Disusun oleh:
Nama: Lucy Marcellia
NIM: 201750133
Dosen Pembimbing:
Pak Surahman Pujianto, S.Psi., M.M.
IQ atau Intellegence Quotient merupakan daya nalar dan logika seseorang yang
berupa kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru, menganalisis, dan lain-lain.
IQ digunakan untuk memetakan kemampuan kognitif dan kesiapan seseorang untuk
mempelajari sesuatu, walaupun bukan merupakan satu-satunya kecerdasan yang dapat
memastikan apakah seseorang dapat sukses dimasa depan atau tidak. IQ secara fakta
genetis cenderung bersifat menetap dan tidak dapat dipelajari.
EQ atau Emotional Quotient itu tumbuh, dipupuk, dan dipelajari melalui proses
belajar dan direspons melalui pengalaman-pengalaman-pengalaman hidup sejak
seseorang lahir hingga ia meninggal.
Kecerdasan Fisik (PQ)
Kecerdasan fisik adalah masalah yang menyangkut kekuatan dan kebugaran otot
sekaligus kekuatan dan kebugaran otak dan mental. Orang yang seimbang fisik dan
mentalnya memiliki tubuh yang ideal serta otak yang cerdas. Kecerdasan fisik atau
PQ (Physical Quotient) juga dianggap sebagai dasar dari elemen IQ dan EQ.
Malcom Gladwell dalam bukunya Outliers membuat satu analogi yang masuk akal
tentang hubungan antara kecerdasan dan kesuksesan. Analaoginya adalah sebagai berikut
untuk menjadi seorang pemain Bola Basket yang baik anda harus mempunyai paling tidak
tinggi 180 Cm. Anda tidak bisa berharap menjadi pemain basket yang baik dengan tinggi
hanya 165 Cm. Akan tetapi apabila sudah mencapai tinggi tertentu, tinggi badan menjadi
tidak penting lagi, karena banyak factor yang akan menentukan kesuksesan seseorang. Sebut
saja Yao Ming bertinggi 229 Cm tapi dia tidak lebih hebat dari Michael Jordan dengan tinggi
badan 196 Cm. Begitu juga dengan IQ, untuk menjadi sukses dibutuhkan tingkat IQ tertentu,
akan tetapi apabila tingkatan itu terlampaui peningkatan IQ menjadi tidak penting lagi.
Tokoh dalam kecerdasan ganda ini dipelopori oleh Prof. Dr. Howard Gardner seorang
psikologi dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS. Hal ini dikenalkan melalui karya
Gardner yang berjudul Frame of mind. Pada awalnya multiple intelligence yang dicetuskan
hanya 8 jenis kecerdasan, tetapi seiring berkembangnya waktu dan pengetahuan multiple
intelligence ini menjadi 9 kecerdasan, yaitu:
Artinya kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan
maupun tertulis. Lingustik tertulis dapat dicontohkan dalam kemahiran mengarang
puisi, cerpan dan lain-lain. Sedangkan lingustik lisan berupa kemahiran bercerita dan
mendongeng.
Yaitu kemampuan unutk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan juga mengenal
bantuk dan benda secara tepat. Anak yang mempunyai kecerdasan spatial ini biasanya
senang mencoret-coret, menggambar, melukis, dan lain-lain.
Yaitu kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak tubuh untuk mengekspresikan
gagasan dan perasaan. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik ini biasanya
memiliki control pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam
bergerak, dan menyukai pengalaman belajar nyata yang menggunakan fisik, senang
menari, olahraga dan mengerti hidup sehat, suka menyentuh, memegang dan bermain
dengan apa yang sedang dipelajari dan suka belajar yang suka terlibat secara langsung.
Yaitu kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhada perasaan, intense, motivasi,
watak, temperamen orang lain. Anak yang memiliki kecerdasana interpersonal umumnya
biasanya mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran
dan perasaan dan mampu bekerja mandiri dan mengembangkan konsep diri secara baik.
Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan
untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan
keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan. Anak yang memiliki
kecerdasan intrapersonal biasanya memiliki hubungan baik dengan orang lain, pandai
menjalikn hubungan sosial, memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan
berkomunikasi dengan baik dan juga mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang
berbeda.
Inteligensi lingkungan /naturalis (naturalist intelligence)
Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kepekaan dan kemampuan seseorang untuk
menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia. Anak yang
memiliki intelegensi eksistensial biasanya memiliki kesadaran tinggi dalam menjalankan
kewajiban terhadap Tuhan dan memiliki upaya untuk menjadi lebih baik.