Nim : 172121002
Kelas : Pendidikan Fisika A 2017
Mata kuliah : Pembelajaran Inovatif Bidang Fisika
Analisislah tiap model pembelajaran kooperatif/ inovatif dan kaitannya terhadap
pembentukan karakter (jenis) siswa
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membentuk
sebuah peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan perubahan dan penemuan baru dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran inovatif mengandung arti
pembelajaran yang dikemas oleh guru, atau instruktur, yang merupakan wujud gagasan atau
teknik yang dipandangn baru, agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan
dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan, atau learning is fun, dan merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini dalam
pikirannya, maka tidak ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan, kemungkinan
gagal, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Dengan pembelajaran yang inovatif
diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa
yang seperti ini akan mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami
sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan. Hal ini
dimungkinkan, karena pemahaman yang terkait dengan persoalan yang dihadapinya.
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, serta hidup rukun dan damai dengan pemeluk lain. Nilai
karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi religius, yaitu hubungan individu dengan
Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta atau lingkungan. Nailai
karakter religius juga ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan
Tuhan. Sub-nilai religius, antara lain: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama
dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, anti-buli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, serta melindungi yang kecil dan tersisih. Nilai karakter nasionalis
merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa; serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya. Sub-nilai nasionalis, antara lain: apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, disiplin, serta menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, serta waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi, dan cita-cita. Sub-nilai mandiri, antara lain: etos kerja (kerja keras), tangguh dan
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, serta menjadi pembelajar
sepanjang hayat. Gotong-Royong. Nilai karakter gotong-royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu-membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, serta memberi bantuan atau pertolongan kepada
orang-orang yang membutuhkan. Sub-nilai gotongroyong, antara lain: menghargai,
kerjasama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah dan mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, serta sikap kerelawanan.
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku dan didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, serta memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral,
atau integritas moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, serta konsistensi dalam tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran. Sub-nilai integritas, antara lain: kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, serta
menghargai martabat individu, terutama penyandang disabilitas. Pembentukan karakter siswa
yang harus dikembangkan, antara lain, karakter toleransi dan cinta damai menjadi sangat
penting untuk lebih ditonjolkan, karena kemajemukan bangsa dan negara Indonesia. Nilai
kejujuran dan tanggung jawab sangat urgen di saat bangsa ini tengah menghadapi berbagai
kasus korupsi. Nilai disiplin menjadi sangat penting juga, karena bangsa ini terkenal memiliki
mentalitas budaya yang kurang disiplin. Nilai peduli dan suka menolong menjadi sangat perlu
dikembangkan, di saat berbagai musibah bencana alam melanda Indonesia dan menelan
banyak korban. Akhirnya, untuk penambahan nilai-nilai lain yang akan dikembangkan,
tentunya disesuaikan dengan kepentingan dan kondisi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Faridah. (2012). “Kebijakan dan Pengembangan Pembangunan Karakter
melalui Pendidikan di Indonesia” dalam Aspirasi, Vol.3, No.1 [Juni], hlm.87-101