Anda di halaman 1dari 9

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)


DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA


DALAM MEMECAHKAN MASALAH KALKULUS

Yunis Sulistyorini1, Siti Napfiah2


1,2
Pendidikan Matematika, IKIP Budi Utomo Malang
E-mail: yunis.sulistyorini@gmail.com 1)
napfiahsiti@gmail.com 2)
Received 26 April 2019; Received in revised form 14 October 2019; Accepted 28 October 2019

Abstrak
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang dapat dipelajari dan dilatihkan agar mampu memecahkan masalah
secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam
memecahkan masalah kalkulus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dari
penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa program studi Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang
yang berkemampuan matematika tinggi. Instrumen yang digunakan yaitu soal pemecahan masalah Kalkulus
dan pedoman wawancara. Instrumen dibuat untuk menggali kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam
memecahkan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mampu menunjukkan kemampuan berpikir
kritis yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan terpenuhinya seluruh indikator kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah matematika yaitu menggunakan penalaran pada tahap memahami masalah, menganalisis
keterkaitan masing-masing bagian dari keseluruhan untuk menghasilkan sistem yang kompleks pada tahap
membuat perencanaan, menganalisis dan mengevaluasi fakta-fakta pada tahap melaksanakan perencanaan, dan
menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis pada tahap memeriksa kembali. Walaupun ketiga subjek
memenuhi keseluruhan indikator berpikir kritis, namun masing-masing subjek menunjukkan proses
pemecahan masalah yang berbeda. Masalah open-ended dapat dipertimbangkan dalam melatihkan kemampuan
berpikir kritis sekaligus mengakomodasi berbagai tingkatan akademik mahasiswa.

Kata kunci: berpikir kritis; pemecahan masalah; kalkulus

Abstract
Critical thinking is an ability that can be learned and trained to be able to solve problems effectively. This
study aims to describe students' critical thinking skills in solving calculus problems. This type of study was
descriptive qualitative research. The subjects were three undergraduate students of the IKIP Budi Utomo
Malang Mathematics Education with high mathematical abilities. The research instruments were calculus
problem solving questions and interview guidelines. The instruments used to explore students' critical
thinking skills in solving problems. The results showed that subjects were able to demonstrate high critical
thinking skills. This is indicated by the fulfillment of all indicators of critical thinking skills in solving
mathematical problems, namely using reasoning at the stage of understanding the problem, analyzing the
relationship of each part of the whole to produce a complex system at the stage of devising a plan, analyzing
and evaluating the facts at the stage of carrying out the plan, and draw conclusions based on the results of
the analysis at the stage of looking back. Although all three subjects fulfill all indicators of critical thinking
skills, each subject shows a different problem solving process. Open ended problems can be considered to
develop critical thinking skills while accommodating various academic levels of students.

Keywords: Calculus; critical thinking; problem solving.

PENDAHULUAN depan. Hal ini sependapat dengan yang


Di era milenial yang penuh dikatakan Sulistiani & Masrukan (2016)
dengan persaingan ini, berpikir kritis bahwa salah satu upaya yang dapat
mempunyai peran penting dalam dilakukan untuk meningkatkan sumber
menghadapi aneka macam masalah dalam daya manusia yaitu dengan meningkatkan
kehidupan. Dalam hal ini pendidikan kualitas pendidikan yang berfokus pada
merupakan salah satu fasilitas yang pengembangan kemampuan berpikir kritis
sangat mendukung untuk melatih pola pembelajar. Begitu pula yang dikatakan
pikir kritis para calon generasi masa Firdaus, dkk. (2015) bahwa kemampuan

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metr o | 279


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

berpikir kritis diperlukan untuk yang diungkapkan Belecina & Ocampo


kesuksesan pembelajar di masa depan. (2018) bahwa penggunaan berbagai
Dengan demikian, para pembelajar situasi masalah dapat meningkatkan
sebaiknya dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis pembelajar.
kemampuan berpikir kritis.
Terdapat berbagai macam Selain itu, belajar untuk berpikir kritis
pengertian berpikir kritis. Berpikir kritis mengarahkan pembelajar untuk
adalah berpikir reflektif dan masuk akal mengembangkan kemampuan lain seperti
yang difokuskan pada memutuskan apa tingkat konsentrasi yang lebih baik,
yang harus dipercaya atau dilakukan kemampuan analisis yang lebih dalam,
(Ennis, 2015). Komponen pada berpikir dan peningkatan proses berpikir (Van
kritis meliputi kemampuan dalam Roekel, 2014). Dengan demikian,
menganalisis argumen, membuat pengajar mempunyai peran penting untuk
kesimpulan menggunakan alasan yang mengembangkan berpikir kritis para
induktif dan deduktif, mengevaluasi, dan pembelajar. Cara yang dapat dilakukan
membuat keputusan (Lai, 2011). Selain yaitu sesering mungkin memberikan soal-
itu, Caroselli (2009) juga mengatakan soal berupa masalah yang dalam mencari
bahwa pemikir kritis tidak hanya dapat penyelesaiannya dituntut untuk berpikir
menjawab sesuai dengan logika yang kritis.
benar, tetapi juga menyelesaikan masalah. Pada Matematika, Kalkulus
Dengan demikian, setiap orang sebaiknya merupakan materi yang cukup penting
mengembangkan pola pikir kritis agar untuk dipelajarai. Terlebih ada banyak
dapat menghadapi aneka macam masalah penggunaan Kalkulus dalam kehidupan.
dengan tepat. Adapun indikator berpikir Di program studi Pendidikan Matematika
kritis yakni mengidentifikasi, IKIP Budi Utomo Malang, terdapat tiga
menghubungkan, menganalisis, dan mata kuliah jenis Kalkulus yakni
memecahkan masalah matematika Kalkulus Diferensial, Kalkulus Integral,
(Palinussa, 2013). Sedangkan Yuniar, dkk dan Kalkulus Peubah Banyak. Materi
(2017) mengatakan bahwa indikator Kalkulus dibagi menjadi tiga mata kuliah
berpikir kritis yaitu (1) menggunakan seperti itu dikarenakan begitu pentingnya
penalaran induktif atau penalaran mahasiswa perlu memahami materi
deduktif, (2) menganalisis keterkaitan Kalkulus secara mendalam. Kalkulus
masing-masing bagian dari keseluruhan dasar yang terdiri dari Kalkulus
untuk menghasilkan sistem yang Diferensial dan Kalkulus Integral ini
kompeks, (3) menganalisis dan ditempuh mahasiswa pada tahun pertama.
mengevaluasi fakta-fakta, (4) menarik Penelitian dari Mugisha, dkk
kesimpulan berdasarkan hasil analisis, (5) (2014) berfokus pada performa
menyelesaikan masalah yang tidak mahasiswa tahun pertama pada materi
biasa/umum dengan cara konvensional Kalkulus. Performa tersebut dijabarkan
maupun inovatif. melalui asesmen terhadap pentingnya
Berpikir kritis mengarahkan memahami masalah, mengenali apa yang
seseorang untuk mampu memecahkan diinginkan, merancang strategi
masalah dengan efektif (Peter, 2012). penyelesaian, menerapkan strategi,
Pola pikir kritis dapat dilatih atau keragu-raguan, kejujuran dan
dikembangkan dalam kegiatan menunjukkan kemampuan dalam proses
pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis penyelesaian. Jadi penelitian ini belum
pembelajar dapat dilatih dengan cara sepenuhnya membahas bagaimana
dimunculkannya berbagai macam kemampuan berpikir kritis dalam
masalah dalam pembelajaran. Seperti memecahkan masalah Kalkulus. Di lain

280| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

pihak, penelitian dari Palupi, dkk. (2017) mereka berada dalam kelompok yang
sudah berfokus pada bagaimana juga berkemampuan rendah (Huda,
kemampuan berpikir kritis dalam 2012). Jadi dalam hal ini, mahasiswa
memecahkan masalah. Namun, penelitian yang berkemampuan akademik tinggi
belum berfokus pada materi Kalkulus. salah satunya dapat dijadikan sebagai
Dari hasil penelitian Palupi, dkk. (2017) acuan bagi pengajar dalam mengevaluasi,
juga diketahui bahwa sebagian besar mengelola dan memperbaiki
subjek belum mampu berpikir kritis. pembelajaran.
Hal yang sama juga ditunjukkan Berdasarkan uraian tersebut,
berdasarkan observasi yang dilakukan penelitian bertujuan untuk
terhadap mahasiswa program studi mendeskripsikan kemampuan berpikir
Pendidikan Matematika IKIP Budi kritis mahasiswa dalam memecahkan
Utomo Malang. Diketahui bahwa masalah Kalkulus. Penelitian dilakukan
sebagain besar kemampuan Kalkulus terhadap mahasiswa tahun pertama yang
mahasiswa termasuk menengah ke menempuh materi Kalkulus. Analisis
bawah. Hanya beberapa mahasiswa yang kemampuan berpikir kritis ini difokuskan
memiliki pemahaman dengan baik. pada mahasiswa berkemampuan
Biasanya mahasiswa yang memiliki akademik tinggi untuk memperoleh
kemampuan baik tersebut, dalam gambaran sampai sejauh mana indikator
kesehariannya termasuk mahasiswa yang kemampuan berpikir kritis dapat dipenuhi
aktif untuk bertanya dimana mereka dalam memecahkan masalah.
menggunakan pola pikir kritisnya ketika
diberikan penjelasan materi oleh dosen. METODE PENELITIAN
Mengingat pentingnya kemampuan Jenis penelitian ini merupakan
berpikir kritis, setiap mahasiswa sudah penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan
seharusnya mengembangkan kemampuan dari penelitian ini adalah
berpikir kritisnya. mendeskripsikan kemampuan berpikir
Kemampuan berpikir kritis sendiri kritis dalam memecahkan masalah
merupakan kemampuan yang dapat matematika. Penelitian hanya dibatasi
dilatihkan (Peter, 2012). Untuk pada materi Kalkulus Integral, yaitu
melatihkan kemampuan berpikir kritis jumlah Riemann. Subjek penelitian
tidak dapat terlepas dari peran pengajar. adalah mahasiswa program studi
Untuk mampu melatihkan kemampuan Pendidikan Matematika IKIP Budi
berpikir kritis, pengajar memerlukan Utomo Malang. Subjek penelitian hanya
gambaran bagaimana kemampuan dibatasi pada mahasiswa yang
berpikir kritis mahasiswanya, terutama berkemampuan akademik tinggi yang
yang berkemampuan akademik tinggi. terdiri dari tiga orang. Tiga orang
Peserta didik yang berkemampuan tinggi mahasiswa ini masing-masing mewakili
tidak akan menurun performanya jika tiga kelas berbeda dalam pembelajaran
harus bekerja sama dengan siswa Kalkulus. Penelitian hanya melibatkan
berkemampuan rendah, peserta didik mahasiswa berkemampuan tinggi untuk
yang berkemampuan sedang juga dapat memperoleh gambaran sampai sejauh
bekerja sama secara maksimal asalkan mana indikator kemampuan berpikir kritis
mereka berada dalam satu kelompok atau sudah dipenuhi dalam memecahkan
dalam kelompok yang berkemampuan masalah. Gambaran ini digunakan sebagai
berbeda, dan peserta didik yang acuan dan bahan pertimbangan bagi
berkemampuan rendah tidak akan mampu pengajar untuk melatihkan kemampuan
berpartisipasi secara maksimal jika

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metr o | 281


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

berpikir kritis dalam pembelajaran di Tentukan luas daerah di bawah kurva


kelas. yang sesungguhnya seperti dalam Gambar
1.
Sedangkan pedoman wawancara
digunakan untuk menggali lebih dalam
informasi tentang masing-masing
indikator kemampuan berpikir kritis
mahasiswa dalam memecahkan masalah
Gambar 1. Soal Pemecahan Masalah kalkulus. Hasil wawancara kemudian
ditriangulasikan dengan hasil tes
Instrumen dalam penelitian adalah pemecahan masalah sebelumnya sehinga
tes pemecahan masalah dan pedoman
wawancara. Tes pemecahan masalah diperoleh deskripsi kemampuan berpikir
mengacu pada indikator kemampuan kritis mahasiswa dalam memecahkan
berpikir kritis. Indikator kemampuan masalah kalkulus.
berpikir kritis adalah (1) menggunakan
penalaran, (2) menganalisis keterkaitan HASIL PENELITIAN DAN
masing-masing bagian dari keseluruhan PEMBAHASAN
untuk menghasilkan sistem yang Deskripsi kemampuan berpikir
kompleks, (3) menganalisis dan
mengevaluasi fakta-fakta, dan (4) kritis ketiga subjek yang masing-masing
menarik kesimpulan berdasarkan hasil merupakan mahasiswa berkemampuan
analisis. Soal dalam tes ini adalah (1) akademik tinggi mengacu pada Tabel 1.
Pilihlah sebarang n untuk mengestimasi
nilai sesungguhnya dari luas daerah di
bawah kurva dengan jumlah Riemann. (2)

Tabel 1. Deskripsi Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah


Kalkulus

Pemecahan Indikator Kemampuan Deskripsi


Masalah Berpikir Kritis
Memahami Menggunakan penalaran 1. Memilih sebarang n untuk
masalah induktif atau deduktif mengestimasi luas daerah di bawah
kurva dan menjelaskan alasan
pemilihan n tersebut
2. Menentukan dan menjelaskan bahwa
luas daerah di bawah kuva dapat
diperoleh dengan menghitung luas
segitiga atau menerapkan integral
tentu
Membuat Menganalisis 1. Menentukan partisi masing-masing
perencanaan keterkaitan masing- interval berdasarkan sebarang n yang
masing bagian dari sudah dipilih untuk menentukan lebar
keseluruhan untuk dan panjang masing-masing persegi
menghasilkan sistem panjang
yang kompleks 2. Mengidentifikasi bagian-bagian pada
kurva untuk menentukan alas dan
tinggi segitiga atau formula dalam
integral tentu

282| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

Pemecahan Indikator Kemampuan Deskripsi


Masalah Berpikir Kritis
Menerapkan Menganalisis dan 1. Menghitung jumlah Riemann
perencanaan mengevaluasi fakta- berdasarkan partisi n untuk
fakta mengestimasi luas daerah di bawah
kurva
2. Menghitung luas segitiga berdasarkan
alas (lebar interval) dan tinggi (nilai
fungsi) atau menerapkan integral
tentu untuk menentukan luas
sebenarnya di bawah kurva

Menarik kesimpulan Menjelaskan hubungan antara jumlah


Memeriksa berdasarkan hasil Riemann dan luas daerah di bawah
kembali analisis kurva

Subjek 1 Pada tahap melaksanakan


Pada tahap memahami masalah perencanaan, subjek mampu menghitung
subjek mampu melakukan penalaran jumlah Riemann berdasarkan partisi pada
dengan baik. Subjek mampu memilih langkah sebelumnya untuk mengestimasi
sebarang n dan menjelaskan alasan luas daerah di bawah kurva. Subjek juga
pemilihan n tersebut. Bahkan subjek mampu menghitung luas segitiga dengan
memberikan tiga pemilihan n, yaitu n=2, benar untuk menentukan luas sebenarnya
n=4 dan n=8 dan memberikan tiga di bawah kurva. Jadi, subjek memenuhi
alternatif pemecahan dengan indikator yang ketiga yaitu menganalisis
menggunakan Riemann kanan, kiri dan dan mengevaluasi fakta-fakta.
titik tengah untuk menjelaskan Pada tahap memeriksa kembali,
perbandingan di antara ketiga pilihan subjek mampu menjelaskan bahwa
tersebut dalam mengestimasi luas daerah alternatif yang paling baik untuk
di bawah kurva. Subjek juga mampu mengestimasi luas daerah di bawah kurva
menjelaskan bahwa luas daerah di bawah pada masalah ini adalah dengan
kurva dapat diperoleh dengan menghitung menggunakan Riemann yang menerapkan
luas segitiga. Jadi, subjek memenuhi titik tengah. Jadi, subjek memenuhi
indikator yang pertama yaitu mampu indikator yang keempat yaitu menjelaskan
menggunakan penalaran. hubungan antara jumlah Riemann dan
Pada tahap membuat perencanaan, luas daerah di bawah kurva.
subjek mampu menentukan partisi
masing-masing interval n=2, n=4 dan
n=8 sehingga diperoleh lebar dan panjang
masing-masing persegi panjang. Subjek
juga mampu menentukan alas dan tinggi
segitiga dan menjelaskan alasannya
setelah mengidentifikasi bagian dari
kurva. Jadi, subjek memenuhi indikator
yang kedua yaitu menganalisis
keterkaitan masing-masing bagian dari Gambar 2. Partisi n=4 oleh Subjek 1
keseluruhan untuk menghasilkan sistem
yang kompleks.

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metr o | 283


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

Subjek 2 mengestimasi luas daerah di bawah kurva


Pada tahap memahami masalah, pada masalah ini dengan menggunakan
subjek mampu melakukan penalaran definisi integral tentu. Subjek
dengan baik. Subjek mampu memilih menjelaskan hubungan antara jumlah
sebarang n dan menjelaskan alasan Riemann dan luas daerah di bawah kurva
pemilihan n tersebut. Dalam hal ini dengan mempertimbangkan integral
subjek memilih n=6. Subjek juga mampu tentu. Jadi, subjek memenuhi indikator
menjelaskan bahwa luas daerah di bawah yang keempat yaitu menjelaskan
kurva dapat diperoleh dengan menghitung hubungan antara jumlah Riemann dan
luas segitiga. Jadi, subjek memenuhi luas daerah di bawah kurva.
indikator yang pertama yaitu mampu
menggunakan penalaran. Subjek 3
Pada tahap membuat perencanaan, Pada tahap memahami masalah,
subjek mampu menentukan partisi subjek mampu melakukan penalaran
masing-masing interval dengan n=6 yaitu dengan baik. Subjek mampu memilih
(1, 1.5), (1.5, 2), (2, 2.5), (2.5, 3), (3, 3.5), sebarang n dan menjelaskan alasan
dan (3.5, 4). Subjek juga mampu pemilihan n tersebut. Dalam hal ini
menentukan alas dan tinggi segitiga dan subjek memilih n=8. Subjek juga mampu
menjelaskan alasannya setelah menjelaskan bahwa luas daerah di bawah
mengidentifikasi bagian dari kurva. Jadi, kurva dapat diperoleh dengan
subjek memenuhi indikator yang kedua menerapkan integral tentu. Jadi, subjek
yaitu menganalisis keterkaitan masing- memenuhi indikator yang pertama yaitu
masing bagian dari keseluruhan untuk mampu menggunakan penalaran.
menghasilkan sistem yang kompleks. Pada tahap membuat perencanaan,
Pada tahap melaksanakan subjek mampu menentukan partisi
perencanaan, subjek mampu menghitung masing-masing interval dengan n=8.
jumlah Riemann berdasarkan partisi pada Subjek juga mampu menentukan formula
langkah sebelumnya untuk mengestimasi untuk menerapkan integral tentu. Jadi,
luas daerah di bawah kurva. Subjek juga subjek memenuhi indikator yang kedua
mampu menghitung luas segitiga dengan yaitu menganalisis keterkaitan masing-
benar untuk menentukan luas sebenarnya masing bagian dari keseluruhan untuk
di bawah kurva. Jadi, subjek memenuhi menghasilkan sistem yang kompleks.
indikator yang ketiga yaitu menganalisis
dan mengevaluasi fakta-fakta.

Gambar 4. Partisi n=8 oleh Subjek 3


Gambar 3. Partisi n=6 oleh Subjek 2
Pada tahap melaksanakan
Pada tahap memeriksa kembali, perencanaan, subjek mampu menghitung
subjek memberikan alternatif untuk jumlah Riemann berdasarkan partisi pada

284| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

langkah sebelumnya. Subjek juga mampu 2 memilih n=6, dan subjek 3 memilih
menghitung integral tentu dengan benar. n=8. Dalam menentukan luas sebenarnya
Jadi, subjek memenuhi indikator yang dari daerah di bawah kurva juga terdapat
ketiga yaitu menganalisis dan pilihan yang berbeda, subjek 1 memilih
mengevaluasi fakta-fakta. menerapkan luas segitiga, sedangkan
Pada tahap memeriksa kembali, subjek 2 dan 3 memilih menerapkan
subjek memberikan alternatif untuk integral tentu.
mengestimasi luas daerah di bawah kurva Hal kedua yang dapat
pada masalah ini dengan menggunakan diperhatikan adalah indikator pertama
integral tentu. Jadi, subjek memenuhi yaitu menggunakan penalaran terpenuhi
indikator yang keempat yaitu menjelaskan pada tahap memahami masalah. Jadi
hubungan antara jumlah Riemann dan bagaimana subjek menggunakan
luas daerah di bawah kurva. penalarannya mempengaruhi bagaimana
Berdasarkan hasil tes dan subjek memahami masalah. Selanjutnya,
wawancara di atas, diperoleh bahwa penalaran yang digunakan subjek dalam
subjek 1, 2 maupun 3 mampu memenuhi memahami masalah mempengaruhi
keseluruhan indikator kemampuan bagaimana keseluruhan tahap pemecahan
berpikir kritis. Ketiga subjek juga mampu masalah. Dalam pembelajaran
melaksanakan mulai tahap memahami matematika, kemampuan penalaran ini
masalah hingga tahap memeriksa kembali berperan baik dalam pemahaman konsep
dengan baik. Seluruh subjek yang dan pemecahan masalah (Ayal, dkk,
merupakan mahasiswa berkemampuan 2016); Ridwan, 2017). Penalaran juga
matematika tinggi ini ternyata dapat dikatakan sebagai salah satu kunci
menunjukkan kemampuan berpikir kritis untuk menunjukkan bagaimana
yang tinggi. Hal ini sejalan dengan yang kemampuan berpikir kritis seseorang.
dinyatakan oleh Purwati, dkk (2016) Kemampuan penalaran sebagai bagian
bahwa kemampuan berpikir kritis tinggi utama dari kemampuan berpikir kritis
mampu memenuhi semua indikator yang mempunyai hubungan yang positif
meliputi menginterpretasi masalah, dengan kemampuan berpikir kritis itu
menganalisis, mengevaluasi, dan sendiri dan prestasi akademik (Sherafat,
mengiferensi. Kemampuan berpikir kritis 2015).
sedang hanya mampu memenuhi Selanjutnya, hal ketiga yang
indikator yang meliputi menginterpretasi menarik untuk dibahas dari hasil
masalah dan menganalisis. Kemampuan penelitian ini adalah pemberian masalah
berpikir kritis rendah kurang mampu pada subjek mampu merangsang
memenuhi indikator menginterpretasi kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
masalah karena hanya mampu Dengan semakin sering membiasakan
mengidentifiasi fakta yang diberikan pada mahasiswa dengan pemecahan masalah
soal. maka akan mampu meningkatkan
Hal yang pertama yang dapat kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini
diperhatikan bahwa walaupun ketiganya dikarenakan berpikir kritis merupakan
memenuhi keseluruhan indikator kemampuan yang dapat dilatihkan (Peter,
kemampuan berpikir kritis namun ketiga 2012) dan dengan pembelajaran yang
subjek memberikan pemecahan masalah berbasis masalah maka akan mampu
yang berbeda. Hal ini mulai ditunjukkan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
pada indikator yang pertama, yaitu (Firdaus, dkk, 2015). Selain itu, walaupun
mampu menggunakan penalaran, subjek 1 penelitian ini berfokus pada kemampuan
memilih tiga jenis n (2, 4, dan 8), subjek berpikir kritis, namun masalah open-

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metr o | 285


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

ended yang diberikan kepada subjek juga Walaupun masing-masing subjek


mampu mengembangkan kemampuan sama-sama memenuhi keseluruhan
berpikir kreatif mahasiswa. Hal ini indikator kemampuan berpikir kritis
ditunjukkan pada tahap awal memahami namun masing-masing subjek
masalah dengan indikator kemampuan menunjukkan proses pemecahan masalah
berpikir kritis menggunakan penalaran yang berbeda. Hal ini didasarkan pada
bahwa subjek mampu memberikan penalaran masing-masing subjek yang
jawaban yang berbeda dengan masing- berbeda dalam memahami masalah.
masing penalarannya. Masalah terbuka ini Proses pemecahan masalah yang berbeda
dapat digunakan untuk meningkatkan juga dapat dipengaruhi oleh masalah
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam open-ended yang diberikan kepada
pembelajaran matematika (Maharani, mahasiswa. Sehingga dalam praktek
2014). Ketika seseorang memecahkan pembelajaran selanjutnya pemberian
masalah maka mereka akan berpikir masalah open-ended dapat
bahwa masalah tersebut bukanlah tugas dipertimbangkan dalam melatihkan
yang mudah, yang merupakan tantangan kemampuan berpikir kritis sekaligus
untuk mengembangkan kreatifitas dan mengakomodasi berbagai tingkatan
kemampuan matematika lainnya (Ayllon, akademik mahasiswa.
dkk, 2016). Jadi berdasarkan deskripsi Penelitian lebih lanjut dapat
kemampuan berpikir kritis subjek ini difokuskan untuk mengetahui hal apa saja
dapat dijadikan salah satu dasar agar yang mempengaruhi kemampuan berpikir
dalam pembelajaran selanjutnya pengajar kritis mahasiswa dalam memecahkan
lebih sering melatihkan dan melibatkan masalah. Selain itu, berdasarkan
mahasiswa dengan pemecahan masalah, beragamnya jawaban yang diberikan oleh
salah satunya masalah open-ended. subjek maka penelitian selanjutnya dapat
diarahkan untuk mengetahui hubungan
yang lebih dalam antara kemampuan
KESIMPULAN DAN SARAN berpikir kritis dan kreatif, terutama dalam
Berdasarkan hasil analisis data memecahkan masalah matematika. Selain
penelitian dan pembahasan yang telah itu, pengaruh pemberian masalah dalam
diuraikan, subjek yang merupakan pembelajaran juga perlu dikaji lebih
mahasiswa berkemampuan akademik dalam untuk mengetahui pengaruhnya
tinggi mampu menunjukkan kemampuan secara positif terhadap kemampuan
berpikir kritis yang tinggi. Hal ini berpikit kritis mahasiswa.
ditunjukkan dengan terpenuhinya seluruh
indikator kemampuan berpikir kritis UCAPAN TERIMA KASIH
dalam memecahkan masalah matematika Ucapan terima kasih penulis
yaitu menggunakan penalaran pada tahap ucapkan kepada Kementerian Riset,
memahami masalah, menganalisis Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang
keterkaitan masing-masing bagian dari telah mendukung penelitian kami melalui
keseluruhan untuk menghasilkan sistem hibah Penelitian Dosen Pemula 2019.
yang kompleks pada tahap membuat
perencanaan, menganalisis dan DAFTAR PUSTAKA
mengevaluasi fakta-fakta pada tahap
melaksanakan perencanaan, dan menarik Ayal, C. S., Kusuma, Y. S., Sabandar, J.,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis & Dahlan, J. A. (2016). The
pada tahap memeriksa kembali. Enhancement of Mathematical
Reasoning Ability of Junior High
School Students by Applying Mind

286| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 2, 2019, 279-287 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i2.1947

Mapping Strategy. Journal of Palinussa, A. L. (2013). Students’ critical


Education and Practice. mathematical thinking skills and
Ayllon, M., Gomez, I., & Ballesta- character: IndoMS.J.M.E.
Claver, J. (2016). Mathematical Palupi, D. D., Sugiarti, T. & Kurniati, D.
thinking and creativity through (2017). Berpikir Kritis Dalam
mathematical problem posing and Memecahkan Masalah Terbuka
solving. Propósitos y Berbasis Polya Sub Pokok Bahasa
Representaciones. Persegi Panjang Dan Persegi Siswa
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2 Kelas VII-B SMP Negeri 10 Jember.
0511/ pyr2016.v4n1.89 Kadikma, 8(3), 162–172.
Belecina, R. R, Ocampo, J. M, J. (2018). Peter, E. E. (2012). Critical thinking:
Effective Change on Students Essence for teaching mathematics
Critical Thinking in Problem and mathematics problem solving
Solving. Educare: International skills. African Journal of
Journal for Educational Studies, Mathematics and Computer Science
10(2), 109–118. Research.
Caroselli, M. (2009). 50 Activities for https://doi.org/10.5897/AJMCSR11.
Developing Critical Thinking Skills. 161
Complimentary Resources from Purwati, R., Hobri., & Fatahillah, A.
HRD Press. (2016). Analisis Kemampuan
Ennis, R. H. (2015). The Nature of Berpikir Kritis Siswa dalam
Critical Thinking: Outline of Menyelesaikan Masalah Persamaan
General Critical Thinking Kuadrat pada Pembelajaran Model
Dispositions and Abilities. Retrieved Creative Problem Solving. Kadikma,
from http://criticalthinking.net/wp- 7(1), 84-93.
content/uploads/2018/01/The- Ridwan, M. (2017). Profil Kemampuan
Nature-of-Critical-Thinking.pdf Penalaran Matematis Siswa Ditinjau
Firdaus, F., Kailani, I., Bakar, M. N. Bin, dari Gaya Belajar. KALAMATIKA
& Bakry, B. (2015). Developing Jurnal Pendidikan Matematika.
Critical Thinking Skills of Students https://doi.org/10.22236/kalamatika.
in Mathematics Learning. Journal of vol2no2.2017pp193-206
Education and Learning Sherafat, R. (2015). Critical Thinking,
(EduLearn). Reasoning, and Logical Concluding’
https://doi.org/10.11591/edulearn.v9 Abilities in relation to Academic
i3.1830 Achievement among Indian
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Adolescent Students. The
Metode, Teknik, Struktur dan Model International Journal of Indian
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Psychology, 3(1), 145–155.
Pelajar. Sulistiani, E., & Masrukan. (2016).
Lai, E. . (2011). Critical Thinking: A Pentingnya Berpikir Kritis dalam
Literature Review. Transfusion. Pembelajaran Matematika untuk
https://doi.org/10.1046/j.1537- Menghadapi Tantangan MEA.
2995.1995.35395184278.x Seminar Nasional Matematika X
Maharani, H. R. (2014). Creative Universitas Negeri Semarang 2016.
Thinking in Mathematics: Are We Van Roekel, D. (2014). Preparing 21st
Able To Solve Mathematical Century Students for a Global
Problems in a Variety of Way? Society: An Educator ’ s Guide to
International Conference on the “ Four Cs .” National Education
Mathematics, Science, and Association.
Education. Yuniar, Siti Nastiti; Sunardi; Kurniawati,
Mugisha, S., Doungmo Goufo, E. F., & D. (2017). Pengembangan Indikator
Mogari, L. D. (2014). Analysis of 4C’s yang Selaras dengan
the performance of first year Kurikulum 2013 SMA Kelas X Pada
students in Calculus. International Materi Trigonometri. Kadikma, 8(3),
Journal of Engineering Education. 173–185.

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metr o | 287

Anda mungkin juga menyukai