ISOLASI SOSIAL
Disusun oleh:
201803060
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk
melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang di maksud
adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaan
dari orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak
selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
individu sehingga memungkinkan terjadi suatu gangguan terhadap
kemampuan individu untuk berintraksi dengan orang lain.
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan
keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan
dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam,
menyendiri tanpa ada kegiatan.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan
untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya
merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu
seorang perawat khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi
aktivitas kelompok secara tepat dan benar.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan
klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah aspek emosi, aspek
intelektual dan aspek social.
Klien yang sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau
berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain.
Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok
sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi sensori dll.
Therapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan sebagian dari terapi
aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa.
Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk menyebutkan identitas
dirinya, menyebutkan identitas klien lain, memberikan tanggapan pada
pertanyaan yang diajukan, menterjemahkan perintah sesuai dengan
permainan, mengikuti aturan main yang telah ditetapkan, memilih topic yang
dibicarakan, mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas kelompok
yang dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok maupun
dimasyarakat natinya secara bertahap
2. Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan trapeutik dengan perawat, klien
dapaat mengenal penyebab isolasi social, mengenal mamfaat
berintraksi, dan tahu cara berintraksi dengan orang lain
b. Klien mampu berintraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang
pertama yaitu perawat)
c. Klien mampu berintraksi dengan orang kedua secara bertahap (teman
perawat/perawat 2)
d. Klien mampu berintraksi dengan orang ketiga secara bertahap (teman
satu ruangan dengan klien)
e. Klien mampu berintraksi dengan masyarakat banyak secara bertahap.
C. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik
klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan
masalah keperawatan seperti isolasi social : menarik diri, resiko mencederai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan
diri,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Menarik Diri
1. Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
(Rawlins,2013). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor
predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya
merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan
keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih
menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
2. Gejala Klinis
Adapun gejalanya menurut (Budi Anna Keliat, 1998) antara lain sebagai
berikut:
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-
cakap dengan klien lain/perawat
d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
e. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
f. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
3. Penyebab dari Menarik Diri
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
4. Akibat dari Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakita adanya terjadinya resiko
perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu
orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien
terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan
eksternal.
5. Pohon Masalah
Halusinasi
b. Pengorganisasian
Jenis TAK Sesi Leader Co Leader Fasilitator Observer
- Nurisati
Rista Agus Muhajirin - Putu ayu wada whaty Nur
I Kurdani - Pitayanti afrianingsih
sosialisasi - Nurisati
- Putu ayu wada whaty Muhajirin
II Nur Rista - Pitayanti
afrianingsih aguskurdani
c. Persiapan lingkungan
1). Ventilasi baik
2). Penerangan cukup
3). Suasanan tenang
4). Pengaturan posisi tempat duduk
5. Peran dan fungsi terapis
a. Leader
1). Pemimpin jalannya therapy aktifitas kelompok
2). Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya therapy
3). Menyampaikan materi sesuai tujuan TAk
4). Memimpin diskusi kelompok
b. Co. leader
1). Membuka acara
2). Mendampingi leader
3). Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4). Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5). Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
Tugas
1). Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2). Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
E. Setting
K F K
Keterangan :
K K
F
F
K K
K
K
K
K
K
K K
K C K
L
o
a. L : Leader
b. Co : Co Leader
c. F : Fasilitator
d. O : Observer
e. K : Klien
f. OBS : Observasator
Petunjuk :
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Laptop
b. Mp3
c. speaker
d. Bola tenis
e. Buku catatan dan pulpen
f. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Bermain peran/stimulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial;menarik diri
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
1). Waktu : 15 menit
2). Tempat : Ruang Dandelion, RSJ OK
3). Topik : Cara memperkenalkan diri kepada orang lain
3. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu musik pada musik recorder akan
dihidupkan serta bola diedarkan dan pada saat musik dimatikan maka
anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan laptop sertanyalakakn pemutar musik lalu edarkan
bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat musik dimatikan anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama
lengkap, nama panggilan hobi dan asal dimulai oleh perawat sebagai
contoh
d. Tulis nama panggilan pada kertastempel atau dipakai
e. Ulangi b c dan d sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
1). Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2). Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1). Menganjurkan setiap anggota kelompok melatih memperkenalkan
diri pada orang lain dikehidupan sehari-hari
2). Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian
klien.
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
1). Waktu : 15 menit
2). Tempat : Ruang Dandelion, RSJ OK
3). Topik : Berkenalan dengan anggota kelompok
3. Fase Kerja
a. Tempelkan label nama masing – masing klien
b. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk berkenalan dengan
orang lain
c. Hidupkan laptop dan nyalakan pemutar musik
d. Edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
e. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
tennis mendapat giliran untuk memperkenalkan klien yang berada
disebelah kanan pada kelompok, yaitu : salam, nama lengkap, nama
panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai
contoh.
f. Ulangi nomor 3 sampai 5 sampai semua anggota mendapat giliran
g. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1). Leader TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan hari ini?”
2). Leader TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
3). Leader TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari – harinya.
b. Kontrak yang akan datang :
1). Waktu : 15 Menit
2). Tempat : Ruang Dandelion, RSJ OK
3). Topik : Kemampuan bercakap -cakap dengan anggota kelompok
c. Hasil yang diharapkan :
75 % anggota kelompok mampu :
1). Mengenal satu orang klien lain dengan cara : memberi salam,nama
lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
2). Memperkenalkan satu orang klien kepada kelompok dengan cara :
menyebutkan nama lengkapnya, nama panggilan, asal dan hobi