Makalah Sistitis
Makalah Sistitis
PENDAHULUAN
Sistitis merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Yang merupakan
salah satu penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) yaitu adanya peradangan bacterial yang
berkembangbiak di saluran kemih disertai adanya kolonisasi mikroba di urin. Sedangkan
Sistitis sendiri merupakan peradangan pada kandung kemih itu sendiri tanpa disertai
radang bagian atas saluran kemih.
Infeksi kandung kemih umumnya terjadi pada wanita, terutama pada masa
reproduktif. Beberapa wanita menderita infeksi kandung kemih secara berulang.
Salah satu penyakit yang banyak dan sering menyerang kaum wanita, tapi tidak disadari
adalah Cystitis. Penyakit Cystitis, memang sifat dan gejalanya cenderung sebagai
gangguan yang biasanya tidak terlalu ditanggapi oleh penderitanya. Misalnya, penderita
akan sering ke belakang dan saat berkemih terasa perih. Selain itu, bagi yang telah
menikah akan terganggu saat melakukan hubungan intim.
Vesika urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos.
Vesika urinaria berfungsi untuk tempat penyimpanan urin. Apabila terisi sampai 200 – 300
cm3 maka akan timbul keinginan untuk miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat
dikendalikan, kecuali pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex.
Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada laki –
laki, organ ini terletak tepat dibelakang Symphisis Pubis dan didepan Rektum. Pada
perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran
kecil seperti buah kenari, dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya
dapat mencapai um bilicus dan berbentuk seperti buah pir.
Dinding Vesica Urinaria memiliki beberapa lapisan :
a. Serosa
Lapisan terluar, merupakan perpanjangan dari lapisan peritoneal, rongga abdomino
pelvis. Hanya di bagian atas pelvis
b. Otot Detrusor
2.2 Definisi
Sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri.
Sistitis merupakan inflamasi yang di sebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra (Nur
Salam, 2008)
2.3 Klasifikasi
Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
a. Sistitis primer, merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini
dapat terjadi karena penyakit lain seperti batu pada kandung kemih, divertikel,
hipertropi prostat dan striktura uretra.
b. Sistitis sekunder, merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari
penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
2.4 Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis :
a. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea,
dan pseudomonas.
2.6 Patofisiologi
Sistitis merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya
berupa sistitis akut karena jarak uretra karena jarak uretra dan vagina pendek, kelainal
periuretral, rektum (kontaminasi) feses, efek mekanik coitus, serta efek kambuhan
mikroorganisme gram negatif dari saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina,
Kolonisasi bakteri
sistitis
Piuria
Kemotaksis makrofag dan metrofil
Fagositosis M.O
pyrogenik
hipertermi
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut NurSalam, Fransisca, 2008
1. Uncomplicated sistitis : wanita harus diterapi antimikroba dosis tunggal atau
jangka pendek (1-3hari) sesuai hasil kultur. Obat pilihan yang sensitif terhadap
E.coli : nitrofurantoin, trimetramopin-sulfametoksaksol, atau ampisilin. Laki-laki
diterapi selama (7-10 hari) denagn antibiotik. Lakukan kultur untuk
meningkatkan efektivitas terapi. Awasi efek samping : mual, diare, kemerahan,
dan kandidiasis vagina.
2. Antikolinergik (propantheline bromide) untuk mencegah hiperirritabilitas
kandung kemih dan fennazopirridin hidroklorid sebagai anti septik saluran kemih
2.9 Komplikasi
Komplikasi menurut NurSalam, Fransisca, 2008
1. Pyelonefritis : infeksi pada medula dan korteks ginjal
2. Infeksi bakteri melalui darah melalui penyebarab hematogen.
3.1. Pengkajian
1. Data demografi
Nama, jenis kelamin (perempuan 7x lebih sering dari pada laki-laki), umur (usia
lanjut), status perkawinan (lebih banyak terjadi sudah menikah), suku bangsa (suku
pedalaman), pekerjaan (supir).
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan utama nyeri dan terasa panas saat berkemih
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengalami sering berkemih, rasa panas dan nyeri saat bekemih, terasa nyeri
atau spasme pada area kandung kemih dan suprapubis.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien dengan sistitis sebelumnya pernah mengalami riwayat striktur ureter, infeksi
prostat, epididimitis atau batu kandung kemih, sedangkan pada pasien wanita
sebelumnya memiliki riwayat kontrasepsi spermisid-diafragma karena jenis
kontrasepsi ini dapat menyebabkan obstruksi parsial uretra dan pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap.
Riwayat penyakit keluarga :
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan TTV
a. TD : normal 120/80mmhg
b. RR : Takipnea >18-20x/menit
c. N : Takikardia > 80-100x/menit
d. T: Hipertermi >36,5-37,5 C
Pemeriksaan Head to Toe
a. BB : menurun
b. Kulit : Hangat,turgor kulit kembali > 2 dtk.
c. Kepala, leher : Rambut tipis, mengkilat, wajah tampak pucat, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Fungsional Gordon
1. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3
sendok disebabkan Mual muntah .
T: Hipertermi >36,5-37,5
celcius
2 Kriteria mayor : Adanya bakteri Gangguan pola
Frekuensi kencing pada kandung eliminasi urin
menurun kemih (disuri)
Nyeri tekan pada
suprapubis
Kriteria minor :
Piuria
A :tujuan tercapai
P : intervensi di hentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar
4.2.2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
4.2.3. Bagi Kesehatan
Brunner & Suddarth, 2002. “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah” Volume 2 Edisi 8.
Jakarta. EGC.
Kowalak, Jenniver P. 2011. “ Buku Ajar Patofisiologi “. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif. 2000. “ Kapita Selekta Kedokteran “ Edisi III Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
Nursalam, & Fransisca. (2009). Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan sistem
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Prince, Sylvia Anderson. Lorraine M. Wilson. 2006. “Patofisiologi Konsep Klinik Proses-
proses Penyakit” Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.