Anda di halaman 1dari 7

JSI 6 (1) (2017)

Jurnal Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

Intertekstualitas dalam Novel Tembang Cinta Bumi Sunda Karya Aan Merdeka
Permana dengan Novel Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi

Dean Perdana , Mukh Doyin, Mulyono

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Peristiwa Perang Bubat merupakan peristiwa sejarah yang terjadi pada abad ke-14, yaitu tahun 1357
Diterima Januari 2017 M. Secara luas intertekstual diartikan sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks lain.
Disetujui Februari 2017 Penelitian dilakukan dengan cara menemukan hubungan-hubungan bermakna di antara dua teks
Dipublikasikan Maret atau lebih. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekspansi, konversi, dan
2017 modifikasi dalam novel novel TCBS dan novel GMPB. Teknik analisis data yang digunakan adalah
________________ teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) ekspansi novel
Keywords: TCBS dengan novel GMPB meliputi: perasaan cinta untuk Dyah Pitaloka Citraresmi, (2) konversi
Intertextuality; hipogram; novel TCBS dengan novel GMPB meliputi: Gajah Mada dan rencana taklukkan Sunda Galuh,
novel TCBS; novel GMPB Prabu Maharaja Linggabuana tidak gugur di Bubat, dan Dyah Pitaloka Citraresmi menghilang. (3)
modifikasi novel TCBS dengan novel GMPB meliputi: Gajah Mada dan Podang Salisir, Gajah
____________________
Mada dan Sang Prajaka, utusan Majapahit, Hayam Wuruk menjatuhkan pilihan, upeti, pelukis
Dyah Pitaloka Citraresmi, cinta untuk Dyah Pitaloka Citraresmi, cinta dari Dyah Pitaloka
Citraresmi, perbincangan prajurit, Prabu Putri Dyah Pitaloka Citraresmi, amukti palapa,
pemberitahuan pelaksanaan perkawinan, firasat, sambutan kedatangan Sunda, dan semangat juang.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dalam novel TCBS dengan novel GMPB terdapat
ekspansi, konversi, dan modifikasi.

Abstract
_________________________________________________________________
The phenomenon of Perang Bubat is an historical phenomenon that was happened in the 14th century, which
was in 1357 CE. Intertextuality is widely meant to a link between a text and another text. The study was
conducted by finding out the correlations of meaning between two texts or more. The purpose of the study is to
describe the expansion, conversion, and modification in TCBS novels and GMPB novel. In analyzing the data,
the study used descriptive qualitative technique. According to the results of study, it can be concluded that (1)
expansion of TCBS novel and GMPB novel included to: the love for Dyah Pitaloka Citraresmi, (2) conversion
of TCBS novel and GMPB novel included to: Gajah Mada and the conquered planning of Sunda Galuh, Prabu
Maharaja Linggabuana would not be died in Bubat, and Dyah Pitaloka Citraresmi was lost. (3) modification
of TCBS novel and GMPB novel included to: Gajah Mada and Podang Salisir, Gajah Mada and Sang Prajaka,
the messenger of Majapahit, Hayam Wuruk gave choices, tribute, the painter of Dyah Pitaloka Citraresmi, the
love for Dyah Pitaloka Citraresmi, the love from Dyah Pitaloka Citraresmi, the troops conversation, Prabu Putri
Dyah Pitaloka Citraresmi, amukti palapa, the memorandum of marriage implementation, the hunch,
welcoming the arrival of Sunda, and the spirit of fighting. From the study results above, it was known that there
are expansion, conversion, and modification in the TCBS novel and GMPB novel.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: deanperdana79@gmail.com

7
Dean Perdana dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (1) (2017)

PENDAHULUAN keluarga kerajaan, Hayam Wuruk mengirimkan


surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana
Teeuw (Pradopo, 2013 : 167) karya sastra untuk melamarnya. Upacara pernikahan
tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya. dilangsungkan di Majapahit. Pihak dewan
Unsur budaya, termasuk semua konvensi dan kerajaan Sunda sendiri sebenarnya keberatan,
tradisi di masyarakat, dalam wujudnya yang terutama Hyang Bunisora Suradipati. Ini karena
khusus berupa teks-teks kesastraan yang ditulis menurut adat yang berlaku di Sunda pada saat
sebelumnya. itu, tidak lazim pihak pengantin perempuan
Sebuah karya sastra, baik puisi maupun datang kepada pihak pengantin lelaki. Selain itu
prosa, mempunyai hubungan sejarah antara ada dugaan bahwa hal tersebut adalah jebakan
karya sezaman, yang mendahuluinya atau diplomatik Majapahit yang saat itu sedang
setelahnya. Hubungan sejarah baik berupa melebarkan kekuasaannya.
persamaan atau pertentangan. Dengan hal Aan Merdeka Permana adalah seorang
demikian, sebaiknya membicarakan karya sastra penulis dari novel Tembang Cinta Bumi Sunda,
itu dalam hubungannya dengan karya sastra Aan sebelum menulis novel tersebut mengaku
sezaman, sebelum, dan sesudahnya. Sastra telah terjun kelapangan dan melakukan
juga merupakan pencerminan atau penelitian di beberapa wilayah, yaitu Bandung
representasi dari kehidupan nyata. Kenyataan Selatan sampai Garut Selatan, sebuah kampung
yang ditulis oleh pengarang adalah yang terjadi terpencil di wilayah Kabupaten Sumedang,
pada masa lampau, masa kini, dan masa yang Lawang Sumber di tepian Kota Surabaya sampai
akan datang. Kenyataan masa lampau atau ke Bubat di Kecamatan Trowulan, Kabupaten
sejarah dapat melahirkan karya sastra sejarah. Mojokerto, Jawa Timur.
Tempat kejadian, tokoh, peristiwa dalam sejarah Karena novel ini diambil dari tuturan lisan
dipakai sastrawan untuk menulis karyanya. Dari dan kisahnya berbeda dari kisah yang selama ini
fakta itu, lahir karya fiksi. diketahui secara umum, maka akan memiliki
Tidak sedikit karya sastra yang secara tanggapan yang berbeda dari masyarakat yang
sadar mencoba mengangkat fakta atau peristiwa- selama ini memiliki pengetahuan dan kisah
peristiwa faktual sejarah, sehingga tampak lebih sejarah yang sudah diakui oleh para sejarawan.
dekat dengan gambaran kronologis atau seperti Dan dengan adanya novel ini pasti akan
benar-benar mengangkat sejarah. Oleh karena menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat.
itu, sastra sering dianggap tidak jauh berbeda Namun, masa lalu tak ada yang tahu secara
dengan sejarah atau bahkan sama dengan persis. Hal ini yang menarik bagi peneliti, ada
sejarah. Karya sastra tidak selalu menjadikan cerita lain yang berbeda dari sejarah, bahkan ini
sejarah menjadi bahan untuk dijadikan sebuah adalah tuturan lisan di Bubat, tempat terjadinya
karya. Namun, karya sastra berasal dari Perang Bubat pada tahun 1357 M.
pengalaman atau peristiwa yang sudah terjadi, Selain novel Tembang Cinta Bumi Sunda
maka karya sastra dengan sejarah bisa disebut karya Aan Merdeka Permana yang dibahas di
sebagai karya yang merekam peristiwa. atas. Peneliti juga akan menghadirkan novel lain
Kerajaan di Indonesia juga menjadi bagian yang membahas tentang perang bubat. Novel
sejarah yang bisa dipelajari pada arsip-arsip Gajah Mada Perang Bubat karya Langit Kresna
daerah maupun arsip nasional. Indonesia pernah Hariadi merupakan novel keempat dari pentalogi
memiliki kerajaan yang pernah menjadi kerajaan novel Gajah Mada. Novel ini berisi hampir
yang sangat besar. Salah satunya adalah mengikuti sejarah yang sudah diketahui banyak
Majapahit. Majapahit pernah hampir menguasai orang. Namun, senyata sebuah karya tetaplah
Nusantara pada puncak kejayaan yang dipimpin karya.
oleh Hayam Wuruk. Sebuah penelitian diperlukan adanya
Hayam Wuruk memutuskan untuk kajian pustaka, kajian pustaka berfungsi untuk
memperistri Dyah Pitaloka. Atas restu dari memberikan pemaparan tentang penelitian-

8
Dean Perdana dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (1) (2017)

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, modifikasi (perubahan) yang terdapat dalam
sehingga penelitian tersebut bisa dijadikan acuan novel TCBS dan novel GMPB.
bandingan, serta tolok ukur untuk penelitian ini. Hasil analisis data dalam penelitian ini
Beberapa penelitian yang yang turut mengilhami akan disajikan dengan menggunakan metode
penelitian ini adalah Celia Helen Thompson penyajian formal dan informal. Metode
(2009), Raimondo Murgia (2013) Carrisa Jihan penyajian formal adalah perumusan dengan
Aulia Panigoro (2016), Aditya Erlangga (2013), tanda-tanda dan lambang-lambang, sedangkan
Daratullaila Nasri (2015), dan Enung Nurhayati metode penyajian informal adalah penyajian
(2011). hasil analisis dengan uraian kata-kata biasa dan
Selain kajian pustaka juga akan dengan menunjukkan intertekstual dalam novel
dipaparkan mengenai teori yang mendukung TCBS karya Aan Merdeka Permana dengan
pembahasan sebagai landasan pokok dalam novel GMPB karya Langit Kresna Hariadi.
pengkajian. Teori yang digunakan dalam skripsi
ini, yaitu (1) intertekstual yang meliputi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
perbandingan antar teks dan hubungan antar
teks, (2) hipogram yang meliputi ekspansi Penelitian terhadap novel TCBS dengan
(perluasan), konversi (pemutarbalikkan), dan novel GMPB ini menggunakan teori
modifikasi (perubahan). intertekstual. Pertama, akan dianalisis dan
Prinsip intertekstual menurut Suwardi dibahas ekspansi (perluasan) cerita dalam kedua
Endraswara (2008:142). Studi intertekstual novel tersebut. Kedua, akan dianalisis dan
memiliki prinsip antara lain: (1) sebuah teks dibahas konversi (pemutarbalikkan) cerita dalam
mengandung berbagai teks lain; (2) menganalisis kedua novel tersebut. Ketiga, akan dianalisis dan
unsur intrinsik dan ekstrinsik, (3) karya dibahas modifikasi (perubahan) cerita dalam
pengarang sebenarnya lahir tidak dalam kedua novel tersebut.
kekosongan budaya, sehingga pengaruh karya
lain sangat dimungkinkan. Ekspansi Novel TCBS Karya Aan Merdeka
Permana dengan Novel GMPB Karya Langit
METODE PENELITIAN Kresna Hariadi Permana
Ekspansi, yaitu perluasan pengembangan
karya. Ekspansi itu tak sekedar repetisi, tetapi
Sasaran atau objek yang dikaji dalam
termasuk perubahan gramatikal dan perubahan
penelitian ini adalah intertektual dalam novel
jenis kata. Dari sebuah cerita, kita sengaja
TCBS karya Aan Merdeka Permana dengan
menambahkan beberapa bagian di sana-sini,
novel GMPB karya Langit Kresna Hariadi. Lebih
namun masih dengan ide dasar, setting dan tokoh
rinci penelitian ini difokuskan pada bentuk
yang sama
hipogram yang berupa ekspansi (perluasan),
konversi (pemutarbalikkan), dan modifikasi
Perasaan Cinta untuk Dyah Pitaloka Citraresmi
(perubahan) yang terdapat dalam novel TCBS
dan novel GMPB. Pendekatan yang digunakan Orang yang memendam rasa kepada
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif seseorang akan menunjukkan sebuah tanda-
deskriptif. tanda tertentu yang bisa dilihat dengan terjadinya
Data yang dijadikan objek penelitian perubahan pada tingkah lakunya. Kesamaan
adalah bagian-bagian teks novel TCBS karya Aan pada kedua novel tersebut diceritakan hadirnya
Merdeka Permana dengan novel GMPB karya tokoh yang mencintai Dyah Pitaloka Citraresmi.
Langit Kresna Hariadi yang memperlihatkan Pada novel TCBS adanya perluasan penyebutan
bentuk-bentuk intertekstual. Pengumpulan data tokoh yang memiliki perasaan cinta kepada Dyah
dalam penelitian ini dianalisis dengan cara Pitaloka Citraresmi.
mencari bentuk hipogram yang berupa ekspansi
(perluasan), konversi (pemutarbalikkan), dan

9
Dean Perdana dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (1) (2017)

Konversi Novel TCBS Karya Aan Merdeka Namun pada novel TCBS Dyah Pitaloka
Permana ke dalam Novel Gajah Mada Perang menghilang pada saat akan dibawa secara paksa
Bubat Karya Langit Kresna Hariadi oleh prajurit Majapahit.
Konversi yaitu pemutarbalikan hipogram
atau matriknya. Konversi berarti benar-benar Modifikasi Novel TCBS Karya Aan Merdeka
mengubah cerita 180 derajat Permana dengan Novel GMPB Karya Langit
Kresna Hariadi
Gajah Mada dan Rencana Taklukkan Sunda Galuh Modifikasi, adalah perubahan tataran
Gajah Mada adalah tokoh yang linguistik, manipulasi urutan kata dan kalimat.
berpengaruh pada zaman Majapahit. Gajah Dapat saja pengarang hanya pengganti nama
Mada juga terkenal dengan Sumpah Palapa yang tokoh, padahal tema dan jalan ceritanya sama.
tercatat di dalam kitab Pararaton (Kitab Raja- Jadi, modifikasi yakni manipulasi kata dan
raja). Ia menyatakan tidak akan memakan buah kalimat atau manipulasi tokoh dan plot cerita.
palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara, Jadi ada bagian yang kita ubah sesuai dengan
termasuk Sunda Galuh. Pada novel GMPB, kemauan kita, namun tak mengubah keseluruhan
diceritakan Gajah Mada mempunyai rencana cerita seperti dalam konversi tadi
untuk menaklukkan Sunda Galuh dan
menjadikan Dyah Pitaloka Citraresmi menjadi Gajah Mada dan Podang Salisir
putri persembahan tanda pengakuan kebesaran Novel GMPB menceritakan Hayam
Majapahit dan mengakibatkan perang di Bubat Wuruk hendak mencari seorang istri, dan
terjadi, namun pada novel TCBS, Gajah Mada Majapahit mengutus para juru lukisnya ke semua
tidak tahu apa pun tentang perang di Bubat. penjuru Nusantara untuk melukis putri-putri dari
berbagai kerajaan yang kelak akan dipilihnya
Prabu Maharaja Linggabuana Tidak Gugur di untuk menjadi permaisuri, termasuk Sunda
Bubat Galuh. Tokoh yang menjadi utusan yang diminta
Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan untuk melukis Dyah Pitaloka Citraresmi adalah
menjadi Raja Sunda Galuh pada tahun 1350 Podang Salisir, dan terjadi perubahan tokoh yang
Masehi, tujuh tahun sebelum terjadinya Perang terlihat pada novel TCBS yang diminta untuk
Bubat. Diceritakan pada naskah-naskah melukis Dyah Pitaloka Citraresmi adalah Gajah
terdahulu seperti naskah kuno yang bernama Mada.
Kidung Sunda atau Kidung Sundayana bahwa
Prabu Maharaja Linggabuana gugur di Bubat. Gajah Mada dan Sang Prajaka
Novel GMPB menceritakan ketika perang Bubat Novel GMPB menghadirkan tokoh yang
terjadi, Prabu Maharaja Linggabuana gugur, memiliki banyak bakat dan ketertarikan kepada
sedangkan pada novel TCBS terlihat ada bentuk seni, dan tokoh tersebut adalah Sang
pemutarbalikkan pada fakta tersebut. Prabu Prajaka. Adanya perubahan tokoh yang terlihat
Maharaja Linggabuana tidak gugur di Bubat, pada novel TCBS, tokoh yang memiliki banyak
bahkan sempat melarikan diri ke arah Barat bakat dan ketertarikan kepada bentuk seni adalah
beserta prajurit-prajurit yang tersisa. Gajah Mada.

Dyah Pitaloka Citraresmi Menghilang Utusan Majapahit


Ketika rombongan Sunda mengantarkan Persamaan pada novel GMPB karya
Dyah Pitaloka Citraresmi yang akan menikah Langit Kresna Hariadi dengan novel TCBS karya
dengan Hayam Wuruk di Majapahit ada kejadian Aan Merdeka Permana adalah pada tokoh yang
yang menjadi peristiwa bersejarah yang dikenal diutus oleh Majapahit yang bertujuan untuk
dengan peristiwa Perang Bubat. Novel GMPB meminang Dyah Pitaloka Citraresmi untuk
menceritakan Dyah Pitaloka Citraresmi gugur di Hayam Wuruk. Pada novel GMPB tokoh yang
Bubat dan melakukan bela pati (bunuh diri). menjadi utusan dari Majapahit untuk meminang

10
Dean Perdana dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (1) (2017)

Dyah Pitaloka Citraresmi adalah Patih karya Langit Kresna Hariadi, tokoh yang melukis
Maduratna, sedangkan pada novel TCBS terlihat Dyah Pitaloka Citraresmi adalah Saniscara.
ada perubahan, tokoh yang menjadi utusan dari Namun pada novel TCBS karya Aan Merdeka
Majaphit untuk meminang Dyah Pitaloka Permana, tokoh yang melukis Dyah Pitaloka
Citraresmi adalah Gajah Mada. Citraresmi adalah Pemuda Ramada.

Hayam Wuruk Menjatuhkan Pilihan Cinta untuk Dyah Pitaloka Citraresmi


Hayam Wuruk setelah melihat lukisan Cinta adalah sebuah emosi dari kasih
Dyah Pitaloka Citraresmi langsung menetapkan sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
pilihan untuk menjadikan Dyah Pitaloka Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik
Citrarsesmi menjadi permaisuri dan Ratu yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas
Majapahit. Dalam novel GMPB diceritakan kasih, dan kasih sayang. Cinta juga merupakan
bahwa Hayam Wuruk menjatuhkan pilihan sesuatu yang dilakukan manusia terhadap
ketika melihat lukisan Dyah Pitaloka yang manusia lain berupa empati, pengorbanan diri
dibawa Patih Maduratna, sedangkan perubahan dan perhatian. Pada novel GMPB tokoh yang
pada novel TCBS Hayam Wuruk diceritakan mencintai Dyah Pitaloka Citraresmi adalah
menjatuhkan pilihan karena pernah melihat Saniscara, sedangkan pada novel TCBS tokoh
lukisan Dyah Pitaloka yang dimiliki Gajah yang mencintai Dyah Pitaloka Citraresmi adalah
Mada. Gajah Mada.

Upeti Cinta dari Dyah Pitaloka Citraresmi


Upeti adalah barang yang diberikan suatu Selain tokoh yang mencintai Dyah
pihak ke pihak lainnya, sebagai tanda Pitaloka Citraresmi, novel GMPB dan novel
ketundukan dan kesetiaan. Biasanya upeti TCBS juga menceritakan perasaan cinta yang
diminta oleh negara yang kuat kepada negara- dimiliki Dyah Pitaloka Citraremi untuk tokoh
negara sekitar yang lemah, negara bawahan, serta lain. Pada novel GMPB, Dyah Pitaloka
wilayah-wilayah taklukannya. Pada novel Citraresmi mencintai Saniscara, sedangkan pada
GMPB karya Langit Kresna Hariadi dan novel novel TCBS, Dyah Pitaloka Citraresmi
TCBS karya Aan Merdeka Permana juga ada mencintai Gajah Mada.
peristiwa yang menceritakan tentang upeti.
Novel GMPB menceritakan Gajah Mada ingin Perbincangan Prajurit
menjadikan Dyah Pitaloka Citraresmi menjadi Ketika Hayam Wuruk sedang mencari
putri persembahan tanda mengakui kebesaran seseorang untuk dijadikan seorang permaisuri,
dan penyerahan diri kepada Majapahit. Majapahit mengirim utusan untuk pergi ke
Sedangkan pada novel TCBS ada perubahan berbagai negara bawahan dan negara kerabat
pada barang yang dijadikan barang upeti, termasuk Sunda Galuh. Pada waktu yang
diceritakan barang bawaan rombongan Sunda bersamaan, novel GMPB dan novel TCBS
ketika mengantarkan Dyah Pitaloka Citraresmi menceritakan prajurit Majapahit ke Sunda
yang akan menikah dengan Hayam Wuruk Galuh dan mereka berbaur dengan para prajurit
diletakkan di dalam bangsal atau paseban yang yang ada di Sunda Galuh. Pada novel GMPB,
merupakan tempat yang dijadikan penyimpanan prajurit Majapahit yang berbaur dengan prajurit
barang upeti yang diserahkan negara-negara Sunda adalah Kuda Swabaya, sedangkan pada
bawahan. novel TCBS prajurit Majapahit yang berbaur
dengan prajurit Sunda adalah Gajah Mada.
Pelukis Dyah Pitaloka Citraresmi
Novel GMPB dengan novel TCBS Prabu Putri Dyah Pitaloka Citraresmi
menceritakan ada tokoh yang melukis Dyah Novel GMPB karya Langit Kresna
Pitaloka Citraresmi. Pada kutipan novel GMPB Hariadi menceritakan pengangkatan Dyah

11
Dean Perdana dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (1) (2017)

Pitaloka Citraresmi menjadi Raja Sunda Galuh Hayam Wuruk. Sedangkan pada novel TCBS,
berikutnya setelah Prabu Maharaja Linggabuana. tokoh yang merasakan firasat tidak baik adalah
Keputusan tersebut dikarenakan Prabu Maharaja Rakean Rangga, dan Pandan Kasih.
Linggabuana memiliki alasan tersendiri, yaitu
Sunda Galuh tidak ingin berperang dengan Sambutan Kedatangan Sunda
Majapahit, serta tak ingin Sunda Galuh terjajah Pada novel GMPB menceritakan
karena Sumpah Palapa yang pernah diucapkan rombongan Sunda datang di Bubat namun tidak
oleh Gajah Mada. Sedangkan pada novel TCBS ada sambutan apa pun, namun pada novel TCBS
yang menjadi Raja Sunda masih Prabu Maharaja diceritakan ada sambutan ketika rombongan
Linggabuana Sunda datang di Bubat.

Amukti Palapa Semangat Juang


Amukti Palapa atau Sumpah Palapa Saat perang dengan Majapahit di Bubat,
adalah suatu pernyataan atau sumpah yang prajurit Sunda tidak takut gugur walaupun
diucapkan oleh Gajah Mada pada upacara mereka kalah dalam jumlah prajurit. Pada novel
pengangkatannya menjadi Patih Amangkubumi GMPB, yang membakar semangat para prajurit
Majapahit pada tahun 1336 M. Novel GMPB Sunda adalah Dyah Pitaloka Citraresmi.
dan novel TCBS juga menceritakan tokoh yang Sedangkan dalam novel TCBS, adalah Prabu
ingin menyempurnakan Amukti Palapa. Pada Linggabuana.
novel GMPB, tokoh yang ingin
menyempurnakan Amukti Palapa adalah Gajah SIMPULAN
Mada. Sedangkan pada novel TCBS, tokoh yang
ingin menyempurnakan Amukti Palapa adalah Berdasarkan hasil analisis yang telah
Hayam Wuruk. dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
bentuk-bentuk intertekstual yang ditemukan
Pemberitahuan Pelaksanaan Perkawinan dalam novel TCBS dengan GMPB mencakupi
Novel GMPB dan novel TCBS ekspansi (perluasan) cerita yang ada dalam kedua
menceritakan pemberitahuan rencana novel tersebut salah satunya berupa perluasan
perkawinan antara Dyah Pitaloka Putri Mahkota penyebutan tokoh yang memiliki perasaan cinta
dari Sunda Galuh dengan Hayam Wuruk Sang kepada Dyah Pitaloka, konversi
Raja dari Majapahit dengan cara berbeda. Pada (pemutarbalikkan) cerita yang ada dalam kedua
novel GMPB cara pemberitahuan pelaksanaan novel tersebut salah satunya berupa
perkawinan dilakukan secara langsung oleh pemutarbalikkan fakta dalam novel yang
prajurit yang menjadi utusan Majapahit yang menyatakan bahwa Prabu Maharaja
melamar Dyah Pitaloka Citraresmi. Sedangkan Linggabuana tidak gugur di Bubat, dan
pada novel TCBS diceritakan cara modifikasi (perubahan) cerita yang ada dalam
pemberitahuan pelaksanaan perkawinan kedua novel tersebut adalah perubahan tokoh
disampaikan pada surat lamaran yang dibawa dan perubahan alur yang diceritakan.
prajurit yang menjadi utusan Majapahit.
DAFTAR PUSTAKA
Firasat
Firasat adalah perasaan seseorang yang Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
merasakan apa yang akan terjadi di dalam dirinya Bandung: Sinar Baru Algensindo.
atau kehidupannya. Begitu juga yang dirasakan Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian
Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi.
oleh Dewi Lara Linsing ketika dirinya beserta
Yogyakarta: MedPres.
rombongan Sunda yang akan pergi ke Majapahit
Hariadi, Langit Kresna. 2006. Gajah Mada Perang
untuk memenuhi undangan serta pelaksanaan Bubat. Solo: Tiga Serangkai.
pernikahan Dyah Pitaloka Citraresmi dengan

12
Dean Perdana dkk. / Jurnal Sastra Indonesia 6 (1) (2017)

Jabrohim. 2015. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Kosasih, E. 2014.Dasar-dasar Keterampilan Bersastra.
Bandung: Yrama Widya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Sastra.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permana, Aan Permana. 2012. Tembang Cinta Bumi
Sunda. Bandung: Putra Pajajaran Mandiri
Pradopo, Rachmat Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra,
Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Teeuw. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori
Sastra. Jakarta: Girimukti Pasaka.
Thompson, Celia Helen. 2009. “Plagiarism,
Intertextuality and Emergent Authorship in
University Students’ Academic Writing”.
PORTAL Journal of Multidisciplinary
International Studies, vol. 6, no. 1. Sydney,
Australia. UTSePress. (diunduh
07 Mei 2016, 16:01:57)

13

Anda mungkin juga menyukai