Anda di halaman 1dari 18

Etika Pengembangan Diri

Komunikasi Efektif dan Teknik Presentasi

Disusun oleh:
Nama: Lucy Marcellia
NIM: 201750133

Dosen Pembimbing:
Pak Surahman Pujianto, S.Psi., M.M.

Trisakti School of Management


Jurusan Akuntansi
Jakarta
2020
Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana seseorang maupun
sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung
dengan lingkungan sekitar. Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta
dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan.

Komunikasi menurut para ahli

Anwar Arifin

Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat kaitannya dengan
aktivitas manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku.

Skinner

Komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana pelaku berusaha
memperoleh efek yang diinginkan.

Forsdale

Pengertian komunikasi adalah jenis proses pembentukan, pemeliharaan serta pengubahan


sesuatu dengan tujuan agar sinyal yang telah dikirimkan berkesesuaian dengan aturan.

Gode

Komunikasi merupakan suatu kegiatan untuk membuat sesuatu kemudian ditujukkan


kepada orang lain. Agar lebih jelasnya kami akan membahas mengenai apa saja tujuan
dan fungsi komunikasi, silahkan simak pembahsannya berikut ini.

Fungsi Utama Komunikasi


Fungsi komunikasi juga dapat memberikan manfaat yang baik bagi seluruh masyarakt.
Adapun fungsi utama komunikasi di antaranya ialah seperti berikut:

1. Untuk menyampaikan informasi


2. Sebagai penyampai pendapat agar dapat diterima oleh masyarakat luas atau yang
berkaitan.
3. Sebagai bentuk interaksi dengan orang lain.
4. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan akan sesuatu hal. Jadi, melalui
komunkasi nantinya akan terjadi transfer ilmu antara pihak satu dengan pihak lainnya.
5. Pengisi waktu luang. Misalnya, dengan berbicara via telepon, chatting, sosial media,
video call dan sebagainya.
6. Sebagai cara untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain. Biasanya komunikasi
semacam ini banyak mengandung unsur-unsur persuasif.
7. Untuk dapat mengenal diri sendiri.
8. Guna mengurangi ketegangan atau mencairkan suasana. Misalnya, ketika ada
pertikaian atau perselisihan pendapat dalam rapat tertentu.
9. Sebagai hiburan. Misalnya, ketika Anda sedang jenuh kemudian menghubungi teman
jauh untuk sekadar mengobrol santai.
10. Untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
11. Sebagai benteng diri agar tidak terisolasi dalam lingkungan masyarakat.
12. Untuk mempelajari situasi yang terjadi.
13. Mengubah sikap maupun perilaku.
14. Mengawasi serta melakukan pengendalian atas suatu kegiatan.
15. Sebagai motivasi untuk orang lain.
16. Guna mengambil suatu keputusan yang tepat.
17. Untuk melakukan kegiatan tertentu.
18. Sebagai bentuk ekspresi.
19. Menghindari adanya kesalahpahaman.
20. Untuk tetap menjaga jalinan hubungan yang baik.

Faktor Dalam Diri Manusia yang Mempengaruhi Komunikasi


Adapun faktor-faktor dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi komunikasi
sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam komunikasi.


Seseorang dapat menyampaikan pesan dengan mudah apabila ia memiliki
pengetahuan yang luas. Seorang komunikator yang memiliki tingkat pengetahuan
tinggi, ia akan lebih mudah memilih kata-kata (diksi) untuk menyampaikan
informasi baik verbal maupun non-verbal kepada komunikan. Hal ini berlaku juga
untuk seorang komunikan. Seorang komunikan dapat merespon atau
menginterpretasikan informasi yang diberikan komunikator dengan baik apabila ia
memiliki pengetahuan. Misalnya seorang akademisi tidak mungkin menggunakan
kata-kata yang intelektual apabila ia menghadapi seorang yang pendidikannya
lebih rendah darinya. Hal tersebut justru menjadi penghambat dalam proses
komunikasi.

2. Perkembangan

Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:

 Pertumbuhan manusia

Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana komunikan


menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan bagaimana komunikator
menyampaikan informasi kepada komunikan. Setiap orang memiliki cara masing-
masing untuk menyampaikan informasi agar dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Misalnya cara menyampaikan informasi kepada anak balita dengan
remaja tentu saja berbeda. Ada cara-cara tersendiri yang dapat kita sesuaikan
dengan pola pikir yang sesuai dengan pertumbuhannya.

 Keterampilan menguasai bahasa

Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat terkait
dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja maka kita lebih baik
mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau disebut
dengan bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat menjalin komunikasi dengan
baik. Begitu pula dengan bayi, bayi memiliki keterampilan bahasa hanya dengan
isyarat (non-verbal) seperti menangis jika sakit, haus, atau lapar.

3. Persepsi

Persepsi  adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau menafsirkan


informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan persepsi ini
terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses pemahaman
manusia terhadap suatu rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki padangan
yang berbeda-beda. Selain dapat menjadi pengaruh baik, persepsi juga dapat
menjadi penghambat untuk komunikasi.

Misalnya ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”. Seorang
berprofesi sebagai dokter gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai pekerja
bangunan. Maka mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang “behel”. Si
dokter gigi berpersepsi bahwa “behel” adalah alat yang digunakan untuk
merapikan struktur gigi, sedangkan si pekerja bangunan memiliki persepsi bahwa
“behel” adalah besi yang digunakan untuk membuat bangunan.

4. Peran dan hubungan

Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari
materi atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk cara menyampaikan
informasi atau teknik komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan
dekat dengan komunikan maka akan terjadi komunikasi secara formal.

Misalnya, dua orang yang bertemu di sekolah baru. Maka mereka melakukan
komunikasi secara formal baik dalam materi maupun teknik bicaranya. Jika
komunikator telah menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka materi dan
teknik bicara dalam komunikasi dilakukan secara non formal. Misalnya ketika kita
berbicara kepada sahabat atau keluarga. Biasanya kita lebih terbuka dan tidak
formal bahkan lebih memiliki keragaman dalam berbicara.

5. Lingkungan

Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan yang


nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap proses
komunikasi. Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah sebagai
berikut.

 Nilai dan budaya/ adat

Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur untuk
komunikasi (pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik.
Sebelum berbicara dengan orang lain, lebih baik kita mengetahui bagaimana latar
belakang budaya/ adat yang mereka anut. Misalnya orang batak yang terbiasa
dengan suara keras dan intonasi yang tinggi. Sedangkan orang jawa terbiasa
dengan bahasa yang halus dengan intonasi yang rendah. (Baca juga: Komunikasi
Antar Budaya)

 Stimulus Eksternal

Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dari luar.


Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon yang kurang baik karena
adanya penurunan indera pendengaran, sehingga dapat menjadi penghambat dalam
proses komunikasi.
 Jarak

Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikasi. Jika


komunikator dan komunikan berjarak cukup jauh maka komunikator akan sulit
menciptakan komunikasi yang baik kepada komunikan. Namun di zaman yang
sudah modern ini memiliki alternatif lain untuk menciptakan komunikasi yang
baik, yaitu komunikator dan komunikan dapat menggunakan komunikasi secara
lisan, tulisan, atau media lainnya. Tetapi masih ada beberapa gangguan atau
hambatan yang terjadi ketika memiliki komunkasi jarak jauh.

6. Emosi

Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi
terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga emosi juga
mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi
hambatan.

7. Kondisi fisik

Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi. Semua


indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan komunikasi.

8. Jenis kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berkomunikasi dapat dilihat


dari gaya berbicara dan interpretasi. Menurut Tannen, kaum perempuan
menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan
keintiman. Sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status
dalam kelompoknya.

Demikian penjelasan terkait apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi


menjadi sebuah komunikasi yang efektif. Semoga dengan adanya artikel ini dapat
membantu membangun sebuah komunikasi efisien dan pesan tersampaikan kepada
komunikan.

5 Sasaran Proses Komunikasi


Terdapat 5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat apa yang
kita tunjukkan kepada mereka).
2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat.
3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak
menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar).
4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan
maksud kita bisa mereka terima.
5. Memperoleh umpan balik dari pendengar.

Tentu tidaklah mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan dengan menghasilkan
kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya. Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi,
yakni terdapatnya kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Berikut matrik tujuan
dan kesulitan dalam proses komunikasi. 

Tujuan Kesulitan
–  Orang sulit memusatkan perhatian baik pada kata yang tertulis
maupun terucap untuk waktu yang lama
–  Orang kurang memiliki perhatian pada apa yang bagi mereka
MENDENGAR tampak kurang penting
–  Orang memiliki asumsi berdasarkan pengalaman masa lalunya
–  Orang sering tidak memahami jenis bahasa yang dipakai
pembicara
–  Orang lebih mudah salah mengerti saat mereka mendengar
tanpa melihat
–  Orang sering sudah menarik kesimpulan padahal kita belum
MEMAHAMI selesai bicara.
–  Orang sering merasa curiga terhadap orang lain yang sedang
sedang membujuk mereka
MENYETUJUI –  Orang tidak suka jika dibuktikan bersalah
–  Tidak mudah bagi banyak orang untuk mengubah kebiasaan
mereka
–  Orang merasa takut akan akibat dari pengambilan tindakan
yang keliru
BERTINDAK –  Banyak orang tidak suka mengambil keputusan
UMPAN BALIK –  Beberapa orang sering dengan sengaja menyembunyikan
reaksi dan apa yang sesungguhnya mereka pikirkan
–  Penampilan dapat bersifat memperdaya -anggukan kepala,
mungkin tidak selalu tanda setuju dan mengerti, karena bisa
digunakan untuk menutupi ketidak tahuan atau keragu-raguan.

Etiket Berkomunikasi
Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Dan
seperti yang telah diulas sebelumnya, komunikasi sebagai bagian dari kehidupan juga
memiliki etika di dalamnya. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena
membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia. 

Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan pandangan dan standar
manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika komunikasi
mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Etika komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk
berdasarkan standar yang berlaku.

Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, maka penting
bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan, dan lain
sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan
hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan berakibat tidak baik, karena
bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan
orang lain.

Guna menghindari terjadinya hal-hal seperti itu, kita akan membahas lebih lanjut mengenai
etika komunikasi apa saja yang penting dan mendasar dalam kehidupan sehari-hari.

Etika dalam komunikasi ada beragam dan tentunya tidak akan cukup jika dibahas semua
disini. Pada tulisan ini, kita akan membahas beberapa etika dalam komunikasi yang sering
kita lakukan dan temui sehari-hari

a. Memulai Pembicaraan
Dalam keseharian, tentunya kita pernah bertemu dengan keadaan  yang membuat kita harus
atau ingin memulai pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. Lihat keadaan calon lawan bicara.


Apakah dia terlihat sedang sibuk atau terburu-buru? Kalau iya, mungkin kita harus mencoba
berbicara lain kali. Karena nanti kita justru akan mengganggu orang itu dan membuatnya
tidak nyaman.
2. Ramah dan sopan.
Sapa lah lawan bicara anda dengan ramah dan sopan, namun tidak terkesan dibuat-buat. Kita
bisa mengajukan pertanyaan basa-basi untuk pembuka seperti apa kabar, mau kemana, dari
mana, dan semacamnya.
 3. Jangan hanya bicara, dengarkan juga.
Kebanyakan orang mengasumsikan komunikasi selalu berkaitan dengan bicara, padahal tidak
hanya itu. Mendengarkan juga salah satu bagian dari komunikasi, dan hal ini sangat penting
untuk dilakukan. Ketika kita terlalul sibuk bicara dan tidak memperhatikan apa yang
diucapkan lawan bicara, kita seperti tidak menghargainya.

b.Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tatap muka bisa dibilang komunikasi yang hampir setiap hari kita lakukan.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi tatap muka atau langsung:

1. Tatap mata lawan bicara.


Hal yang pertama harus dilakukan adalah menatap lawan bicara kita. Jangan sampai kita
malah melihat ke arah yang lain dan membuat lawan bicara terganggu atau merasa tidak
diperhatikan. Jika kesulitan menatap langsung pada mata lawan bicara, kita bisa melihat ke
arah garis tengah antara kedua matanya (yang sejajar dengan hidung).

2. Jaga intonasi dan kecepatan bicara.


Bicaralah dengan suara yang stabil, tidak terlalu pelan atau terlalu tinggi. Keduanya bisa
menyebabkan orang salah mengerti dan tidak paham apa yang kita bicarakan. Selain itu,
bicaralah dengan kecepatan normal supaya dapat disimak dengan baik.

3. Lontarkan pertanyaan.
Sekali lagi, jangan hanya sibuk bicara dan tidak menyimak apa yang dibicarakan lawan
bicara kita. Dengarkanlah baik apa yang dikatakan lawan bicara, dan sahutilah dengan
melontarkan pertanyaan atau pernyataan.

c.Komunikasi Lewat Media

Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi melalui media bisa dibilang
sebagai komunikasi yang paling sering kita lakukan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Perhatikan gaya tulisan dan tanda baca.


Karena komunikasi lewat media kebanyakan mengandalkan tulisan, kita harus lebih berhati-
hati dengan gaya bahasa yang kita tulis. Apakah sudah tepat, atau seperti orang marah? Selain
itu, penggunaan tanda baca juga sangat penting terutama tanda seru. Sebaiknya kita
meminimalisir penggunaan tanda seru atau huruf besar semua, karena cenderung membuat
orang berpikir kalau kita marah.

2. Atur intonasi (jika menelpon).


Menelpon memang terdengar suara, namun mimik dan ekspresi wajah tidak dapat terlihat.
Karena itu kita perlu mengatur intonasi suara kita ketika sedang menelpon. (Baca juga: Teori
Ilmu Komunikasi)
3. Pikirkan apa yang ingin ditulis.
Komunikasi lewat media memungkinkan kita untuk berpikir sedikit lebih lama mengenai apa
yang akan kita komunikasikan. Gunakan kesempatan itu untuk mengkomunikasikan hal-hal
dengan lebih baik dan menyortir kalimat yang tidak patut. Tidak perlu terburu-buru, orang
juga tahu kalau mengetik itu membutuhkan waktu lebih lama daripada bicara langsung. Tapi
jangan juga membiarkan pesan orang tidak dibalas lama, karena itu akan membuat orang
bertanya-tanya dan salah paham.

4.Menyambut Tamu
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyambut tamu:
a. Berpakaian yang rapi dan pantas.
Meskipun berada di rumah sendiri, dalam menyambut tamu kita seharusnya memakai pakaian
yang pantas. Tentu tidak akan enak dilihat tamu jika kita hanya berpakaian daster atau baju
yang kotor.

b. Menyuguhkan minuman.
Terkadang tamu akan bilang tidak usah jika ditawari minuman, namun meski begitu kita
perlu menyediakannya. Bisa jadi si tamu malu atau basa-basi saja. Tidak perlu memaksakan
menyuguhkan yang berlebihan, namun setidaknya minuman yang minimal ada.
c. Sampaikan terima kasih.
Tamu bertandang ke rumah kita dengan menempuh perjalanan dan menyisihkan waktunya
untuk bertemu kita. Karena itu, sampaikanlah ungkapan penghargaan kita pada tamu karena
telah berkunjung.
 

Hambatan Pada Proses Mendengar


Mendengar adalah ketrampilan yang sangat penting, tetapi pada umumnya kita memiliki
kemampuan yang buruk di hal tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan ketika kita
sedang mendengar. Apa saja hambatan-hambatan tersebut?
1. Sibuk dengan diri sendiri
Tanpa kita sadari, kita sering tidak menghargai orang yang sedang menjadi lawan bicara kita.
Kita sibuk saja dengan diri kita sendiri. Melamun, asyik berdandan, asyik dengan gadget,
hingga pandangan mata yang justru melihat sekitar menjadi hal-hal umum ynag membuat
proses mendengar tidak efektif. Apa yang menjadi pembicaraan hilang begitu saja.
2. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
Ketika sedang mendengar, seringkah kita justru tidak fokus dan sibuk dengan masalah-
masalah eksternal? Kita tidak mencurahkan seluruh rasa fokus kita ke lawan bicara kita. Kita
malah memikirkan masalah yang sedang kita alami dengan orang lain, kita malah asyik
nonton tv, kita malah asyik sibuk dengan barang-barang disekitar kita.
3. Faktor sang komunikator
Kita sering terjebak dalam situasi ini. Kita melihat siapa orang yang menjadi lawan bicara
kita. Perhatian Ketika orang itu adalah orang yang lebih muda atau bahkan memiliki memiliki
tingkat pendidikan di bawah kita, bagaimana reaksi kita ketika mendengar mereka? Coba kita
bandingkan ketika kita sedang memperhatikan orang yang lebih tua atau memiliki pendidikan
di atas kita. Adakah perbedaan? Seperti halnya seorang kiper. Ia tidak akan memperhatikan
siapa yang menedang, Ia hanya akan fokus dan memperhatikan ke mana arah bola agar tidak
kebobolan. Karena, yang menjadi perhatian kita adalah apa yang dibicarakannya, bukan siapa
yang berbicara!
4. Mendengarkan apa yang diharapkan
Seringkali kita justru tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh komunikator melainkan
mendengarkan apa yang kita ingin dengarkan. Mendengar adalah proses utuh dari “A”
sampai “Z”. Tetapi kita justru sering mendengar hanya sampai “M”, sok tau, dan mengambil
kesimpulan sendiri apa saja huruf-huruf berikutnya dan ke mana arah pembicaraan.
5. Latar belakang, Bahasa, Sikap, Waktu, dan Lingkungan
Faktor hambatan ke 5 ini juga sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sedang
menjalin komunikasi dengan orang lain, kita juga perlu memahami latar belakang dan
lingkungan orang tersebut. Tidak bisa kita menyamaratakan sikap kita ketika sedang
berkomunikasi dengan seorang bos dan seorang pengamen. Tidak bisa kita menyamaratakan
sikap kita ketika sedang berkomunikasi dengan seorang pemuka agama dan seorang  napi.
Termasuk juga bahasa yang kita gunakan. Pahami dan rasa mengerti yang tinggi kita
perlukan ketika sedang menjalin pembicaraan. Ketika orang yang kita ajak bicara adalah
seorang Jawa, maka kita perlu menyesuaikan diri. Ketika lawan bicara kita adalah seorang
Batak, maka kita perlu menyesuaikan diri. Rasa ego yang tinggi hanya akan membuat
komunikasi menjadi tidak efektif.

Saran Mendengar Efektif


Mendengarkan merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi. Komunikasi dapat
dikatakan sukses apabila komunikator dan komunikasi memiliki persepsi yang sama terhadap
suatu pesan. Hal tersebut hanya bisa terjadi apabila kedua belah pihak memiliki kemampuan
mendengar yang baik.

Umumnya, hal yang menghambat kita untuk menjadi pendengar yang baik adalah pikiran kita
sendiri. Manusia mempunyai “suara kecil” di dalam kepala yang seolah tidak pernah berhenti
menganalisis, menilai, mengevaluasi, dan sebagainya. Akibatnya, kita jadi terlalu fokus
dengan “suara kecil” ini daripada memerhatikan lawan bicara. Untungnya, situasi seperti ini
bisa diatasi agar dapat mendengar dengan efektif, sebagai berikut:

Tunggu orang lain selesai bicara sebelum merespon


Salah satu hal paling sulit dalam mendengarkan secara efektif adalah menunggu orang lain
sampai selesai bicara sebelum memberikan respon. Hal satu ini sangat penting dilakukan
karena ketika Anda mulai memikirkan respon sebelum orang lain selesai bicara, Anda akan
kehilangan informasi komplit yang disampaikan dan pemahaman terhadap emosi yang
tercipta saat lawan bicara menyampaikan pesannya.
Tidak hanya itu, menginterupsi orang yang sedang berbicara juga akan memberikan pesan
bahwa perkataan Anda lebih penting dari perkataan lawan bicara. Anda juga bisa saja
dianggap sebagai orang yang sombong karena terkesan tidak peduli dengan perkataan orang
lain.
Ulangi kembali apa yang Anda dengarkan
Mendengarkan kerap dianggap sebagai aktivitas pasif karena biasanya orang cenderung
diam agar bisa menyerap informasi dari lawan bicara. Namun, sebetulnya ada juga yang
disebut dengan mendengarkan secara aktif (active listening). Caranya adalah dengan
mengulangi kembali informasi yang Anda dengarkan dari lawan bicara. Apabila ia setuju
bahwa yang Anda dengarkan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, maka Anda bisa
melanjutkan komunikasi. Namun, jika tidak, ia harus kembali menjelaskan hingga Anda
paham tentang apa yang disampaikan.
Ajukan pertanyaan, jangan berasumsi
Setiap orang di dunia memiliki frame of reference dan field of experience yang berbeda.
Akibatnya, pemahaman kita terhadap informasi yang sama bisa saja berbeda-beda. Maka,
wajar apabila Anda membuat penilaian tertentu saat mendengarkan orang lain berbicara.
Namun, jangan jadikan penilaian atau asumsi tersebut sebagai pesan final. Tanyakan jika
memang ada informasi yang belum jelas. Pertanyaan ini dapat memberi Anda pemahaman
lebih tak hanya tentang informasi tersebut, tetapi juga tentang lawan bicara Anda.
Tunjukkan bahasa tubuh yang positif
Saat mendengarkan orang lain berbicara, tunjukkan bahasa tubuh yang positif untuk
menunjukkan bahwa Anda tertarik dengan informasi yang disampaikan. Hal ini juga akan
membuat lawan bicara merasa bahwa Anda menganggap informasi tersebut benar-benar
penting.
Karenanya, selalu jaga kontak mata dengan lawan bicara, condongkan sedikit tubuh Anda
kepada lawan bicara, gunakan gerakan tangan saat sedang bercerita, dan duduklah dalam
level yang sama dengan lawan bicara Anda. Namun, jangan lupa untuk tetap menjaga
personal space agar Anda dan lawan bicara tetap merasa nyaman dalam melakukan
komunikasi.
Jujurlah jika Anda sedang tak bisa mendengarkan dengan optimal
Jika ada sesuatu yang membuat Anda tak bisa mendengarkan secara optimal, beritahukan
hal tersebut kepada lawan bicara Anda. Misalnya, Anda sedang terburu-buru atau kelelahan
setelah bekerja. Hal ini juga berlaku ketika Anda sudah mendengarkan lawan bicara dalam
waktu lama dan pikiran Anda mulai tidak fokus. Tidak ada salahnya untuk mengatakan
bahwa Anda memerlukan break sejenak. Lebih baik Anda saling jujur dan melanjutkan
percakapan nanti daripada memaksakan diri untuk mendengarkan padahal pikiran Anda
tidak bisa fokus sama sekali.

Berkomunikasi Dengan Orang Sulit


Seringkali kita menemukan orang/ teman sekitar yang memiliki kesulitan untuk
berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, mulai dari yang sudah kenal dan bahkan yang
belum kenal. Hal ini dikarenakan, orang tersebut memiliki suatu gangguan ekomunikasi.
Gangguan komunikasi adalah masalah pada kemampuan untuk menerima, mengirim,
memproses, dan memahami konsep komunikasi. Dalam hal ini, konsep komunikasi bisa
berupa verbal, non-verbal, dan juga simbol grafis. Gangguan komunikasi bisa terjadi pada
anak-anak, orang dewasa, atau orang yang pernah mengalami cedera otak.
Jenis gangguan komunikasi yang dialami seseorang bisa berbeda tingkat keparahannya.
Semakin awal terdeteksi dan ditangani, semakin besar kemungkinan kesembuhan. Seseorang
yang mengalami gangguan komunikasi bisa menderita hanya satu jenis gangguan atau
perpaduan beberapa gangguan. Beberapa jenis gangguan komunikasi adalah:
1. Gangguan bicara
Gangguan bicara atau speech disorder adalah masalah pada artikulasi, kelancaran, dan suara
saat berbicara. Dalam kategori ini, dibedakan lagi menjadi:

 Gangguan artikulasi

Kondisi saat seseorang berbicara dengan tambahan, distorsi, penghilangan, atau penggantian
yang membuat kalimatnya bisa sulit dipahami

 Gangguan kelancaran

Disebut juga fluency disorder, ini adalah interupsi cara berbicara yang ditandai dengan
kecepatan, ritme, dan repetisi pada suara, suku kata, kata, dan frasa. Kondisi ini biasanya
disertai dengan masalah perilaku.

 Gangguan suara

Voice disorder ditandai dengan produksi abnormal dan atau hilangnya kualitas vokal, pitch,
intonasi, hingga durasi sehingga tidak sesuai dengan jenis kelamin atau usia orang yang
mengalaminya.
2. Gangguan bahasa
Gangguan bahasa atau language disorder adalah masalah komprehensi pada simbol, verbal,
dan juga tulisan. Masalah ini bisa meliputi bentuk bahasa, konten bahasa, dan fungsi bahasa
dalam komunikasi. Jenisnya adalah:
 Bentuk bahasa

Dalam bentuk bahasa atau form of language, masalahnya meliputi fonologi, morfologi, dan


sintaksis. Fonologi adalah bunyi bahasa yang keluar dari alat ucap manusia. Kemudian
morfologi adalah pembentukan struktur kata, serta sintaksis sebagai hubungan antara kata-
kata.

 Konten bahasa

Dalam konten bahasa, masalahnya ada pada semantik yaitu pembelajaran tentang makna

 Fungsi bahasa

Dalam fungsi bahasa, ini meliputi sistem yang memadukan komponen bahasa dalam
komunikasi secara fungsional dan sosial
3. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran juga merupakan jenis gangguan komunikasi yang membuat
seseoarng tak bisa memproduksi, memahami, dan menjaga pengetahuannya akan bahasa
tertentu. Artinya, informasi audio tidak bisa diproses dengan baik. Jenisnya adalah:

 Tuli (deaf)

Gangguan pendengaran yang membatasi kemampuan komunikasi oral seseorang. Karena


untuk mengucapkan sesuatu, seseorang harus mendengarkan informasi dengan jelas.

 Sulit mendengar

Disebut juga hard of hearing, kondisi ini bisa terjadi permanen atau fluktuatif dan
berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi
4. Gangguan proses mendengar
Gangguan proses mendengar atau central auditory processing disorders adalah penurunan
kemampuan memproses informasi yang bersifat persepsi, kognitif, dan fungsi linguistik.
Artinya, penderitanya mengalami gangguan dalam memproses suara namun berbeda dengan
kondisi tuli. Pasien CAPD bisa mendengar suara, namun otaknya tidak bisa memproses
dengan tepat.

Tujuan Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato
yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering
dibawakan dalam acara bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk
membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh
seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin
membantah pendapat tertentu). Berikut ini terdapat macam-macam tujuan dalam presentasi:
1.Menyampaikan suatinformasi
Banyak pada perusahaan-perusahaan melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan
berupa informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting atau
bahkan rahasia. Perusahaan mengundang seseorang yang dianggap pantas untuk
menyampaikan informasi sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam hal ini pembicara
memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan pengalamannya.

2. Meyakinkan pendengar
Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang
disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau
kelompok orang merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan
ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang/kelompok
orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan.

3. Menghibur pendengar
Pada era globalisasi ini banyak acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara hiburan
tersebut dipimpin oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur para penonton.
Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan
dan profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara tersebut. Selain acara
televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan.
Contoh: pesta perayaan pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Presenter ditugaskan untuk
berbicara dan menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta
perayaan tersebut.

4. Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk melakukan suatu tindakan


Demi tercapainya suatu tujuan perusahaan, seorang pimpinan dituntut untuk mengarahkan
dan membimbing para karyawannya agar dapat bekerja secara maksimal dan tidak lupa untuk
memperhatikan kualitasnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, pimpinan perusahaan juga
dapat melakukan motivasi agar para karyawannya dapat bekerja dengan semangat yang
tinggi. Kegiatan memotivasi tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum.
Forum tersebut terdiri dari para karyawan dimana bertindak sebagai pendengar, sedangkan
yang bertindak sebagai pembicara yaitu pihak pimpinan perusahaan itu sendiri. Pimpinan
bertugas untuk menyampaikan informasi yang bersangkutan dengan tujuan perusahaan serta
memotivasinya, baik dengan cara mempromosikan karyawan maupun kenaikan gaji
karyawan.

5. Melakukan penjualan
Tujuan presentasi yang keempat yaitu melakukan penjualan. Hal ini bersangkutan dengan
perusahaan yang ingin mempromosikan suatu produk tertentu. Perusahaan menugaskan
kepada salah seorang atau kelompok karyawan untuk mempromosikan produknya kepada
calon pembeli. Karyawan tersebut dibekali pengetahuan mengenai produk dan dibantu
dengan alat bantu peraga untuk memudahkan penyampaian pesan.

6. Membuat suatu ide atau gagasan


Presentasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para
peserta pendengar. Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada suatu perusahan/organisasi yang
mengalami suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan sehingga membutuhkan
pendapat/argumen orang lain untuk memecahkannya. Forum yang dilakukan sering dikenal
dengan istilah rapat. Perusahaan mengundang peserta rapat yang dianggap penting baginya
serta dapat memunculkan suatu ide/gagasan sehingga secara tidak langsung dapat membantu
suatu tujuan perusahaan.

7. Menyentuh emosi pendengar


Tujuan yang keenam yaitu untuk menyentuh emosi pendengar. Dalam hal ini pembicara
bertugas untuk melakukan pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaaan/emosi
seseorang. Sebagai contoh pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai
korban bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Presentasi yang dilakukan pembicara membuat
pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana dengan cara
menyumbangkan sebagian hartanya.
8. Memperkenalkan diri
Presentasi demikian biasa digunakan ketika melakukan wawancara, seperti seseorang yang
melamar pekerjaannya kemudian ia memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan data
pribadi dan daftar riwayat hidupnya kepada pihak yang menanyakan.

Tipe-Tipe Hadirin
Terdapat 8 (delapan) tipe audience pada saat presentasi:

1. Tipe pesimis

Audiens dengan tipe pesimis selalu berpikir bahwa apa yang kita sampaikan tidak berlaku
buat diri mereka, tidak akan bermanfaat untuk diri mereka. Apa yang kita kakatan tidak akan
berpengaruh buat mereka.

2. Tipe Ekspresif

Audiens dengan tipe ekspresif tidak suka lelucon. Meskipun Anda menyampaikan lelucon
yang paling lucu, itu tidak akan membuat mereka tertawa.

3. Tipe panantang

Audiens dengan tipe ini,  memiliki karakter suka mengganggu, cenderung selalu mencari
celah untuk menantang argumen Anda. Bahkan mereka tidak segan untuk menguji Anda dan
menjatuhkan Anda dihadapan audiens yang lain.
4. Tipe penanya

Audiens dengan tipe penanya, selalu ingin menunjukkan partisipasinya dengan banyak
bertanya. Namun sering kali mereka banyak mengajukan pertanyaan.  Bahkan untuk sesuatu
yang sebenarnya mudah pun bisa mereka tanyakan.

5.Tipe siswa sekolah tinggi

Audiens dengan tipe ini selalu berbicara dengan audiens lain, mengganggu konsentrasi dan
mengganggu Anda menyampaikan presentasi.

6. Tipe mentor

Audiens dengan tipe ini sangat kritikal. Bisa jadi audiens ini adalah orang mengundang Anda
untuk presentasi. Karena mereka berharap Anda tampil maksimal, maka mereka akan banyak
dan sering mengingatkan Anda tentang ini dan itu terkait dengan apa yang harus  Anda
lakukan.

7. Tipe Elekronik

Audiens dengan tipe ini selalu sibuk dengan handphone dan Gadget yang mereka miliki.
Mereka sibuk sms, bermain game dan berinteraksi dengan jaringan media social.

8. Tipe suka mengantuk dan tidur

Audiens dengan tipe mudah sekali mengantuk, baru sebentar saja presentasi berlangsung
mereka sudah menguap, bahkan mereka tidak sungkan tidur saat presentasi kita berlangsung.

Teknik Presentasi
Terdapat beberapa teknik presentasi yang dapat dilakukan, sebagai berikut:
1. Singkat, padat, dan jelas
Ketika membawakan presentasi di kelas, sesungguhnya yang ingin didengar audiens
adalah bel tanda jam pelajaran berakhir, bukan isi dari presentasi tersebut. Maka dari itu,
akan lebih baik jika menyusun materi presentasi sesingkat mungkin dan para audiens
akan lebih semangat dan jauh dari kata bosan.
2. Jaga tempo bicara
Untuk menyingkat waktu presentasi, bukan berarti harus berbicara secepat kereta. Tempo
bicara yang normal adalah 120 kata per menit, maka usahakan untuk menjaga tempo
bicara di rentang 100-130 kata per menit ketika membawakan presentasi.
3. Perhatikan intonasi
Tidak hanya tempo bicara, tetapi intonasi atau nada suara juga harus diperhatkan.
Intonasi suara tertentu dapat mempengaruhi audiens untuk dapat lebih engaging dengan
apa yang disampikan oleh presenter
4. Gunakan clue card hanya jika diperlukan
Masih banyak yang mengira bahwa “contekan” atau clue card yang boleh dibawa selama
presentasi berisi isi materi secara keseluruhan. Clue card tidak selalu diperlukan, apalagi
kalau sudah menguasai materi dengan baik. Agar dapat memudahkan, maka tulislah
hanya kata kunci yang terpenting dalam tiap poin yang akan disampaikan di dalam clue
card.
5. Jangan fokuskan pandangan hanya pada satu titik
Untuk menghindari awkward moment, maka jangan memfokuskan pandangan hanya
pada satu titik selama presentasi, apalagi memberikan pandangan kosong ke pojok
ruangan. Selama membawakan presentasi, edarkan pandangan ke sekeliling ruangan,
dengan sejajarkan pandangan dengan puncak kepala pada audiens. Dengan begitu,
insiden kontak mata pun bisa dihindari demi fokus yang lebih baik.
6. Pancing reaksi audiens
Presentasi yang baik yaitu presentasi yang mendapatkan reaksi dari para audiens. Reaksi
ini pun dapat diperoleh tergantung dari bagaimana pembawaan dan cara presenter
mendapatkannya dari mereka. Agar lebih engaging, pancinglah reaksi audiens ke arah
yang positif. Misalnya, ketika presentasi dimulai terasa datar, presenter boleh
melemparkan lelucon atau cerita pribadi yang berhubungan dengan materi agar audiens
merasa lebih relateable. Perhatikan juga bahasa tubuh mereka agar kita paham apakah
audiens mulai merasa bosan atau sudah paham dengan apa yang sudah disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai