Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Setiap organisasi, baik perusahaan maupun institusi, laba dan nirlaba dihadapkan
dengan pengembangan di bidang apapun. Organisasi atau perusahaan yang ditujukan untuk
laba atau nirlaba diminta untuk berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan,terutama
tentang kesejahteraan masyarakat dan (Novera 2012)

Menurut Arsi et al. (2012), dengan efektivitas, efesiensi dan produktivitas, perusahaan
dapat mengetahui cara mengoptimalkan sumber daya yang digunakan dan dapat mendukung
pencapaian target yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Terkait dengan optimalisasi
ini sumber daya, yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan baik dalam industri jasa dan
manufaktur adalah efesiensi dalam hal sumber daya manusia. Efesiensi di bidang sumber
daya manusia terkait dengan analisis beban keja yang dilakukan dalam suatu oraganisasi.
Melakukan efesiensi terhadap sumber daya manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti dengan membuat analisis yang sesuia saaat kegiatan terjadi. Analisis beban kerja juga
memiliki niat untuk mengoptimalkan jumlah karyawan untuk melakukan aktivitas kerja
mereka secara tepat.

Sejalan dengan Arsi et al. (2012), Singgih dan Dewita (2008) juga berbicara tentang
pentingnya dan bagaimana meningkatkan efesiensi dalam bidang sumber daya manusia.
Efesiesi dalam bidang sumber daya manusia terkait dengan kegiatan kerja dan waktu yang
dibutuhkan oleh karyawan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan uraian pekerjaan yang
telah diminta oleh manajemen. Metode yang digunakan untuk mengukur efesiensi dan
efektifitas kerja disebut dengan analisis beban kerja. Analisis beban kerja adalah sebuah
diskripsi beban kerja yang diburtuhkan dalam organisasi, dengan metode ini dapat
memberikan informasi mengenai alokasi sumber daya karyawan dalam suatu unit organisasi.
Aktivitas pekerja pada dasarnya dapat dibedakan antara aktivitas fisik dan aktivitas mental.
Di prakteknya, analisis beban kerja ditemui kombinasi beban kerja fisik dan mental beban
kerja (Simanjuntak dan Situmorang, 2010). Dalam penelitian ini di lakukan pengamatan pada
dua puluh lima posisi , deskripsi pekerjaaan hanya menunjukkan aktivitas fisik jika penilaian
kbaban kerja hanya dari faktor itu saja ini menyebakan ketidakseimbangan untuk
memberikan solusi atas keberadaannya perlu untuk membuat intsrumen lain untuk dapat
menunjukkan beban kerja mental karena itu digunakanlah dua metode untuk melihat beban
kerja baik secara fisik maupun mental yaitu metode sampling dan NASA-TLX.
Resume

Judul jurnal : Workload analysis Using Work Sampling and NASA-TLX for employee of
private in surabaya

Jurnal Ilmiah : Teknik Industri

Penulis : Wiwin Widiasih dan Hilyatun Nuha ( University of 17 Agustus 1945) \

Volume : Vol.18 (2) 134-141

Tahun : Desember 2019

Reviewer : Aldo Pratama Dalimunthe

Tanggal : Jum’at 1 Mei 2020

A. Latar Belakang

Karyawan adalah aset berharga dalam suatu organisasi, organisasi dapat didefinisikan
sebagai dua jenis yaitu laba atau perusahaan nirlaba. Karyawan sebagai modal untuk
organisasi sebagai pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja karyawan digunakan untuk
menentukan apakah pekerja telah bekerja dengan efesien atau tidak. Analisis serangkaian
atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh unit organisasi atau pemegang posisi
dalam periode waktu tertentu . Dalam penelitian ini, akan ditampilkan analisis beban kerja
karyawan dengan menggunakan dua pendekatan untuk saling melengkapi. Pertama,
metode sampling kerja digunakan untuk menentukan beban kerja secara fisik dan kedua ,
NASA-TLX digunakan untuk menganalisis beban kerja secara mental. Metode pareto juga
akan mengambil bagian untuk menganalisis hasil penelitian agar lebih komprehensif

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja seorang
karyawan pada saat melakukan aktivitas kerja sehingga dapat dilakukan optimalisasi pada
kinerja dan aktivitas pekerjaan.
C. Metodeologi Penelitian

Adapun metode pada penelitian kali ini adalah pertama dengan menggunakan
sampling kerja kedua dengan menggunakan NASA-TLX dan di dukung dengan metode
pareto.

D. Hasil Analisis

Pada awalnya penelitian ini dilakukan pada langkah pertama adalah observasi objek.
Seperti yang kita ketahui, penelitian ini dilakukan pada karywan universitas di Jawa Timur,
Indomesia, struktur universitas ini dipimpin oleh rektor, yang dibantu oleh dua wakil rektor.
Mereka memiliki tiga biro setiap biro memiliki fungsi masing-masing.

Di dalam penelitian ini gambar 3 dan 4 menunjukkan posisi ini menyumbang sekitar
78% dari rektor biro yaitu kepala urusan kerjasama. Kepala divisi sekretaris rektor, kepala
humas dan data kepala arsip dengan setiap persentase komulatif 22%, 42%, 60%, dan 78%
gambar 5 juga menunjukkan posisi yang menumbang sekitar 71 % dari non akademik biro.
Mereka adalah kepala devisi keuangan, kepala subbagian pengambangan SDM, kepala data
arsip, kepala bagian jabatan akademik, kepala subbagian adminitrasi umum dan biro non
akademik dengan masing-masing presentasi komulatif 13%, 26%, 38%, 49%, 61% dan 71%.
Anlisis yang sama menunjukkan posisi yang berkontribusi sekitar 75% dari total biro
akademik. Kepala penerimaaan mahasiswa, pendaftaran dan umum kepala biro akademik,
kepala institusi, akreditasi dan kepala subbagian evaluasi dengan persentasi masing-masing
12%, 34%, 44%, 55%, 65% dan 75%.

Gambar 6 menunjukkan hasil analisis yang dilakukan dengan pendekatan NASA-


TLX dimana nilai tertinggi di dapatkan oleh rektor dengan nilai 90 ini artinya beban mental
kerja terbanyak ada pada rektor, rektor memiliki banyak sekali tanggung jawab seperti
memimpin universitas baik di bidang teknis maupun administratif dan juga melakukan
evaluasi, monitoring, dan juga betanggung jawab atas setiap devisi. Kemudian pada gambar 7
menunjukkan analisis beban kerja dengan menggunakan metode pareto diagram, dimana
hasil dari nalisi ini menghasilkan analisis beban kerja fisik karena struktur ini dibagi menjadi
tiga biro maka dari itu diagram pareto juga terdiri dari tiga bagian. Pada biro rektor pihak
yang telah berkontibusi sekirat 70% adalah kepala dari biro rektor, kepala hubungan
masyarakat, kepala bagian arsip data, kepala urusan kerja sama, mereka punya persentasi
masing-masing yaitu sekitar 18%, 36%, 53%, dan 70%. Ini juga sejalan dengan beban kerja
mental analisis menggunakan NASA-TLX, posisi ini termasuk kategori beban mental yang
sangat tinggi dalam analisis yaitu dengan nilai 90, 89, 84, dan 83. Pada biro Non-akademik ,
posisi ini telah memberikan kontribusi sekitar 79% yaitu kepala biro non-akademik, kepala
jabatan akademik subbagian, kepala devisi keuangan kepala devisi SDM, kepala
pengembangan SDM, kepala subbagian data, dengan presentase kumulatif sebesar 15%,
29%, 43%, 57%, 69%, dan 79% dan analisis ini juga sejalan dengan analisi beban kerja
mental yaitu 82,81 dan 80 dengan kategori sangat tinggi sisanya dengan kategori tinggi yaitu
74, 72, dan 52.

Kemudian pada biro akademik yang memiliki kontribusi sekitar 75% yaitu kepala devisi
mahasiswa dan alumni, kepala penerimaan mahasiswa dan devisi pendaftaran, kepala devisi
IT, kepala PT biro akademik, kepala lembaga akreditasi, kepala penerimaaan mahasiswa,
pendafatran dan umum dan kepala subbagian evaluasi. Mereka memiliki persentase
kumulatif masing-masing yaitu sebesar 11%, 23%, 34%, 45%, 55%, 65% dan 75%. Ini juga
sejalan dengan analisis beban kerja mental sekitar 83,82,82, dan 80 untuk katgori beban
sangat tinggi dan 76, 74, dan 71 untuk kategori untuk baban kerja mental tingg, dari hasil
penelitian ini dapat menjadi revisi atas deskripsi pekerjaan jadi beban pekerjaa itu baik
mental maupun fisik menjadi lebih standar dan memiliki penyimpangan kecil poada setiap
posisi penelitian ini juga dapat menjadi dasar penggajian karyawan.

E. Kesimpulan

Penelitian ini telah berhasil menerapkan dua metode untuk mengukur beban kerja,
baik secara fisik dan secara mental, di setiap posisi pekerjaan analisis baban kerja fisik
dilakukan oleh metode pengambilan sampel kerja lalu beban kerja mental dilakukan dengan
dengan analisis NASA-TLX dan kemudian diagram pareto digunakan untuk melengkapi
keduanya agar lebih koprehensif. Hasil analisis diagram pareto, yang memiliki 80% mampu
membuktikan bahwa hasil analisis sesuai dengan beban kerja mental itu juga terjadi dengan
analisis beban kerja fisik lalu kemudian di dapatkan juga saran kepada manajemen universitas
untuk meninjau deskripsi pekerjaan sebelumnya di setiap posisi yang ada.

F. Saran

1. pada jenis penulisan, jurnal ini sudah jelas yaitu menjelaskan mengenai pengukuran beban
kerja mental maupun fisik
2. Masalah dalam jurnal ini hanya memberikan anggapan bahwa dengan menggunakan hasil
penelitian tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan tanpa memberikan penerapan
terhadapan penelitian tersebut.

3. untuk kesimpulan pada jurnal ini hanya mengenai perincian dari analisis pembahasan dan
mengutarakan hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk apa namun tidak menjelaskan
cara penerapannya.

Anda mungkin juga menyukai