Anda di halaman 1dari 15

TELENURSING

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
TIK

Oleh :

1. Intan Nur Laily .A (P17210193058)


2. Lutfi Wafiq Nur .A (P17210193065)
3. Nur Ahmad Syariat .H(P17210193075)
4. Sheila Anggaini (P17210193085)
5. Dyah Ayu Aprilianti (P17210193094)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN MALANG
Agustus 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala karunia-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TELENURSING dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’at nya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugasmata kuliah TIK progam
studi D-3 Keperawatan Malang. Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui
dan memahami materi tentang Telenursing. Penulis berharap makalah ini
bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Allah SWT dan
semua pihak yang telah membantu, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai layanan internet. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, dan berguna utnuk sempurnanya makalah ini..

Malang, Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan..................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................1

Bab II Tinjauan Teori..............................................................................................3

A. Telenursing di Indonesia........................................................................3
B. Telenursing di Dunia..............................................................................3

Bab III
Pembahasan..............................................................................................................7

A. Kekurangan Telenursing......................................................................10

Bab IV Penutup.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami


perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
globalisasi dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk berbenah
diri. Tuntutan yang paling mendasar dan paling menantang adalah
menyangkut layanan keperawatan yang professional, bermutu dan dapat
dijangkau oleh masyarakat. Perawat semakin dituntut untuk professional
dan mengedepankan perkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien
yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai
kalangan dan dalam “dunia maya”
(cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet
di Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat


dalam bidang pendidikan dan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan telah
mendorong terciptanya suatu model pelayanan keperawatan jarak jauh yang lebih
dikenal dengan nama telenursing.

Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien


melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan
informasi, komunikasi dan berbasis jaringan system. Telenursing
memudahkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan
populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area remote seperti
halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan
permasalahan kesehatan kronis.

Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang


tinggi karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan,
peningkatan angka penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta

4
peningkatan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil.
Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat,
menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar
dari rumah sakit.

Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan


menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan
bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit,
dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang
diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya
dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video converence untuk
mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar
dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing
dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat
untuk menunjang tercapainya visi Indonesia sehat 2010. Untuk itu kami akan
membahas tentang telenursing dalam upaya meningkatkan peran perawat
Indonesia menghadapi Indonesia Sehat 2010 melalui bidang informatika
kesehatan.

B.    Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang


telenursing bagi para pembaca dan juga sebagai penambah wawasan bagi kita
semua.

BAB II

5
TINJAUAN TEORI

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam


memberikan pelayanan keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien atau antar perawat. praktik telenursing dapat
diaplikasikan dalam berbagai setting area keperawatan, dan dalam bentuk
ambulatory care, call centers, home visittelenursing, bagian rawat jalan dan
kegawatdaruratan. Telenursing juga dapat digunakan meliputi; via telepon,
audioconferencing, teleradiologi, sistem informasi komputer bahkan melalui
telerobotics. Telenursing menawarkan program kolaboratifdan mengurangi
biaya pasien, sebagai contoh: konsultasi dengan perawat akan
mengurangi angka kejadian masuknya pasien dengan keadaan emergency ke
rumahsakit. Saat ini informatika dan teknologi sudah merambah ke semua aspek
pelayanan kesehatan termasuk bidang keperawatan. Perkembangan teknologi
informasi dibidang keperawatan era sekarang sangat pesat dan
menunjukkan meluasnya cakupan pemanfaatannya diberbagai bidang
pelayanan, termasuk pemanfaatan telenursingdalam bidang keperawatan
(Fadila, dkk. 2018).

Telenursing di defenisikan sebagai perpaduan layanan


telekomunikasi dan keperawatan setiap kali ada jarak fisik yang substansial
antara perawat atau antara pasien dan perawat (Amudha, Nalini, Alamelu,
Badrinath, & Sharma, 2017).Seorang perawat yang melakukan telenursing
tetap menggunakan proses keperawatan untuk mengkaji, merencanakan,
mengimplementasikan, mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan (Sanderson, 2018).

A. Telenursing di indonesia

6
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana
dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah.
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan
peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh
masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan
telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.

Hal tersebut dikatakan telenursing jika perawat melakukan tindakan


keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui pengkajian
triase dan pemberian informasi menggunakan teknologi informasi dan
telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners yang melakukan praktek
telenursing harus seorang Registered Nurses (RN). Perawat yang melakukan
praktek telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan
ketrampilan keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk praktek
telenursing mereka.

B. Telenursing dunia

Telenursing adalah bagian dari telehealth yang terjadi ketika perawat


memenuhi kebutuhan dasar klien dengan menggunakan teknologi informasi,
komunikasi dan webbased system (Kawaguchi et al, 2004). Telenursing juga
didefiniskan sebagai suatu proses pemberian, manejemen dan koordinasi asuhan
serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan
telekomunikasi (CNA, 2005). Teknologi yang dapat digunakan dalam telenursing
sangat bervariasi, meliputi: telepon (land line dan telepon seluler), personal
digital assistants (PDAs), mesin faksimili, internet, video dan audio conferencing,
teleradiologi, system informasi komputer bahkan melalui telerobotics (Scotia,
2008).

Praktek telenursing dapat diaplikasikan dalam berbagai setting area


keperawatan. Perawat dapat praktek dalam berbagai setting perawatan seperti
ambulatory care, call centers, home visit telenursing, bagian rawat jalan dan

7
bagian kegawatdaruratan. Bentuk-bentuk telenursing dapat berupa triage
telenursing, callcenter services, konsultasi melalui secure email messaging
system, konseling melalui hotline service, audio atau videoconferencing antara
klien dengan petugas kesehatan atau dengan sesama petugas kesehatan, discharge
planning telenursing, home-visit telenursing dan pengembangan websites untuk
sebagai pusat informasi dan real-time counseling pada pasien (CNA, 2005; Centre
for E-Health Nursing, 2006; Canadian Nursing Informatics Association, 2006).

Menurut Scotia (2008), dalam melakukan telenursing perawat harus


menerapkan beberapa prinsip antara lain: meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, mengurangi
pemberian layanan kesehatan yang tidak perlu, melindungi kerahasiaan/privasi
informasi klien.

Menurut Scotia (2008), kompetensi yang diperlukan oleh seorang perawat


untuk melakukan telenursing adalah sebagai berikut: memiliki karakteristik
personal: sikap positif, terbuka terhadap teknologi dan memiliki skill yang baik
tentang teknologi; memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan
teknologi informasi, seperti kemampuan untuk mengoperasikan kamera,
videoconferencing, komputer, dll; mengerti tentang keterbatasan dari teknologi
yang digunakan; kemampuan untuk mempertimbangkan sesuai atau tidaknya
kondisi klien untuk dilakukan telenursing; mengetahui protocol dan prosedur
telehealth, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan melakukan praktek
berdasarkan evidence based dan riset
Menurut Durrani dan Khoja (2009), telehealth dan telenursing sudah
digunakan di negara-negara maju dalam beberapa tahun terakhir, terutama di
Amerika, Australia dan Eropa, beberapa literatur melaporkan tentang kesuksesan
dan kegagalan dalam melaksanakan telenursing. Di Amerika terdapat McKesson
telenursing system, dimana telenurses memiliki akses terhadap suatu pusat data
sentral melalui link Citrix dan Wyse terminal dengan memasukkan password
tertentu, kemudian perawat dapat mengakses data-data klien. Metode tersebut
memungkinkan perawat dan klien berinteraksi melalui instant messaging (IM),
dan percakapan akan direkam secara otomatis oleh audio dan video recorded.

8
Kerahasiaan data klien terjamin karena data hanya bisa diakses oleh klien,
perawat dan dokter. McKesson menyediakan pendidikan kesehatan jarak jauh
untuk pasien menggunkan webcast dan online modul yang bisa diakses oleh klien
kapan saja dan dimana saja. Selain itu real time communication melalui IM
messaging dan videoconferencing menjadikan perawat dan klien dapat
berkomunikasi sesuai kebutuhan klien. Sistem ini juga memungkinkan perawat
bisa menelpon ke dokter atau ambulan ketika menerima telepon dari klien tanpa
memutus komunikasi dengan klien (George et al, 2008).

Durrani dan Khoja (2009) melakukan systematic review untuk melihat


perkembangan telehealth dan telenursing di wilayah Asia. Berdasarkan studi
Durrani dan Khoja didapatkan data bahwa: Jepang merupakan negara yang paling
banyak melakukan telehealth nursing, kemudian India dan HongKong.
Telenursing dilakukan di RS, pusat layanan kesehatan primer, rawat jalan, home-
visit, dan hospice care. Di Asia metode yang digunakan dalam telehealth nursing
sebagian besar menggunakan non-real time consultation dan videoconferencing.
Teknologi yang paling banyak digunakan di Asia adalah line ISDN, saluran
telepon konvensional, koneksi satelit broadband, mobile phone atau wireless.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut mendapatkan bahwa 40% penelitian tentang
aplikasi telenursing mengindikasikan adanya peningkatan dalam kualitas layanan
yang diberikan dan pengguna telenursing menyatakan puas.

BAB III

9
PEMBAHASAN

Menurut Durrani dan Khoja (2009), penelitian telehealth di Asia


mengindikasikan bahwa telehealth nursing dapat meningkatkan kualitas asuhan
dengan memberikan klien akses yang luas terhadap konsultasi, meningkatkan
ketepatan diagnosa, meningkatkan on-time hospitalization, meningkatkan
pengetahuan klien, memelihara kondisi kesehatan klien, tetapi sebagian besar
penelitian ini mengindikasikan bahwa telehealth tidak cocok untuk pengobatan
(curing). Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa dengan telehealth akan
meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mengurangi biaya dan waktu
perjalanan. Sedangkan dari segi biaya, sebagian besar penelitian tentang aplikasi
telehealth dan telenursing mengindikasikan bahwa biaya mungkin akan lebih
besar jika perawat dan klien melakukan video atau audioconferncing, sedangkan
jika komunikasi dilakukan melalui email, IM messaging biaya yang dikeluarkan
relatif lebih sedikit. Studi ini juga mengindikasikan perlunya komitmen
pemerintah untuk melakukan telehealth nursing. Berdasarkan systematic review
oleh Durrani dan Khoja (2009), beberapa hambatan yang ditemui dalam
mengaplikasikan telehealth dan telenursing di negaranegara Asia adalah sebagai
berikut: inkompatibilitas software yang digunakan antar negara atau antar
institusi; gangguan internet menyebabkan terlambatnya pengiriman data atau
gambar video dan gangguan transmisi suara; masih tingginya biaya komunikasi
dan alat-alat yang digunakan dalam telehealth nursing; gangguan komunikasi
lainnya seperti adanya masalah ketika terdapat perubahan dalam IP address dan
konfigurasi penerimaan jaringan, kabel-kabel yang rusak di jaringan pengirim
atau penerima; masih banyak perawat dan dokter yang masih belum terbiasa
dengan penggunaan teknologi informasi; di negara-negara Asia saat ini
infrastuktur teknologi informasi belum terlalu baik, tetapi sebagian besar negara
Asia sedang mengembangkan sistem teknologi informasi di negaranya masing-
masing.

Model yang diaplikasikan Kawaguchi et al (2004) terdiri dari:

10
- Database server: yang berlokasi di pusat kesehatan universitas wilayah

regional, berfungsi sebagai pusat penyimpan dan penyampai data dan

informasi. Melalui database server ini, klien, perawat dan dokter dapat

melihat dan memasukkan data dalam website.

- Health subcenter: berlokasi di seluruh wilayah di daerah-daerah,

dimana di pusat kesehatan ini terdapat perawat-perawat on call, yang

akan mendapatkan instruksi dari database server, jika ada klien yang

membutuhkan bantuan maka klien akan didatangi oleh perawat dari

pusat subcenter terdekat dengan lokasi klien.

Sistem telenursing ini menginformasikan tiga tipe informasi yang

akan dikirim klien kepada perawat. Informasi tersebut adalah:

- Email dari pasien tentang laporan mengenai status kesehatan dan hal

lain yang dianggap penting oleh klien. Pasien mengisi email untuk

menuliskan apa yang dirasakan klien atau untuk bertanya mengenai

status kesehatannya. Mereka akan menulis keadaan kesehatannya saat

ini dengan skala visual analog dari skala 1 (sangat baik) sampai skala 5

(buruk), hal ini memungkinkan tenaga kesehatan dapat mengkaji klien

lebih baik dan memberi respon sesuai dengan kebutuhan pasien.

- Vital Sign: yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu, diukur

oleh klien karena klien memiliki alat-alat pengukurnya. Selain itu

pasien juga memiliki alat finger pletysmography yang dipasang pada

jari klien untuk mengukur gelombang tubuh sebagai indikator

kesehatan klien, alat ini dibuat oleh A BACS detector, Computer

11
Convenience Ltd, Jepang. Data pletysmography ini ditransfer secara

otomatis melalui laptop klien via data cabel.

- Video mail: yang akan mengirimkan gambar klien, hal ini penting agar

perawat bisa melihat atau mengevaluasi keadaan kliennya secara

langsung melalui visualisasi gambar atau video denagn webcam

Sanwa Supply dan Window MovieMaker. Klien dapat mengirim

videonya melalui fasilitas ini.

- Akses internet menggunakan wireless (Air-H Card G; Honda

Electronic Japan) dengan koneksi 128kbit/s yang akan

menghubungkan klien dengan pusat data. Klien sangat mudah

melakukannya hanya dengan meng’klik’ icon di website saja.

Beberapa hasil penelitian lain yang terkait dengan telenursing

adalah sebagai berikut:

- Robert et al (2007) tentang telenursing in hospice palliative care,hasil

penelitian menyatakan telenursing dapat meningkatkan partnership

dan komunikasi yang lebih baik antara petugas kesehatan dengan

keluarga dan klien, dan meningkatkan kemampuan keluarga untuk

memberikan perawatan palliative care di rumah.

- Cady et al (2009) tentang a telehealth nursing intervention reduces

hospitalization in children with complex health condition,

menyimpulkan bahwa pelaksanaan telenursing melalui telepon bagi

anak-anak dengan kondisi kesehatan yang kompleks yang dilakukan

secara continue, terbukti secara bermakna menurunkan angka

12
hospitalisasi yang tidak terencana, mengurangi stress keluarga,

meningkatkan kesejahteraan anak dan meningkatkan penggunaan

fasilitas layanan kesehatan.

- Thomas et al (2004) tentang impact preoperative education program

via interactive telehealth network for rural patient having total joint

replacement, menyimpulkan bahwa telenursing class membuat pasien

lebih siap ketika akan menjalani operasi dan mengurangi lama hari

rawat pasca operasi.

Kekurangan Telenursing

Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi


langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan
kesehatan. Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan
pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan
terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann
dokumen klien.

BAB IV

13
PENUTUP

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan


menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference.
Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehelt.

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait


dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak
kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di
daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum
merata.

14
DAFTAR PUSTAKA

Barret, et al. (2009). Challenges faced in implementationof a telehealth enabled


chronic wound care system. The International Electronic Journal of Rural and
Remote Health Research, Education, Practice and Policy.
ARHEN:http//www.rrh.org.au Diakses melalui www.proquest.com tanggal 29
Oktober 2010.

Cady, et al. (2009). A telehealth nursing intervention reduces hospitalizations in


children with complex health condition. Journal of Telemedicine and Telecare
2009; 15: 317-320. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal 29 September 2010.

Canadian Nurses Assosiation. (2005). NurseOne, the Canadian Nurses Portal


Ottawa. Diperoleh melalui www.cna-alic.ca Tanggal 24 Oktober 2010.

Canadian Nursing Informatics Assosiation. 2006. Satgger, Bragley-Thompson


quotes. Diperoleh melalui http://www.cnia.ca/about.htm Tanggal 20 Oktober
2010.
Center for E-Health Nursing. 2006. Diperoleh dari
http://www.centerhealthnurse.com/centerhealth.html. Tanggal 21 Oktober
2010.

Chamber, P. (2009). Millenial generation nurses at work in teletriage. AAACN


Viewpoint; Jul/Aug 2009; 31: 12-14. Diakses melalui www.proquest.com tanggal
20 Oktober 2010.

George et al. (2008). How safe is telenursing from home?. Australian Journal of
Advanced Nursing, Volume 26 Number 1: 26-31. Diakses melalui
www.proquest.com tanggal 29 Oktober 2010.

Graschew et al. (2008). Network design for telemedicine e-health using satellite
technology. R.Latifi (Ed.): IOS Press. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal
30 Oktober 2010.

Hibbert et al. (2004). Health professional’s responses to the introduction of a


home telehealth services. Journal of Telemedicine and Telecare 2004; 10: 226-
230. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal 29 September 2010.

Kawaguchi et al. (2004). Development of a telenursing system for patients with


chronic condition. Journal of Telemedicine and Telecare; 10: 239-244. Diakses
melalui www.ebsco.com tanggal 30 Oktober 2010.

http://keperawatanuinam.blogspot.com/2015/03/telenursing.html

https://osf.io/g3at8

15

Anda mungkin juga menyukai