Anda di halaman 1dari 2

Nama: Maya Meisari

NIM: J1A018073
ITP Ganjil
Tugas FISTEK

1. Penentuan saat panen (indeks ketuaan) beberapa komoditi.


Penentuan saat panen PADI dapat dilakukan berdasarkan pengamatan visual dan pengamatan
teoritis.
 Pengamatan visual, dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan
lahan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi dicapai apabila
90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning
keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan gabah
berkualitas baik sehingga menghasilkan rendemen giling yang tinggi.
 Pengamatan teoritis, dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur
kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi, umur panen padi
yang tepat adalah 30 sampai 35 hari setelah berbunga merata atau antara 135 sampai
145 hari setelah tanam. Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai setelah
kadar air gabah mencapai 22 sampai 23 % pada musim kemarau, dan antara 24 sampai
26 % pada musim penghujan.

2. Penentuan saat panen yang kurang tepat dan pengaruhnya terhadap mutu bahan. Bahas
dengan dilengkapi contoh komoditi.
Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang
tinggi dan mutu gabah/beras yang rendah. Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai
9,52 % apabila pemanen padi dilakukan secara tidak tepat. Panen yang tidak tepat waktu
susutnya lebih tinggi, terlambat panen 1 minggu susut panen bisa dari 3,35 % menjadi 8,64 %
atau berkurang 5,29 %. Susut Saat Panen (SSP), Susut Penumpukan Sementara (SPS) dan
Susut Perontokan (SPR) cukup tinggi 18,6 %. Sedangkan penundaan perontokan bisa
berpotensi meningkatkan susut jika perontokan tertunda 1 malam susut bisa mencapai 0,87 %,
2 malam 1,35 % dan 3 malam bisa mencapai 3,12 %.
Beberapa hal yang mungkin terjadi selama proses penundaan antara lain:
 Terjadi kehilangan hasil yang disebabkan oleh gabah yang rontok selama penumpukan
atau dimakan binatang.
 Terjadi kerusakan gabah karena adanya reaksi enzimatis, sehingga gabah cepat tumbuh
berkecambah, terjadinya butir kuning, berjamur. Panen pada saat umur optimum sangat
penting untuk memperoleh mutu beras yang baik dan menekan kehilangan hasil.
 Penundaan panen akan menurunkan persentase beras kepala dan meningkatkan
persentase beras patah.

3. Cara panen yang biasa dilakukan oleh petani di NTB dan perbaikan teknik pemanen yang
tepat guna.
 Langkah pertama, potong batang padi dengan menggunakan sabit. Caranya, genggam
satu rumpun batang padi dan potong tepat di batang bagian bawah. Setelah itu, tumpuk
ke dalam tumpukan kecil.
 Setelah semua batang terpotong, kumpulkan tumpukan kecil ini ke dekat terpal yang
sudah digelar. Siapkan alat perontok tradisional dan mulailah merontok.
 Merontok padi dapat dilakukan dengan cara memegang segenggam batang padi. Pegang
batang bagian bawah dan pukul-pukulkan padi ke alat perontok sampai padi rontok.
 Terakhir, setelah semua selesai dirontokkan, bersihkan padi dari daun-daun padi yang
ikut rontok ikut kotoran lainnya. Jemur padi sampai sampai kering dan padi siap
digiling atau disiapkan.

Sistem panen memengaruhi kehilangan hasil. Semakin banyak anggota kelompok


pemanen, kehilangan hasil akan semakin tinggi karena setiap anggota berpotensi
menyebabkan kehilangan hasil panen. Jumlah anggota pemanen 50 orang (sistem
keroyokan) akan meningkatkan kehilangan hasil sampai 9,9 %. Oleh karena itu
disarankan anggota pemanen hanya perlu 20 orang saja dengan kehilangan hasil hanya
4,39 %.

Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil saat panen


sebaiknya menggunakan alas terpal yang tebal sehingga gabah yang rontok dan tercecer
dapat ditampung dalam wadah tersebut. Penggunaan alas atau wadah yang tebal (tidak
mudah rusak) pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil
antara 0,94 sampai 2,36 %.

Kinerja dan kecepatan alat perontok akan menentukan tingkat kehilangan hasil.
Penyebab utama kehilangan hasil pada perontokan padi adalah pelaku petani yang
kurang hati-hati, cara penggebotan dan frekuensi pembalikan padi, dan besarnya wadah
penampung yang digunakan pada saat merontok. Oleh karena itu diperlukan penggunaan
mesin perontok selain dapat menekan kehilangan hasil juga menjamin kualitas gabah.

Anda mungkin juga menyukai