Abstrak
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang dapat dipelajari dan dilatihkan agar mampu memecahkan masalah
secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam
memecahkan masalah kalkulus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dari
penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa program studi Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang
yang berkemampuan matematika tinggi. Instrumen yang digunakan yaitu soal pemecahan masalah Kalkulus
dan pedoman wawancara. Instrumen dibuat untuk menggali kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam
memecahkan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mampu menunjukkan kemampuan berpikir
kritis yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan terpenuhinya seluruh indikator kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah matematika yaitu menggunakan penalaran pada tahap memahami masalah, menganalisis
keterkaitan masing-masing bagian dari keseluruhan untuk menghasilkan sistem yang kompleks pada tahap
membuat perencanaan, menganalisis dan mengevaluasi fakta-fakta pada tahap melaksanakan perencanaan, dan
menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis pada tahap memeriksa kembali. Walaupun ketiga subjek
memenuhi keseluruhan indikator berpikir kritis, namun masing-masing subjek menunjukkan proses
pemecahan masalah yang berbeda. Masalah open-ended dapat dipertimbangkan dalam melatihkan kemampuan
berpikir kritis sekaligus mengakomodasi berbagai tingkatan akademik mahasiswa.
Abstract
Critical thinking is an ability that can be learned and trained to be able to solve problems effectively. This
study aims to describe students' critical thinking skills in solving calculus problems. This type of study was
descriptive qualitative research. The subjects were three undergraduate students of the IKIP Budi Utomo
Malang Mathematics Education with high mathematical abilities. The research instruments were calculus
problem solving questions and interview guidelines. The instruments used to explore students' critical
thinking skills in solving problems. The results showed that subjects were able to demonstrate high critical
thinking skills. This is indicated by the fulfillment of all indicators of critical thinking skills in solving
mathematical problems, namely using reasoning at the stage of understanding the problem, analyzing the
relationship of each part of the whole to produce a complex system at the stage of devising a plan, analyzing
and evaluating the facts at the stage of carrying out the plan, and draw conclusions based on the results of
the analysis at the stage of looking back. Although all three subjects fulfill all indicators of critical thinking
skills, each subject shows a different problem solving process. Open ended problems can be considered to
develop critical thinking skills while accommodating various academic levels of students.
pihak, penelitian dari Palupi, dkk. (2017) mereka berada dalam kelompok yang
sudah berfokus pada bagaimana juga berkemampuan rendah (Huda,
kemampuan berpikir kritis dalam 2012). Jadi dalam hal ini, mahasiswa
memecahkan masalah. Namun, penelitian yang berkemampuan akademik tinggi
belum berfokus pada materi Kalkulus. salah satunya dapat dijadikan sebagai
Dari hasil penelitian Palupi, dkk. (2017) acuan bagi pengajar dalam mengevaluasi,
juga diketahui bahwa sebagian besar mengelola dan memperbaiki
subjek belum mampu berpikir kritis. pembelajaran.
Hal yang sama juga ditunjukkan Berdasarkan uraian tersebut,
berdasarkan observasi yang dilakukan penelitian bertujuan untuk
terhadap mahasiswa program studi mendeskripsikan kemampuan berpikir
Pendidikan Matematika IKIP Budi kritis mahasiswa dalam memecahkan
Utomo Malang. Diketahui bahwa masalah Kalkulus. Penelitian dilakukan
sebagain besar kemampuan Kalkulus terhadap mahasiswa tahun pertama yang
mahasiswa termasuk menengah ke menempuh materi Kalkulus. Analisis
bawah. Hanya beberapa mahasiswa yang kemampuan berpikir kritis ini difokuskan
memiliki pemahaman dengan baik. pada mahasiswa berkemampuan
Biasanya mahasiswa yang memiliki akademik tinggi untuk memperoleh
kemampuan baik tersebut, dalam gambaran sampai sejauh mana indikator
kesehariannya termasuk mahasiswa yang kemampuan berpikir kritis dapat dipenuhi
aktif untuk bertanya dimana mereka dalam memecahkan masalah.
menggunakan pola pikir kritisnya ketika
diberikan penjelasan materi oleh dosen. METODE PENELITIAN
Mengingat pentingnya kemampuan Jenis penelitian ini merupakan
berpikir kritis, setiap mahasiswa sudah penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan
seharusnya mengembangkan kemampuan dari penelitian ini adalah
berpikir kritisnya. mendeskripsikan kemampuan berpikir
Kemampuan berpikir kritis sendiri kritis dalam memecahkan masalah
merupakan kemampuan yang dapat matematika. Penelitian hanya dibatasi
dilatihkan (Peter, 2012). Untuk pada materi Kalkulus Integral, yaitu
melatihkan kemampuan berpikir kritis jumlah Riemann. Subjek penelitian
tidak dapat terlepas dari peran pengajar. adalah mahasiswa program studi
Untuk mampu melatihkan kemampuan Pendidikan Matematika IKIP Budi
berpikir kritis, pengajar memerlukan Utomo Malang. Subjek penelitian hanya
gambaran bagaimana kemampuan dibatasi pada mahasiswa yang
berpikir kritis mahasiswanya, terutama berkemampuan akademik tinggi yang
yang berkemampuan akademik tinggi. terdiri dari tiga orang. Tiga orang
Peserta didik yang berkemampuan tinggi mahasiswa ini masing-masing mewakili
tidak akan menurun performanya jika tiga kelas berbeda dalam pembelajaran
harus bekerja sama dengan siswa Kalkulus. Penelitian hanya melibatkan
berkemampuan rendah, peserta didik mahasiswa berkemampuan tinggi untuk
yang berkemampuan sedang juga dapat memperoleh gambaran sampai sejauh
bekerja sama secara maksimal asalkan mana indikator kemampuan berpikir kritis
mereka berada dalam satu kelompok atau sudah dipenuhi dalam memecahkan
dalam kelompok yang berkemampuan masalah. Gambaran ini digunakan sebagai
berbeda, dan peserta didik yang acuan dan bahan pertimbangan bagi
berkemampuan rendah tidak akan mampu pengajar untuk melatihkan kemampuan
berpartisipasi secara maksimal jika
langkah sebelumnya. Subjek juga mampu 2 memilih n=6, dan subjek 3 memilih
menghitung integral tentu dengan benar. n=8. Dalam menentukan luas sebenarnya
Jadi, subjek memenuhi indikator yang dari daerah di bawah kurva juga terdapat
ketiga yaitu menganalisis dan pilihan yang berbeda, subjek 1 memilih
mengevaluasi fakta-fakta. menerapkan luas segitiga, sedangkan
Pada tahap memeriksa kembali, subjek 2 dan 3 memilih menerapkan
subjek memberikan alternatif untuk integral tentu.
mengestimasi luas daerah di bawah kurva Hal kedua yang dapat
pada masalah ini dengan menggunakan diperhatikan adalah indikator pertama
integral tentu. Jadi, subjek memenuhi yaitu menggunakan penalaran terpenuhi
indikator yang keempat yaitu menjelaskan pada tahap memahami masalah. Jadi
hubungan antara jumlah Riemann dan bagaimana subjek menggunakan
luas daerah di bawah kurva. penalarannya mempengaruhi bagaimana
Berdasarkan hasil tes dan subjek memahami masalah. Selanjutnya,
wawancara di atas, diperoleh bahwa penalaran yang digunakan subjek dalam
subjek 1, 2 maupun 3 mampu memenuhi memahami masalah mempengaruhi
keseluruhan indikator kemampuan bagaimana keseluruhan tahap pemecahan
berpikir kritis. Ketiga subjek juga mampu masalah. Dalam pembelajaran
melaksanakan mulai tahap memahami matematika, kemampuan penalaran ini
masalah hingga tahap memeriksa kembali berperan baik dalam pemahaman konsep
dengan baik. Seluruh subjek yang dan pemecahan masalah (Ayal, dkk,
merupakan mahasiswa berkemampuan 2016); Ridwan, 2017). Penalaran juga
matematika tinggi ini ternyata dapat dikatakan sebagai salah satu kunci
menunjukkan kemampuan berpikir kritis untuk menunjukkan bagaimana
yang tinggi. Hal ini sejalan dengan yang kemampuan berpikir kritis seseorang.
dinyatakan oleh Purwati, dkk (2016) Kemampuan penalaran sebagai bagian
bahwa kemampuan berpikir kritis tinggi utama dari kemampuan berpikir kritis
mampu memenuhi semua indikator yang mempunyai hubungan yang positif
meliputi menginterpretasi masalah, dengan kemampuan berpikir kritis itu
menganalisis, mengevaluasi, dan sendiri dan prestasi akademik (Sherafat,
mengiferensi. Kemampuan berpikir kritis 2015).
sedang hanya mampu memenuhi Selanjutnya, hal ketiga yang
indikator yang meliputi menginterpretasi menarik untuk dibahas dari hasil
masalah dan menganalisis. Kemampuan penelitian ini adalah pemberian masalah
berpikir kritis rendah kurang mampu pada subjek mampu merangsang
memenuhi indikator menginterpretasi kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
masalah karena hanya mampu Dengan semakin sering membiasakan
mengidentifiasi fakta yang diberikan pada mahasiswa dengan pemecahan masalah
soal. maka akan mampu meningkatkan
Hal yang pertama yang dapat kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini
diperhatikan bahwa walaupun ketiganya dikarenakan berpikir kritis merupakan
memenuhi keseluruhan indikator kemampuan yang dapat dilatihkan (Peter,
kemampuan berpikir kritis namun ketiga 2012) dan dengan pembelajaran yang
subjek memberikan pemecahan masalah berbasis masalah maka akan mampu
yang berbeda. Hal ini mulai ditunjukkan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
pada indikator yang pertama, yaitu (Firdaus, dkk, 2015). Selain itu, walaupun
mampu menggunakan penalaran, subjek 1 penelitian ini berfokus pada kemampuan
memilih tiga jenis n (2, 4, dan 8), subjek berpikir kritis, namun masalah open-