RIZAL HIDAYATULLAH
NRP. 0217030026
DOSEN PEMBIMBING
BACHTIAR, ST., MT.
NIP. 197012041995011001
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III TEKNIK BANGUNAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2020
(Halaman sengaja dikosongkan)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Rizal Hidayatullah
0217030026
Menyetujui,
2. (……….) (………………………………………)
3. (……….) (………………………………………)
Menyetujui Mengetahui
ii
No. : F.WD I. 021
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Date : 3 Nopember 2015
Rev. : 01
Page : 1 dari 1
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.
Surabaya,...................................
Yang membuat pernyataan,
(Rizal Hidayatullah)
NRP. 021703002
iii
(halaman sengaja dikosongkan)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala nikmat yang telah
dilimpahkan berupa nikmat kesehatan dan ilmu yang insyaAllah bermanfaat serta
dapat berguna bagi berbangsa dan bernegara, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISA ANALISA PENYEBAB
PENERAPAN METODE FULL OUTFITTING BLOCK SYSTEM (FOBS)
KURANG OPTIMAL PADA TAHAP ON BLOCK OUTFITTING ” ini
dengan baik dan tepat waktu. Penyelesaian tugas akhir ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
(Amd) dan juga merupakan salah satu kurikulum yang ada di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tidak
lepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan, serta kerja sama yang baik dari
berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
setulus – tulusnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., MRINA., selaku Direktur Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
2. Bapak Ruddianto, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Bangunan Kapal
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
3. Bapak Ir. Hariyanto Soeroso, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik
Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
4. Bapak Denny Oktavina Radianto, S.Pd., M.Pd., selaku Koordinator Tugas
Akhir.
5. Bapak Bachtiar, ST, MT. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberi nasehat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang tidak
dapat saya sebutkan satu-persatu.
7. Kedua orang tua penulis yang tidak pernah berhenti memberikan semangat,
doa dan dukungannya.
v
8. Ibu Titik Setyawati Dan Bapak Kholilur Rohman yang selalu memberikan
ilmu dan pengalaman saat kegiatan OJT.
9. Teman – teman seperjuangan SB angkatan 2017 yang selalu memberikan
dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Serta Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
vi
ANALISA PENYEBAB PENERAPAN METODE FULL
OUTFITTING BLOCK SYSTEM (FOBS) KURANG OPTIMAL
PADA TAHAP ON BLOCK OUTFITTING
Rizal Hidayatullah
ABSTRAK
vii
(HalamanSengaja Dikosongkan)
viii
ANALYSIS CAUSES THE IMPLEMENTATION OF FULL
OUTFITTING BLOCK SYSTEM (FOBS) METHOD IS LESS
OPTIMAL IN THE STAGE OUTFITTING
Rizal Hidayatullah
ABSTRACT
ix
x
DAFTAR ISI
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
xii
3.6. Analisa .................................................................................................... 25
4.3. Persentase Pemasangan Outfitting Pada tahap On Block dan On Board ... 32
xiii
4.6.3. Block DB 3 (C) .................................................................................... 81
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Proses Fabrikasi.................................................................................. 9
Gambar 2. 2 Proses Cutting .................................................................................... 9
Gambar 2. 3 Proses Sub-Assembly ....................................................................... 10
Gambar 2. 4 Proses Assembly. ............................................................................. 11
Gambar 2. 5 Proses Erection ................................................................................. 11
Gambar 2. 6 Metode Pembangunan Kapal Konvensional .................................... 13
Gambar 2. 7. Metode Hull Block Construction Methode (HBCM) ...................... 14
Gambar 2. 8. Pembangunan Kapal Metode FOBS ............................................... 15
Gambar 2. 9. Outfitting On Unit ........................................................................... 17
Gambar 2. 10. Outfitting On Unit ......................................................................... 17
Gambar 2. 11. Outfitting On Board ...................................................................... 18
Gambar 4. 1. General arrangement ...................................................................... 28
Gambar 4. 2. Grafik faktor penyebab (DB 1 (P/S) ............................................... 87
Gambar 4. 3. Grafik faktor penyebab (DB 2 (P/S) ............................................... 88
Gambar 4. 4. Grafik faktor penyebab (DB 3 (C)) ................................................. 90
Gambar 4. 5. Grafik faktor penyebab (DB 4 (C)) ................................................. 91
xv
(Halaman sengaja dikosongkan)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Kriteria analisis deskriptif persentase ................................................. 22
Tabel 4. 1. Nama Block......................................................................................... 28
Tabel 4. 2. List Outfitting Block DB 1 (P/S) ........................................................ 30
Tabel 4. 3. List Outfitting Block DB 2 (P/S) ........................................................ 30
Tabel 4. 4. List Outfitting Block DB 3 (C) ........................................................... 31
Tabel 4. 5. List Outfitting Block DB 4 (C) ........................................................... 31
Tabel 4. 6. Tahap pemasangan Outfitting Block DB 1 (P/S) ................................ 32
Tabel 4. 7. Tahap pamasnagan outfitting pipa Block DB 1 (P/S) ......................... 33
Tabel 4. 8 Tahap pemasangan Outfitting Block DB 2 (P/S) ................................. 35
Tabel 4. 9 Tahap pemasangan Outfitting pipa Block DB 2 (P/S) ......................... 36
Tabel 4. 10. Tahap Pemasangan outfitting Block DB 3 (c) .................................. 40
Tabel 4. 11. Tahap pemasangan Outfitting pipa Block DB 3 (C) ......................... 41
Tabel 4. 12. Tahap pemasangan Outfitting Block DB 4 (C) ................................. 43
Tabel 4. 13. Tahap Pemasangan Outfitting pipa Block DB 4 (C) ........................ 43
Tabel 4. 14. Outfitting yang mengalami keterlambatan Block DB 1 (P/S) .......... 45
Tabel 4. 15, Outfitting Pipa yang mengalami keterlambatan Block DB 1 (P/S) .. 46
Tabel 4. 16. Outfitting yang mengalami keterlambatan Block DB 2 (P/S) .......... 49
Tabel 4. 17. Outfitting pipa yang mengalami keterlambatan Block DB 2 (P/S) .. 50
Tabel 4. 18. Outfitting yang mengalami keterlambatanBlock DB 3 (C) .............. 54
Tabel 4. 19. Outfitting pipa yang mengalami keterlambatan Block DB 3 (C) ..... 54
Tabel 4. 20. Outfitting yang mengalami keterlambatan Block DB 4 (C) ............. 57
Tabel 4. 21Outfitting pipa yang mengalami keterlambatan Block DB 4 (C) ....... 57
Tabel 4. 22. List gambar kerja outfitting yang mengalami revisi ......................... 59
Tabel 4. 23. List gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi ................. 60
Tabel 4. 24. List gambar kerja outfitting yang mengalami revisi ......................... 63
Tabel 4. 25. List gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi ................. 64
Tabel 4. 26. gambar kerja outfitting yang mengalami revisi ................................ 68
Tabel 4. 27.gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi ......................... 69
Tabel 4. 28. gambar kerja outfitting yang mengalami revisi ................................ 71
Tabel 4. 29. gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi ........................ 72
xvii
Tabel 4. 30. List Pipa Block DB 1 (P/S) ............................................................... 73
Tabel 4. 31. List Pipa Block DB 2 (P/S) ............................................................... 76
Tabel 4. 32. List Pipa Block DB 3 (C) .................................................................. 81
Tabel 4. 33. List Pipa Block DB 4 (C) .................................................................. 84
xviii
(Halaman sengaja dikosongkan)
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Maka dengan ini peneliti ingin mengadakan analisa tentang faktor
penyebab penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS) kurang
optimal terutama pada tahap on block yang dilakukan oleh salah satu
galangan yang ada di Surabaya dengan cara menganalisa presentasi tahapan
outfitting antara on block outfitting, dan on board outfitting. Sehingga dapat
mengetahui besar persentase penghambat dalam penerapan metode
pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting Block System
terutama akibat keterlambatan material dan akibat revisi gambar kerja yang
nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan penjadwalan pekerjaan
kapal yang serupa untuk proyek yang selanjutnya.
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian dari tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui presentase optimalisasi penerapan metode Full Outfitting
Block System (FOBS).
2. Untuk mengetahui persentase penyebab kurang optimalnya penerapan
metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada tahap On Block
outfitting pada setiap block
2
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa peneliti, penulisan ini dapat memberikan wawasan
tentang presentase penerapan metode Full Outfitting Block System
(FOBS) pada proses pembangunan kapal di Indonesia.
2. Bagi perusahaan, hasil dari penulisan ini dapat menjadi acuan dalam
evaluasi penjadwalan pada proyek kapal selanjutnya yang sejenis.
3
(Halaman sengaja dikosongkan)
4
BAB 2
DASAR TEORI
6
2.3. Pembangunan Kapal
Pembangunan kapal adalah suatu proses pembuatan kapal. Biasanya
dilakukan ditempat khusus, misalnya digalangan kapal. Untuk membangun
sebuah kapal dibutuhkan perencanaan yang berisi tahap-tahap pengerjaan
pembangunan sebuah kapal
8
Gambar 2. 1 Proses Fabrikasi
Sumber : Dokumen Pribadi,2020
2. Cutting
Proses pemotongan pelat atau profil sesuai dengan hasil proses
marking pada pelat dan profil menggunakan alat potong berupa cnc cutting
atau plasma cutting dengan memperhatikan sudut potong, dan tebal plat
yang akan dipotong serta margin pada pelat yang akan dipotong.
3. Forming
Proses forming adalah proses pembentukan plat sesuai dengan
gambar kerja yang ada. Dari bentuk aslinya menjadi bentuka yang
diinginkan. Pembentukan pelat dibantu mesin roll, mesin bending, dan
mesin press.
9
2.3.6. Proses Sub Assembly
Proses sub assembly adalah proses menggabungkan beberapa
komponen-komponen kecil menjadi sebuah panel atau part-part untuk
proses assembly. Komponen-komponen tersebut masih berupa pelat
potongan lurus maupun tidak lurus, pelat yang telah dilengkungkan dan
lain-lainnya seperti bagian-bagian pipa. Seperti contoh penggabungan pelat
dengan pelat untuk dijadikan menjadi sebuah frame.
10
Gambar 2. 4 Proses Assembly.
(Sumber : Dokumen pribadi,2020)
11
2.3.9. Proses Launching
Proses ini adalah proses dimana penurunan kapal dari landasan
peluncuran kedalam air. Tahap ini dilakukan setelah badan kapal telah
terbentuk sempurna dan telah dilaksanakan tes kebocoran pada lambung
kapal
13
Gambar 2. 7. Metode Hull Block Construction Methode (HBCM)
(sumber : www.latarlembayung.wordpress.com)
14
Gambar 2. 8. Pembangunan Kapal Metode FOBS
(globalmarinetechnology.blogspot.com)
16
Gambar 2. 9. Outfitting On Unit
(Dokumen Pribadi,2020).
17
2.5.3. On Board Outfitting
Tahapan ini meliputi pemasangan perlengkapan outfitting pada kapal
saat produksi kapal pada tahap erection atau lauching sehingga pemasangan
outfitting dilakukan saat block block pada kapal sudah tersambung sehingga
pada proses ini biasanya pemasangan outfitting hanya sekitar 25% dari total
keseluruhan jumlah outfitting yang terpasang pada kapal. Sehingga proses
ini bisa dilakukan saat kapal masih berada pada building berth dan pada saat
kapal sudah masuk kedalam air yang pastinya telah dilakukan setelah proses
pengecatan lambung dan tes kebocoran pada lambung kapal.
18
2.6. Pengadaan Material
Pengadaan material adalah segala kegiatan untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku
dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada (Subagya,
1996)
perencanaan kebutuhan material / Material Requirement Planning
(MRP) adalah suatau sistem perencanaan dan penjadawalan kebutuhan
material untuk produksi yang memerlukan beberahap tahp atau proses atau
dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi
yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan dengan
menggunakan waktu tenggang, sehingga dapatditentukan kapan dan berapa
banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang
akan dibuat (Saputra,2004).
Pekerjaan control yang dimulai dilapangan. Barang dicek dengan surat
jalan (delivery note) baik mengenai jumlah maupun kualitasnya. Jika barang
yang dikirim dalam keadaan tidak memuaskan, maka barang akan dikirim
kembali ke tempat asalnya, dengan disertaib surat penolakandari bagian
penerimaan barang. Jika barang yang diterima sudah tepat, barang tersebut
akan dimasukkan ke gudang dan menunggu pengambilan untuk digunakan
pada proses produksi. Pada waktu yang bersamaan, catatan persediaan
barang harus diperbaharui, disesuaikan dengan keadaan terakhir untuk
menunjukkan penambahan barang yang baru tiba dalam simpanan
persediaan. Jika barang yang telah dipesan hanya digunakan persediaan,
maka akan terjadi pengurangan secara bertahap selama pemakaian pada
proses produksi sampai suatau saat catatan persediaan menunjukkan adanya
keharusan untuk memesan kembali.
2.7. Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu Negara
19
dibedakan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong
tenaga kerja jika penduduk telah memasuki usia kerja.
Pengertian tenaga kerja menurut Sumirto Djojohadikusumo adalah semua
orang yang bersedia dan sanggup, dan golongan ini meliputi mereka yang
bekerja untuk diri sendiri, anggota keluarga, yang tidak menerima bayaran
serta serta mereka yang bekerja untuk menerima bayaran/upah/gaji (Sumitro
Djojohadikusumo, 1985:70)
Dari undang-undang yang ada seta kutipan diatas dapat disimpulkan
bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa dan sudah memasuki usia kerja dan
bekerja untuk diri sendiri maupun orang lain dengan tujuan agar menerima
bayaran/upah/gaji.
2.8. Produktivitas
Produktivitas merupakan hasil produk dibagi dengan masukan organisasi
(Richard, Daft, 2006)
Produktivitas merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi konsumen
(Gazper,2003).
Produktivitas adalah curahan segala kemampuan seorang pemain
sepakbola untuk menciptakan kemenangan dan kejayaan klubnya (Alex
Ferguson dalam Kevin Anthony, 2007).
Produktivitas merupakan efesiensi masukan dan efektivitas pencapaian
sasaran yang berhubungan dengan upah tenaga kerja, pengalaman, curahan
waktu kerja untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dengan yang telah
ditetapkan hingga tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh.
Produktivitas tenaga kerja merupakan kemampuan seorang tenaga kerja
untuk mengelola efisiensi input (material, mesin, metode, dan informasi)
yang ditransformasikan untuk menghasilkan efektifitas output berdasarkan
standar yang telah ditentukan.
20
Peranan produktifitas sebagai sasaran manajemen untuk keberhasilan
suatu tingkat kegiatan pada perusahaan, sedangkan pengukuran produktivitas
digunakan untuk sasaran manjemen penganalisa dan mendorong efisisiensi
produksi sehingga dapat diketahui kekurangannya serta melakukan perbaikan.
2.10. Persentase
Persen ialah suatu angka perbandingan rasio untuk menyatakan pecahan
dari seratus yang ditunjukkan dengan symbol %. Dengan kata lain persentase
21
ialah bagian dari keseluruhan yang dinyatakan dengan per seratus dan
pendapat lain mengatakan bahwa pengertian persentase adalah satu cara
untuk mengekspresikan sebuah angka sebagian bagian dari keseluruhan,
dimana keseluruhan tersebut ditulis dengan 100%
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau statistic deskriptif.
Menurut sugiono (2003:21) bahwa statistic deskriptif adalah statistic yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlakub untuk umum.
Data dari hasil pnelitian ini merupakan data kuantitatif yang akan
dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-langkah menurut
Ridwan (2004:71-95) sebagai berikut :
1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variable
2. Merekap nilai
3. Menghitung nilai rata rata
4. Menggitung persentase dengan rumus
DP = x 100% (2.1)
Keterangan :
DP = Deskriptif persentase (%)
n = Skor empiric (skor yang diperoleh)
N = Skor maksimal item pertanyaan
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
dengan tabel kriteria pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1. Kriteria analisis deskriptif persentase
No Persentase Kriteria
1 75% - 100% Sangat Tinggi
2 50% - 75% Tinggi
3 25% - 50% Rendah
4 1% - 25% Sangat Rendah
Sumber: Ridwan, 2004
22
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengolahan Data
Sesuai/Tidak
Analisa
Kesimpulan
Selesai
23
3.2.Metodologi
Metodologi merupakan kerangka dasar yang digunakan sebagai acuan
untukmenyelesaikan permasalahan yang akan dianalisa. Metodologi
mencakup langkah –langkah yang dulakukan untuk penulisan tugas akhir.
3.3.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan salah satu kegiatan untuk mengamati dan
mengenali sebuah permasalahan yang ada dilapangan untuk menjadi bahan
pertimbangan pada sebuah penelitian. Identifikasi masalah merupakan salah
satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting diantara proses
lain.
3.4.Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dilapangan sebagai pengganti proses
percobaan. Proses ini dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan
secara langsung sesuai dengan judul tugas akhir. Adapun data yang di ambil
adalah sebagai berikut
1. Data ukuran utama kapal
2. General Arrangement
3. Block division
4. Master schedule
5. List equipment outfitting Block DB
3.5.Pengolahan Data
Data yang telah diambil dengan prose wawancara langsung dilapangan
kemudian dipadukan dengan literature yang telah didapatkan dari sumber
yang terdapat pada data peusahaan, jurnal maupun buku. Perpaduan
digunakan untuk mencari kesesuaian penanganan secara teori disbanding
dengan realisasi yang terjadi dilapangan.
24
3.6.Analisa
Pada tahapan ini dilakukan perhitungan terhadap faktor penyebab metode
Full Outfitting Block System (FOBS) kurang optimal pada tahap on block
dari hasil pengamatan. Adapun metode untuk menghintung persentase
penerapan metode pembangunan Full Outfitting Block System(FOBS) pada
tahap ountfitting on block dan outfitting on board adalah sebagai berikut :
persentase pengerjaan pada tahap on block
= x 100 % (3.1)
= x 100 % (3.2)
x 100 % (3.4)
x 100 % (3.5)
x 100 % (3.6)
25
3.7.Kesimpulan
tahap ini merupakan tahap terakhir dalam sebuah penelitian. Dimana
semua tahap telah dilaksanakan untuk mengetahui hasil observasi yang telah
dilakukan oleh peneliti selama melakukan OJT (On the Job Training) selama
tiga bulan di salah satu galangan yang ada di Surabaya.
26
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Ukuran Utama
Pada bab ini merupakan tahap analisa dan pembahasan tentang hasil dari
perhitungan persentase optimal penerapan metode Full Outfitting Block
System (FOBS) pada pembangunan kapal Rumah Sakit setelah ditentukan
persentase penerapan dari metode tersebut maka juga akan menghitung hasil
dari persentase faktor penyebab kurang optimalnya penerapan metode Full
Outfitting Block System (FOBS) pada proses pembangunan kapal Rumah
Sakit.
Kapal Rumah Sakit merupakan kapal pendukung atau support dalam
pelaksanaan operasi militer dalam Operasi Militer Perang (OMP) dan juga
dapat difungsikan sebagai pembantu menanggulangi bencana yang mana
dalam pembangunannya dibagi menjadi 123 block yang dikerjakan
menggunakan metode pembangunan Full Outfitting Block System (FOBS).
Adapun Kapal Rumah Sakit mempunyai ukuran utama sebagai berikut :
L.O.A : 124.00 m
L.B.P : 107.45 m
B : 21.80 m
H : 11.30 m
T : 5.00 m
Vs : 18 knots
27
Gambar 4. 1. General arrangement
29
Tabel 4. 2. List Outfitting Block DB 1 (P/S)
BLOCK DB 1 (P/S)
NO EQUIPMENT QTY
1 MANHOLE 4
2 VERTICAL LADDER 4
3 BOTTOM PLUG 4
4 TANK MARKING 4
5 TANDA BATAS TANGKI 6
6 FO TRANSFER AND OVERFLOW PIPING SYSTEM 16
7 BILGE LINE PIPING SYSTEM 10
8 WATER BALLAST PIPING SYSTEM 24
9 FUEL OIL SERVICE PIPING SYSTEM 2
10 SOUNDING PIPE SYSTEM 8
11 AIR PIPING SYSTEM 1
12 LEVEL TRANSMITER (TGS) 2
30
c. List Equipment Block DB 3 (C)
Pada setiap block mempunyai outfitting sesuai dengan bagian
block masing-masing. Dan untuk block DB 3 (C) outfitting yang di
install sebagaian besar berupa pipa karena pada block ini merupakan
bagian tangki sehingga outfitting pada block ini sebesar 83.07%
adalah pipa dan dibawah ini adalah daftar outfitting pada block DB 3
(C).
31
7 BILGE LINE PIPING SYSTEM 4
8 FIRE MAIN AND WASH PIPING SYSTEM 1
9 COMPRESSED AIR PIPING SYSTEM 1
10 SEAWATER SANITARY PIPING SYSTEM 1
4.3. Persentase Pemasangan Outfitting Pada tahap On Block dan On Board
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi equipment outfitting pada
Block DB 1, DB 2, DB 3, dan DB 4 berdasarkan tahap pemasangannya yaitu
pada tahap On Block dan tahap On Board maka akan diperoleh persentase
penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada pembanguan
kapal Rumah Sakit terutama pada pembangunan Block Double Bottom (DB)
dengan cara mengetahui jumlah equipment yang dipasang pada tahap On
Block dan tahap On Block sehingga dapat mendapatkan hasil persentase
penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS).
BLOCK DB 1 (P/S)
NO EQUIPMENT ON BLOCK ON BOARD
1 MANHOLE ×
2 MANHOLE ×
3 MANHOLE ×
4 MANHOLE ×
5 VERTICAL LADDER ×
6 VERTICAL LADDER ×
7 VERTICAL LADDER ×
8 VERTICAL LADDER ×
9 BOOTOM PLUG ×
10 BOOTOM PLUG ×
11 BOOTOM PLUG ×
12 BOOTOM PLUG ×
13 TANK MARKING ×
14 TANK MARKING ×
15 TANK MARKING ×
16 TANK MARKING ×
32
17 TANDA BATAS TANGKI ×
18 TANDA BATAS TANGKI ×
19 TANDA BATAS TANGKI ×
20 TANDA BATAS TANGKI ×
21 TANDA BATAS TANGKI ×
22 TANDA BATAS TANGKI ×
23 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
24 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
JUMLAH 22 2
34
Install pada tahap On Block = 40 pcs
= x 100 %
= x 100 % = 47,06 %
= x 100 %
= x 100 % = 52,94 %
35
8 VERTICAL LADDER ×
9 VERTICAL LADDER ×
10 VERTICAL LADDER ×
11 VERTICAL LADDER ×
12 BOOTOM PLUG ×
13 BOOTOM PLUG ×
14 BOOTOM PLUG ×
15 BOOTOM PLUG ×
16 TANK MARKING ×
17 TANK MARKING ×
18 TANK MARKING ×
19 TANK MARKING ×
20 TANDA BATAS TANGKI ×
21 TANDA BATAS TANGKI ×
22 TANDA BATAS TANGKI ×
23 TANDA BATAS TANGKI ×
24 TANDA BATAS TANGKI ×
25 TANDA BATAS TANGKI ×
26 TANDA BATAS TANGKI ×
27 TANDA BATAS TANGKI ×
28 TANDA BATAS TANGKI ×
29 TANDA BATAS TANGKI ×
30 SEAT SEWAGE TREATMENT ×
31 SEAT SEWAGE TREATMENT ×
32 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
33 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
34 PNEUMATIC REMOT CONTROL VALVE ×
35 PNEUMATIC REMOT CONTROL VALVE ×
JUMLAH 31 4
37
50 BL 22-08 ×
51 BL 23-01 ×
52 BL 23-03 ×
53 BL 23-05 ×
54 BL 23-06 ×
55 BL 23-08 ×
56 BL 24-01 ×
57 BL 24-03 ×
58 BL 24-05 ×
59 BL 24-06 ×
60 BL 24-09 ×
61 BL 36-04 ×
62 WB 02-04 ×
63 WB 02-05 ×
64 WB 02-06 ×
65 WB 02-11 ×
66 WB 02-13 ×
67 BL 14-01 ×
68 BL 14-02 ×
69 BL 14-04 ×
70 BL 15-01 ×
71 BL 15-02 ×
72 BL 15-04 ×
73 BL 16-01 ×
74 BL 16-02 ×
75 BL 16-04 ×
76 BL 17-01 ×
77 BL 17-02 ×
78 BL 17-04 ×
79 BL 17-05 ×
80 BL 20-10 ×
81 BL 20-11 ×
82 BL 20-13 ×
83 BL 21-10 ×
84 BL 21-11 ×
85 BL 21-13 ×
86 BL 22-10 ×
87 BL 22-11 ×
88 BL 22-13 ×
89 BL 23-10 ×
90 BL 23-12 ×
38
91 BL 24-11 ×
92 WB 02-07 ×
93 WB 02-08 ×
94 WB 02-09 ×
95 WB 03-04 ×
96 WB 03-05 ×
97 WB 03-07 ×
98 WB 03-09 ×
99 WB 03-10 ×
100 WB 03-12 ×
101 SW 02-02 ×
102 WB 30-02 ×
103 SD 12-01 ×
104 SW 02-01 ×
105 BL 19-01 ×
106 SD 10-01 ×
107 SW 02-01 ×
108 WB 30-01 ×
109 SD 11-01 ×
110 SD 12-02 ×
111 SD 12-03 ×
112 SW 02-02 ×
113 SW 02-03 ×
JUMLAH 20 93
= x 100 %
= x 100 % = 33,11 %
39
Dan untuk mengetahui persentase Outfitting yang diinstal pada tahap
On Board menggunakan rumus sebagai berikut :
= x 100 %
= x 100 % = 66,89 %
40
Tabel 4. 11. Tahap pemasangan Outfitting pipa Block DB 3 (C)
BLOCK DB 3 (C)
NO EQUIPMENT PIPA ON BLOCK ON BOARD
1 BL 14-06 ×
2 BL 14-08 ×
3 BL 14-10 ×
4 BL 14-12 ×
5 BL 14-14 ×
6 BL 14-16 ×
7 BL 15-06 ×
8 BL 15-08 ×
9 BL 15-10 ×
10 BL 16-06 ×
11 BL 16-08 ×
12 BL 16-11 ×
13 WB 02-14 ×
14 WB 02-16 ×
15 WB 02-18 ×
16 WB 02-19 ×
17 WB 03-13 ×
18 WB 03-15 ×
19 WB 03-17 ×
20 WB 03-18 ×
21 BL 14-05 ×
22 BL 14-07 ×
23 BL 14-09 ×
24 BL 14-11 ×
25 BL 14-13 ×
26 BL 14-15 ×
27 BL 15-05 ×
28 BL 15-07 ×
29 BL 15-09 ×
30 BL 15-11 ×
31 BL 16-05 ×
32 BL 16-07 ×
33 BL 16-09 ×
34 BL 16-10 ×
35 BL 16-12 ×
36 WB 02-15 ×
37 WB 02-17 ×
38 WB 02-20 ×
39 WB 03-14 ×
40 WB 03-16 ×
41 WB 03-19 ×
42 SD 05-01 ×
41
43 SD 05-03 ×
44 SD 06-02 ×
45 SW 02-01 ×
46 SW 02-03 ×
47 SW 02-05 ×
48 SW 02-07 ×
49 SD 05-02 ×
50 SD 06-01 ×
51 SW 02-02 ×
52 SW 02-04 ×
53 SW 02-06 ×
54 SW 02-08 ×
JUMLAH 14 40
= x 100 %
= x 100 % = 38,46 %
= x 100 %
= x 100 % = 61,54 %
42
Block DB 2 (C) kurang optimal dikarenakan persentase optimal yaitu install
outfitting pada tahap On Block lebih besar dari install outfitting pada tahap
On Board.
43
Dari tabel diatas dapat diketahui persentase penerapan metode Full
Outfitting Block System (FOBS) dilakukan secara optimal atau tidak maka
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
= x 100 %
= x 100 % = 44,44 %
= x 100 %
= x 100 % = 55,56 %
44
sangat sering terjadi karena adanya faktor negosisasi pada saat pemesanan
material yang akan digunakan dalam proses pembangunan sebuah kapal.
Adapun dalam keterlambatan material juga dapat memperpanjang waktu
pembangunan sehingga dapat mengakibatkan penambahan jam kerja dan
pada akhirnya akan menambahkan biaya tambahan untuk menambah tenaga
kerja ataupun penambahan tenaga kerja.
= x 100 %
= x 100 % = 74,12 %
= x 100 %
= x 100 % = 25,88 %
BLOCK DB 2 (P/S)
NO EQUIPMENT TEPAT WAKTU TERLAMBAT
1 MANHOLE ×
2 MANHOLE ×
3 MANHOLE ×
4 MANHOLE ×
5 MANHOLE ×
6 VERTICAL LADDER ×
7 VERTICAL LADDER ×
8 VERTICAL LADDER ×
9 VERTICAL LADDER ×
10 VERTICAL LADDER ×
11 VERTICAL LADDER ×
12 BOOTOM PLUG ×
13 BOOTOM PLUG ×
14 BOOTOM PLUG ×
15 BOOTOM PLUG ×
16 TANK MARKING ×
17 TANK MARKING ×
18 TANK MARKING ×
19 TANK MARKING ×
20 TANDA BATAS TANGKI ×
21 TANDA BATAS TANGKI ×
22 TANDA BATAS TANGKI ×
23 TANDA BATAS TANGKI ×
24 TANDA BATAS TANGKI ×
25 TANDA BATAS TANGKI ×
26 TANDA BATAS TANGKI ×
27 TANDA BATAS TANGKI ×
28 TANDA BATAS TANGKI ×
29 TANDA BATAS TANGKI ×
30 SEAT SEWAGE TREATMENT ×
31 SEAT SEWAGE TREATMENT ×
32 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
33 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
34 PNEUMATIC REMOT CONTROL VALVE ×
49
35 PNEUMATIC REMOT CONTROL VALVE ×
JUMLAH 31 4
51
77 BL 17-02 ×
78 BL 17-04 ×
79 BL 17-05 ×
80 BL 20-10 ×
81 BL 20-11 ×
82 BL 20-13 ×
83 BL 21-10 ×
84 BL 21-11 ×
85 BL 21-13 ×
86 BL 22-10 ×
87 BL 22-11 ×
88 BL 22-13 ×
89 BL 23-10 ×
90 BL 23-12 ×
91 BL 24-11 ×
92 WB 02-07 ×
93 WB 02-08 ×
94 WB 02-09 ×
95 WB 03-04 ×
96 WB 03-05 ×
97 WB 03-07 ×
98 WB 03-09 ×
99 WB 03-10 ×
100 WB 03-12 ×
101 SW 02-02 ×
102 WB 30-02 ×
103 SD 12-01 ×
104 SW 02-01 ×
105 BL 19-01 ×
106 SD 10-01 ×
107 SW 02-01 ×
108 WB 30-01 ×
109 SD 11-01 ×
110 SD 12-02 ×
111 SD 12-03 ×
112 SW 02-02 ×
113 SW 02-03 ×
JUMLAH 0 113
= x 100 %
= x 100 % = 79,05 %
= x 100 %
= x 100 % = 20,95 %
53
Outfitting yang harus di install pada tahap On Board dibandingkan pada
tahap On Block sehingga berpengaruh pada capaian penerapan metode
Full Outfitting Block System (FOBS) pada sebuah pembangunan kapal di
sebuah galangan. Adapun beberapa Outfitting yang mengalami
keterlambatan pada Block DB 3 (C) adalah sebagai berikut :
55
Pada tabel diatas dapat diketahui banyak material outfitting yang
mengakami keterlambatan pada block DB 3 (C) sehingga dapat
menghambat pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting
Block System (FOBS). Adapun perhitungan yang digunakan untuk
menghitung persentase material yang mengalami keterlambatan adalah
menggunakan rumus sebagi berikut :
Diketahui : jumlah Outfitting = 65 pcs
= x 100 %
= x 100 % = 83,08 %
= x 100 %
= x 100 % = 16,92 %
56
4.4.4. Block DB 4 (C)
Pada Block DB 4 (C) terdapat beberapa material outfitting yang
mengalami keterlambatan sehingga dapat berdampak pada sistem
pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting Block System
(FOBS) dikarenakan keterlambatan material maka dengan terpaksa banyak
Outfitting yang harus di install pada tahap On Board dibandingkan pada
tahap On Block sehingga berpengaruh pada capaian penerapan metode
Full Outfitting Block System (FOBS) pada sebuah pembangunan kapal di
sebuah galangan. Adapun beberapa Outfitting yang mengalami
keterlambatan pada Block DB 4 (C) adalah sebagai berikut :
57
JUMLAH 0 9
= x 100 %
= x 100 % = 50,00 %
= x 100 %
= x 100 % = 50,00 %
58
4.5. Persentase Penghambat Metode FOBS Akibat Revisi Gambar
Pada metode pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting
Block System (FOBS) revisi gambar juga termasuk penghambat pada
pembangunan dikarenakan adanya gambar yang mengalami revisi maka akan
memperpanjang waktu pengerjaan sehingga outfitting yang harusnya dapat
diinstall pada tahap On Blok harus diinstall pada tahap On Board karena
keterlambatan pada proses erection kapal berpengaruh terhadap erection
block-block setelahnya. Sehingga peneliti akan menghitung persentase
equipment outfitting yang mengalami revisi gambar pada sebuah block DB 1
(P/S), DB 2 (P/S), DB 3 (C), DB 4 (C). sehingga dapat diketahui persentase
yang dapat menghambat pembangunan kapal menggunakan metode Full
Outfitting Block System (FOBS) khususnya install pada tahap On Block
Outfitting dikarenakan masalah revisi gambar.
59
5 VERTICAL LADDER ×
6 VERTICAL LADDER ×
7 VERTICAL LADDER ×
8 VERTICAL LADDER ×
9 BOOTOM PLUG ×
10 BOOTOM PLUG ×
11 BOOTOM PLUG ×
12 BOOTOM PLUG ×
13 TANK MARKING ×
14 TANK MARKING ×
15 TANK MARKING ×
16 TANK MARKING ×
17 TANDA BATAS TANGKI ×
18 TANDA BATAS TANGKI ×
19 TANDA BATAS TANGKI ×
20 TANDA BATAS TANGKI ×
21 TANDA BATAS TANGKI ×
22 TANDA BATAS TANGKI ×
23 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
24 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
JUMLAH 6 18
Tabel 4. 23. List gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi
BLOCK DB 1 (P/S)
NO EQUIPMENT PIPA REV ACC
1 4H 54-02 ×
2 4H 82-02 ×
3 BL 36-03 ×
4 BL 46-02 ×
5 BL 46-07 ×
6 WB 02-01 ×
7 WB 02-03 ×
8 WB 06-02 ×
9 WB 06-03 ×
10 WB 08-02 ×
11 4H 55-02 ×
12 4H 85-02 ×
13 WB 03-01 ×
14 WB 03-03 ×
15 WB 07-02 ×
16 WB 07-03 ×
60
17 WB 09-02 ×
18 4H 54-01 ×
19 4H 54-03 ×
20 4H 54-04 ×
21 4H 82-01 ×
22 4H 82-03 ×
23 4H 82-04 ×
24 BL 36-01 ×
25 BL 36-02 ×
26 BL 46-01 ×
27 BL 46-03 ×
28 BL 46-04 ×
29 BL 46-05 ×
30 BL 46-06 ×
31 WB 02-02 ×
32 WB 06-01 ×
33 WB 06-04 ×
34 WB 08-01 ×
35 WB 08-03 ×
36 WB 08-04 ×
37 WB 08-05 ×
38 4H 55-01 ×
39 4H 55-03 ×
40 4H 55-04 ×
41 4H 85-01 ×
42 4H 85-03 ×
43 4H 85-04 ×
44 WB 03-02 ×
45 WB 07-01 ×
46 WB 07-04 ×
47 WB 09-01 ×
48 WB 09-03 ×
49 WB 09-04 ×
50 WB 09-05 ×
51 FO 83-02 ×
52 SD 13-02 ×
53 SD 19-02 ×
54 AP 35-07 ×
55 SD 14-02 ×
56 SD 20-02 ×
57 FO 83-01 ×
61
58 SD 13-01 ×
59 SD 19-01 ×
60 SD 14-01 ×
61 SD 20-01 ×
JUMLAH 11 50
Pada tabel diatas dapat diketahui banyak gambar kerja pada outfitting
yang mengalami revisi desain pada block DB 1 (P/S) sehingga dapat
menghambat pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting
Block System (FOBS). Adapun perhitungan yang digunakan untuk
menghitung persentase gambar kerja yang mengalami revisi desain adalah
menggunakan rumus sebagi berikut :
Diketahui : jumlah Outfitting = 85 pcs
= x 100 %
= x 100 % = 20,00 %
= x 100 %
= x 100 % = 80,00 %
62
4.5.2. Block DB 2 (P/S)
Pada Block DB 2 (P/S) terdapat beberapa gambar yang mengalami
revisi gambar sehingga dapat berdampak pada sistem pembangunan kapal
menggunakan metode Full Outfitting Block System (FOBS) dikarenakan
revisi gambar yang mana dapat menghambat pembangunan sehingga
terjadi keterlambatan produksi sehingga pada equipment yang seharusnya
dapat di install pda thap On Block bisa terhambat karena terjadi revisi pada
gambar kerja yang mana sebagai acuan dalam pengerjaan instaal
equipment outfitting dan menjadikan persentase pembangunan kapal
menggunakan metode Full Outfitting Block System (FOBS) kurang
optimal pada thap On Block. Adapun beberapa gambar kerja pada
outfitting yang mengalami revisi gambar adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 24. List gambar kerja outfitting yang mengalami revisi
BLOCK DB 2 (P/S)
NO EQUIPMENT REV ACC
1 MANHOLE ×
2 MANHOLE ×
3 MANHOLE ×
4 MANHOLE ×
5 MANHOLE ×
6 VERTICAL LADDER ×
7 VERTICAL LADDER ×
8 VERTICAL LADDER ×
9 VERTICAL LADDER ×
10 VERTICAL LADDER ×
11 VERTICAL LADDER ×
12 BOOTOM PLUG ×
13 BOOTOM PLUG ×
14 BOOTOM PLUG ×
15 BOOTOM PLUG ×
16 TANK MARKING ×
17 TANK MARKING ×
18 TANK MARKING ×
19 TANK MARKING ×
20 TANDA BATAS TANGKI ×
21 TANDA BATAS TANGKI ×
22 TANDA BATAS TANGKI ×
63
23 TANDA BATAS TANGKI ×
24 TANDA BATAS TANGKI ×
25 TANDA BATAS TANGKI ×
26 TANDA BATAS TANGKI ×
27 TANDA BATAS TANGKI ×
28 TANDA BATAS TANGKI ×
29 TANDA BATAS TANGKI ×
30 SEAT SEWAGE TREATMENT ×
31 SEAT SEWAGE TREATMENT ×
32 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
33 LEVEL TRANSMITTER (TGS) ×
34 PNEUMATIC REMOT CONTROL VALVE ×
35 PNEUMATIC REMOT CONTROL VALVE ×
JUMLAH 9 26
Tabel 4. 25. List gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi
BLOCK DB 2 (P/S)
NO EQUIPMENT PIPA REV ACC
1 BL 20-02 ×
2 BL 20-04 ×
3 BL 20-07 ×
4 BL 20-09 ×
5 BL 21-02 ×
6 BL 21-04 ×
7 BL 21-07 ×
8 BL 21-09 ×
9 BL 22-02 ×
10 BL 22-04 ×
11 BL 22-07 ×
12 BL 22-09 ×
13 BL 23-02 ×
14 BL 23-04 ×
15 BL 23-07 ×
16 BL 23-09 ×
17 BL 24-02 ×
18 BL 24-04 ×
19 BL 24-07 ×
20 BL 24-08 ×
21 WB 02-12 ×
22 BL 14-03 ×
23 BL 15-03 ×
64
24 BL 16-03 ×
25 BL 17-03 ×
26 BL 20-12 ×
27 BL 21-12 ×
28 BL 22-12 ×
29 BL 23-11 ×
30 BL 24-10 ×
31 BL 24-12 ×
32 WB 02-10 ×
33 WB 03-06 ×
34 WB 03-08 ×
35 WB 03-11 ×
36 BL 20-01 ×
37 BL 20-03 ×
38 BL 20-05 ×
39 BL 20-06 ×
40 BL 20-08 ×
41 BL 21-01 ×
42 BL 21-03 ×
43 BL 21-05 ×
44 BL 21-06 ×
45 BL 21-08 ×
46 BL 22-01 ×
47 BL 22-03 ×
48 BL 22-05 ×
49 BL 22-06 ×
50 BL 22-08 ×
51 BL 23-01 ×
52 BL 23-03 ×
53 BL 23-05 ×
54 BL 23-06 ×
55 BL 23-08 ×
56 BL 24-01 ×
57 BL 24-03 ×
58 BL 24-05 ×
59 BL 24-06 ×
60 BL 24-09 ×
61 BL 36-04 ×
62 WB 02-04 ×
63 WB 02-05 ×
64 WB 02-06 ×
65
65 WB 02-11 ×
66 WB 02-13 ×
67 BL 14-01 ×
68 BL 14-02 ×
69 BL 14-04 ×
70 BL 15-01 ×
71 BL 15-02 ×
72 BL 15-04 ×
73 BL 16-01 ×
74 BL 16-02 ×
75 BL 16-04 ×
76 BL 17-01 ×
77 BL 17-02 ×
78 BL 17-04 ×
79 BL 17-05 ×
80 BL 20-10 ×
81 BL 20-11 ×
82 BL 20-13 ×
83 BL 21-10 ×
84 BL 21-11 ×
85 BL 21-13 ×
86 BL 22-10 ×
87 BL 22-11 ×
88 BL 22-13 ×
89 BL 23-10 ×
90 BL 23-12 ×
91 BL 24-11 ×
92 WB 02-07 ×
93 WB 02-08 ×
94 WB 02-09 ×
95 WB 03-04 ×
96 WB 03-05 ×
97 WB 03-07 ×
98 WB 03-09 ×
99 WB 03-10 ×
100 WB 03-12 ×
101 SW 02-02 ×
102 WB 30-02 ×
103 SD 12-01 ×
104 SW 02-01 ×
105 BL 19-01 ×
66
106 SD 10-01 ×
107 SW 02-01 ×
108 WB 30-01 ×
109 SD 11-01 ×
110 SD 12-02 ×
111 SD 12-03 ×
112 SW 02-02 ×
113 SW 02-03 ×
JUMLAH 13 100
Pada tabel diatas dapat diketahui banyak gambar kerja pada outfitting
yang mengalami revisi desain pada block DB 2 (P/S) sehingga dapat
menghambat pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting
Block System (FOBS). Adapun perhitungan yang digunakan untuk
menghitung persentase gambar kerja yang mengalami revisi desain adalah
menggunakan rumus sebagi berikut :
Diketahui : jumlah Outfitting = 148 pcs
= x 100 %
= x 100 % = 14,86 %
= x 100 %
= x 100 % = 85,14 %
67
(P/S) sebanyak 148 pcs jadi persentase outfitting yang mengalami revisi
desain sebesar 14,86% pada Block DB 2 (P/S)
68
Tabel 4. 27.gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi
BLOCK DB 3 (C)
NO EQUIPMENT PIPA REV ACC
1 BL 14-06 ×
2 BL 14-08 ×
3 BL 14-10 ×
4 BL 14-12 ×
5 BL 14-14 ×
6 BL 14-16 ×
7 BL 15-06 ×
8 BL 15-08 ×
9 BL 15-10 ×
10 BL 16-06 ×
11 BL 16-08 ×
12 BL 16-11 ×
13 WB 02-14 ×
14 WB 02-16 ×
15 WB 02-18 ×
16 WB 02-19 ×
17 WB 03-13 ×
18 WB 03-15 ×
19 WB 03-17 ×
20 WB 03-18 ×
21 BL 14-05 ×
22 BL 14-07 ×
23 BL 14-09 ×
24 BL 14-11 ×
25 BL 14-13 ×
26 BL 14-15 ×
27 BL 15-05 ×
28 BL 15-07 ×
29 BL 15-09 ×
30 BL 15-11 ×
31 BL 16-05 ×
32 BL 16-07 ×
33 BL 16-09 ×
34 BL 16-10 ×
35 BL 16-12 ×
36 WB 02-15 ×
37 WB 02-17 ×
38 WB 02-20 ×
69
39 WB 03-14 ×
40 WB 03-16 ×
41 WB 03-19 ×
42 SD 05-01 ×
43 SD 05-03 ×
44 SD 06-02 ×
45 SW 02-01 ×
46 SW 02-03 ×
47 SW 02-05 ×
48 SW 02-07 ×
49 SD 05-02 ×
50 SD 06-01 ×
51 SW 02-02 ×
52 SW 02-04 ×
53 SW 02-06 ×
54 SW 02-08 ×
JUMLAH 13 41
Pada tabel diatas dapat diketahui banyak gambar kerja pada outfitting
yang mengalami revisi desain pada block DB 3 (C) sehingga dapat
menghambat pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting
Block System (FOBS). Adapun perhitungan yang digunakan untuk
menghitung persentase gambar kerja yang mengalami revisi desain adalah
menggunakan rumus sebagi berikut :
Diketahui : jumlah Outfitting = 65 pcs
= x 100 %
= x 100 % = 24,62 %
70
= x 100 %
= x 100 % = 75,38 %
71
Tabel 4. 29. gambar kerja outfitting pipa yang mengalami revisi
BLOCK DB 4 (C)
NO EQUIPMENT PIPA REV ACC
1 BL 14-19 ×
2 BL 14-17 ×
3 BL 14-18 ×
4 BL 14-20 ×
5 SD 03-02 ×
6 SW 01-01 ×
7 FM 87-01 ×
8 CA 01-01 ×
9 SD 03-01 ×
JUMLAH 5 4
Pada tabel diatas dapat diketahui banyak gambar kerja pada outfitting
yang mengalami revisi desain pada block DB 4 (C) sehingga dapat
menghambat pembangunan kapal menggunakan metode Full Outfitting
Block System (FOBS). Adapun perhitungan yang digunakan untuk
menghitung persentase gambar kerja yang mengalami revisi desain adalah
menggunakan rumus sebagi berikut :
Diketahui : jumlah Outfitting = 18 pcs
= x 100 %
= x 100 % = 38,89 %
= x 100 %
= x 100 % = 61,11 %
72
Persentase outfitting yang mengalami revisi desain pada block DB 4
(C) sebanyak 7 pcs outfitting dari jumlah outfitting pada Block DB 4 (C)
sebanyak 18 pcs jadi persentase outfitting yang mengalami revisi desain
sebesar 38,89% pada Block DB 3 (C)
73
10 0 DB1 4P16001 250 WB
11 0 DB1 4P16001 80 4H
12 0 DB1 4P16001 80 4H
13 0 DB1 4P16001 250 WB
14 0 DB1 4P16001 250 WB
15 0 DB1 4P16001 150 WB
16 0 DB1 4P16001 150 WB
17 0 DB1 4P16001 250 WB
18 0 DB1 4P16001 80 4H
19 0 DB1 4P16001 80 4H
20 0 DB1 4P16001 80 4H
21 0 DB1 4P16001 80 4H
22 0 DB1 4P16001 80 4H
23 0 DB1 4P16001 80 4H
24 0 DB1 4P16001 100 BL
25 0 DB1 4P16001 100 BL
26 0 DB1 4P16001 100 BL
27 0 DB1 4P16001 100 BL
28 0 DB1 4P16001 100 BL
29 0 DB1 4P16001 100 BL
30 0 DB1 4P16001 100 BL
31 0 DB1 4P16001 250 WB
32 0 DB1 4P16001 150 WB
33 0 DB1 4P16001 150 WB
34 0 DB1 4P16001 250 WB
35 0 DB1 4P16001 250 WB
36 0 DB1 4P16001 250 WB
37 0 DB1 4P16001 250 WB
38 0 DB1 4P16001 80 4H
39 0 DB1 4P16001 80 4H
40 0 DB1 4P16001 80 4H
41 0 DB1 4P16001 80 4H
42 0 DB1 4P16001 80 4H
43 0 DB1 4P16001 80 4H
44 0 DB1 4P16001 250 WB
45 0 DB1 4P16001 150 WB
46 0 DB1 4P16001 150 WB
47 0 DB1 4P16001 250 WB
48 0 DB1 4P16001 250 WB
49 0 DB1 4P16001 250 WB
50 0 DB1 4P16001 250 WB
74
51 R.1 DB1 4K16001 250 FO
52 R.1 DB1 4K16001 40 SD
53 R.1 DB1 4K16001 65 SD
54 R.1 DB1 4K16001 100 AP
55 R.1 DB1 4K16001 40 SD
56 R.1 DB1 4K16001 65 SD
57 R.1 DB1 4P16001 250 FO
58 R.1 DB1 4P16001 40 SD
59 R.1 DB1 4P16001 65 SD
60 R.1 DB1 4P16001 40 SD
61 R.1 DB1 4P16001 65 SD
Berdasarkan tabel list material pipa pada Block DB 1 (P/S) maka dapat
diketahui jumlah pipa dengan ukuran diameter 250 mm sebanyak 18 pcs dan
ukuran pipa dengan ukuran diameter dibawah 250 mm sebanyak 43 pcs dan
durasi pengerjaan install pipa menurut penjadwalan pekerjaan install pipa
pada block DB 1 (P/S) membutuhkan waktu 24 hari untuk menyelesaikan
pekerjaan install pipa. Maka dapat dihitung kebutuhan manpower untuk
pekerjaan install pipa pada Block DB 1 (P/S).
Diketahui : Jumlah pipa 250 mm = 18 pcs
Jumlah pipa < 250 mm = 43 pcs
Jumlah pekerja = 3 (1 welder dan 2 fitter)
Durasi pengerjaan = 24 hari
Maka target pekerjaan / hari = jumlah pipa / durasi waktu (hari)
= 61/24
= 2,54 pcs
= 3 pcs/hari
Berdasarkan hasil wawancara pada pihak terkait diketahui produktifitas
pekerja install pipa dengan komposisi 1 welder dan 2 fitter dapat menginstall
pipa sebanyak 1 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran diameter 250 mm
dan 3 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran < 250 mm. Maka untuk
menginstall pipa pada Block DB 1 (P/S) membutuhkan waktu yang dapat
diketahui dengan rumus dibawah ini :
Durasi install pipa 250 mm = jumlah pipa Ø 250 mm / produktifitas
75
= 18 / 1
= 18 hari
Durasi install pipa <250 mm = jumlah pipa Ø <250 / produktifitas
= 43/3
= 14,34 hari
= 15 hari
Total waktu pengerjaan = 18 + 15
= 33 hari
Dari perhitungan diatas jika dikerjakan sesuai durasi pekerjaan install
pipa yaitu 24 hari maka outfitting yang terinstall pada tahap On Block
sebanyak 18 pcs pipa dengan diameter 250 mm dan 18 pcs pipa dengan
ukuran < 250 mm sehingga total pipa yang dapat diinstall pada tahap On
Block sebanyak 36 pcs dan yang diinstall pada tahap On Board sebanyak 25
pcs sedangkan untuk outfitting yang lain sebanyak 24 pcs diinstall sesuai
dengan jadwal yang direncanakan sehingga dapat diinstall pada tahap On
Block. Sehingga persentase outfitting yang diinstall pada tahap On Board
karena kekurangan jumlah manpower sebesar 29.41 % dari jumlah total
outfitting pada Block DB 1 (P/S).
76
4 0 DB2 4K16001 65 BL
5 0 DB2 4K16001 65 BL
6 0 DB2 4K16001 65 BL
7 0 DB2 4K16001 65 BL
8 0 DB2 4K16001 65 BL
9 0 DB2 4K16001 65 BL
10 0 DB2 4K16001 65 BL
11 0 DB2 4K16001 65 BL
12 0 DB2 4K16001 65 BL
13 0 DB2 4K16001 65 BL
14 0 DB2 4K16001 65 BL
15 0 DB2 4K16001 65 BL
16 0 DB2 4K16001 65 BL
17 0 DB2 4K16001 65 BL
18 0 DB2 4K16001 65 BL
19 0 DB2 4K16001 65 BL
20 0 DB2 4K16001 65 BL
21 0 DB2 4K16001 250 WB
22 0 DB2 4K16001 65 BL
23 0 DB2 4K16001 65 BL
24 0 DB2 4K16001 65 BL
25 0 DB2 4K16001 65 BL
26 0 DB2 4K16001 65 BL
27 0 DB2 4K16001 65 BL
28 0 DB2 4K16001 65 BL
29 0 DB2 4K16001 65 BL
30 0 DB2 4K16001 65 BL
31 0 DB2 4K16001 65 BL
32 0 DB2 4K16001 250 WB
33 0 DB2 4K16001 250 WB
34 0 DB2 4K16001 250 WB
35 0 DB2 4K16001 250 WB
36 0 DB2 4P16001 65 BL
37 0 DB2 4P16001 65 BL
38 0 DB2 4P16001 65 BL
39 0 DB2 4P16001 65 BL
40 0 DB2 4P16001 65 BL
41 0 DB2 4P16001 65 BL
42 0 DB2 4P16001 65 BL
43 0 DB2 4P16001 65 BL
44 0 DB2 4P16001 65 BL
77
45 0 DB2 4P16001 65 BL
46 0 DB2 4P16001 65 BL
47 0 DB2 4P16001 65 BL
48 0 DB2 4P16001 65 BL
49 0 DB2 4P16001 65 BL
50 0 DB2 4P16001 65 BL
51 0 DB2 4P16001 65 BL
52 0 DB2 4P16001 65 BL
53 0 DB2 4P16001 65 BL
54 0 DB2 4P16001 65 BL
55 0 DB2 4P16001 65 BL
56 0 DB2 4P16001 65 BL
57 0 DB2 4P16001 65 BL
58 0 DB2 4P16001 65 BL
59 0 DB2 4P16001 65 BL
60 0 DB2 4P16001 65 BL
61 0 DB2 4P16001 100 BL
62 0 DB2 4P16001 250 WB
63 0 DB2 4P16001 250 WB
64 0 DB2 4P16001 250 WB
65 0 DB2 4P16001 250 WB
66 0 DB2 4P16001 250 WB
67 0 DB2 4P16001 65 BL
68 0 DB2 4P16001 65 BL
69 0 DB2 4P16001 65 BL
70 0 DB2 4P16001 65 BL
71 0 DB2 4P16001 65 BL
72 0 DB2 4P16001 65 BL
73 0 DB2 4P16001 65 BL
74 0 DB2 4P16001 65 BL
75 0 DB2 4P16001 65 BL
76 0 DB2 4P16001 65 BL
77 0 DB2 4P16001 65 BL
78 0 DB2 4P16001 65 BL
79 0 DB2 4P16001 65 BL
80 0 DB2 4P16001 65 BL
81 0 DB2 4P16001 65 BL
82 0 DB2 4P16001 65 BL
83 0 DB2 4P16001 65 BL
84 0 DB2 4P16001 65 BL
85 0 DB2 4P16001 65 BL
78
86 0 DB2 4P16001 65 BL
87 0 DB2 4P16001 65 BL
88 0 DB2 4P16001 65 BL
89 0 DB2 4P16001 65 BL
90 0 DB2 4P16001 65 BL
91 0 DB2 4P16001 65 BL
92 0 DB2 4P16001 250 WB
93 0 DB2 4P16001 250 WB
94 0 DB2 4P16001 250 WB
95 0 DB2 4P16001 250 WB
96 0 DB2 4P16001 250 WB
97 0 DB2 4P16001 250 WB
98 0 DB2 4P16001 250 WB
99 0 DB2 4P16001 250 WB
100 0 DB2 4P16001 250 WB
101 R.1 DB2 4K16001 65 SW
102 R.1 DB2 4K16001 250 WB
103 R.1 DB2 4K16001 40 SD
104 R.1 DB2 4K16001 65 SW
105 R.1 DB2 4P16001 65 BL
106 R.1 DB2 4P16001 40 SD
107 R.1 DB2 4P16001 65 SW
108 R.1 DB2 4P16001 250 WB
109 R.1 DB2 4P16001 40 SD
110 R.1 DB2 4P16001 40 SD
111 R.1 DB2 4P16001 40 SD
112 R.1 DB2 4P16001 65 SW
113 R.1 DB2 4P16001 65 SW
Berdasarkan tabel list material pipa pada Block DB 2 (P/S) maka dapat
diketahui jumlah pipa dengan ukuran diameter 250 mm sebanyak 20 pcs dan
ukuran pipa dengan ukuran diameter dibawah 250 mm sebanyak 93 pcs dan
durasi pengerjaan install pipa menurut penjadwalan pekerjaan install pipa
pada block DB 2 (P/S) membutuhkan waktu 38 hari untuk menyelesaikan
pekerjaan install pipa. Maka dapat dihitung kebutuhan manpower untuk
pekerjaan install pipa pada Block DB 2 (P/S).
Diketahui : Jumlah pipa 250 mm = 20 pcs
Jumlah pipa < 250 mm = 93 pcs
79
Jumlah pekerja = 3 (1 welder dan 2 fitter)
Durasi pengerjaan = 38 hari
Maka target pekerjaan / hari = jumlah pipa / durasi waktu (hari)
= 113/38
= 2,97 pcs
= 3 pcs/hari
Berdasarkan hasil wawancara pada pihak terkait diketahui produktifitas
pekerja install pipa dengan komposisi 1 welder dan 2 fitter dapat
menginstall pipa sebanyak 1 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran
diameter 250 mm dan 3 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran < 250 mm.
Maka untuk menginstall pipa pada Block DB 1 (P/S) membutuhkan waktu
yang dapat diketahui dengan rumus dibawah ini :
Durasi install pipa 250 mm = jumlah pipa Ø 250 mm / produktifitas
= 20 / 1
= 20 hari
Durasi install pipa <250 mm = jumlah pipa Ø <250 / produktifitas
= 93/3
= 31 hari
Total waktu pengerjaan = 20 + 31
= 51 hari
Dari perhitungan diatas jika dikerjakan sesuai durasi pekerjaan install
pipa yaitu 38 hari maka outfitting yang terinstall pada tahap On Block
sebanyak 20 pcs pipa dengan diameter 250 mm dan 54 pcs pipa dengan
ukuran < 250 mm sehingga total pipa yang dapat diinstall pada tahap On
Block sebanyak 74 pcs dan yang diinstall pada tahap On Board sebanyak 39
pcs sedangkan untuk outfitting yang lain sebanyak 35 pcs diinstall sesuai
dengan jadwal yang direncanakan sehingga dapat diinstall pada tahap On
Block. Sehingga persentase outfitting yang diinstall pada tahap On Board
karena kekurangan jumlah manpower sebesar 50.00 % dari jumlah total
outfitting pada Block DB 1 (P/S).
80
4.6.3. Block DB 3 (C)
Pada pekerjaan install outfitting pipa pada Block DB 3 (C) di salah satu
galangan disurabaya menggunakan 3 orang pekerja yang terdiri dari 1
welder dan 2 fitter. Menurut hasil wawancara pada pihak terkait bahwa
pekerjaan install pipa pada Block DB 3 (C) memerlukan 1 hari untuk
menginstall 1 pcs pipa dengan ukuran diameter 250 mm dan 3 pcs pipa
untuk pipa dengan ukuran diameter dibawah 250 mm. adapun list material
pipa pada Block DB 3 (C) adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 32. List Pipa Block DB 3 (C)
PIPA BLOCK DB 3
NO REV BLOCK NO. GAMBAR DN SYSTEM
1 0 DB3 4K16001 65 BL
2 0 DB3 4K16001 65 BL
3 0 DB3 4K16001 65 BL
4 0 DB3 4K16001 65 BL
5 0 DB3 4K16001 65 BL
6 0 DB3 4K16001 65 BL
7 0 DB3 4K16001 65 BL
8 0 DB3 4K16001 65 BL
9 0 DB3 4K16001 65 BL
10 0 DB3 4K16001 65 BL
11 0 DB3 4K16001 65 BL
12 0 DB3 4K16001 65 BL
13 0 DB3 4K16001 250 WB
14 0 DB3 4K16001 250 WB
15 0 DB3 4K16001 250 WB
16 0 DB3 4K16001 250 WB
17 0 DB3 4K16001 250 WB
18 0 DB3 4K16001 250 WB
19 0 DB3 4K16001 250 WB
20 0 DB3 4K16001 250 WB
21 0 DB3 4P16001 65 BL
22 0 DB3 4P16001 65 BL
23 0 DB3 4P16001 65 BL
24 0 DB3 4P16001 65 BL
25 0 DB3 4P16001 65 BL
26 0 DB3 4P16001 65 BL
27 0 DB3 4P16001 65 BL
28 0 DB3 4P16001 65 BL
81
29 0 DB3 4P16001 65 BL
30 0 DB3 4P16001 65 BL
31 0 DB3 4P16001 65 BL
32 0 DB3 4P16001 65 BL
33 0 DB3 4P16001 65 BL
34 0 DB3 4P16001 65 BL
35 0 DB3 4P16001 65 BL
36 0 DB3 4P16001 250 WB
37 0 DB3 4P16001 250 WB
38 0 DB3 4P16001 250 WB
39 0 DB3 4P16001 250 WB
40 0 DB3 4P16001 250 WB
41 0 DB3 4P16001 250 WB
42 R.1 DB3 4K16001 40 SD
43 R.1 DB3 4K16001 40 SD
44 R.1 DB3 4K16001 40 SD
45 R.1 DB3 4K16001 65 SW
46 R.1 DB3 4K16001 65 SW
47 R.1 DB3 4K16001 65 SW
48 R.1 DB3 4K16001 65 SW
49 R.1 DB3 4P16001 40 SD
50 R.1 DB3 4P16001 40 SD
51 R.1 DB3 4P16001 65 SW
52 R.1 DB3 4P16001 65 SW
53 R.1 DB3 4P16001 65 SW
54 R.1 DB3 4P16001 65 SW
Berdasarkan tabel list material pipa pada Block DB 3 (C) maka dapat
diketahui jumlah pipa dengan ukuran diameter 250 mm sebanyak 14 pcs dan
ukuran pipa dengan ukuran diameter dibawah 250 mm sebanyak 40 pcs dan
durasi pengerjaan install pipa menurut penjadwalan pekerjaan install pipa
pada block DB 3 (C) membutuhkan waktu 17 hari untuk menyelesaikan
pekerjaan install pipa. Maka dapat dihitung kebutuhan manpower untuk
pekerjaan install pipa pada Block DB 3 (C).
Diketahui : Jumlah pipa 250 mm = 14 pcs
Jumlah pipa < 250 mm = 40 pcs
Jumlah pekerja = 3 (1 welder dan 2 fitter)
Durasi pengerjaan = 17 hari
Maka target pekerjaan / hari = jumlah pipa / durasi waktu (hari)
82
= 54/18
= 3 pcs/hari
Berdasarkan hasil wawancara pada pihak terkait diketahui produktifitas
pekerja install pipa dengan komposisi 1 welder dan 2 fitter dapat menginstall
pipa sebanyak 1 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran diameter 250 mm
dan 3 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran < 250 mm. Maka untuk
menginstall pipa pada Block DB 3 (C) membutuhkan waktu yang dapat
diketahui dengan rumus dibawah ini :
Durasi install pipa 250 mm = jumlah pipa Ø 250 mm / produktifitas
= 14 / 1
= 14 hari
Durasi install pipa <250 mm = jumlah pipa Ø <250 / produktifitas
= 40/3
= 13,34 hari
= 14 hari
Total waktu pengerjaan = 14 + 14
= 28 hari
Dari perhitungan diatas jika dikerjakan sesuai durasi pekerjaan install
pipa yaitu 18 hari maka outfitting yang terinstall pada tahap On Block
sebanyak 14 pcs pipa dengan diameter 250 mm dan 12 pcs pipa dengan
ukuran < 250 mm sehingga total pipa yang dapat diinstall pada tahap On
Block sebanyak 26 pcs dan yang diinstall pada tahap On Board sebanyak 28
pcs sedangkan untuk outfitting yang lain sebanyak 11 pcs diinstall sesuai
dengan jadwal yang direncanakan sehingga dapat diinstall pada tahap On
Block. Sehingga persentase outfitting yang diinstall pada tahap On Board
karena kekurangan jumlah manpower sebesar 43.07 % dari jumlah total
outfitting pada Block DB 3 (C).
Berdasarkan tabel list material pipa pada Block DB 3 (C) maka dapat
diketahui jumlah pipa dengan ukuran diameter 250 mm sebanyak 0 pcs dan
ukuran pipa dengan ukuran diameter dibawah 250 mm sebanyak 9 pcs dan
durasi pengerjaan install pipa menurut penjadwalan pekerjaan install pipa
pada block DB 4 (C) membutuhkan waktu 12 hari untuk menyelesaikan
pekerjaan install pipa. Maka dapat dihitung kebutuhan manpower untuk
pekerjaan install pipa pada Block DB 3 (C).
Diketahui : Jumlah pipa < 250 mm = 9 pcs
Jumlah pekerja = 3 (1 welder dan 2 fitter)
Durasi pengerjaan = 12 hari
Maka target pekerjaan / hari = jumlah pipa / durasi waktu (hari)
= 9/12
= 0,6
= 1 pcs/hari
Berdasarkan hasil wawancara pada pihak terkait diketahui produktifitas
pekerja install pipa dengan komposisi 1 welder dan 2 fitter dapat menginstall
pipa sebanyak 1 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran diameter 250 mm
84
dan 3 pcs pipa/hari untuk pipa dengan ukuran < 250 mm. Maka untuk
menginstall pipa pada Block DB 4 (C) membutuhkan waktu yang dapat
diketahui dengan rumus dibawah ini :
Durasi install pipa <250 mm = jumlah pipa Ø <250 / produktifitas
= 9/3
= 3 hari
Total waktu pengerjaan =3
= 3 hari
Dari perhitungan diatas jika dikerjakan sesuai durasi pekerjaan install
pipa yaitu 12 hari maka outfitting yang terinstall pada tahap On Block
sebanyak 9 pcs pipa dan outfitting yang lain dengan jumlah 9 pcs dapat
dikerjakan sesuai dengan jadwal perencanaan sehingga semua outfitting
pada block DB 4 (C) dapat diinstall pada tahap On Block dan jumlah
pekerja sudah cukup untuk pekerjaan install outfitting pada Block DB 4 (C)
sehingga semua outfitting dapat terinstall dengan tepat waktu.
4.7. Perhitungan Persentase
Setelah semua penyebab telah diketahui persentasenya maka akan
dihitung persentase keseluruhan penyebab kurang optimalnya penerapan
metode pembangunan kapal Full Outfitting Block System (FOBS) pada tahap
On Block pada Block DB 1 (P/S), DB 2 (P/S), Block 3 (C), dan Block 4 (C)
maka dapat diketahui persentase penyebabnya per block menggunakan rumus
sebagai berikut :
Diketahui :
A = persentase keterlambatan material
B = persentase revisi gambar kerja
C = persentase outfitting on board karena kekurangan manpower
D = persentase outfitting yang diinstall pada tahap On Board
Rumus :
Persentase akibat keterlambatan material = xD (4.1)
85
Persentase akibat kekurangan manpower = xD (4.3)
= x 52,94 %
= 31,77 %
b. Persentase akibat revisi gambar = xD
= x 52,94 %
= 8,57 %
c. Persentase akibat kekurangan manpower = xD
= x 52,94 %
= 12,60 %
Dari hasil perhitungan persentase penyebab kurang optimalnya
penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada block DB 1
(P/S) maka dapat dilihat pada grafik persentase pada gambar 4.2.
86
BLOCK DB 1 (P/S)
Keterlambatan Material Revisi Desain Kekurangan SDM
35.00% 31.77%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00% 12.60%
8.57%
10.00%
5.00%
0.00%
1
Keterlambatan Material 31.77%
Revisi Desain 8.57%
Kekurangan SDM 12.60%
Dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada gambar 4.2. Pengaruh
paling besar dari penyebab kurang optimalnya penerapan metode
pembangunan kapal Full Outfitting Block System (FOBS) pada block DB 1
(P/S) adalah akibat keterlambatan material dengan persentase sebesar 31,77
% dari total material yang di install pada tahap On Board sebesar 52,94%.
87
a. Persentase akibat keterlambatan material = xD
= x 66,89 %
= 36,74 %
b. Persentase akibat revisi gambar = xD
= x 66,89 %
= 6,90 %
c. Persentase akibat kekurangan manpower = xD
= x 66,89 %
= 23,24 %
Dari hasil perhitungan persentase penyebab kurang optimalnya
penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada block DB
2(P/S) maka dapat dilihat pada grafik persentase pada gambar 4.3.
BLOCK DB 2 (P/S)
Keterlambatan Material Revisi Desain Kekurangan SDM
40.00% 36.74%
35.00%
30.00% 23.24%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00% 6.90%
5.00%
0.00%
1
Keterlambatan Material 36.74%
Revisi Desain 6.90%
Kekurangan SDM 23.24%
88
dengan persentase sebesar 36,74 % dari total material yang diinstall pada
tahap On Board sebesar 66,89%.
Diketahui : A = 83,08
B = 24,62
C = 43,07
D = 61,54
Perhitungan :
a. Persentase akibat keterlambatan material = xD
= x 61,54 %
= 33,91 %
b. Persentase akibat revisi gambar = xD
= x 61,54 %
= 10,04 %
c. Persentase akibat kekurangan manpower = xD
= x 61,54 %
= 17,57 %
Dari hasil perhitungan persentase penyebab kurang optimalnya
penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada block DB 3(C)
maka dapat dilihat pada grafik persentase pada gambar 4.4.
89
BLOCK DB 3 (C)
Keterlambatan Material Revisi Desain Kekurangan SDM
40.00% 33.91%
35.00%
30.00%
25.00%
17.57%
20.00%
15.00% 10.04%
10.00%
5.00%
0.00%
1
Keterlambatan Material 33.91%
Revisi Desain 10.04%
Kekurangan SDM 17.57%
= x 55,56 %
= 31,25 %
90
b. Persentase akibat revisi gambar = xD
= x 55,56 %
= 24,30 %
Dari hasil perhitungan persentase penyebab kurang optimalnya
penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada block DB 4(C)
maka dapat dilihat pada grafik persentase pada gambar 4.5.
BLOCK DB 4 (C)
Keterlambatan Material Revisi Desain
35.00% 31.25%
30.00%
24.30%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
1
Keterlambatan Material 31.25%
Revisi Desain 24.30%
91
(halaman sengaja dikosongkan)
92
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya, sehingga dapat
disimpulkan sesuai dengan peerumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Persentase penerapan metode pembangunan kapal menggunakan metode
Full Outfitting Block System (FOBS) pada pembangunan kapal rumah
sakit pada salah satu galangan di Surabaya kurang optimal pada tahap On
Block karena persentase install pada tahap On Blok lebih sedikit dibanding
dengan persentase install pada tahap On Board pada Block DB 1 (P/S)
sebesar 53,94 % outfitting yang diinstall pada tahap On Board, pada Block
DB 2 (P/S) sebesar 66,89 % outfitting yang diinstall pada tahap On Board,
pada Block DB 3 (C) sebesar 61,54 % outfitting yang diinstall pada tahap
On Board, dan pada Block DB 4 (C) sebesar 55,56 % outfitting yang di
install pada tahap On Board.
2. Penyebab kurang optimalnya penerapan metode Full Outfitting Block
System (FOBS) disebabkan oleh keterlambatan material, revisi gambar
kerja, dan kekurangan manpower dengan persentase
a. Block DB 1 (P/S)
Persentase penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS)
kurang optimal pada block DB 1 (P/S) akibat keterlambatan material
sebesar 31,77%, akibat revisi gambar kerja sebesar 8,57 % dan akibat
kekurangan manpower sebesar 12,60%
b. Block DB 2 (P/S)
Persentase penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS)
kurang optimal pada block DB 2 (P/S) akibat keterlambatan material
sebesar 36,74%, akibat revisi gambar kerja sebesar 6,90 % dan akibat
kekurangan manpower sebesar 23,24%
c. Block DB 3 (C)
Persentase penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS)
kurang optimal pada block DB 3 (C) akibat keterlambatan material
93
sebesar 33,91%, akibat revisi gambar kerja sebesar 10,04 % dan akibat
kekurangan manpower sebesar 17,57%
d. Block DB 4 (C)
Persentase penerapan metode Full Outfitting Block System (FOBS)
kurang optimal pada block DB 4 (C) akibat keterlambatan material
sebesar 31,25%, akibat revisi gambar kerja sebesar 24,30 %.
5.2. Saran
Dari penulisan tugas akhir analisa penyebab kurang optimalnya penerapan
metode Full Outfitting Block System (FOBS) pada tahap on block outfitting
hanya meneliti tentang persentase penyebab kurang optimalnya penerapan
metode tersebut berdasarkan tahap pengerjaannya saja, dan untuk selanjutnya
dapat dilakukan perhitungan keterlambatan dan penjadwalan ulang dari
persentase faktor penyebab yang sudah diketahui.
94
DAFTAR PUSTAKA
awan. (2013, Agustus 19). proses produksi kapal dan pembuatannya. Retrieved
from cyberships.wordpress.com:
http://www.google.com/amp/s/cyberships.wordpress.com/2013/08/19/pros
es-produksi-kapal-dan-kegiatannya/amp/
Baniaji, D. (2009). analisi produktivitas tenaga kerja terhadap hasil produksi
mebel pada UD. jepara asli surakarta. Tugas Akhir, 22.
Hadi, S. (2002). Tinjauan teknis dan ekonomis penggunaan metode Full Outfitting
Block System (FOBS) pada produksi pembangunan kapal OHBC
M142/143 di PT. PAL Indonesia. Tugas Akhir.
Jatmiko, S. (2008). Kajian teknis penggunaan metode full outfitting block system
(FOBS) pada produksi pembangunan kapal Box Shape Block Carrier
(BSBS) M229/230 kapasitas 50.000 DWT di PT. PAL Indonesia. jurnal
ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan 5, 15-23.
Kurniawan, R. (2015). Studi keterlambatan proyek pembangunan kapal kargo
dengan metode bow tie analysis. Tugas akhir - MO 141326, 13.
Pendidikan, D. (20014). cara menghitung persen pengertian dan rumus.
Retrieved from dosenpendidikan.co.id: http://www.dosenpendidikan.co.id
Ridwan. (2004). belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula. Bandung: Alfabeta.
Sukanto jatmiko, D. C. (n.d.). kapal.
Swasono, R. H. (1997). metode evaluasi prosentase implementasi Full Outfitting
Block System (FOBS). Tugas Akhir.
95