Anda di halaman 1dari 6

2.

Sistem Respirasi

b. Macam

Sistem pernapasan terdiri dari :

1. Sistem respirasi atas/ saluran nafas atas


Hidung (nores), rongga hidung (nasal cavity), sinus paranasal, faring, laring (trakea bagian atas)
Ada zona penghubung (transport udara) dan zona respirasi (tempat pertukaran udara)
2. Sistem respirasi bawah/ saluran nafas bawah
Trakea, bronkus, bronkioulus, alveolus paru (paru-paru)

(Guyton and Hall, 2014)

Secara garis besar, system pernapasan dibagi menjadi :

a. Pernapasan luar (external respiration)


O2 dari udara masuk ke alveoli, kemudian masuk ke darah
(membrane pernafasan di alveoli paru bisa difusi karena di paru-paru ada pembuluh darah yang
mengangkut O2)
b. Pernapasan dalam (internal respiration)
O2 dari darah masuk ke jaringan-jaringan
c. Pernapasan seluler
Oksidasi biologis, dimana O2 digunakan oleh sel-sel tubuh untuk menghasilkan energy,, air, CO2
(sel bekerja melalui siklus krebs untuk mendapatkan energy)

(Sudiana, 2013)

c. Fungsi

Fungsi dari sistem pernapasan adalah :

1. Ventilasi paru : masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru
2. Untuk memperoleh O2 dari udara jaringan tubuh bagi kelangsungan metabolisme dan membuang
CO2 sebagai hasil metabolisme sel.
3. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah.
4. Regulasi homeostasis pH tubuh.
5. Proteksi dari patogen dan iritan yang terhirup.
6. Membantu proses vokalisasi.
7. Ekskresi air dan panas tubuh.
8. Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa).
9. Mengeluarkan, memodifikasi, aktivasi/inaktivasi bahan/materi yang melalui peredaran darah paru
(Kurtanti, 2005).

TAMBAHAN

MEKANISME RESPIRASI

Keluar masuknya udara dari saluran pernapasan ke paru-paru dimungkinkan karena adanya
pengembangan (ekspresi) dan pengempisan (inspirasi). Dalam kerja paru-paru juga dipengaruhi
adanya otot-otot yang meninggikan rangka dada disebut otot inspirasi dan otot-otot yang menurunkan
rangka disebut otot ekspirasi. Secara umum mekanisme pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahapan
antara lain :

1). Inspirasi

Diagfragma merupakan otot yang paling utama untuk bernapas, merupakan lembaran-lembaran otot
tipis yang bersinergi atau melekat pada iga terbawah dan dipersyarafi nervus freknikus yang berasal
dari segmen 3, 4 dan 5. Bila diafragma berkontraksi akan terjadi mekanik sebagai berikut yakini :
dimulai dari isi perut akan tertekan ke bawah, sehingga memperbesar verikal, sehingga tekanan
dirongga dada mengecil, kemudian diikuti oleh tulang rusuk yang bergerak ke arah atas dan ke luar.
Pada pernapasan normal diagfragma bergeser sekitar 1 cm tetapi pada inspirasi yang dipaksa dan
ekspirasi yang tergolong menyimpangan dapat mencapai 10 cm.

2). Ekspirasi

Pada pernapasan normal ekspirasi merupakan pernapasan pasif, paru-paru dan dinding dada elastis
dan cenderung untuk kembali pada posisi keseimbangan setelah ekspansi secara aktif selama
inspirasi. Otot dinding abdomen merupakan otot yang paling penting untuk ekspirasi. Pada ekspirasi
otot perut dan diagfragma mengendor bergerak ke atas dan kembali cembung menonjol ke atas masuk
ke rongga dada. Otot-otot di dinding depan perut menekan perut sehingga kedalaman perut
mendorong diagfragma ke arah kranial yakni ke dalam torak. Oleh karena itu volume rongga dada
berkurang dan udara dalam paru-paru didorong keluar.

(Sudiana, 2013)
ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

1. Hidung
 Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang dindingnya
tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan.
 Permukaan luarnya dilapisi kulit dengan kelenjar sebasea besar dan rambut.
 Terdapat epitel respirasi: epitel berlapis silindris bersilia bersel goblet dan
mengandung sel basal.
 Didalamnya ada konka nasalis superior, medius dan inferior.
 Lamina propria pada mukosa hidung umumnya mengandung banyak pleksus
pembuluh darah.
2. Alat penghidu
 Mengandung epitel olfaktoria : bertingkat silindris tanpa sel goblet, dengan lamina
basal yang tidak jelas.
 Epitelnya disusun atas 3 jenis sel : sel penyokong, sel basal dan sel olfaktoris.
3. Sinus paranasal
 Merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang tengkorak yang
berhubungan dengan rongga hidung.
 Ada 4 sinus: maksilaris, frontalis, etmoidalis dan sphenoidalis.
4. Faring
 Merupakan lanjutan posterior dari rongga mulut.
 Saluran napas dan makanan menyatu dan menyilang.
 Pada saat makan makanan dihantarkan ke oesophagus ; pada saat bernapas udara
dihantarkan ke laring.
 Ada 3 rongga : nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Mukosa pada nasofaring sama
dengan organ respirasi, sedangkan orofaring dan laringofaring sama dengan saluran
cerna.
 Mukosa faring tidak memilki muskularis mukosa.
 Lamina propria tebal, mengandung serat elastin.
 Lapisan fibroelastis menyatu dengan jaringan ikat interstisiel. Orofaring dan
laringofaring dilapisi epitel berlapis gepeng, mengandung kelenjar mukosa murni.
5. Laring
 Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm.
 Terletak antara faring dan trakea.
 Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid.
 Muskulus ekstrinsik mengikat laring pada tulang hyoid.
 Muskulus intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid dan krikoid berhubungan dengan
fonasi.
 Lapisan laring merupakan epitel bertingkat silia.
 Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada kelenjar.
 Fungsi laring untuk membentuk suara, dan menutup trakea pada saat menelan
(epiglotis).
 Ada 2 lipatan mukosa yaitu pita suara palsu (lipat vestibular) dan pita suara (lipat
suara). Celah diantara pita suara disebut rima glotis. Pita suara palsu terdapat mukosa
dan lamina propria. Pita suara terdapat jaringan elastis padat, otot suara ( otot rangka).
6. Trakea
 Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan.
 Celah diantaranya dilapisi oleh jaringan ikat fibro elastik.
 Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan limfoid dan
kelenjar.
7. Bronchus
 Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama.
 Bronki primer bercabang menjadi :
a. bronki lobar
b. bronki segmental
c. bronki subsegmental.
d. Bronki principialis
 Struktur bronkus primer mirip dengan trakea hanya cincin berupa lempeng tulang
rawan tidak teratur.
 Makin ke distal makin berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilang sama sekali.
 Epitel bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet dan kelenjar submukosa.
 Lamina propria : serat retikular,elastin,limfosit,sel mast,eosinofil.
8. Bronchiolus
 Cabang ke 12 – 15 bronkus.
 Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak mengandung kelenjar submukosa.
 Epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara).
 Lamina propria tidak mengandung sel goblet.
9. Bronchiolusrespiratorius
 Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru.
 Lapisan : epitel kuboid, kuboid rendah, tanpasilia.
 Mengandung kantongtipis (alveoli).
10. Duktusalveolaris
 Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli bermuara.
11. Alveolus
 Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis.
 Tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara
yang dihirup.
 Jumlahnya 200-500juta.Bentuknya bulat poligonal,septa antaralveoli disokongoleh
serat kolagen, danelastishalus.
 Sel epitel terdiri :
a. Sel gepeng (sel alveolar tipe I) terletak di dekat septa alveolar, bentuknya
lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovilli pendek, permukaan licin, badan
berlamel
b. Sel alveolar besar (sel alveolar tipe II) menghasilkan surfaktan (untuk
mengurangi kolaps alveoli pada akhir respirasi)
12. Pulmo
 Terdapat lobus :
a. Dekstra lobus superior media inferior
Fissura horizontal : yang membagi lobus superior dan media
Fissura oblique : yang membagi lovus media dan inferior
b. Sinistra lovus superior dan inferior
Fissura oblique : yang membagi lobus superior dan inferior
13. Pleura
 Membran serosa pembungkus paru.
 Jaringan tipis ini mengandung serat elastin, fibroblas, kolagen.
 Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat pada dinding toraks
disebut pleura parietal.
 Ciri khas mengandung banyak kapiler dan pembuluh limfe.
(Fernandez dan Saturti, 2017)

DAFPUS :

1. Fernandez, GJ; Saturti, TIA. 2017. Sistem Pernapasan. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana RSUP Sanglah. Hal. 7-10. Tersedia di :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/385d7b9c6a60947ff4f1884689a41ae8.p
df
2. Guyton and Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi keduabelas. Elsevier.Inc:
Singapore. P:499, 556.
3. Kurtanti. 2005. Fisiologi Pernapasan. Universitas Indonesia. Hal.2. Tersedia di :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologipernapasan.pdf
4. Sudiana, IK. 2013. Dampak Adaptasi Lingkungan Terhadap Perubahan Fisiologis. Seminar
Nasional FMIPA UNDIKSHA III. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jurusan Ilmu
Keolahragaan, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan. Tersedia di :
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/download/2708/2288

Anda mungkin juga menyukai