Anda di halaman 1dari 80

Seri Teknologi Tepat Guna

Bidang Sumberdaya Air

TUTORIAL RINGKAS
ArcGIS-10

Indarto & Arif Faisol


Lab. TPKL - PS Teknik Pertanian
Fak. Tekn. Pertanian - Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto
Jember 68121
T 0331 321785
E Indarto.ftp@unej.ac.id
F 0331 321784
I www.unej.ac.id

Edisi : April 2011


Indarto & Arif Faisol
Lab. TPKL - PS Teknik Pertanian - Fak. Tekn. Pertanian - Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto - Jember 68121
Telp/Fax: 0331 321785 Hp: 0813 4444 5615 E-mail: indarto.ftp@unej.ac.id info:
http://www.ftp.unej.ac.id/mainlab-tpkl.htm
Hal-2
KATA PENGANTAR
Naskah berjudul “ TUORIAL RINGKAS ARCGIS” dibuat dengan tujuan
dapat menjadi referensi instant bagi siapa saja yang ingin mengoperasikan
dan memperdalam ArcGIS 10. Tutorial ini hanya memuat dasar-dasar
pengoperasian ArcGIS untuk tingkat pemula sd menengah, dan tidak
mencakup semua aspek, fungsi atau task yang ada pada ArcGIS. Kedepannya
tutorial ini akan dilengkapi dan disempurnakan terus.
Sasaran utama adalah Peserta Pelatihan GIS dan Remote Sensing, yang
dikoordinir atau bekerja sama dengan Lab. Teknik Pengendalian dan
Konservasi Lingkungan, Jurusan Teknik Pertanian, Fak. Teknologi pertanian,
Universitas Jember. Tutoriual juga dapat dipakai oleh mahasiswa, dosen dan
semua pihak yang ingin memperdalam ketrampilan dan pengetahuan tentang
ArcGIS-10.
Tutorial ini terdiri dari lima bab, yaitu: (1) Sekilas tentang ArcGIS-10,
(2) Penanganan Data Raster dan Vektor, (3) Georeferensi, (4) Digitaso dan
editing peta, (5) Bekerja dengan hasil Pengukuran. Materi lain dari ArcGIS
dapat dijumpai pada tutorial lain pada yang satu seri. Sebelum menggunakan
atau menjalankan Tutorial ArcGIS ini, disarankan pembaca untuk
mempelajari terlebih dulu buku : “ dasar dasar Sistem Informasi geografis”
yang memuat secara khusus aspek dan konsep teoritis tentang GIS.
Semoga tutorial ini bermanfaat bagi banyak pihak yang berkecimpung di
bidang hidrologi, GIS, dan manajemen sumberdaya alam. Kritik dan saran
tetap kami perlukan untuk perbaikan tutorial ini.

Jember, April 2011


Hal-3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 3


DAFTAR ISI.............................................................................................................. 4
BAB 1 ...................................................................................................................... 7
SEKILAS TENTANG ARCGIS .................................................................................... 7
1.1 Komponen ArcGIS ............................................................................................. 7
1.2 Fitur Utama ArcGIS10 ...................................................................................... 8
1.3 Kebutuhan hardware untuk instalasi ................................................................ 8
1.4 Proses Instalasi ArcGIS10 ............................................................................... 10
1.4.1 Instalasi ArcGIS License Manager ............................................................. 10
1.4.2 Instalasi ArcGIS Desktop .......................................................................... 16
BAB 2 .................................................................................................................... 23
PENANGANAN DATA RASTER & DATA VEKTOR .................................................... 23
2.1 Format Data ArcGIS ......................................................................................... 23
2.2 Penanganan data vektor .................................................................................. 25
2.2.1 Menampilkan data vektor ......................................................................... 26
2.2.2 Klasifikasi data vektor............................................................................... 31
2.3 Penanganan Data Raster ................................................................................. 34
2.3.1 Pengertian data raster................................................................................. 34
2.3.2 Menampilkan data raster ............................................................................ 35
BAB 3 .................................................................................................................... 38
GEOREFERENSI .................................................................................................... 38
3.1 Pengertian Georeferensi .................................................................................. 38
3.2 Georeferensi dengan titik Kontrol ...................................................................... 38
3.3 Georeferensi terhadap layer lain ...................................................................... 44
BAB 4 .................................................................................................................... 50
DIGITASI PETA DAN EDITING ............................................................................... 50
4.1 Pengertian Digitasi .......................................................................................... 50
4.2 Membuat Data Spasial .................................................................................... 50
4.3 Editing Vektor dan Attribut ............................................................................... 63
BAB 5 .................................................................................................................... 73
Hal-4
BEKERJA DENGAN DATA HASIL PENGUKURAN................................................... 73
5.1 Data Ukur ....................................................................................................... 73
5.2 Format Data yang didukung ArcGIS................................................................ 73
5.3 Menampilkan Data Hasil Pengukuran ............................................................. 74
5.4 Konversi ke data vektor ................................................................................... 77
Hal-5
[ Halaman ini sengaja dikosongkan ]

Hal-6
BAB 1
SEKILAS TENTANG ARCGIS
Bab pertama ini membahas sekilas tentang: (1) komponen ArcGIS, (2) fitur
utama, (3) kebutuhan hardware untuk instalasi, (4) dan proses instalasi ArcGIS10.

1.1 Komponen ArcGIS


ArcGIS merupakan salah perangkat lunak sistem informasi geografis yang
dikembangkan oleh Environmental System Research Institute (ESRI). ArcGIS
merupakan pengembangan dari ArcView 3.x dan ArcInfo 7.2 workstation dan dirilis
pertama kali tahun 1999. ArcGIS memiliki interface semudah ArcView dan
kemampuan sehandal ArcInfo 7.2.
Hingga saat ini ESRI sudah mengeluarkan tiga versi ArcGIS, yaitu ArcGIS versi 8,
versi 9, dan versi 10. ArcGIS versi 8 dirilis pada periode tahun 1999 – 2002 yang
terdiri atas ArcGIS versi 8.0, ArcGIS versi 8.1, ArcGIS versi 8.2, dan ArcGIS versi 8.3.
ArcGIS versi 9 dirilis pada periode 2004 – 2009 yang terdiri atas ArcGIS versi 9.0,
ArcGIS versi 9.1, ArcGIS versi 9.2, ArcGIS versi 9.3, dan ArcGIS versi 9.3.1.
Sedangkan ArcGIS versi 10 dirilis pertama kali pada bulan September 2010.
ArcGIS terdiri dari beberapa aplikasi yang terintegrasi, yaitu: (1) ArcMap, (2)
ArcCatalog, dan (3) Arc Toolbox.
ArcMap (Gambar 1.1)
merupakan program aplikasi
sentral di dalam ArcGIS yang
berfungsi untuk menampilkan
dan memanipulasi data
geografis, menggambar peta,
query (pencarian), seleksi, dan
editing peta.

Gambar 1.1 Interface ArcMap


Hal-7
ArcCatalog merupakan aplikasi untuk mengelola data GIS yang berfungsi untuk
menghapus data, memberi nama baru, membuat data peta baru, preview peta,
melihat meta data, membuat basis data, dan sebagainya (Gambar 1.2).
Arc Toolbox merupakan aplikasi untuk analisa data, otomatisasi data, kompilasi
data, pemodelan, konversi data, dan operasi lain terkait dengan manipulasi data atau
layer ArcGIS (Gambar 1.3).

Gambar 1.2 Arc Catalog Gambar 1.3 Arc Toolbox

1.2 Fitur Utama ArcGIS10


Secara umum ArcGIS versi 10 (selanjutnya disingkat ArcGIS10), memiliki
interfase yang berbeda dengan versi sebelumnya, meskipun dari jenis aplikasi yang
ada didalamnya tidak mengalami banyak perubahan. Interfase ArcGIS10 terdiri atas
7 bagian utama, yaitu: (1) Menu Bar, (2) Tool Bar, (3) Catalog, (4) Table of Content, (5)
Map View, (6) Status View, dan (7) Status Bar (Gambar 1.3).

1.3 Kebutuhan hardware untuk instalasi


Spesifikasi minimum komputer (PC) yang dapat digunakan untuk instalasi
ArcGIS10 adalah :
a. Prosesor

ArcGIS10 membutuhkan prosesor yang memiliki kecepatan sekurang-kurangnya


2,2 GHz atau lebih tinggi; direkomendasikan menggunakan prosesor multi-core,
milasnya: Dual-Core, Core 2 Duo, Core i3, Core i5, dan Core i7.
Hal-8
1

4 5
Gambar 1.3 GUI
ArcGIS 10

6 7

b. Sistem Operasi

ArcGIS10 dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi, yaitu: Windows 2003
Server Standard, Enterprise & Datacenter (32-bit dan 64-bit) SP2; Windows 2003
Server Terminal Services SP2; Windows 2008 Server Standard, Enterprise &
Datacenter (32-bit and 64-bit) SP2; Windows Vista Ultimate, Enterprise,
Business, Home Premium (32-bit and 64-bit) SP2; Windows XP Professional
Edition, Home Edition (32-bit) SP3; Windows XP Professional Edition, Home
Edition (64-bit) SP2.

c. Memori

Instalasi ArcGIS10 membutuhkan memori sekurang-kurangnya 2 GB.

d. Hardisk

Kebutuhan ruang harddisk untuk instalasi ArcGIS10 yaitu 2,4 GB. Jika
menggunakan ArcGlobe dibutuhkan penambahan ruang harddisk.

e. Monitor

Anda dapat menggunakan monitor yang memiliki memori grafis minimal 256 MB
RAM dan chipset NVIDIA, ATI, atau INTEL.
Hal-9
1.4 Proses Instalasi ArcGIS10
Perangkat lunak ArcGIS10 dapat dibeli melalui distributor ESRI di Indonesia
atau melalui provider penyedia perangkat lunak GIS. Sebelum memulai instalasi
ArcGIS10, pastikan terlebih dahulu bahwa pada komputer telah terinstal Microsoft
Net Framework 3.5 SP1 atau versi Net Framework di atasnya. Program ini telah
disertakan dalam CD instalasi ArcGIS10 di folder DotNet35 dengan nama file
dotnetfx35sp1.exe, atau dapat juga diunduh di situs resmi Microsoft (Gambar 1.4).

Proses instalasi ArcGIS10 dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu: (1) instalasi
ArcGIS License Manager, dan (2) Instalasi ArcGIS-Desktop. Jika pada komputer kita
telah terinstal ArcGIS versi 9.x atau 8.x, maka terlebih dahulu program ArcGIS versi
sebelumnya harus dihilangkan (uninstall).

Gambar 1.4 Direktori Microsoft Net Framework Gambar 1.5 Fasilitas Uninstall untuk
3.5 SP1 versi sebelumnya
Proses uninstall dapat dilakukan menggunakan tool 10UninstallUtility.exe
(Gambar 1.5) yang terdapat di dalam CD instalasi ArcGIS atau dapat juga
menggunakan fitur uninstall yang terdapat pada Control Panel.

1.4.1 Instalasi ArcGIS License Manager


Prosedur instalasi ArcGIS License Manager adalah sebagai berikut:
Hal-10
1. Masukkan CD Instalasi ArcGIS10, selanjutnya akan muncul dialog Auto Play.
Tekan Run ESRI.exe (Gambar 1.6). Apabila tidak muncul dialog AutoPlay, tekan
ESRI.exe melalui jendela explorer (Gambar 1.7).

Gambar 1.6 Kotak dialog Auto


Play

Gambar 1.7 Direktori ESRI.exe


2. Selanjutnya akan muncul kotak-dialog set-up ArcGIS Desktop. Tekan Setup
pada item ArcGIS License Manager (Gambar 1.8).

Gambar 1.8 Setup program ArcGIS10

3. Tekan Next untuk melanjutkan proses instalasi ArcGIS License Manager


(Gambar 1.9).
Hal-11
Gambar 1.9
Jendela
Setup
program
ArcGIS
License
Manager

4. Pilih I accept the license agreement pada dialog License Agreement,


kemudian tekan Next (Gambar 1.10).

Gambar 1.10
Jendela
License
Agreement

Gambar 1.11
Dialog
License
Manager
Destination
Folder

5. Selanjutnya akan muncul dialog License Manager Destination Folder. Pada


Hal-12

kondisi default, license manager akan disimpan pada direktori C:\Program


Files\ ArcGIS\. Tekan tombol Browse untuk menyimpan license manager ke
dalam direktori lain. Kemudian tekan Next untuk melanjutkan instalasi license
manager (Gambar 1.11).
6. Tekan Next pada dialog Ready to Install the Aplication untuk memulai proses
instalasi (Gambar 1.12). Selanjutnya akan muncul jendela Updating System
yang menunjukkan bahwa proses instalasi sedang dilakukan (Gambar 1.13).

Gambar 1.12
Dialog ready
to install the
application

7. Apabila proses instalasi berhasil dilakukan maka akan muncul dialog yang
menyatakan bahwa ArcGIS License Manager berhasil diinstal. Tekan Finish
untuk mengakhiri proses instalasi (Gambar 1.14).

Gambar 1.13 Dialog updating system Gambar 1.14 Dialog untuk mengakhiri proses
instalasi

8. Selanjutnya akan muncul dialog Autorisasi untuk melakukan autorisasi license


sever. Tekan Authorize Now untuk melakukan autorisasi license server (Gambar
Hal-13

1.15).
Gambar
1.15 Dialog
Autorisasi

9. Pilih I need to authorizes on my license server, kemudian pilih produk ArcGIS


yang akan di autorisasi, kemudian tekan Next (Gambar 1.16).

Gambar 1.16
Pemilihan
tipe autorisasi

10. Pilih opsi Authorize with ESRI now using the internet jika anda memiliki
koneksi internet, pilih Authorize at ESRI`s website or by e-mail to receive
your authorization file jika tidak memiliki koneksi internet. Kemudian tekan
Next (Gambar 1.17).

11. Masukkan data diri anda (Gambar 1.18), kemudian tekan Next (Gambar 1.19).
12. Masukkan kode autorisasi ArcGIS Lisence Manager (EFLxxxxxxxxx atau
EEAxxxxxxxxx) beserta nomor lisensi (Gambar 1.20). Kode ini dapat anda
peroleh dari provider atau ESRI Customer Service.
Hal-14
Gambar 1.17 Dialog opsi autorisasi Gambar 1.18 Dialog pengisian data diri

Gambar 1.19 Dialog pengisian data diri Gambar 1.20 Dialog untuk memasukkan kode
(lanjutan) autorisasi dan nomor lisensi

13. Pilih opsi I have Authorization number(s) to authorize one or more


extensions jika ingin melakukan autorisasi extension ArcGIS saat ini,
kemudian masukkan nomor autorisasi dan nomor lisensi, dan pilih opsi I do
Hal-15
not want to Authorize any Extensions at this time jika ingin menunda
melakukan autorisasi Extension ArcGIS, kemudian tekan Next (Gambar 1.21).

Gambar 1.21 Dialog untuk melakukan Gambar 1.22 Proses autorisasi ArcGIS
autorisasi Extensions ArcGIS License Manager

14. Selanjutnya dilakukan proses autorisasi. Tekan Finish setelah proses autorisasi
selesai (Gambar 1.22).

Setelah proses instalasi ArcGIS License manager selesai, selanjutnya adalah


instalasi ArcGIS Desktop.

1.4.2 Instalasi ArcGIS Desktop


Proses instalasi ArcGIS Desktop adalah sebagai berikut:
1. Pada dialog set-up ArcGIS Desktop. Tekan Setup pada item ArcGIS Desktop
(Gambar 1.23).

2. Selanjutnya akan muncul dialog konfigurasi Microsoft SQL Server 2008 (Gambar
1.24) dan setup program ArcGIS Desktop (Gambar 1.25).

3. Pilih I accept the license agreement pada dialog License Agreement,


kemudian tekan Next (Gambar 1.26).
Hal-16
Gambar 1.23
Setup
program
ArcGIS versi
10

Gambar 1.24 Konfigurasi Microsoft Gambar 1.25 Setup program ArcGIS Desktop
SQL Server 2008

Gambar 1.26
License
Agreement
Hal-17
4. Selanjutnya akan muncul dialog Python Destination Folder (Gambar 1.27).
Pada kondisi default, aplikasi phython akan disimpan dalam direktori C:\ . Tekan
tombol Browse untuk menyimpan phython kedalam direktori lain. Kemudian
tekan Next untuk melanjutkan instalasi Phyton.
5. Pilih jenis instalasi ArcGIS Desktop (Gambar 1.28). Pilih Complete jika ingin
menginstal seluruh fitur dan aplikasi yang terdapat pada ArcGIS, dan pilih
Custom jika ingin menginstal fitur dan aplikasi tertentu yang terdapat pada
ArcGIS. Kemudian tekan Next.

Gambar 1.27 Dialog Python Destination


Gambar 1.28 Pemilihan Jenis Instalasi ArcGIS
Folder

6. Pada kondisi default, ArcGIS akan disimpan dalam direktori C:\Program Files\.
Tekan tombol Browse untuk menyimpan ArcGIS ke dalam direktori lain (Gambar
1.29). Kemudian tekan Next untuk melanjutkan instalasi ArcGIS.

Gambar 1.29
Dialog ArcGIS
Destination
Folder

7. Tekan Next pada dialog Ready to install the Application untuk melanjutkan
Hal-18

instalasi ArcGIS (Gambar 1.30). Selanjutnya akan muncul jendela Updating


System yang menunjukkan bahwa proses instalasi sedang dilakukan (Gambar
1.31).

Gambar 1.30 Dialog Ready to install the


Gambar 1.31 Proses instalasi ArcGIS
Application

8. Apabila ArcGIS10 berhasil diinstal, maka akan muncul dialog yang menyatakan
bahwa ArcGIS telah berhasil diinstal (Gambar 1.32). Tekan Finish untuk
mengakhiri proses instalasi.
9. Selanjutnya akan muncul dialog Autorisasi untuk melakukan autorisasi license
sever (Gambar 1.33). Pilih jenis ArcGIS Desktop yang akan diautorisasi,
kemudian tekan Authorize Now.

Gambar 1.32 Dialog untuk mengakhiri Gambar 1.33 Prosedur untuk memulai
proses instalasi autorisasi

10. Selanjutnya akan muncul jendela Software Authorization Wizard. Pilih default
option I have installed my software and need to authorize it untuk melakukan
proses autorisasi (Gambar 1.34). Kemudian tekan Next.
Hal-19
Gambar 1.34 Jendela
Software Authorization
Wizzard

11. Pilih opsi Authorize with ESRI now using the internet jika anda memiliki
koneksi internet, pilih Authorize at ESRI`s website or by e-mail to receive
your authorization file jika tidak memiliki koneksi internet. Kemudian tekan
Next (Gambar 1.35). Masukkan data diri, kemudian tekan Next (Gambar 1.36
dan 1.37).

Gambar 1.35 Jendela Pemilihan jenis otorisasi Gambar 1.36 Dialog pengisian data diri

12. Masukkan kode autorisasi ArcGIS Desktop Single Use (ESUxxxxxxxxx). Kode ini
Hal-20

(Gambar 1.38) dapat anda peroleh dari provider atau ESRI Customer Service.
Gambar 1.37 Dialog pengisian data diri (lanjutan) Gambar 1.38 Dialog untuk
memasukkan kode autorisasi dan
nomor lisensi
13. Pilih opsi I have Authorization number(s) to authorize one or more
extensions jika ingin melakukan autorisasi extension ArcGIS saat ini, kemudian
masukkan nomor autorisasi dan nomor lisensi, dan pilih opsi I do not want to
Authorize any Extensions at this time jika ingin menunda melakukan
autorisasi Extension ArcGIS, kemudian tekan Next (Gambar 1.39).
14. Selanjutnya dilakukan proses autorisasi. Tekan Finish setelah proses autorisasi
selesai (Gambar 1.40).
Hal-21

Gambar 1.39 Dialog untuk melakukan Gambar 1.40 Proses autorisasi ArcGIS
autorisasi Extensions ArcGIS Desktop
[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Hal-22
BAB 2
PENANGANAN DATA RASTER & DATA
VEKTOR
Bab ini membahas tentang: (1) Format Data Spasial yang kompatibel ArcGIS, (2)
penanganan Data Vektor, (3) penangan data raster.

2.1 Format Data ArcGIS


ArcGIS10 dilengkapi dengan ArcGIS Data Interoperability yang mendukung lebih
dari 75 format data spasial, baik yang dapat di akses langsung maupun yang
membutuhkan transformasi (ekspor – impor) terlebih dahulu, kompatibilitas format
data selengkapnya ditampilkan dalam tabel 2.
Tabel 2. Format data spasial yang kompatibel dengan ArcGIS 10
Format Data Direct Data Data
Read Import Export
Spatial Internal Feature Format (IFF)   
Adobe 3D PDF 
Adobe Geospatial PDF 
Adobe Illustrator EPS 
Aeronautical Information Exchange Model   
Australian Asset Design & As Constructed  
(AIXM)
Autodesk 3ds 
(ADAC)
Autodesk AutoCAD DWF   
AutoDesk AutoCAD DWG/DXF   
AutoDesk MapGuide SDL   
B.C. MOEP  
BC MoF Electronic Submission Format - ESF   
Bentley MicroStation Design (V7)   
Bentley MicroStation Design (V8)   
Bentley MicroStation GeoGraphics   
CITS Data Transfer Format (QLF)   
CityGML   
ComGraphix Data Exchange Format (CGDEF)   
Comma Separated Value (CSV)   
Danish DSFL  
Danish UFO   
dBASE (DBF)   
Digital Line Graph (DLG)  
Dutch TOP10 GML   
Encapsulated PostScript (EPS) 
ESRI ArcGIS Layer  
ESRI ArcInfo Coverage   
ESRI ArcInfo Export (E00)   
ESRI ArcInfo Generate   
ESRI ArcSDE   
ESRI Geodatabase (ArcSDE)  
ESRI Geodatabase (File-based)   
ESRI Geodatabase (MDB)   
ESRI Geodatabase (XML)  
ESRI PC ArcInfo Coverage  
Hal-23

ESRI Shape   
Facet XDR   
FME Feature Store File (FFS)   
Genasys GenaMap  
Geographic Data Management System (GDMS)  
GeoJSON (Geographic JavaScript Object Notation)   
GeoRSS/RSS Feed   
GIF Rasterizer 
GML (Geography Markup Language)   
GML SF-0 (Geography Markup Language Simple   
GPS eXchange Format  
Features Level
Halliburton SF-0 Profile)
GeoGraphix CDF   
IBM DB2 Non-spatial  
IBM DB2 Spatial   
IBM Informix   
IBM Informix Spatial   
IDRISI Vector Format   
Industry Foundation Class STEP Files (IFC)  
Intergraph GeoMedia Access Warehouse  
Intergraph GeoMedia SQL Server Warehouse   
Intergraph MGE   
ISO8211  
JSON (JavaScript Object Notation)   
LandMark 
Landmark Zycor Graphics File (ZGF)  
Landonline (Land Information New Zealand
Cadastre Survey Data Exchange Format based on  
LandXML  
LandXML)
MapInfo MIF/MID   
MapInfo TAB   
Microsoft Access   
Microsoft Excel   
Microsoft SQL Server Spatial   
NEN 3610 (GML)  
NGA GEOnet Names Server  
Northgate StruMap   
ODBC 2.x  
ODBC 3.x   
OpenGIS KML Encoding Standard   
OpenStreetMap (OSM) XML  
Oracle Non-spatial  
Oracle Spatial Object   
Oracle Spatial Relational  
Oracle SQL Loader 
OS(GB) MasterMap  
OS(GB) NTF  
PenMetrics GRD   
PHOCUS PHODAT  
PNG Rasterizer 
PostGIS   
PostgreSQL   
Regional Geographic Information System (REGIS)   
S-57 (ENC) Hydrographic Data  
Scalable Vector Graphics (SVG) 
SEG-P1  
Spatial Archive and Interchange Format (SAIF)  
Spatial Data Transfer Standard (SDTS)  
SQLite   
Standard Linear Format (SLF)  
STAR-APIC Mercator MCF   
Swedish KF85   
Swedish MASIK   
Hal-24

Tabular Data   
Text File   
Trimble JobXML  
U.S. Census Bureau TIGER/Line  
U.S. Environmental Protection Agency (EPA)  
Vector Markup Language (VML) 
Geospatial Data  
Vector Product Format Database (VPF_DB)
Virtual Reality Modeling Language (VRML) 
Wavefront OBJ   
WFS (Web Feature Service)  
XDK (XML format for Danish DSFL)  
XML (Extensible Markup Language)   
Z-Map (ASCII)  

Keterangan:
Direct read, berarti format data dapat langsung dibaca oleh ArcGIS,
Data Import, berarti format data dapat dibaca oleh ArcGIS dengan terlebih dulu
mengimport ke dalam ArcGIS10 melalui fasilitas import data.
Data Export, berarti data ArcGIS dapat ditransfer ke software lain, dengan terlebih
dulu melakukan export data ke dalam format, sebagaimana tercantum pada
kolom terakhir Tabel 1.

2.2 Penanganan data vektor


Data vektor merupakan sebuah model data yang digunakan untuk
menggambarkan objek atau fitur geografis yang ada dipermukaan bumi mengunakan
titik (point), garis(line), dan poligon (polygone).

Titik (point) Garis (line) Polygon

Gambar 2.1 Model data vektor Gambar 2.2 Contoh data vektor

Model data vektor pada umumnya digunakan untuk menggambarkan objek-objek


yang linear, misalnya: jalan, sungai), luasan (misal: danau, batas administarsi), dan
jaringan ( misal: jaringan transportasi, jaringan PDAM). Penjelasan teoritis tentang
data vektor dan data raster dapat dijumpai selengkapnya di dalam buku: “Dasar
dasar Sistem Informasi geografis, Indarto, 2010)” atau literatur lain di internet dan
dibuku-buku tentang GIS. Tutorial ini lebih fokus pada bagaimana melalukan
Hal-25

treatment terhadap data vektor atau raster tersebut.


2.2.1 Menampilkan data vektor
Langkah-langkah untuk menampilkan data vektor menggunakan ArcGIS adalah
sebagai berikut:
1. Jalankan ArcMap dengan menekan Start  All Program  ArcGIS  ArcMap10

Gambar 2.3
Prosedur menjalan
kan ArcGIS

2. Tekan Cancel pada dialog ArcMap – Getting Started

Gambar 2.4 Dialog ArcMap – Geting Started

3. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data spasial (Gambar 2.5).
Hal-26
Gambar 2.5 Prosedur untuk menampilkan data spasial
4. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela Add Data untuk untuk mencari
direktori data vector (Gambar 2.6)

Gambar 2.6 Prosedur untuk mencari direktori Gambar 2.7 Direktori penyimpanan
data vektor data vektor
5. Arahkan ke direktori penyimpanan data vektor, kemudian tekan OK (Gambar
2.7).

6. Pilih data vektor yang akan dibuka, kemudian tekan Add (Gambar 2.8).

Gambar 2.8
Memilih data
vektor
Hal-27
7. Data vektor akan ditampilkan pada Map View. Tekan ikon Zoom in untuk

memperbesar peta, ikon Zoom out untuk memperkecil peta, ikon Full

Extend untuk menampilkan peta secara keseluruhan, dan ikon Pan untuk
menggeser peta (Gambar 2.9).

Gambar 2.9
Tampilan data
vektor pada Map
View

Gambar 2.10
Prosedur untuk
menampilkan
jendela Table of
Content

8. Tekan menu Windows  Table of Contents untuk menampilkan jendela Table


of Contents yang berfungsi untuk pengelolaan data spasial (Gambar 2.10).

9. Nama layer data vektor akan ditampilkan pada jendela Table of Contents
(Gambar 2.11).
Hal-28
Gambar 2.11 Jendela Table of Content

10. Untuk menampilkan informasi spasial dari sebuah data vektor dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:

a. Tekan ikon Identify untuk mengetahui informasi/ atribut data spasial,


kemudian arahkan pada area yang akan diidentifikasi (Gambar 2.12),
b. Tekan tombol kiri mouse pada area yang akan diidentifikasi. Selanjutnya
akan muncul dialog Identify yang akan memberikan informasi area tersebut
(Gambar 2.13).

Gambar 2.12 Prosedur untuk menampilkan informasi data


spasial
Hal-29
Gambar 2.13 Informasi untuk data spasial terseleksi
c. Untuk menampilkan informasi/atribut data vektor secara keseluruhan,
arahkan mouse ke data vektor pada Table of Contents, tekan tombol kanan
mouse, kemudian pilih Open Attribute Table (Gambar 2.14).

Gambar 2.14 Prosedur untuk menampilkan informasi data


spasial secara keseluruhan
d. Selanjutnya akan muncul jendela Table yang akan menampilkan informasi
data spasial secara keseluruhan (Gambar 2.15).
Hal-30
Gambar 2.15
Informasi data
vektor

2.2.2 Klasifikasi data vektor


Pada kondisi default, data vektor akan ditampilkan dalam bentuk yang seragam.
Untuk melakukan klasifikasi data vektor dapat dilakukan dengan langkah berikut:
1. Arahkan mouse ke data vektor pada Table of Contents, tekan tombol kanan
mouse, pilih Properties, atau dapat juga dilakukan dengan melakukan klik 2 kali
pada data vector (Gambar 2.16).
2. Pilih menu Symbologi pada jendela Layer Properties (Gambar 2.17).

Gambar 2.16 Prosedur untuk melakukan klasifikasi data vektor


Hal-31
Gambar 2.17
Jendela Layer
Properties

3. Pilih Categories pada item Show (Gambar 2.18)

Gambar
2.18
Kategorisasi
data vektor

Gambar
2.19
Pemilihan
metode
klasifikasi
dan field
dari data
atribut
untuk
kategorisasi
Hal-32
4. Pilih Unique values pada item Categories , kemudian tekan drop-down list pada
item Value Filed. Tentukan field (kolom) pada data atribut yang akan dijadikan
dasar klasifikasi, kemudian tekan Add All Value (Gambar 2.19).
5. Tekan drop-down list pada item Color Ramp untuk pemilihan warna (Gambar
2.20).

Gambar 2.20.
Pemilihan
warna untuk
klasifikasi

6. Uncheck item all other value, kemudian tekan OK

Gambar 2.21
Klasifikasi
dengan
unique value

3. Selanjutnya hasil klasifikasi fitur dapat dilihat pada Map View (Gambar 2.22).
Hal-33
Gambar 2.22
Klasifikasi data
vektor
berdasarkan
distrik

2.3 Penanganan Data Raster

2.3.1 Pengertian data raster


Data raster merupakan sebuah model data yang digunakan untuk
menggambarkan suatu penampakan pada permukaan bumi menggunakan struktur
matrik atau piksel-piksel yang membentuk grid dengan ukuran dan bentuk yang
sama. Setiap piksel memiliki nilai dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai
koordinat yang unik (Gambar 2.23).
Pada umumnya, model raster digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk
yang kontinyu, misalnya jenis tanah, ketinggian, dan sebagainya, yang keakuratan-
nya sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya. Skema data raster
(gambar 2.24) dan contoh citra satelit dan foto udara (Gambar 2.25).
Sel/ Pixel

Baris

Kolom

Gambar 2.24 Model data Gambar 2.25 Contoh raster: citra satelit
raster wilayah ...
Hal-34
Penjelasan lebih detail tentang karakteristik data vektor dan data raster dapat
dibaca pada, antara lain (Indarto, 2010) atau literatur internet yang tersedia sangat
melimpah.

2.3.2 Menampilkan data raster


Prosedur untuk menampilkan data raster sama seperti prosedur untuk
menampilkan data vektor. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data raster (Gambar 2.26).

2. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela Add Data untuk untuk mencari
direktori data raster.

Gambar 2.26 Prosedur untuk menampilkan data Gambar 2.27


raster Prosedur untuk mencari direktori data
raster
3. Arahkan ke direktori penyimpanan data raster, kemudian tekan OK (Gambar
2.28).

Gambar 2.28 Direktori


Gambar 2.29 Memilih data raster
penyimpanan data raster
Hal-35
4. Pilih data raster yang akan dibuka, kemudian tekan Add (Gambar 2.29).

5. Data raster akan ditampilkan pada Map View (Gambar 2.30).

Gambar 2.31 Tampilan data raster pada Map View

Hal-36
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
Hal-37
BAB 3
GEOREFERENSI
Bab ini membahas tentang: (1) Georeferensi data raster dengan menambahkan
titik – titik kontrol, (2) Georeferensi data raster menggunakan metode Overlay.

3.1 Pengertian Georeferensi


Data raster umumnya diperoleh dari scanning peta, citra satelit dan foto udara.
Data raster yang diperoleh dari citra satelit dan foto udara biasanya sudah memiliki
informasi referensi spasial atau koordinat geografis, akan tetapi data raster yang
diperoleh dari scanning peta analog biasanya belum memiliki informasi referensi
spasial dan perlu di georeferensi terlebih dahulu sebelum dilakukan proses
pengolahan.

Gambar 3.1 Scanning


peta Rupa Bumi
Indonesia

Banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan georeferensi data raster,
diantaranya adalah dengan menambahkan control point (titik kontrol) pada data
raster, superposisi (overlay) dengan citra satelit, dan superposisi dengan data GIS.

3.2 Georeferensi dengan titik Kontrol


Prosedur georeferensi data raster dengan menambahkan titik kontrol
menggunakan ArcGIS, adalah sebagai berikut:
1. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data raster hasil scanning dari
Hal-38

peta analog (Gambar 3.2).


2. Pilih data raster hasil scanning, kemudian tekan Add (Gambar 3.3)

Gambar 3.2 Menampilkan data raster hasil Gambar 3.3 Memilih data raster hasil
Scanning scanning
3. Data raster hasil scanning dapat ditampilkan pada Map View (Gambar 3.4).

4. Perbesar gambar sudut pada peta menggunakan zoom in, sehingga tampak
tulisan koordinat peta (Gambar 3.5).

Gambar 3.4 Tampilan data raster hasil Gambar 3.5 Memperbesar tampilan data
scanning pada Map View raster hasil scanning
5. Aktifkan modul Georeferencing dengan menekan menu Customize  Toolbars 
Georeferencing (Gambar 3.6).

Gambar 3.6 Prosedur menampilkan modul georeferencing


Hal-39
6. Selanjutnya modul Georeferencing akan ditampilkan pada jendela utama ArcGIS
(Gambar 3.7).

7. Tekan ikon Add Control Point pada modul Georeferencing untuk


menambahkan informasi koordinat pada data raster dan arahkan ke posisi
koordinat, kemudian tekan tombol kanan mouse dan pilih item input X and Y
(Gambar 3.8).

Gambar 3.7 Modul Georeferencing pada Gambar 3.8 Prosedur untuk menambahkan
jendela ArcGIS informasi koordinat pada data raster

8. Masukkan informasi koordinat yang tertera pada peta pada baris X dan Y. Baris
X untuk memasukkan koordinat lintang, dan baris Y untuk memasukkan
koordinat bujur (Gambar 3.10).

Gambar 3.10
Memberikan
informasi
koordinat pada
data raster

Nilai Y akan bernilai negatif apabila berada dalam lintang selatan (S). Informasi
koordinat yang dimasukkan harus dalam satuan derajat desimal atau satuan
meter. Apabila informasi koordinat dalam bentuk satuan derajat menit detik
(degree, minute, second), maka terlebih dahulu dikonversi ke dalam bentuk
Hal-40

derajat decimal.
9. Tambahkan informasi koordinat minimal pada 3 (tiga) titik referensi yang lain

dengan menekan ikon Add Control Point (Gambar 3.11).

Gambar 3.11. Menambahkan informasi Gambar 3.12 Tampilan data raster yang
koordinat pada data raster telah diberi informasi koordinat
10. Apabila ingin mengedit atau menghapus titik referensi, tekan ikon View
Link Table (Gambar 3.13).
11. Selanjutnya akan muncul jendela Link Table (Gambar 3.14). Tekan dua kali
pada angka yang tertera pada kolom X Map dan YMap untuk melakukan editing

koordinat, dan tekan ikon Delete untuk menghapus koordinat. Kemudian


tekan OK .

Gambar 3.13 Prosedur untuk mengedit Gambar 3.14 Prosedur untuk mengedit
informasi koordinat informasi koordinat
12. Setelah menyimpan informasi koordinat pada data raster, tekan Georeferencing
 Rectify untuk menyimpan data raster yang telah digeoreferensikan tersebut
(Gambar 3.15).

13. Selanjutnya akan muncul jendela Save As. Tekan ikon Open pada item
Output Location untuk menentukan direktori penyimpanan data raster yang
telah digeoreference, tulis nama data raster yang telah digeoreferensi pada item
Hal-41

Name, tekan drop down list pada item Format untuk menentukan format data
raster yang akan disimpan, kemudian tekan Save untuk menyimpan data raster
(Gambar 3.16).

Gambar 3.15 Gambar 3.16


Prosedur untuk menyimpan data raster Prosedur untuk menghapus data raster
yang telah digeoreferensikan

14. Remove data raster hasil scanning dengan menekan tombol kanan mouse pada
nama data raster, kemudian pilih Remove (Gambar 3.16).
15. Tampilkan data raster yang telah digeoreference dengan menekan ikon Add
Data (Gambar 3.17).
16. Pilih data raster yang telah digeoreferensi, kemudian tekan Add (Gambar 3.18).

Gambar 3.17 Prosedur untuk menampilkan Gambar 3.18 Memilih data raster yang
data raster yang telah digeoreference telah digeoreference

17. Data raster yang telah digeoreference akan ditampilkan pada Map View (Gambar
3.19).
18. Overlay data raster yang digeoreference dengan data vector dengan menekan ikon
Add Data (Gambar 3.20).
Hal-42
Gambar 3.19
Tampilan data
raster yang telah
digeoreference
pada Map View

Gambar 3.20
Prosedur untuk
menampilkan
data vektor

19. Tekan Dropdown list pada item Look in, Arahkan ke direktori data vector
(Gambar 3.21).

Gambar 3.21 Prosedur untuk mencari direktori Gambar 3.22 Pemilihan data vektor yang
data vektor akan dioverlay
Hal-43

20. Pilih data vektor yang akan dioverlay, kemudian tekan Add (Gambar 3.22)
21. Overlay data raster yang telah digeoreference dan data vector ditampilkan pada
Map View (Gambar 3.23).

Gambar 3.23 Overlay


data raster yang telah
digeoreference dengan
data vektor

3.3 Georeferensi terhadap layer lain


Georeferensi data raster dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan layer data
vektor yang sudah tergeoreferensi terlebih dahulu. Posedur georeferensi data raster
melalui overlay dengan data vektor adalah sebagai berikut:
1. Buka data raster hasil scanning yang akan digeoreferensikan (Gambar 3.24).

Gambar 3.24 Data raster yang akan Gambar 3.25 Prosedur untuk
digeoreference menampilkan data yang telah
digeoreference

2. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data raster/ vector yang telah
tergeoreferensi (Gambar 3.25).
3. Pilih data vector yang telah digeoreference, Kemudian tekan Add (Gambar 3.26).
4. Data vektor akan ditampilkan pada Table of Content tapi tidak ditampilkan
Hal-44

bersama data raster hasil scanning (Gambar 3.27).


Gambar 3.26
Gambar 3.27 Tampilan data raster hasil scanning
Memilih data vektor yang telah
pada Map View
digeoreference
5. Arahkan mouse ke data vektor yang telah digeoreferensi pada Table of Content,
kemudian tekan tombol kanan mouse dan pilih item Zoom To Layer. Proses ini
bertujuan untuk menampilkan data vektor yang telah digeoreferensikan (Gambar
3.29).

Gambar 3.28 Prosedur untuk georeferensi Gambar 3.29 Prosedur untuk


data raster menampilkan data vector pada Map View

6. Setelah data vektor ditampilkan pada Map View, arahkan mouse ke data vektor
dan diletakkan pada posisi yang sama dengan data raster (Gambar 3.30).
Kemudian tekan tombol kiri mouse, tampilkan data raster yang akan
digeoreferensikan dengan mengarahkan mouse pada nama data raster yang
ditampilkan pada Table of Content, kemudian tekan tombol kanan mouse dan
pilih item Zoom To Layer (Gambar 3.31).
Hal-45
Gambar 3.30 Prosedur untuk mengoverlay Gambar 3.31 Prosedur untuk menampilkan
data raster dengan vector yang telah data raster pada Map View
tergeoreferensi

7. Arahkan mouse pada salah satu sisi data raster yang akan digeoreferensikan,
kemudian tekan tombol kiri mouse (Gambar 3.32).

Gambar 3.32 Prosedur untuk meng- Gambar 3.33 Overlay data raster dan
georeference data raster vektor

8. Lakukan seperti pada langkah (6) dan (7). Selanjutnya akan terjadi overlay
antara data raster dan data vektor (Gambar 3.33).
9. Setelah terjadi overlay antara data raster dan vektor, tekan Georeferencing 
Rectify untuk menyimpan data raster yang telah digeoreference (Gambar 3.34).

10. Selanjutnya akan muncul jendela Save As. Tekan ikon Open pada item
Output Location untuk menentukan direktori penyimpanan data raster yang
telah digeoreference, tulis nama data raster yang telah digeoreference pada item
Name, tekan drop down list pada item Format untuk menentukan format data
raster yang akan disimpan, kemudian tekan Save untuk menyimpan data raster
(Gambar 3.35).
Hal-46
Gambar 3.34 Prosedur untuk menyimpan data Gambar 3.35 Menyimpan data raster
raster yang telah digeoreference yang telah digeoreference

11. Remove data raster hasil scanning dan data vektor dengan menekan tombol
kanan mouse pada nama data raster dan data vektor, kemudian pilih Remove
(Gambar 3.36).

Gambar. 3.36 Prosedur untuk meremovedata Gambar 3.37 Prosedur untuk menampilkan
data raster yang telah digeoreference
12. Tampilkan data raster yang telah tergeoreferensikan dengan menekan ikon
Add Data (Gambar 3.37).
13. Pilih data raster yang telah tergeoreferensikan, kemudian tekan Add (Gambar
3.38).
14. Data raster yang telah digeoreferensikan akan ditampilkan pada Map View
(Gambar 3.39).
15. Overlay data raster yang digeoreferensikan dengan data vektor dengan menekan
ikon Add Data(Gambar 3.40).
16. Tekan Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori data vektor
(Gambar 3.41).
17. Pilih data vektor yang akan dioverlay, kemudian tekan Add (Gambar 3.42).
Hal-47
18. Overlay data raster yang telah digeoreferensikan dan data vector ditampilkan
pada Map View (Gambar 3.43).

Gambar 3.38 Memilih data raster yang telah Gambar 3.39 Tampilan data raster yang telah
digeoreference digeoreferensikan pada Map View

Gambar 3.40 Prosedur untuk menampilkan Gambar 3.41 Prosedur untuk mencari
data satelit direktori data vektor

Gambar 3.42 Pemilihan data vektor yang Gambar 3.43 Overlay data raster yang telah
akan dioverlay digeoreference dengan data vektor
Hal-48
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
Hal-49
BAB 4
DIGITASI PETA DAN EDITING
Bab ini akan membahas tentang: (1) pengertian digitasi, (2) membuat data spasial
melalui proses digitasi, dan (3) editing data vektor.

4.1 Pengertian Digitasi


Digitasi merupakan proses konversi suatu fitur yang ada dalam peta analog ke
dalam format digital. Proses digitasi dapat dilakukan menggunakan piranti pendigit
(digitizer) yang dihubungkan ke PC atau bisa juga dengan on-screen digitizing
(Gambar 4.1).
Meja Digitasi Komputer

Peta

Gambar 4.1
Kursor Piranti pendigit

Gambar 4.2
Drum Scanner

Proses digitasi menggunakan piranti digitizer, peta analog diletakkan pada meja
digitizer, kemudian digeoreferensikan dengan meng-klik titik-titik yang diketahui
koordinatnya (ground control point). Sedangkan proses digitasi secara on-screen
digitizing membutuhkan scanner peta (Gambar 4.2) yang sudah tergeoreferensi.

4.2 Membuat Data Spasial


ArcGIS dilengkapi dengan fasilitas on-screen digitizing untuk membuat data
Hal-50

vektor dari data raster dan disimpan dalam bentuk shapefile (*.shp). Proses digitasi
diawali dengan pembukaan data raster yang sudah ter-georeference dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Tekan ikon Add Data untuk menampilkan data raster yang telah
digeoreference (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Prosedur untuk menampilkan Gambar 4.4 Prosedur untuk mencari direktori
data raster hasil scanning data raster
2. Tekan Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori data raster
(Gambar 4.4).

3. Pilih data raster yang telah digeoreference, Kemudian tekan Add (Gambar 4.5).

Gambar 4.5 Memilih data raster yang telah Gambar 4.6 Tampilan data raster yang telah
digeoreference digeoreference pada Map View
4. Data raster yang telah digeoreferensikan akan ditampilkan pada Map View
(Gambar 4.5).
5. Aktifkan modul Editor dengan menekan menu Customize  Toolbars  Editor
(Gambar 4.7).

6. Selanjutnya modul Editor akan ditampilkan pada jendela utama ArcGIS (Gambar
4.8).
Hal-51
Gambar 4.7
Prosedur
menampilkan
modul Editor

Gambar 4.8 Modul


Editor pada jendela
ArcGIS

7. Sebelum memulai proses digitasi, perbesar tampilan data raster dengan menekan

ikon Zoom in (Gambar 4.9).

Gambar 4.9
Memperbesar
tampilan data
raster
Hal-52
8. Aktifkan ArcCatalog dengan menekan menu Windows  Catalog untuk
menampilkan jendela ArcCatalog (Gambar 4.10).

9. Selanjutnya jendela ArcCatalog akan ditampilkan pada jendela utama ArcGIS


(Gambar 4.11).

10. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela ArcCatalog untuk untuk
mencari direktori untuk menyimpan data vektor (Gambar 4.12).

Gambar 6.10
Prosedur
menampilkan
ArcCatalog

Gambar 4.11
ArcCatalog pada
jendela ArcGIS
Hal-53
Gambar 4.12
Prosedur untuk
mencari direktori
tempat menyimpan
data vektor

11. Arahkan ke direktori penyimpanan data vektor, kemudian tekan OK (Gambar


4.13).

Gambar 4.13 Gambar 4.14 Direktori untuk menyimpan data vektor


Prosedur untuk menyimpan
data vektor
12. Selanjutnya krusor akan diarahkan ke direktori untuk menyimpan data vektor
(Gambar 4.14 dan 4.15).
Hal-54
Gambar 4.15
Prosedur untuk
membuat data
vektor

13. Untuk membuat data vektor baru, tekan tombol kanan mouse pada direktori data
vektor, pilih New  Shapefile. Selanjutnya akan muncul jendela Create New
Shapefile (Gambar 4.16).
14. Tulis nama data vector yang akan dibuat pada item Name, dan tekan dropdown
list pada item Feature Type untuk memilih jenis data vector. Tekan tombol Edit
untuk menentukan sistem koordinat yang akan digunakan. Sistem koordinat
yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan sistem koordinat yang
digunakan oleh data raster (Gambar 4.17).

Gambar 4.16 Jendela Create New


Shapefile Gambar 4.17 Penentuan nama, jenis,
dan sistem proyeksi data vektor
Hal-55
15. Tekan tombol Select pada jendela Spatial Reference Properties untuk memilih
system koordinati yang akan digunakan (Gambar 4.18).

Gambar 4.18 Prosedur untuk


Gambar 4.19 Pemilihan sistem koordinat
menentukan sistem koordinat
16. Pilih sistem koordinat yang akan digunakan, kemudian tekan Add (Gambar
4.19).

Hal-56

Gambar 4.20 Prosedur untuk Gambar 4.21 Prosedur untuk


mengaplikasikan sistem koordinat pada melanjutkan pembuatan data vektor
data vektor
17. Tekan OK pada jendela Spatial Reference Properties untuk mengaplikasikan
sistem koordinat yang dipilih pada data vektor (Gambar 4.20).
18. Tekan tombol OK pada jendela Create New Shapefile untuk melanjutkan proses
pembuatan data vector (Gambar 4.21).
19. Data vector yang akan dibuat ditampilkan pada jendela Table Of Content dan
ArcCatalog (Gambar 4.22).

Gambar 4.22 Tampilan


data vektor yang akan
dibuat pada Table of
Contents dan ArcCatalog

20. Untuk membuat attribut (informasi) pada data vektor, arahkan mouse pada data
vector yang akan dibuat pada jendela ArcCatalog, kemudian tekan tombol kanan
mouse dan pilih Properties (Gambar 4.23).
21. Selanjutnya akan muncul jendela Shapefile Properties. Untuk membuat data
attribute, tekan tombol Fields. Dalam kondisi default terdapat 3 field data
attribute, yaitu FID, Shape, dan Id (Gambar 4.24).
Hal-57
Gambar 4.23
Prosedur untuk
membuat data
attribut

Gambar 4.24 Jendela


Shapefile Properties

22. Untuk menambahkan atribut, ketik nama data atribut yang akan dibuat dibawah
baris Id, pengetikan nama atrribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan
dibatasi hanya sampai 10 karakter. Kemudian tekan dropdown list pada kolom
Data Type untuk memilih jenis data attribute yang akan dibuat, dan tentukan
jumlah karakter pada item Field Properties, kemudian tekan OK (Gambar 4.25).
Hal-58
Gambar 4.25
Proses
menambahkan
data attribut

23. Untuk memudahkan proses digitasi, tutup jendela ArcCatalog dengan menekan
tombol Close (Gambar 4.26).

Gambar 4.26 Jendela utama ArcGIS tanpa Gambar 4.26 Prosedur untuk memulai proses
ArcCatalog digitasi
24. Untuk memulai proses digitasi, tekan modul Editor  Start Editing (Gambar
4.26).
25. Selanjutnya akan muncul jendela Create Features pada jendela utama ArcGIS.
Tekan nama data vektor (Sungai) pada Create Features untuk menampilkan
tool pada Construction Tools (Gambar 4.27).
Hal-59
Gambar 4.27
Create Features
pada jendela
ArcGIS

Gambar 4.28

26. Selanjutnya akan muncul tool untuk menggambar pada Construction Tools
(Gambar 4.28).
27. Pilih tool yang sesuai pada Construction Tools, kemudian proses digitasi dapat
dimulai (Gambar 4.29).
28. Tekan tombol kiri mouse dua kali untuk mengakhiri proses digitasi (Gambar
4.30).

29. Tekan ikon Attribute untuk menampilkan atribut data spasial (vektor)
(Gambar 4.31).
Hal-60
Gambar 4.29
Pemilihan tool
dan proses
digitasi

Gambar 4.30
Hasil digitasi pada
salah satu ruas

Gambar 4.31
Prosedur untuk
menampilkan
informasi spasial
(attribut)

31. Selanjutnya akan muncul jendela Attributes pada jendela utama ArcGIS
(Gambar 4.32).
Hal-61
32. Tambahkan informasi data vektor pada attribute. Dalam contoh ini informasi
yang akan ditambahkan adalah “nama sungai” (Gambar 4.33).
33. Untuk menyimpan hasil digitasi, tekan menu Editor  Save Edit (Gambar 4.34).
34. Untuk mengakhiri proses digitasi, tekan menu Editor  Stop Editing

Gambar 4.32
Jendela
attributes pada
jendela utama
ArcGIS

Gambar 4.33
Pengisian
informasi pada
data vektor

Gambar 4.34
Prosedur untuk
menyimpan hasil
digitasi
Hal-62
Gambar 4.35
Prosedur untuk
mengakhiri
proses digitasi

4.3 Editing Vektor dan Attribut


Penanganan data spasial, khususnya data vektor dan data attribut, sering kali
kita melakukan proses editing, baik dalam rangka updating data maupun
memperbaiki data yang telah ada. ArcGIS dilengkapi dengan sejumlah modul editing
yang terdapat pada menu Edit, untuk melakukan proses updating data serta
memperbaiki data vektor dan atribut yang telah ada, sebagai contoh kita akan
mengedit layer sungai yang telah dibuat pada Bab 6.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Selanjutnya akan muncul jendela Create Features pada jendela utama ArcGIS.
Untuk memperbaiki data vektor, arahkan mouse ke gambar vector, tekan gambar

vektor kemudian tekan ikon Edit Vertices (Gambar 4.37).

2. Proses editing dimulai dengan modul Editor  Start Editing (Gambar 4.36).

Gambar 4.36
Prosedur untuk
memulai proses
editing
Hal-63
Gambar 4.37
Jendela create
features pada
jendela utama
ArcGIS

3. Selanjutnya akan muncul modul edit vertex. Tekan ikon Modify Sketch

Vertices untuk mereposisi titik-titik vertex pada data vektor, ikon Add Vertex

untuk menambah titik-titik vertex pada data vektor, ikon Delete Vertex untuk

menghapus titik-titik vertex pada data vektor, ikon Finish sketch untuk

mengakhiri editing data vector, dan sketch properties untuk mengatur titik-
titik vertex dengan mengubah posisi koordinat titik-titik vertex (Gambar 4.38).

Gambar 4.38
Proses editing
data vector
menggunakan
modul edit
vertex

4. Lakukan proses editing pada data vector menggunakan modul edit vertex,

kemudian ikon Finish sketch untuk mengakhiri editing data vector. Tekan
menu Create features untuk mengedit data attribute dan atau menambah ruas
data vector (Gambar 4.39).
Hal-64
5. Tekan nama data vector pada jendela Create featrures untuk menampilkan tool
pada item Construction Tools. Tekan ikon line untuk menambah ruas sungai,
dan tekan tombol kiri mouse dua kali untuk mengakhiri proses digitasi (Gambar
4.40).

Gambar
4.39 Modul
edit sketch
properties
pada jendela
utama
ArcGIS

Gambar
4.40
Mengakhiri
proses
editing data
vektor

6. Tekan ikon Attribute untuk menambahkan atribut pada data vektor.


Selanjutnya akan muncul jendela Attributes pada jendela utama ArcGIS.
Tambahkan informasi data vektor pada attribute (Gambar 4.41).

7. Untuk mengakhiri dan menyimpan hasil editing, tekan menu Editor  Stop
Editing (Gambar 4.42).
Hal-65
8. Untuk menambahkan informasi lain (field) pada data attribut, arahkan mouse
pada nama data vektor di Table of Contents, kemudian tekan tombol mouse
kanan, pilih Open Attribute Table (gambar 4.43).

Gambar 4.41
Pengisian
informasi
pada data
vektor

Gambar 4.42
Prosedur
untuk
mengakhiri
proses editing

Hal-66
Gambar 4.43
Proses untuk
membuka
data attribut

9. Selanjutnya akan muncul jendela Table. Tekan ikon Table Option untuk
membuka menu yang terdapat pada jendela Table (gambar 4.44).

Gambar 4.44 Jendela table Gambar 4.45 Menu pada table


option
10. Pilih Add Field untuk menambahkan field (informasi lain) pada data atribut
(Gambar 4.45). Selanjutnya akan muncul jendela Add Field (Gambar 4.46).

11. Ketik nama data atribut/informasi yang akan ditambahkan pada item Name,
pengetikan nama atrribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan dibatasi
hanya sampai 10 karakter. Kemudian tekan dropdown list pada kolom Type
untuk memilih jenis data attribute yang akan dibuat, dan tentukan jumlah
karakter/ tingkat ketelitian pada item Field Properties, kemudian tekan OK
(Gambar 4.47).
Hal-67
Gambar 4.46 Jendela add Gambar 4.47 Proses menambahkan data
field attribut
12. Field baru akan disajikan pada jendela Table. Tekan ikon Close untuk
mengakhiri proses penambahan field (Gambar 4.48).

13. Pengisian informasi data attribute dilakukan dengan menekan modul Editor 
Start Editing (Gambar 4.49).

Gambar 4.48 Tampilan field Gambar 4.49 Prosedur untuk memulai proses editing
baru pada jendela table data attribut

14. Selanjutnya akan muncul jendela Create Features pada jendela utama ArcGIS.

Tekan ikon Attribute pada modul Editor untuk memperbaiki data attribute
(gambar 4.50).
Hal-68
Gambar 4.50
Prosedur untuk
menampilkan
informasi spasial
(attribut)

15. Selanjutnya akan muncul jendela Attributes pada jendela utama (Gambar 4.51).

16. Tekan data vektor yang akan diberi informasi tambahan. Kemudian akan muncul
informasi spasial dari data vektor tersebut (Gambar 4.52).
17. Tambahkan informasi data vektor pada attribute. Dalam contoh ini informasi
yang akan ditambahkan adalah “panjang sungai” (gambar 4.53).

Gambar 4.51
Jendela attributes
pada jendela utama
ArcGIS
Hal-69
Gambar 4.52
Informasi spasial
data vektor

Gambar 4.53
Editing data
attribut

18. Untuk menyimpan hasil editing data attribut, tekan menu Editor  Save Edit
(Gambar 4.54).
19. Untuk mengakhiri proses editing, tekan menu Editor  Stop Editing (Gambar
4.55).

Gambar 4.54
Prosedur untuk
menyimpan
hasil editing
data attribut
Hal-70
Gambar 4.55
Prosedur untuk
mengakhiri
proses editing
Hal-71
[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Hal-72
BAB 5
BEKERJA DENGAN DATA HASIL
PENGUKURAN
Bab ini akan membahas tentang : (1) Data ukur, (2) format data yang didukung
ArcGIS, (3) Menampilkan Data hasil pengukuran menggunakan ArcGIS, (4) Konversi
Data Ukur ke dalam bentuk Vektor

5.1 Data Ukur


Data ukur merupakan salah satu masukan (input) dalam GIS. Data ukur dapat
diperoleh melalui survey menggunakan GPS (Global Positioning System), Theodolit,
maupun alat ukur lainnya.

Gambar 5.1 Contoh data ukur

5.2 Format Data yang didukung ArcGIS


ArcGIS mendukung berbagai format data hasil pengukuran yang disimpan dalam
bentuk tabel, diantaranya; Excel Worksheet (*.xls, *.xlsx), Tab Delimited (*.txt) dan
Comma Delimited (*.csv). Data hasil pengukuran dapat dibuat pada Microsoft Excel
maupun Open Office Calc (Open Office) dan kemudian disimpan dalam bentuk *.xls,
*.xlsx, *.txt maupun *.csv.
Hal-73
5.3 Menampilkan Data Hasil Pengukuran
Langkah-langkah untuk menampilkan data hasil pengukuran menggunakan
ArcGIS adalah sebagai berikut:
1. Tekan menu File pada jendela utama ArcGIS, kemudian pilih Add Data  Add
XY Data (Gambar 5.1).

2. Pada jendela Add XY Data, tekan ikon browse untuk mencari direktori data
ukur (Gambar 5.2)

Gambar 5.1 Prosedur untuk menampilkan data Gambar 5.2 Jendela Add XY
Data

3. Tekan ikon Connect to Folder pada jendela Add untuk untuk mencari
direktori data ukur (Gambar 5.3).
4. Arahkan ke direktori penyimpanan data ukur, kemudian tekan OK (Gambar 5.4).
Hal-74

Gambar 5.3 Gambar 5.4


Prosedur untuk mencari direktori data ukur Direktori penyimpanan data ukur
5. Pilih data ukur yang akan dibuka, kemudian tekan Add (Gambar 5.5).

Gambar 5.5 Gambar 5.6


Memilih data ukur Pengaturan data ukur
6. Tekan dropdown list pada item X Field, Y Field, dan Z Field untuk menentukan
field (kolom) yang akan digunakan untuk mendiskripsikan koordinat X, Y, dan Z.
Tekan tombol Edit untuk menentukan sistem koordinat yang akan diaplikasikan
pada data ukur (Gambar 5.6).

Gambar 5.7 Prosedur untuk


menentukan sistem koordinat
7. Tekan tombol Select pada jendela Spatial Reference Properties untuk
menentukan sistem koordinat yang akan diaplikasikan pada data ukur (Gambar
Hal-75

5.7).
8. Jika data ukur dalam satuan meter, maka sistem koordinat yang digunakan
adalah Sistem Koordinat Proyeksi. Jika data ukur dalam satuan derajat, maka
system koordinat yang digunakan adalah Sistem Koordinat Geografis (Gambar
5.8).
9. Pada contoh ini data yang digunakan adalah data hasil pengukuran di Papua
Barat dengan satuan ukur dalam meter, sehingga sistem koordinat yang
digunakan adalah Sistem Koordinat Proyeksi UTM WGS zone 53S. Tekan Add
setelah dilakukan pengaturan sistem koordinat (Gambar 5.9)

Gambar 5.9
Pemilihan
sistem
koordinat

10. Tekan OK pada jendela Spatial Reference Properties untuk mengaplikasikan


sistem koordinat yang dipilih pada data ukur (Gambar 5.10).
11. Tekan tombol OK pada jendela Add XY Data untuk melanjutkan proses
menampilkan data ukur (gambar 5.11).

Gambar 5.10 Prosedur untuk Gambar 5.11 Finishing pengaturan data


Hal-76

mengaplikasikan sistem koordinat pada ukur


data ukur
12. Selanjutnya muncul pemberitahuan bahwa data ukur yang akan ditampilkan
tidak memiliki field (kolom) ID. Tekan OK untuk melanjutkan proses
menampilkan data ukur (Gambar 5.12).

Gambar 5.12
Jendela
pemberitahuan

Gambar 5.13
Tampilan data
ukur pada
Map View

5.4 Konversi ke data vektor


Langkah-langkah untuk mengkonversi data hasil pengukuran ke dalam bentuk
data vektor (shape file) menggunakan ArcGIS adalah sebagai berikut:
1. Tekan tombol kanan mouse pada data ukur yang terdapat di Table of Contents,
pilih Data  Export Data (Gambar 5.14).

2. Selanjutnya akan muncul jendela Export Data. Tekan dropdown list pada item
Export untuk menentukan fitur atau data apa saja yang akan diekspor,
pemilihan pengaturan sistem koordinat pada item use the system coordinat as,

kemudian tekan tombol browse untuk menentukan direktori tempat


menyimpan data vector (Gambar 5.15).

3. Tekan Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori untuk menyimpan

data vector, atau tekan ikon Connect to Folder apabila data akan disimpan
pada direktori selain direktori yang terdapat pada item Look in (Gambar 5.16).
Hal-77
Gambar 5.14
Prosedur untuk
mengkonversi data
vektor kedalam
bentuk data vektor

Gambar 5.15
Pengaturan pengkonversian data Gambar 5.16 Prosedur mencari direktori untuk
menyimpan data vektor
4. Pada kondisi default data vektor akan disimpan menggunakan nama
export_output.shp. Untuk mengubah nama tersebut dapat dilakukan dengan
mengetikkan nama data vektor hasil konversi pada item Name. Kemudian tekan
Save (Gambar 5.17).
Hal-78
Gambar 5.17 Proses menyimpan data vektor Gambar 5.18 Proses melanjutkan
konversi data
5. Tekan OK untuk melanjutkan proses konversi data (Gambar 5.18).

6. Selanjutnya muncul pertanyaan apakah data vektor hasil konversi akan


ditampilkan dalam Map View sebagai layar. Tekan Yes apabila data vektor
tersebut akan ditampilkan dalam Map View, dan tekan No apabila data vektor
tersebut tidak akan ditampilkan dalam Map View (Gambar 5.19).

7. Selanjutnya data vector hasil konversi akan ditampilkan di Map View bersama
dengan data ukur (Gambar 5.20).

Gambar 5.19 Jendela pertanyaan Gambar 5.20 Tampilan data ukur dan data vector
hasil konversi pada Map View
Hal-79
DAFTAR PUSTAKA

Hal-80

Anda mungkin juga menyukai