Disusun oleh:
Nama: Lucy Marcellia
NIM: 201750133
Dosen Pembimbing:
Pak Surahman Pujianto, S.Psi., M.M.
Anwar Arifin
Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat kaitannya dengan
aktivitas manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku.
Skinner
Komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana pelaku berusaha
memperoleh efek yang diinginkan.
Forsdale
Gode
1. Pengetahuan
2. Perkembangan
Pertumbuhan manusia
Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat terkait
dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja maka kita lebih baik
mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau disebut
dengan bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat menjalin komunikasi dengan
baik. Begitu pula dengan bayi, bayi memiliki keterampilan bahasa hanya dengan
isyarat (non-verbal) seperti menangis jika sakit, haus, atau lapar.
3. Persepsi
Misalnya ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”. Seorang
berprofesi sebagai dokter gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai pekerja
bangunan. Maka mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang “behel”. Si
dokter gigi berpersepsi bahwa “behel” adalah alat yang digunakan untuk
merapikan struktur gigi, sedangkan si pekerja bangunan memiliki persepsi bahwa
“behel” adalah besi yang digunakan untuk membuat bangunan.
Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari
materi atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk cara menyampaikan
informasi atau teknik komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan
dekat dengan komunikan maka akan terjadi komunikasi secara formal.
Misalnya, dua orang yang bertemu di sekolah baru. Maka mereka melakukan
komunikasi secara formal baik dalam materi maupun teknik bicaranya. Jika
komunikator telah menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka materi dan
teknik bicara dalam komunikasi dilakukan secara non formal. Misalnya ketika kita
berbicara kepada sahabat atau keluarga. Biasanya kita lebih terbuka dan tidak
formal bahkan lebih memiliki keragaman dalam berbicara.
5. Lingkungan
Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur untuk
komunikasi (pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik.
Sebelum berbicara dengan orang lain, lebih baik kita mengetahui bagaimana latar
belakang budaya/ adat yang mereka anut. Misalnya orang batak yang terbiasa
dengan suara keras dan intonasi yang tinggi. Sedangkan orang jawa terbiasa
dengan bahasa yang halus dengan intonasi yang rendah. (Baca juga: Komunikasi
Antar Budaya)
Stimulus Eksternal
6. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi
terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga emosi juga
mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi
hambatan.
7. Kondisi fisik
8. Jenis kelamin
Tentu tidaklah mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan dengan menghasilkan
kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya. Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi,
yakni terdapatnya kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Berikut matrik tujuan
dan kesulitan dalam proses komunikasi.
Tujuan Kesulitan
– Orang sulit memusatkan perhatian baik pada kata yang tertulis
maupun terucap untuk waktu yang lama
– Orang kurang memiliki perhatian pada apa yang bagi mereka
MENDENGAR tampak kurang penting
– Orang memiliki asumsi berdasarkan pengalaman masa lalunya
– Orang sering tidak memahami jenis bahasa yang dipakai
pembicara
– Orang lebih mudah salah mengerti saat mereka mendengar
tanpa melihat
– Orang sering sudah menarik kesimpulan padahal kita belum
MEMAHAMI selesai bicara.
– Orang sering merasa curiga terhadap orang lain yang sedang
sedang membujuk mereka
MENYETUJUI – Orang tidak suka jika dibuktikan bersalah
– Tidak mudah bagi banyak orang untuk mengubah kebiasaan
mereka
– Orang merasa takut akan akibat dari pengambilan tindakan
yang keliru
BERTINDAK – Banyak orang tidak suka mengambil keputusan
UMPAN BALIK – Beberapa orang sering dengan sengaja menyembunyikan
reaksi dan apa yang sesungguhnya mereka pikirkan
– Penampilan dapat bersifat memperdaya -anggukan kepala,
mungkin tidak selalu tanda setuju dan mengerti, karena bisa
digunakan untuk menutupi ketidak tahuan atau keragu-raguan.
Etiket Berkomunikasi
Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Dan
seperti yang telah diulas sebelumnya, komunikasi sebagai bagian dari kehidupan juga
memiliki etika di dalamnya. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena
membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia.
Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan pandangan dan standar
manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika komunikasi
mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Etika komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk
berdasarkan standar yang berlaku.
Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, maka penting
bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan, dan lain
sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan
hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan berakibat tidak baik, karena
bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan
orang lain.
Guna menghindari terjadinya hal-hal seperti itu, kita akan membahas lebih lanjut mengenai
etika komunikasi apa saja yang penting dan mendasar dalam kehidupan sehari-hari.
Etika dalam komunikasi ada beragam dan tentunya tidak akan cukup jika dibahas semua
disini. Pada tulisan ini, kita akan membahas beberapa etika dalam komunikasi yang sering
kita lakukan dan temui sehari-hari
a. Memulai Pembicaraan
Dalam keseharian, tentunya kita pernah bertemu dengan keadaan yang membuat kita harus
atau ingin memulai pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
Komunikasi tatap muka bisa dibilang komunikasi yang hampir setiap hari kita lakukan.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi tatap muka atau langsung:
3. Lontarkan pertanyaan.
Sekali lagi, jangan hanya sibuk bicara dan tidak menyimak apa yang dibicarakan lawan
bicara kita. Dengarkanlah baik apa yang dikatakan lawan bicara, dan sahutilah dengan
melontarkan pertanyaan atau pernyataan.
Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi melalui media bisa dibilang
sebagai komunikasi yang paling sering kita lakukan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
4.Menyambut Tamu
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyambut tamu:
a. Berpakaian yang rapi dan pantas.
Meskipun berada di rumah sendiri, dalam menyambut tamu kita seharusnya memakai pakaian
yang pantas. Tentu tidak akan enak dilihat tamu jika kita hanya berpakaian daster atau baju
yang kotor.
b. Menyuguhkan minuman.
Terkadang tamu akan bilang tidak usah jika ditawari minuman, namun meski begitu kita
perlu menyediakannya. Bisa jadi si tamu malu atau basa-basi saja. Tidak perlu memaksakan
menyuguhkan yang berlebihan, namun setidaknya minuman yang minimal ada.
c. Sampaikan terima kasih.
Tamu bertandang ke rumah kita dengan menempuh perjalanan dan menyisihkan waktunya
untuk bertemu kita. Karena itu, sampaikanlah ungkapan penghargaan kita pada tamu karena
telah berkunjung.
Umumnya, hal yang menghambat kita untuk menjadi pendengar yang baik adalah pikiran kita
sendiri. Manusia mempunyai “suara kecil” di dalam kepala yang seolah tidak pernah berhenti
menganalisis, menilai, mengevaluasi, dan sebagainya. Akibatnya, kita jadi terlalu fokus
dengan “suara kecil” ini daripada memerhatikan lawan bicara. Untungnya, situasi seperti ini
bisa diatasi agar dapat mendengar dengan efektif, sebagai berikut:
Gangguan artikulasi
Kondisi saat seseorang berbicara dengan tambahan, distorsi, penghilangan, atau penggantian
yang membuat kalimatnya bisa sulit dipahami
Gangguan kelancaran
Disebut juga fluency disorder, ini adalah interupsi cara berbicara yang ditandai dengan
kecepatan, ritme, dan repetisi pada suara, suku kata, kata, dan frasa. Kondisi ini biasanya
disertai dengan masalah perilaku.
Gangguan suara
Voice disorder ditandai dengan produksi abnormal dan atau hilangnya kualitas vokal, pitch,
intonasi, hingga durasi sehingga tidak sesuai dengan jenis kelamin atau usia orang yang
mengalaminya.
2. Gangguan bahasa
Gangguan bahasa atau language disorder adalah masalah komprehensi pada simbol, verbal,
dan juga tulisan. Masalah ini bisa meliputi bentuk bahasa, konten bahasa, dan fungsi bahasa
dalam komunikasi. Jenisnya adalah:
Bentuk bahasa
Konten bahasa
Dalam konten bahasa, masalahnya ada pada semantik yaitu pembelajaran tentang makna
Fungsi bahasa
Dalam fungsi bahasa, ini meliputi sistem yang memadukan komponen bahasa dalam
komunikasi secara fungsional dan sosial
3. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran juga merupakan jenis gangguan komunikasi yang membuat
seseoarng tak bisa memproduksi, memahami, dan menjaga pengetahuannya akan bahasa
tertentu. Artinya, informasi audio tidak bisa diproses dengan baik. Jenisnya adalah:
Tuli (deaf)
Sulit mendengar
Disebut juga hard of hearing, kondisi ini bisa terjadi permanen atau fluktuatif dan
berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi
4. Gangguan proses mendengar
Gangguan proses mendengar atau central auditory processing disorders adalah penurunan
kemampuan memproses informasi yang bersifat persepsi, kognitif, dan fungsi linguistik.
Artinya, penderitanya mengalami gangguan dalam memproses suara namun berbeda dengan
kondisi tuli. Pasien CAPD bisa mendengar suara, namun otaknya tidak bisa memproses
dengan tepat.
Tujuan Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato
yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering
dibawakan dalam acara bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk
membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh
seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin
membantah pendapat tertentu). Berikut ini terdapat macam-macam tujuan dalam presentasi:
1.Menyampaikan suatinformasi
Banyak pada perusahaan-perusahaan melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan
berupa informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting atau
bahkan rahasia. Perusahaan mengundang seseorang yang dianggap pantas untuk
menyampaikan informasi sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam hal ini pembicara
memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan pengalamannya.
2. Meyakinkan pendengar
Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang
disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau
kelompok orang merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan
ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang/kelompok
orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan.
3. Menghibur pendengar
Pada era globalisasi ini banyak acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara hiburan
tersebut dipimpin oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur para penonton.
Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan
dan profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara tersebut. Selain acara
televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan.
Contoh: pesta perayaan pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Presenter ditugaskan untuk
berbicara dan menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta
perayaan tersebut.
5. Melakukan penjualan
Tujuan presentasi yang keempat yaitu melakukan penjualan. Hal ini bersangkutan dengan
perusahaan yang ingin mempromosikan suatu produk tertentu. Perusahaan menugaskan
kepada salah seorang atau kelompok karyawan untuk mempromosikan produknya kepada
calon pembeli. Karyawan tersebut dibekali pengetahuan mengenai produk dan dibantu
dengan alat bantu peraga untuk memudahkan penyampaian pesan.
Tipe-Tipe Hadirin
Terdapat 8 (delapan) tipe audience pada saat presentasi:
1. Tipe pesimis
Audiens dengan tipe pesimis selalu berpikir bahwa apa yang kita sampaikan tidak berlaku
buat diri mereka, tidak akan bermanfaat untuk diri mereka. Apa yang kita kakatan tidak akan
berpengaruh buat mereka.
2. Tipe Ekspresif
Audiens dengan tipe ekspresif tidak suka lelucon. Meskipun Anda menyampaikan lelucon
yang paling lucu, itu tidak akan membuat mereka tertawa.
3. Tipe panantang
Audiens dengan tipe ini, memiliki karakter suka mengganggu, cenderung selalu mencari
celah untuk menantang argumen Anda. Bahkan mereka tidak segan untuk menguji Anda dan
menjatuhkan Anda dihadapan audiens yang lain.
4. Tipe penanya
Audiens dengan tipe penanya, selalu ingin menunjukkan partisipasinya dengan banyak
bertanya. Namun sering kali mereka banyak mengajukan pertanyaan. Bahkan untuk sesuatu
yang sebenarnya mudah pun bisa mereka tanyakan.
Audiens dengan tipe ini selalu berbicara dengan audiens lain, mengganggu konsentrasi dan
mengganggu Anda menyampaikan presentasi.
6. Tipe mentor
Audiens dengan tipe ini sangat kritikal. Bisa jadi audiens ini adalah orang mengundang Anda
untuk presentasi. Karena mereka berharap Anda tampil maksimal, maka mereka akan banyak
dan sering mengingatkan Anda tentang ini dan itu terkait dengan apa yang harus Anda
lakukan.
7. Tipe Elekronik
Audiens dengan tipe ini selalu sibuk dengan handphone dan Gadget yang mereka miliki.
Mereka sibuk sms, bermain game dan berinteraksi dengan jaringan media social.
Audiens dengan tipe mudah sekali mengantuk, baru sebentar saja presentasi berlangsung
mereka sudah menguap, bahkan mereka tidak sungkan tidur saat presentasi kita berlangsung.
Teknik Presentasi
Terdapat beberapa teknik presentasi yang dapat dilakukan, sebagai berikut:
1. Singkat, padat, dan jelas
Ketika membawakan presentasi di kelas, sesungguhnya yang ingin didengar audiens
adalah bel tanda jam pelajaran berakhir, bukan isi dari presentasi tersebut. Maka dari itu,
akan lebih baik jika menyusun materi presentasi sesingkat mungkin dan para audiens
akan lebih semangat dan jauh dari kata bosan.
2. Jaga tempo bicara
Untuk menyingkat waktu presentasi, bukan berarti harus berbicara secepat kereta. Tempo
bicara yang normal adalah 120 kata per menit, maka usahakan untuk menjaga tempo
bicara di rentang 100-130 kata per menit ketika membawakan presentasi.
3. Perhatikan intonasi
Tidak hanya tempo bicara, tetapi intonasi atau nada suara juga harus diperhatkan.
Intonasi suara tertentu dapat mempengaruhi audiens untuk dapat lebih engaging dengan
apa yang disampikan oleh presenter
4. Gunakan clue card hanya jika diperlukan
Masih banyak yang mengira bahwa “contekan” atau clue card yang boleh dibawa selama
presentasi berisi isi materi secara keseluruhan. Clue card tidak selalu diperlukan, apalagi
kalau sudah menguasai materi dengan baik. Agar dapat memudahkan, maka tulislah
hanya kata kunci yang terpenting dalam tiap poin yang akan disampaikan di dalam clue
card.
5. Jangan fokuskan pandangan hanya pada satu titik
Untuk menghindari awkward moment, maka jangan memfokuskan pandangan hanya
pada satu titik selama presentasi, apalagi memberikan pandangan kosong ke pojok
ruangan. Selama membawakan presentasi, edarkan pandangan ke sekeliling ruangan,
dengan sejajarkan pandangan dengan puncak kepala pada audiens. Dengan begitu,
insiden kontak mata pun bisa dihindari demi fokus yang lebih baik.
6. Pancing reaksi audiens
Presentasi yang baik yaitu presentasi yang mendapatkan reaksi dari para audiens. Reaksi
ini pun dapat diperoleh tergantung dari bagaimana pembawaan dan cara presenter
mendapatkannya dari mereka. Agar lebih engaging, pancinglah reaksi audiens ke arah
yang positif. Misalnya, ketika presentasi dimulai terasa datar, presenter boleh
melemparkan lelucon atau cerita pribadi yang berhubungan dengan materi agar audiens
merasa lebih relateable. Perhatikan juga bahasa tubuh mereka agar kita paham apakah
audiens mulai merasa bosan atau sudah paham dengan apa yang sudah disampaikan.