TUTORIAL RINGKAS
ArcGIS-10
Hal-6
BAB 1
SEKILAS TENTANG ARCGIS
Bab pertama ini membahas sekilas tentang: (1) komponen ArcGIS, (2) fitur
utama, (3) kebutuhan hardware untuk instalasi, (4) dan proses instalasi ArcGIS10.
4 5
Gambar 1.3 GUI
ArcGIS 10
6 7
b. Sistem Operasi
ArcGIS10 dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi, yaitu: Windows 2003
Server Standard, Enterprise & Datacenter (32-bit dan 64-bit) SP2; Windows 2003
Server Terminal Services SP2; Windows 2008 Server Standard, Enterprise &
Datacenter (32-bit and 64-bit) SP2; Windows Vista Ultimate, Enterprise,
Business, Home Premium (32-bit and 64-bit) SP2; Windows XP Professional
Edition, Home Edition (32-bit) SP3; Windows XP Professional Edition, Home
Edition (64-bit) SP2.
c. Memori
d. Hardisk
Kebutuhan ruang harddisk untuk instalasi ArcGIS10 yaitu 2,4 GB. Jika
menggunakan ArcGlobe dibutuhkan penambahan ruang harddisk.
e. Monitor
Anda dapat menggunakan monitor yang memiliki memori grafis minimal 256 MB
RAM dan chipset NVIDIA, ATI, atau INTEL.
Hal-9
1.4 Proses Instalasi ArcGIS10
Perangkat lunak ArcGIS10 dapat dibeli melalui distributor ESRI di Indonesia
atau melalui provider penyedia perangkat lunak GIS. Sebelum memulai instalasi
ArcGIS10, pastikan terlebih dahulu bahwa pada komputer telah terinstal Microsoft
Net Framework 3.5 SP1 atau versi Net Framework di atasnya. Program ini telah
disertakan dalam CD instalasi ArcGIS10 di folder DotNet35 dengan nama file
dotnetfx35sp1.exe, atau dapat juga diunduh di situs resmi Microsoft (Gambar 1.4).
Proses instalasi ArcGIS10 dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu: (1) instalasi
ArcGIS License Manager, dan (2) Instalasi ArcGIS-Desktop. Jika pada komputer kita
telah terinstal ArcGIS versi 9.x atau 8.x, maka terlebih dahulu program ArcGIS versi
sebelumnya harus dihilangkan (uninstall).
Gambar 1.4 Direktori Microsoft Net Framework Gambar 1.5 Fasilitas Uninstall untuk
3.5 SP1 versi sebelumnya
Proses uninstall dapat dilakukan menggunakan tool 10UninstallUtility.exe
(Gambar 1.5) yang terdapat di dalam CD instalasi ArcGIS atau dapat juga
menggunakan fitur uninstall yang terdapat pada Control Panel.
Gambar 1.10
Jendela
License
Agreement
Gambar 1.11
Dialog
License
Manager
Destination
Folder
Gambar 1.12
Dialog ready
to install the
application
7. Apabila proses instalasi berhasil dilakukan maka akan muncul dialog yang
menyatakan bahwa ArcGIS License Manager berhasil diinstal. Tekan Finish
untuk mengakhiri proses instalasi (Gambar 1.14).
Gambar 1.13 Dialog updating system Gambar 1.14 Dialog untuk mengakhiri proses
instalasi
1.15).
Gambar
1.15 Dialog
Autorisasi
Gambar 1.16
Pemilihan
tipe autorisasi
10. Pilih opsi Authorize with ESRI now using the internet jika anda memiliki
koneksi internet, pilih Authorize at ESRI`s website or by e-mail to receive
your authorization file jika tidak memiliki koneksi internet. Kemudian tekan
Next (Gambar 1.17).
11. Masukkan data diri anda (Gambar 1.18), kemudian tekan Next (Gambar 1.19).
12. Masukkan kode autorisasi ArcGIS Lisence Manager (EFLxxxxxxxxx atau
EEAxxxxxxxxx) beserta nomor lisensi (Gambar 1.20). Kode ini dapat anda
peroleh dari provider atau ESRI Customer Service.
Hal-14
Gambar 1.17 Dialog opsi autorisasi Gambar 1.18 Dialog pengisian data diri
Gambar 1.19 Dialog pengisian data diri Gambar 1.20 Dialog untuk memasukkan kode
(lanjutan) autorisasi dan nomor lisensi
Gambar 1.21 Dialog untuk melakukan Gambar 1.22 Proses autorisasi ArcGIS
autorisasi Extensions ArcGIS License Manager
14. Selanjutnya dilakukan proses autorisasi. Tekan Finish setelah proses autorisasi
selesai (Gambar 1.22).
2. Selanjutnya akan muncul dialog konfigurasi Microsoft SQL Server 2008 (Gambar
1.24) dan setup program ArcGIS Desktop (Gambar 1.25).
Gambar 1.24 Konfigurasi Microsoft Gambar 1.25 Setup program ArcGIS Desktop
SQL Server 2008
Gambar 1.26
License
Agreement
Hal-17
4. Selanjutnya akan muncul dialog Python Destination Folder (Gambar 1.27).
Pada kondisi default, aplikasi phython akan disimpan dalam direktori C:\ . Tekan
tombol Browse untuk menyimpan phython kedalam direktori lain. Kemudian
tekan Next untuk melanjutkan instalasi Phyton.
5. Pilih jenis instalasi ArcGIS Desktop (Gambar 1.28). Pilih Complete jika ingin
menginstal seluruh fitur dan aplikasi yang terdapat pada ArcGIS, dan pilih
Custom jika ingin menginstal fitur dan aplikasi tertentu yang terdapat pada
ArcGIS. Kemudian tekan Next.
6. Pada kondisi default, ArcGIS akan disimpan dalam direktori C:\Program Files\.
Tekan tombol Browse untuk menyimpan ArcGIS ke dalam direktori lain (Gambar
1.29). Kemudian tekan Next untuk melanjutkan instalasi ArcGIS.
Gambar 1.29
Dialog ArcGIS
Destination
Folder
7. Tekan Next pada dialog Ready to install the Application untuk melanjutkan
Hal-18
8. Apabila ArcGIS10 berhasil diinstal, maka akan muncul dialog yang menyatakan
bahwa ArcGIS telah berhasil diinstal (Gambar 1.32). Tekan Finish untuk
mengakhiri proses instalasi.
9. Selanjutnya akan muncul dialog Autorisasi untuk melakukan autorisasi license
sever (Gambar 1.33). Pilih jenis ArcGIS Desktop yang akan diautorisasi,
kemudian tekan Authorize Now.
Gambar 1.32 Dialog untuk mengakhiri Gambar 1.33 Prosedur untuk memulai
proses instalasi autorisasi
10. Selanjutnya akan muncul jendela Software Authorization Wizard. Pilih default
option I have installed my software and need to authorize it untuk melakukan
proses autorisasi (Gambar 1.34). Kemudian tekan Next.
Hal-19
Gambar 1.34 Jendela
Software Authorization
Wizzard
11. Pilih opsi Authorize with ESRI now using the internet jika anda memiliki
koneksi internet, pilih Authorize at ESRI`s website or by e-mail to receive
your authorization file jika tidak memiliki koneksi internet. Kemudian tekan
Next (Gambar 1.35). Masukkan data diri, kemudian tekan Next (Gambar 1.36
dan 1.37).
Gambar 1.35 Jendela Pemilihan jenis otorisasi Gambar 1.36 Dialog pengisian data diri
12. Masukkan kode autorisasi ArcGIS Desktop Single Use (ESUxxxxxxxxx). Kode ini
Hal-20
(Gambar 1.38) dapat anda peroleh dari provider atau ESRI Customer Service.
Gambar 1.37 Dialog pengisian data diri (lanjutan) Gambar 1.38 Dialog untuk
memasukkan kode autorisasi dan
nomor lisensi
13. Pilih opsi I have Authorization number(s) to authorize one or more
extensions jika ingin melakukan autorisasi extension ArcGIS saat ini, kemudian
masukkan nomor autorisasi dan nomor lisensi, dan pilih opsi I do not want to
Authorize any Extensions at this time jika ingin menunda melakukan
autorisasi Extension ArcGIS, kemudian tekan Next (Gambar 1.39).
14. Selanjutnya dilakukan proses autorisasi. Tekan Finish setelah proses autorisasi
selesai (Gambar 1.40).
Hal-21
Gambar 1.39 Dialog untuk melakukan Gambar 1.40 Proses autorisasi ArcGIS
autorisasi Extensions ArcGIS Desktop
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
Hal-22
BAB 2
PENANGANAN DATA RASTER & DATA
VEKTOR
Bab ini membahas tentang: (1) Format Data Spasial yang kompatibel ArcGIS, (2)
penanganan Data Vektor, (3) penangan data raster.
ESRI Shape
Facet XDR
FME Feature Store File (FFS)
Genasys GenaMap
Geographic Data Management System (GDMS)
GeoJSON (Geographic JavaScript Object Notation)
GeoRSS/RSS Feed
GIF Rasterizer
GML (Geography Markup Language)
GML SF-0 (Geography Markup Language Simple
GPS eXchange Format
Features Level
Halliburton SF-0 Profile)
GeoGraphix CDF
IBM DB2 Non-spatial
IBM DB2 Spatial
IBM Informix
IBM Informix Spatial
IDRISI Vector Format
Industry Foundation Class STEP Files (IFC)
Intergraph GeoMedia Access Warehouse
Intergraph GeoMedia SQL Server Warehouse
Intergraph MGE
ISO8211
JSON (JavaScript Object Notation)
LandMark
Landmark Zycor Graphics File (ZGF)
Landonline (Land Information New Zealand
Cadastre Survey Data Exchange Format based on
LandXML
LandXML)
MapInfo MIF/MID
MapInfo TAB
Microsoft Access
Microsoft Excel
Microsoft SQL Server Spatial
NEN 3610 (GML)
NGA GEOnet Names Server
Northgate StruMap
ODBC 2.x
ODBC 3.x
OpenGIS KML Encoding Standard
OpenStreetMap (OSM) XML
Oracle Non-spatial
Oracle Spatial Object
Oracle Spatial Relational
Oracle SQL Loader
OS(GB) MasterMap
OS(GB) NTF
PenMetrics GRD
PHOCUS PHODAT
PNG Rasterizer
PostGIS
PostgreSQL
Regional Geographic Information System (REGIS)
S-57 (ENC) Hydrographic Data
Scalable Vector Graphics (SVG)
SEG-P1
Spatial Archive and Interchange Format (SAIF)
Spatial Data Transfer Standard (SDTS)
SQLite
Standard Linear Format (SLF)
STAR-APIC Mercator MCF
Swedish KF85
Swedish MASIK
Hal-24
Tabular Data
Text File
Trimble JobXML
U.S. Census Bureau TIGER/Line
U.S. Environmental Protection Agency (EPA)
Vector Markup Language (VML)
Geospatial Data
Vector Product Format Database (VPF_DB)
Virtual Reality Modeling Language (VRML)
Wavefront OBJ
WFS (Web Feature Service)
XDK (XML format for Danish DSFL)
XML (Extensible Markup Language)
Z-Map (ASCII)
Keterangan:
Direct read, berarti format data dapat langsung dibaca oleh ArcGIS,
Data Import, berarti format data dapat dibaca oleh ArcGIS dengan terlebih dulu
mengimport ke dalam ArcGIS10 melalui fasilitas import data.
Data Export, berarti data ArcGIS dapat ditransfer ke software lain, dengan terlebih
dulu melakukan export data ke dalam format, sebagaimana tercantum pada
kolom terakhir Tabel 1.
Gambar 2.1 Model data vektor Gambar 2.2 Contoh data vektor
Gambar 2.3
Prosedur menjalan
kan ArcGIS
3. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data spasial (Gambar 2.5).
Hal-26
Gambar 2.5 Prosedur untuk menampilkan data spasial
4. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela Add Data untuk untuk mencari
direktori data vector (Gambar 2.6)
Gambar 2.6 Prosedur untuk mencari direktori Gambar 2.7 Direktori penyimpanan
data vektor data vektor
5. Arahkan ke direktori penyimpanan data vektor, kemudian tekan OK (Gambar
2.7).
6. Pilih data vektor yang akan dibuka, kemudian tekan Add (Gambar 2.8).
Gambar 2.8
Memilih data
vektor
Hal-27
7. Data vektor akan ditampilkan pada Map View. Tekan ikon Zoom in untuk
memperbesar peta, ikon Zoom out untuk memperkecil peta, ikon Full
Extend untuk menampilkan peta secara keseluruhan, dan ikon Pan untuk
menggeser peta (Gambar 2.9).
Gambar 2.9
Tampilan data
vektor pada Map
View
Gambar 2.10
Prosedur untuk
menampilkan
jendela Table of
Content
9. Nama layer data vektor akan ditampilkan pada jendela Table of Contents
(Gambar 2.11).
Hal-28
Gambar 2.11 Jendela Table of Content
10. Untuk menampilkan informasi spasial dari sebuah data vektor dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
Gambar
2.18
Kategorisasi
data vektor
Gambar
2.19
Pemilihan
metode
klasifikasi
dan field
dari data
atribut
untuk
kategorisasi
Hal-32
4. Pilih Unique values pada item Categories , kemudian tekan drop-down list pada
item Value Filed. Tentukan field (kolom) pada data atribut yang akan dijadikan
dasar klasifikasi, kemudian tekan Add All Value (Gambar 2.19).
5. Tekan drop-down list pada item Color Ramp untuk pemilihan warna (Gambar
2.20).
Gambar 2.20.
Pemilihan
warna untuk
klasifikasi
Gambar 2.21
Klasifikasi
dengan
unique value
3. Selanjutnya hasil klasifikasi fitur dapat dilihat pada Map View (Gambar 2.22).
Hal-33
Gambar 2.22
Klasifikasi data
vektor
berdasarkan
distrik
Baris
Kolom
Gambar 2.24 Model data Gambar 2.25 Contoh raster: citra satelit
raster wilayah ...
Hal-34
Penjelasan lebih detail tentang karakteristik data vektor dan data raster dapat
dibaca pada, antara lain (Indarto, 2010) atau literatur internet yang tersedia sangat
melimpah.
2. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela Add Data untuk untuk mencari
direktori data raster.
Hal-36
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
Hal-37
BAB 3
GEOREFERENSI
Bab ini membahas tentang: (1) Georeferensi data raster dengan menambahkan
titik – titik kontrol, (2) Georeferensi data raster menggunakan metode Overlay.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan georeferensi data raster,
diantaranya adalah dengan menambahkan control point (titik kontrol) pada data
raster, superposisi (overlay) dengan citra satelit, dan superposisi dengan data GIS.
Gambar 3.2 Menampilkan data raster hasil Gambar 3.3 Memilih data raster hasil
Scanning scanning
3. Data raster hasil scanning dapat ditampilkan pada Map View (Gambar 3.4).
4. Perbesar gambar sudut pada peta menggunakan zoom in, sehingga tampak
tulisan koordinat peta (Gambar 3.5).
Gambar 3.4 Tampilan data raster hasil Gambar 3.5 Memperbesar tampilan data
scanning pada Map View raster hasil scanning
5. Aktifkan modul Georeferencing dengan menekan menu Customize Toolbars
Georeferencing (Gambar 3.6).
Gambar 3.7 Modul Georeferencing pada Gambar 3.8 Prosedur untuk menambahkan
jendela ArcGIS informasi koordinat pada data raster
8. Masukkan informasi koordinat yang tertera pada peta pada baris X dan Y. Baris
X untuk memasukkan koordinat lintang, dan baris Y untuk memasukkan
koordinat bujur (Gambar 3.10).
Gambar 3.10
Memberikan
informasi
koordinat pada
data raster
Nilai Y akan bernilai negatif apabila berada dalam lintang selatan (S). Informasi
koordinat yang dimasukkan harus dalam satuan derajat desimal atau satuan
meter. Apabila informasi koordinat dalam bentuk satuan derajat menit detik
(degree, minute, second), maka terlebih dahulu dikonversi ke dalam bentuk
Hal-40
derajat decimal.
9. Tambahkan informasi koordinat minimal pada 3 (tiga) titik referensi yang lain
Gambar 3.11. Menambahkan informasi Gambar 3.12 Tampilan data raster yang
koordinat pada data raster telah diberi informasi koordinat
10. Apabila ingin mengedit atau menghapus titik referensi, tekan ikon View
Link Table (Gambar 3.13).
11. Selanjutnya akan muncul jendela Link Table (Gambar 3.14). Tekan dua kali
pada angka yang tertera pada kolom X Map dan YMap untuk melakukan editing
Gambar 3.13 Prosedur untuk mengedit Gambar 3.14 Prosedur untuk mengedit
informasi koordinat informasi koordinat
12. Setelah menyimpan informasi koordinat pada data raster, tekan Georeferencing
Rectify untuk menyimpan data raster yang telah digeoreferensikan tersebut
(Gambar 3.15).
13. Selanjutnya akan muncul jendela Save As. Tekan ikon Open pada item
Output Location untuk menentukan direktori penyimpanan data raster yang
telah digeoreference, tulis nama data raster yang telah digeoreferensi pada item
Hal-41
Name, tekan drop down list pada item Format untuk menentukan format data
raster yang akan disimpan, kemudian tekan Save untuk menyimpan data raster
(Gambar 3.16).
14. Remove data raster hasil scanning dengan menekan tombol kanan mouse pada
nama data raster, kemudian pilih Remove (Gambar 3.16).
15. Tampilkan data raster yang telah digeoreference dengan menekan ikon Add
Data (Gambar 3.17).
16. Pilih data raster yang telah digeoreferensi, kemudian tekan Add (Gambar 3.18).
Gambar 3.17 Prosedur untuk menampilkan Gambar 3.18 Memilih data raster yang
data raster yang telah digeoreference telah digeoreference
17. Data raster yang telah digeoreference akan ditampilkan pada Map View (Gambar
3.19).
18. Overlay data raster yang digeoreference dengan data vector dengan menekan ikon
Add Data (Gambar 3.20).
Hal-42
Gambar 3.19
Tampilan data
raster yang telah
digeoreference
pada Map View
Gambar 3.20
Prosedur untuk
menampilkan
data vektor
19. Tekan Dropdown list pada item Look in, Arahkan ke direktori data vector
(Gambar 3.21).
Gambar 3.21 Prosedur untuk mencari direktori Gambar 3.22 Pemilihan data vektor yang
data vektor akan dioverlay
Hal-43
20. Pilih data vektor yang akan dioverlay, kemudian tekan Add (Gambar 3.22)
21. Overlay data raster yang telah digeoreference dan data vector ditampilkan pada
Map View (Gambar 3.23).
Gambar 3.24 Data raster yang akan Gambar 3.25 Prosedur untuk
digeoreference menampilkan data yang telah
digeoreference
2. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data raster/ vector yang telah
tergeoreferensi (Gambar 3.25).
3. Pilih data vector yang telah digeoreference, Kemudian tekan Add (Gambar 3.26).
4. Data vektor akan ditampilkan pada Table of Content tapi tidak ditampilkan
Hal-44
6. Setelah data vektor ditampilkan pada Map View, arahkan mouse ke data vektor
dan diletakkan pada posisi yang sama dengan data raster (Gambar 3.30).
Kemudian tekan tombol kiri mouse, tampilkan data raster yang akan
digeoreferensikan dengan mengarahkan mouse pada nama data raster yang
ditampilkan pada Table of Content, kemudian tekan tombol kanan mouse dan
pilih item Zoom To Layer (Gambar 3.31).
Hal-45
Gambar 3.30 Prosedur untuk mengoverlay Gambar 3.31 Prosedur untuk menampilkan
data raster dengan vector yang telah data raster pada Map View
tergeoreferensi
7. Arahkan mouse pada salah satu sisi data raster yang akan digeoreferensikan,
kemudian tekan tombol kiri mouse (Gambar 3.32).
Gambar 3.32 Prosedur untuk meng- Gambar 3.33 Overlay data raster dan
georeference data raster vektor
8. Lakukan seperti pada langkah (6) dan (7). Selanjutnya akan terjadi overlay
antara data raster dan data vektor (Gambar 3.33).
9. Setelah terjadi overlay antara data raster dan vektor, tekan Georeferencing
Rectify untuk menyimpan data raster yang telah digeoreference (Gambar 3.34).
10. Selanjutnya akan muncul jendela Save As. Tekan ikon Open pada item
Output Location untuk menentukan direktori penyimpanan data raster yang
telah digeoreference, tulis nama data raster yang telah digeoreference pada item
Name, tekan drop down list pada item Format untuk menentukan format data
raster yang akan disimpan, kemudian tekan Save untuk menyimpan data raster
(Gambar 3.35).
Hal-46
Gambar 3.34 Prosedur untuk menyimpan data Gambar 3.35 Menyimpan data raster
raster yang telah digeoreference yang telah digeoreference
11. Remove data raster hasil scanning dan data vektor dengan menekan tombol
kanan mouse pada nama data raster dan data vektor, kemudian pilih Remove
(Gambar 3.36).
Gambar. 3.36 Prosedur untuk meremovedata Gambar 3.37 Prosedur untuk menampilkan
data raster yang telah digeoreference
12. Tampilkan data raster yang telah tergeoreferensikan dengan menekan ikon
Add Data (Gambar 3.37).
13. Pilih data raster yang telah tergeoreferensikan, kemudian tekan Add (Gambar
3.38).
14. Data raster yang telah digeoreferensikan akan ditampilkan pada Map View
(Gambar 3.39).
15. Overlay data raster yang digeoreferensikan dengan data vektor dengan menekan
ikon Add Data(Gambar 3.40).
16. Tekan Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori data vektor
(Gambar 3.41).
17. Pilih data vektor yang akan dioverlay, kemudian tekan Add (Gambar 3.42).
Hal-47
18. Overlay data raster yang telah digeoreferensikan dan data vector ditampilkan
pada Map View (Gambar 3.43).
Gambar 3.38 Memilih data raster yang telah Gambar 3.39 Tampilan data raster yang telah
digeoreference digeoreferensikan pada Map View
Gambar 3.40 Prosedur untuk menampilkan Gambar 3.41 Prosedur untuk mencari
data satelit direktori data vektor
Gambar 3.42 Pemilihan data vektor yang Gambar 3.43 Overlay data raster yang telah
akan dioverlay digeoreference dengan data vektor
Hal-48
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
Hal-49
BAB 4
DIGITASI PETA DAN EDITING
Bab ini akan membahas tentang: (1) pengertian digitasi, (2) membuat data spasial
melalui proses digitasi, dan (3) editing data vektor.
Peta
Gambar 4.1
Kursor Piranti pendigit
Gambar 4.2
Drum Scanner
Proses digitasi menggunakan piranti digitizer, peta analog diletakkan pada meja
digitizer, kemudian digeoreferensikan dengan meng-klik titik-titik yang diketahui
koordinatnya (ground control point). Sedangkan proses digitasi secara on-screen
digitizing membutuhkan scanner peta (Gambar 4.2) yang sudah tergeoreferensi.
vektor dari data raster dan disimpan dalam bentuk shapefile (*.shp). Proses digitasi
diawali dengan pembukaan data raster yang sudah ter-georeference dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data raster yang telah
digeoreference (Gambar 4.3).
Gambar 4.3 Prosedur untuk menampilkan Gambar 4.4 Prosedur untuk mencari direktori
data raster hasil scanning data raster
2. Tekan Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori data raster
(Gambar 4.4).
3. Pilih data raster yang telah digeoreference, Kemudian tekan Add (Gambar 4.5).
Gambar 4.5 Memilih data raster yang telah Gambar 4.6 Tampilan data raster yang telah
digeoreference digeoreference pada Map View
4. Data raster yang telah digeoreferensikan akan ditampilkan pada Map View
(Gambar 4.5).
5. Aktifkan modul Editor dengan menekan menu Customize Toolbars Editor
(Gambar 4.7).
6. Selanjutnya modul Editor akan ditampilkan pada jendela utama ArcGIS (Gambar
4.8).
Hal-51
Gambar 4.7
Prosedur
menampilkan
modul Editor
7. Sebelum memulai proses digitasi, perbesar tampilan data raster dengan menekan
Gambar 4.9
Memperbesar
tampilan data
raster
Hal-52
8. Aktifkan ArcCatalog dengan menekan menu Windows Catalog untuk
menampilkan jendela ArcCatalog (Gambar 4.10).
10. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela ArcCatalog untuk untuk
mencari direktori untuk menyimpan data vektor (Gambar 4.12).
Gambar 6.10
Prosedur
menampilkan
ArcCatalog
Gambar 4.11
ArcCatalog pada
jendela ArcGIS
Hal-53
Gambar 4.12
Prosedur untuk
mencari direktori
tempat menyimpan
data vektor
13. Untuk membuat data vektor baru, tekan tombol kanan mouse pada direktori data
vektor, pilih New Shapefile. Selanjutnya akan muncul jendela Create New
Shapefile (Gambar 4.16).
14. Tulis nama data vector yang akan dibuat pada item Name, dan tekan dropdown
list pada item Feature Type untuk memilih jenis data vector. Tekan tombol Edit
untuk menentukan sistem koordinat yang akan digunakan. Sistem koordinat
yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan sistem koordinat yang
digunakan oleh data raster (Gambar 4.17).
Hal-56
20. Untuk membuat attribut (informasi) pada data vektor, arahkan mouse pada data
vector yang akan dibuat pada jendela ArcCatalog, kemudian tekan tombol kanan
mouse dan pilih Properties (Gambar 4.23).
21. Selanjutnya akan muncul jendela Shapefile Properties. Untuk membuat data
attribute, tekan tombol Fields. Dalam kondisi default terdapat 3 field data
attribute, yaitu FID, Shape, dan Id (Gambar 4.24).
Hal-57
Gambar 4.23
Prosedur untuk
membuat data
attribut
22. Untuk menambahkan atribut, ketik nama data atribut yang akan dibuat dibawah
baris Id, pengetikan nama atrribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan
dibatasi hanya sampai 10 karakter. Kemudian tekan dropdown list pada kolom
Data Type untuk memilih jenis data attribute yang akan dibuat, dan tentukan
jumlah karakter pada item Field Properties, kemudian tekan OK (Gambar 4.25).
Hal-58
Gambar 4.25
Proses
menambahkan
data attribut
23. Untuk memudahkan proses digitasi, tutup jendela ArcCatalog dengan menekan
tombol Close (Gambar 4.26).
Gambar 4.26 Jendela utama ArcGIS tanpa Gambar 4.26 Prosedur untuk memulai proses
ArcCatalog digitasi
24. Untuk memulai proses digitasi, tekan modul Editor Start Editing (Gambar
4.26).
25. Selanjutnya akan muncul jendela Create Features pada jendela utama ArcGIS.
Tekan nama data vektor (Sungai) pada Create Features untuk menampilkan
tool pada Construction Tools (Gambar 4.27).
Hal-59
Gambar 4.27
Create Features
pada jendela
ArcGIS
Gambar 4.28
26. Selanjutnya akan muncul tool untuk menggambar pada Construction Tools
(Gambar 4.28).
27. Pilih tool yang sesuai pada Construction Tools, kemudian proses digitasi dapat
dimulai (Gambar 4.29).
28. Tekan tombol kiri mouse dua kali untuk mengakhiri proses digitasi (Gambar
4.30).
29. Tekan ikon Attribute untuk menampilkan atribut data spasial (vektor)
(Gambar 4.31).
Hal-60
Gambar 4.29
Pemilihan tool
dan proses
digitasi
Gambar 4.30
Hasil digitasi pada
salah satu ruas
Gambar 4.31
Prosedur untuk
menampilkan
informasi spasial
(attribut)
31. Selanjutnya akan muncul jendela Attributes pada jendela utama ArcGIS
(Gambar 4.32).
Hal-61
32. Tambahkan informasi data vektor pada attribute. Dalam contoh ini informasi
yang akan ditambahkan adalah “nama sungai” (Gambar 4.33).
33. Untuk menyimpan hasil digitasi, tekan menu Editor Save Edit (Gambar 4.34).
34. Untuk mengakhiri proses digitasi, tekan menu Editor Stop Editing
Gambar 4.32
Jendela
attributes pada
jendela utama
ArcGIS
Gambar 4.33
Pengisian
informasi pada
data vektor
Gambar 4.34
Prosedur untuk
menyimpan hasil
digitasi
Hal-62
Gambar 4.35
Prosedur untuk
mengakhiri
proses digitasi
1. Selanjutnya akan muncul jendela Create Features pada jendela utama ArcGIS.
Untuk memperbaiki data vektor, arahkan mouse ke gambar vector, tekan gambar
2. Proses editing dimulai dengan modul Editor Start Editing (Gambar 4.36).
Gambar 4.36
Prosedur untuk
memulai proses
editing
Hal-63
Gambar 4.37
Jendela create
features pada
jendela utama
ArcGIS
3. Selanjutnya akan muncul modul edit vertex. Tekan ikon Modify Sketch
Vertices untuk mereposisi titik-titik vertex pada data vektor, ikon Add Vertex
untuk menambah titik-titik vertex pada data vektor, ikon Delete Vertex untuk
menghapus titik-titik vertex pada data vektor, ikon Finish sketch untuk
mengakhiri editing data vector, dan sketch properties untuk mengatur titik-
titik vertex dengan mengubah posisi koordinat titik-titik vertex (Gambar 4.38).
Gambar 4.38
Proses editing
data vector
menggunakan
modul edit
vertex
4. Lakukan proses editing pada data vector menggunakan modul edit vertex,
kemudian ikon Finish sketch untuk mengakhiri editing data vector. Tekan
menu Create features untuk mengedit data attribute dan atau menambah ruas
data vector (Gambar 4.39).
Hal-64
5. Tekan nama data vector pada jendela Create featrures untuk menampilkan tool
pada item Construction Tools. Tekan ikon line untuk menambah ruas sungai,
dan tekan tombol kiri mouse dua kali untuk mengakhiri proses digitasi (Gambar
4.40).
Gambar
4.39 Modul
edit sketch
properties
pada jendela
utama
ArcGIS
Gambar
4.40
Mengakhiri
proses
editing data
vektor
7. Untuk mengakhiri dan menyimpan hasil editing, tekan menu Editor Stop
Editing (Gambar 4.42).
Hal-65
8. Untuk menambahkan informasi lain (field) pada data attribut, arahkan mouse
pada nama data vektor di Table of Contents, kemudian tekan tombol mouse
kanan, pilih Open Attribute Table (gambar 4.43).
Gambar 4.41
Pengisian
informasi
pada data
vektor
Gambar 4.42
Prosedur
untuk
mengakhiri
proses editing
Hal-66
Gambar 4.43
Proses untuk
membuka
data attribut
9. Selanjutnya akan muncul jendela Table. Tekan ikon Table Option untuk
membuka menu yang terdapat pada jendela Table (gambar 4.44).
11. Ketik nama data atribut/informasi yang akan ditambahkan pada item Name,
pengetikan nama atrribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan dibatasi
hanya sampai 10 karakter. Kemudian tekan dropdown list pada kolom Type
untuk memilih jenis data attribute yang akan dibuat, dan tentukan jumlah
karakter/ tingkat ketelitian pada item Field Properties, kemudian tekan OK
(Gambar 4.47).
Hal-67
Gambar 4.46 Jendela add Gambar 4.47 Proses menambahkan data
field attribut
12. Field baru akan disajikan pada jendela Table. Tekan ikon Close untuk
mengakhiri proses penambahan field (Gambar 4.48).
13. Pengisian informasi data attribute dilakukan dengan menekan modul Editor
Start Editing (Gambar 4.49).
Gambar 4.48 Tampilan field Gambar 4.49 Prosedur untuk memulai proses editing
baru pada jendela table data attribut
14. Selanjutnya akan muncul jendela Create Features pada jendela utama ArcGIS.
Tekan ikon Attribute pada modul Editor untuk memperbaiki data attribute
(gambar 4.50).
Hal-68
Gambar 4.50
Prosedur untuk
menampilkan
informasi spasial
(attribut)
15. Selanjutnya akan muncul jendela Attributes pada jendela utama (Gambar 4.51).
16. Tekan data vektor yang akan diberi informasi tambahan. Kemudian akan muncul
informasi spasial dari data vektor tersebut (Gambar 4.52).
17. Tambahkan informasi data vektor pada attribute. Dalam contoh ini informasi
yang akan ditambahkan adalah “panjang sungai” (gambar 4.53).
Gambar 4.51
Jendela attributes
pada jendela utama
ArcGIS
Hal-69
Gambar 4.52
Informasi spasial
data vektor
Gambar 4.53
Editing data
attribut
18. Untuk menyimpan hasil editing data attribut, tekan menu Editor Save Edit
(Gambar 4.54).
19. Untuk mengakhiri proses editing, tekan menu Editor Stop Editing (Gambar
4.55).
Gambar 4.54
Prosedur untuk
menyimpan
hasil editing
data attribut
Hal-70
Gambar 4.55
Prosedur untuk
mengakhiri
proses editing
Hal-71
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
Hal-72
BAB 5
BEKERJA DENGAN DATA HASIL
PENGUKURAN
Bab ini akan membahas tentang : (1) Data ukur, (2) format data yang didukung
ArcGIS, (3) Menampilkan Data hasil pengukuran menggunakan ArcGIS, (4) Konversi
Data Ukur ke dalam bentuk Vektor
2. Pada jendela Add XY Data, tekan ikon browse untuk mencari direktori data
ukur (Gambar 5.2)
Gambar 5.1 Prosedur untuk menampilkan data Gambar 5.2 Jendela Add XY
Data
3. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela Add untuk untuk mencari
direktori data ukur (Gambar 5.3).
4. Arahkan ke direktori penyimpanan data ukur, kemudian tekan OK (Gambar 5.4).
Hal-74
5.7).
8. Jika data ukur dalam satuan meter, maka sistem koordinat yang digunakan
adalah Sistem Koordinat Proyeksi. Jika data ukur dalam satuan derajat, maka
system koordinat yang digunakan adalah Sistem Koordinat Geografis (Gambar
5.8).
9. Pada contoh ini data yang digunakan adalah data hasil pengukuran di Papua
Barat dengan satuan ukur dalam meter, sehingga sistem koordinat yang
digunakan adalah Sistem Koordinat Proyeksi UTM WGS zone 53S. Tekan Add
setelah dilakukan pengaturan sistem koordinat (Gambar 5.9)
Gambar 5.9
Pemilihan
sistem
koordinat
Gambar 5.12
Jendela
pemberitahuan
Gambar 5.13
Tampilan data
ukur pada
Map View
2. Selanjutnya akan muncul jendela Export Data. Tekan dropdown list pada item
Export untuk menentukan fitur atau data apa saja yang akan diekspor,
pemilihan pengaturan sistem koordinat pada item use the system coordinat as,
3. Tekan Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori untuk menyimpan
data vector, atau tekan ikon Connect to Folder apabila data akan disimpan
pada direktori selain direktori yang terdapat pada item Look in (Gambar 5.16).
Hal-77
Gambar 5.14
Prosedur untuk
mengkonversi data
vektor kedalam
bentuk data vektor
Gambar 5.15
Pengaturan pengkonversian data Gambar 5.16 Prosedur mencari direktori untuk
menyimpan data vektor
4. Pada kondisi default data vektor akan disimpan menggunakan nama
export_output.shp. Untuk mengubah nama tersebut dapat dilakukan dengan
mengetikkan nama data vektor hasil konversi pada item Name. Kemudian tekan
Save (Gambar 5.17).
Hal-78
Gambar 5.17 Proses menyimpan data vektor Gambar 5.18 Proses melanjutkan
konversi data
5. Tekan OK untuk melanjutkan proses konversi data (Gambar 5.18).
7. Selanjutnya data vector hasil konversi akan ditampilkan di Map View bersama
dengan data ukur (Gambar 5.20).
Gambar 5.19 Jendela pertanyaan Gambar 5.20 Tampilan data ukur dan data vector
hasil konversi pada Map View
Hal-79
DAFTAR PUSTAKA
Hal-80