diperoleh hasil 32 kejadian risiko
dan 24 agen risiko. Berdasarkan nilai korelasi perhitungan kejadian risiko dengan agen risiko
diperoleh 7 agen risiko terpilih berdasarkan diagram Pareto 80/20 yang perlu ditindaklanjuti
oleh manajemen.
Abstract
PT. PAL Indonesia (Persero) is a strategic industry that produces the main tool of
Indonesian defense system especially for marine dimension. This company has an important
and strategic role for supporting the development of national marine industry. Management
project with high economic value is often done. The company has great challenges in
managing, especially on the risks that arise in its business processes. Therefore, the House of
Risk (HOR) model is used to identify and measure the potential operational risks that exist in
the division of warships. There are two phases that used in this study. The first phase is
identifying many risks and risk agents. The next step is measuring the severity and occurrences
rate. Then, it will calculate the aggregate risk priority (ARP) value. The second phase is risk
management. Finally, the research results will obtain 32 risk events and 24 risk agents. Based
on correlation value of risk event incidence with risk agent, 7 selected risk agents were
obtained based on Pareto 80/20 chart which need to be followed up by management.
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
2
1. PENDAHULUAN
PT. PAL Indonesia semakin kuat setelah dikeluarkannya UU No. 16 Tahun 2012
tentang industri pertahanan, dimana BUMN strategis diberi ruang yang lebih luas.
Berdasarkan UU No. 16 [2] tersebut, PT. PAL Indonesia secara profesional mengemban
amanah sekaligus kewajiban untuk berperan aktif dalam mendukung pemenuhan
kebutuhan alutsista matra laut dan berperan sebagai pemandu utama (lead integrator)
matra laut. Sebagai perusahaan galangan kapal dengan pengalaman lebih dari tiga
dasawarsa, PT. PAL Indonesia merupakan salah satu industri perkapalan dalam negeri
yang memiliki potensi dan sebuah pekerjaan proyek dengan nilai ekonomis yang tinggi
dan strategis nasional, salah satunya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Tantangan terbesar dalam proses produksi PT. PAL Indonesia saat ini adalah
bagaimana mengelola dan mengurangi risiko yang melekat dalam setiap situasi bisnis
perusahaan khususnya divisi kapal perang. Untuk mengidentifikasi dan mengukur
potensi risiko operasional yang ada pada divisi kapal perang PT. PAL Indonesia dapat
menggunakan model House of Risk (HOR). Model ini merupakan sebuah framework
yang dikembangkan oleh Pujawan dan Geraldin [1] dengan melakukan pengembangan
metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan metode Quality Function
Deployment (QFD). Secara garis besar, tahapan dalam framework ini dibagi menjadi
dua fase yaitu fase identifikasi risiko (risk identification) dan fase penanganan risiko
(risk treatment).
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) 3
Pengelolaan risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi dan memitigasi risiko yang terjadi pada PT. XYZ. Ari Fendi dan Evi
Yuliawati [4], Analisa strategi mitigasi risiko pada Supply Chain PT. PAL Indonesia
(Persero). Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kejadian dan agen risiko untuk
dilakukan corrective action serta merencanakan strategi mitigasi. Dewi Kurniasari [5],
Aplikasi model House Of Risk untuk mitigasi risiko proyek pembangunan jalan tol
Gempol-Pasuruan. Tujuan penelitian untuk memperlancar pembangunan jalan tol agar
tidak mengalami keterlambatan dan memitigasi risiko yang muncul dalam
pembangunan.
2. METODE PENELITIAN
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
4
Mulai
Pengumpulan Data
a.
Selesai
a. Data primer meliputi identifikasi kejadian risiko yang mungkin terjadi dikumpulkan
dari interview, brainstrorming, personal report dan wawancara dari berbagai pihak
yang terkait. Data dari hasil pengumpulan digunakan untuk menentukan penilaian
terhadap risk event, risk agent, hubungan antara risk event dan risk agent dan
hubungan antara tindakan preventif (proactive action) dengan risk agent.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan kepada Kepala Departemen Divisi kapal perang,
Kepala Biro, beserta staf yang terkait.
b. Data Sekunder meliputi sejarah Perusahaan dan struktur organisasi divisi kapal
perang PT. PAL Indonesia.
2.3 Pengolahan Data dan Analisa
Pada tahapan ini terbagi menjadi 2 langkah yaitu perencanaan pelaksanaan
identifikasi masalah dan analisa risiko.
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) 5
Pada tahapan ini akan dijelaskan beberapa tahap didalam penyelesaian penelitian.
Berikut adalah tahapan-tahapannya
Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu daftar kejadian risiko yang didapat dari
identifikasi sumber risiko, apa saja yang menjadi risiko (what), dimanakah risiko
tersebut muncul (where), bagaimana risiko tersebut timbul (how) dan mengapa risiko
tersebut muncul (why), sehingga risiko tersebut dapat berdampak terhadap
pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan.
Pada tahap ini, dilakukan identifikasi kejadian risiko apa saja yang mungkin
terjadi di semua area aktivitas Departemen Divisi Kapal Perang yaitu area Departemen
PPC, Departemen MO & HO, Departemen Konstruksi Kapal, Departemen Electric
Outfitting & Interior dan Departemen Dukungan Produksi. Proses identifikasi kejadian
risiko yang mungkin terjadi pada tiap-tiap Departemen dikumpulkan dari wawancara
secara langsung dan aktif dengan berbagai pihak yang terkait yang merupakan Kepala
Departemen Divisi Kapal Perang. Penetapan hasil identifikasi kejadian risiko akhirnya
memperoleh sebanyak 32 kejadian risiko.
Production Pembengkakan JO 5 E1
Planning Control
Ketidaktersediaan data material 4 E2
(PPC)
Ketidakakuratan material penunjang 4 E3
Kapasitas menganggur 8 E5
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
6
Kekurangan budget 8 E6
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) 7
A1 Kesalahan prosedur 3
A3 Keterlambatan material 8
A5 Material dipinjam 4
A6 Ketidaktaatan jadwal 6
A8 Minimnya regenerasi 8
A11 Kebakaran 3
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
8
Setelah dilakukan identifikasi resiko dan penyebab resiko (risk agent), pada
tahap ini akan dilakukan penilaian korelasi antara agen risiko dengan kejadian risiko
menggunakan skala nilai 0, 1, 3 dan 9.
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) 9
Dari hasil diagram Pareto dengan menggunakan prinsip 80/20 dapat diketahui
agen risiko terpilih yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan aksi
mitigasi risiko adalah keterlambatan material (A3), rendahnya dukungan
consummable (A4), kurangnya order proyek (A24), minimnya ketersediaan fasilitas
(A18), minimnya regenerasi (A8), kurangnya APD (A15)dan SDM kompeten
keluar/pindah ke perusahaan lain (A21). Dari agen risiko terpilih maka didapatkan 14
aksi mitigasi risiko yang bertujuan untuk mengurangi probabilitas kemunculan agen
risiko terpilih secara berurutan adalah sebagai berikut: Cek stock level dan
management material, meningkatkan sarana dan prasarana, menginventarisir
kelengkapan peralatan kerja, rekrutmen terhadap calon tenaga kerja muda,
melaksanakan komitmen bersama, memperbaiki sistem kinerja proses pengadaan
material, meningkatkan kualitas produksi, safety patrol melakukan evaluasi proses
terhadap pengadaan APD, manajemen karir yang lebih baik, memberikan pengetahuan
dan skill, melakukan analisa lapangan di warehouse secara kontinyu, menyusun
program peningkatan hubungan dengan supplier, re-layout bengkel dan upgrade mesin
serta utilisasi dan pengembangan fungsi bengkel palletizing.
Hasil dari HOR 2 yaitu melakukan mitigasi resiko. Berdasarkan hasil perhitungan
ARP diketahui bahwa 7 risk agent / penyebab resikoyang perlu diperhatikan yaitu
keterlambatan material, rendahnya dukungan consummable, kurangnya order proyek,
minimnya ketersediaan fasilitas, minimnya regenerasi, kurangnya APD dan SDM
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)
10
kompeten keluar/pindah ke perusahaan lain. Dari agen risiko terpilih maka didapatkan
14 aksi mitigasi risiko.
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu untuk lebih efektif lagi dengan
melibatkan tenaga ahli sesuai bidang proyek yang dilakukan ataupun pejabat pada
perusahaan yang berkompeten terhadap pelaksanaan proyek.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. PAL Indonesia didalam melakukan
pengumpulan data pada penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mabesal, 2015, Kebijakan Perencanaan TNI Angkatan Laut, Jakarta: Markas Besar
TNI Angkatan Laut
[2] Kemenkumham. (2012). "Undang-Undang No. 16 Tentang Industri Pertahanan".
Jakarta: Republik Indonesia
[3] Pujawan, I. N., & Geraldin, L. H, 2009, House of risk: a model for proactive supply
chain risk management, Business Process Management Journal , Vol. 15 No.6, pp.
953-967.
[4] Utari, R, 2015, Perancangan Strategi Mitigasi Risiko Supply Chain di PT. Atlas Copco
Nusantara dengan Metode House of Risk, Prosiding Seminar Nasional Manajemen
Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS Surabaya .
[5] Tampubolon, F. ,2013, Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of
Risk, Jurnal Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa , Vol. 1 No. 3, pp.
222-226.
[6] Fendi, A., & Yuliawati, E, 2012, Analisis Strategi Mitigasi Risiko pada Supply Chain
PT. PAL Indonesia (Persero, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
Teknologi (SNAST) Periode III.
[7] Kurniasari, D, 2010, Aplikasi Model House of Risk (HOR) untuk mitigasi risiko proyek
pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan, Prosiding Seminar Nasional Manajemen
Teknologi XI, Program Studi MMT-Institut Teknologi Sepuluh Nopember .
[8] Kaprang, D. (2016). "Petunjuk Organisasi Divisi Kapal Perang No. 234002".
Surabaya: PT. PAL Indonesia (Persero).
[9] PAL. (2006). "Pedoman Sistem Manajemen PAL". Surabaya: PT. PAL Indonesia
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839
Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) 11
Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 –
6839