Anda di halaman 1dari 88

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kehutanan Skripsi Sarjana

2019

Monitoring Kesehatan Pohon Tanjung


(Mimusops elengi Linn) di Kampus
Universitas Sumatera Utara

Turnip, Patuan Petrus


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16244
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
MONITORING KESEHATAN
POHON TANJUNG (Mimusops elengi Linn)
DI KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

PATUAN PETRUS TURNIP


131201117

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SKRIPSI

Oleh :
PATUAN PETRUS TURNIP
131201117

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Di Fakultas
Kehutanan Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

PATUAN PETRUS TURNIP: Monitoring Kesehatan Pohon Tanjung


(Mimusops elengi Linn) di Kampus Universitas Sumatera Utara, Dibimbing oleh
ALFAN GUNAWAN AHMAD dan ARIDA SUSILOWATI.

Tanjung (Mimusops elengi Linn) merupakan salah satu jenis pohon yang banyak
tumbuh di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) yang memberikan
pengaruh positif terhadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data dan informasi jumlah dan sebaran pohon tanjung di kampus
USU, serta mendapatkan data dan informasi mengenai tingkat kesehatan pohon
tanjung di Kampus USU. Penelitian ini menggunakan metode Forest Health
Monitoring (FHM) dengan tiga indikator, yakni produktivitas, kerusakan, dan
tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pohon tanjung yang tumbuh di
Kampus USU sebanyak 338 pohon. Berdasarkan hasil penilaian kesehatan pohon
tanjung di kampus USU, sebagian besar (58,30%) pohon tanjung ( Mimusops
elengi Linn) di Kampus USU kondisi pertumbuhannya tidak bagus. Hal ini
dikarenakan sebanyak 185 pohon ( 54,73%) termasuk kategori kurang sehat, serta
sebanyak 3,25% atau 11 pohon termasuk kategori sakit, dan sebanyak 0,32% atau
1 pohon termasuk kategori sangat sakit. Hanya ada 5 pohon tanjung (Mimusops
elengi L) atau 1,47% yang memiliki pertumbuhan pohon sangat sehat. Sisanya
sebanyak 40,23% atau 136 pohon tanjung (Mimusops elengi L) termasuk kategori
sehat.

Kata kunci : Monitoring kesehatan pohon, Kampus Universitas Sumatera Utara,


kesehatan pohon, tanjung (Mimusops elengi Linn).

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

PATUAN PETRUS TURNIP : Tree Health Monitoring of Tanjung (Mimusops


elengi Linn in University of Sumatera Utara Campus, Supervised by ALFAN
GUNAWAN AHMAD and ARIDA SUSILOWATI.

Tanjung (Mimusops elengi Linn) is one of tree species that grows in University of
Sumatera Utara (USU) which give a positive influence on the environment. The
purpose of this study were to get information of the number and distribution of
tanjung trees in USU campus, and to get information about the health level of
tanjung trees in USU Campus. Forest Health Monitoring (FHM) method with
indicators of productivity, damage, and crown was used in this research. The
results showed that the number of tanjung trees growing in the USU Campus was
338. The result of tree health assessment, Most of tanjung trees (Mimusops elengi
Linn) (58.30%) at the USU Campus, the conditions for growth are not good. This
is because as many as 185 trees (54.73%) are included in the unhealthy category,
and as many as 3.25% or 11 trees are categorized as diseases, and as many as
0.32% or 1 tree are categorized as very disease. There are only 5 tanjung trees
(Mimusops elengi L) or 1.47% which have very healthy tree growth. The
remaining 40.23% or 136 tanjung trees (Mimusops elengi L) are categorized as
healthy.

Keywords: Forest Health Monitoring, tanjung (Mimusops elengi L), tree health,
University of Sumatera Utara Campus.

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 11 Desember 1994 dari


ayah (Alm) Jalesman Turnip dan Ibu Mesia br Situmorang. Penulis merupakan
anak keenam dari delapan bersaudara.
Tahun 2007 penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri 030329
Linggaraja II, pada tahun 2010 penulis menyelesaikan studi tingkat pertama di
SMP Negeri 2 Lingaraja II, pada tahun 2013 penulis menyelesaikan studi tingkat
atas di SMA Negeri 1 Pegagan Hilir. Pada tahun 2013 Penulis diterima kuliah di
Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kehutanan melalui jalur SBMPTN dan
memilih minat studi Konservasi Sumberdaya Hutan.
Penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH)
di KHDTK Aek Nauli, Kabupaten simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di KPH Banyuwangi Selatan.
Penulis juga aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Silva (HIMAS). Pada
tahun 2018 penulis melaksanakan penelitian dengan judul” Monitoring Kesehatan
Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) di Kampus Universitas Sumatera Utara”
di bawah bimbingan Dr. Alfan Gunawan Ahmad S.Hut., M.Si dan Dr. Arida
Susilowati S.Hut., M.Si.

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Monitoring
KesehatanPohonTanjung (Mimusops elengi Linn) di Kampus Universitas
Sumatera Utara”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan di Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
bapak Dr. Alfan Gunawan Ahmad, S.Hut., M.Si selaku ketua komisi pembimbing
dan kepada Dr. Arida Susilowati, S.Hut., M.Si selaku anggota komisi
pembimbing yang bersedia sebagai dosen pembimbing penulis dan telah banyak
memberikan masukan, arahan, dan bimbingan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Samsuri, S.Hut., M.Si dan Dr. Iwan Risnasari, S.Hut., M.Si yang
sudah bersedia menjadi dosen penguji dan memberikan masukan untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua penulis
yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga dapat
menyelesaikan program sarjana ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh dosen dan
staf pegawai serta semua rekan mahasiswa fakultas kehutanan Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman seperjuangan
angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
dalam menyeleseaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Akhir kata penulis mengucap kanterimakasih.

Medan, Juli 2019

Patuan Petrus Turnip

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
ABSTRACT....................................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................1
Tujuan Penelitian..........................................................................................2
Manfaat Penelitian........................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Tanjung (Mimusops elengi Linn)..................................................................3
Ruang Terbuka Hijau (RTH)........................................................................4
Kesehatan Pohon...........................................................................................5
Forest Health Monitoring (FHM).................................................................9
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................12
Alat dan Bahan..............................................................................................12
Prosedur Penelitian.......................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah dan Sebaran Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)...........................19
Indikator Produktivitas Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)......................20
Indikator Kerusakan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)..........................21
Tipe Kerusakan Pohon...........................................................................22
Kanker....................................................................................................23
Busuk Hati, Tubuh Buah, dan Indikator Lapuk Lanjut.........................24
Luka Terbuka.........................................................................................25
Brum pada Akar dan Batang..................................................................26
Hilangnya Ujung Dominan (Mati Ujung)..............................................27
Cabang Patah atau Mati.........................................................................28
Brum pada Cabang atau Daerah padaTajuk...........................................28
Kerusakan Daun.....................................................................................29

Daun Berubah Warna (Tidak Hijau)......................................................30


vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lokasi Kerusakan...................................................................................30
Indikator Tajuk Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)..................................33
Penilaian Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)..........................35
Rekomendasi Pemeliharaan..........................................................................37

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan...................................................................................................39
Saran..............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................40
LAMPIRAN..................................................................................................40

vii
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Kriteria Kondisi Tajuk...........................................................................14


2. Nilai Peringkat Visual Crown Rating (VCR).........................................14
3. Tally Sheet Penilaian Kerusakan Pohon Menurut Metode FHM.........16
4. Kode dan Tipe Kerusakan......................................................................16
5. Kode dan Lokasi Kerusakan..................................................................17
6. Kode dan Kelas Keparahan Kerusakan..................................................17
7. Bobot Indeks Kerusakan Pohon.............................................................18
8. Kriteria Penilaian Tingkat KesehatanPohonTanjung.............................18
9. Pembobotan LBDS................................................................................20
10. Tipe Kerusakan Pohon Tanjung di Kampus USU.................................23
11. Persentasi Lokasi Kerusakan Pohon Tanjung di Kampus USU............31
12. Pembobotan Nilai Indeks Kerusakan.....................................................32
13. Pembobotan Nilai VCR.........................................................................33
14. Kriteria Penilaian Status Kesehatan Pohon Tanjung.............................35

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Skema Lokasi Kerusakan pada Pohon...................................................15


2. Peta Sebaran Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)...............................19
3. Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) Berdasarkan
Indikator Produktivitas...........................................................................21
4. Tampilan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)
yang terkena Kanker..............................................................................23
5. Pohon yang Mengalami Kerusakan Busuk Hati....................................24
6. Pohon yang Mengalami Kerusakan Luka Terbuka................................26
7. Pohon yang Mengalami Kerusakan Brum pada Batang........................27
8. Pohon yang Mengalami Mati Ujung......................................................28
9. Pohon yang Mengalami Kerusakan Cabang Patah................................28
10. Pohon yang Mengalami Brum pada Cabang..........................................29
11. Pohon yang Mengalami Kerusakan Daun..............................................29
12. Pohon yang Mengalami Kerusakan Daun Berubah Warna...................30
13. Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)
Berdasarkan Indikator Kerusakan..........................................................32
14. Tingkat Kesehatan PohonTanjung (Mimusops elengi L)
Berdasarkan Indikator Tajuk..................................................................33
15. Persentasi Kelas Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L)
di Kampus USU.....................................................................................36

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung Berdasarkan Indikator Tajuk...........43


2. Status Kesehatan Pohon Tanjung Berdasarkan Indikator Tajuk..............51
3. Status Kesehatan Pohon Tanjung Berdasarkan Indikator Kerusakan......59
4. Status kesehatan pohon tanjung di Kampus
Universitas Sumatera Utara.....................................................................67

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pohon merupakan tumbuhan berkayu yang mempunyai sebuah batang
yang jelas dan memiliki diameter lebih dari 20 cm. Pohon sebagai bagian dari
Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki fungsi yang sangat penting. Pohon
merupakan penetralisir sumber pencemar gas buangan kendaraan bermotor,
tajuknya yang rindang memberikan keteduhan, sistem perakarannya dapat
meningkatkan infiltrasi air permukaan dan mengurangi air limpasan sehingga
meningkatkan jumlah air di dalam tanah. Di samping itu, arsitektur pohon yang
beraneka macam juga memberikan nilai tambah keindahan. Fungsi-fungsi tersebut
dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh faktor-faktor pendukung seperti
faktor lingkungan dan tingkat adaptasi dari pohon itu sendiri terhadap
lingkungannya (Stalin dkk, 2013).
Tanjung merupakan jenis pohon yang berasal dari India, Sri Lanka, dan
Myanmar. Pohon tanjung ( Mimusops elengi Linn) termasuk famili Sapotaceae
dikenal sebagai pohon serba guna kayunya dikenal awet, keras, dan kuat untuk
konstruksi jembatan, kapal laut, lantai, rangka, dan daun pintu. Bagian tanaman
lain juga dapat dimanfaatkan seperti akar, kulit, daun, dan bunganya sebagai
bahan obat-obatan. Pohon tanjung ( Mimusops elengi Linn) memiliki tajuk yang
rindang serta indah sehingga baik untuk ditanam di halaman rumah atau di tepi
jalan (Purba, 2011).
Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang
tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar, atau
bergerombol (menumpuk) dengan struktur meniru (menyerupai) hutan alam,
membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan
lingkungan sehat, nyaman, estetis (Soedjono dan Wijono, 1990). Peranan dan
posisi tumbuhan di perkotaan tidak hanya bertahan pada fungsi produktifnya
dipandang dari nilai ekonomis, fungsi estetis dan segi arsitektural, melainkan juga
meluas pada fungsi ekologisnya seperti : perubahan iklim makro, pencemaran
udara, variasi naik turunnya suhu, penyilauan sinar, pengikisan tanah, penahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

angin, dan penghalang pandangan kumuh. Pada umumnya ruang terbuka hijau
didominasi oleh pepohonan, dimana unsur ini banyak berpengaruh terhadap
kualitas udara perkotaan. Pohon dapat menciptakan iklim makro yaitu adanya
penurunan suhu sekitar, kelembaban yang cukup, dan kadar oksigen yang
bertambah. Hal ini karena ada proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman.
Di samping itu tanaman juga menyerap/mengurangi karbon dioksida yang
dihasilkan kendaraan bermotor, industri dan sebagainya (Hakim, 2002).
Menurut Dahlan (2002), kualitas tegakan pohon perlu diteliti secara
berkala agar dapat diketahui perlakuan apa yang perlu diberikan, supaya pohon
dalam keadaan yang selalu baik. Pohon tanjung merupakan salah satu jenis pohon
yang banyak tumbuh di Kampus USU dan belum pernah diteliti kesehatan
pohonnya. Sehubungan dengan pertimbangan tersebut, maka dari itu perlu
dilakukan penelitian mengenai kesehatan pohon tanjung di Kampus USU.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :


1. Mendapatkan data dan informasi mengenai jumlah dan sebaran pohon tanjung
(Mimusops elengi Linn) di kampus Universitas Sumatera Utara
2. Mendapatkan data dan informasi mengenai tingkat kesehatan pohon tanjung
(Mimusops elengi Linn) di kampus Universitas Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi sebaran, kesehatan dan kerusakan pohon tanjung


(Mimusops elengi Linn) yang terdapat di kampus USU
2. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa USU dan bahan referensi bagi
penelitian di lokasi yang sama
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait untuk pengeloalaan ruang
terbuka hijau atau hutan kota yang sehat khususnya di kampus Universitas
Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

TINJAUAN PUSTAKA

Tanjung (Mimusops elengi Linn)


Tanjung (Mimusops elengi Linn) adalah jenis pohon yang ditemukan di
India Selatan. Tanjung digunakan dalam sistem kedokteran sejak zaman dahulu
sebagai obat khusus untuk penyakit gusi dan gigi. Tanjung (Mimusops elengi
Linn) merupakan tanaman yang berukuran sedang yang dapat tumbuh pada tanah
berpasir, di dataran rendah yang terbuka, tumbuh baik pada ketinggian kurang
dari 800 mdpl. Tanjung merupakan tanaman perindang, daunnya sangat rimbun
dan rapat serta bunganya berbau harum. Daun, bunga serta kulit pohon tanjung ini
diketahui berkhasiat sebagai obat. Hasil penapisan kandungan kimia menunjukkan
bahwa ekstrak daun tanjung mempunyai kandungan alkaloid, tannin, dan saponin
(Widawati dan Lurda, 2012).
Menurut Gami dkk (2012), tanaman tanjung mempunyai penggolongan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Mimusops
Spesies : Mimusops elengi Linn
Pohon tanjung memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: Habitus : Pohon, tinggi 10-15 meter.
Batang : Batang berkayu berbentuk bulat dan bercabang-cabang, berwarna coklat
kehitaman di bagian luar dan merah gelap di bagian dalamnya.
Akar : Akar tunggang, berbentuk pipih dan berwarna hitam kecoklatan.
Daun : Daun tunggal, berseling spiral, permukaan mengilat, berbentuk bulat
lonjong dengan panjang antara 15-16 cm, lebar 3-7 cm, ujung tumpul
dengan memiliki tepi rata dan pangkal daun runcing, pertulangan daun
bersifat menyirip serta berwarna hijau.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Bunga : Bunga berbentuk bintang, berwarna putih gading, tunggal dengan daun
kelopak yang menyempit, bunga memiliki pancang 1 cm.
Buah : Buah berbentuk oval dengan panjang 2-3 cm, jika masih muda berwarna
hijau sedangkan bila sudah matang akan berwarna kekuningan hingga
oranye.
Biji : Biji berbentuk oval, mengilat, padat dan berwarna coklat dengan ukuran
panjang 1,7-1,9 cm dan lebar 1,2-1,5 cm.

Ruang Terbuka Hijau


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan menyatakan bahwa ruang terbuka
hijau kawasan perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian
dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan
tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi, dan
estetika. Penataan RTHKP meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan, dan
pengendalian RTHKP. Tujuan penataan RTHKP adalah menjaga keserasian dan
keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan, mewujudkan keseimbangan
antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan, meningkatkan
kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman.
Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) merupakan titik berat dari ruang
terbuka kota yang diwujudkan dalam bentuk taman, jalur hijau, hutan kota,
lapangan, dan pekarangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa RTHK
adalah ruang-ruang yang terdapat dalam kota baik berupa koridor/jalur maupun
area/penghubung/tempat pemberhentian dimana unsur hijau atau vegetasi yang
alami dan sifat ruang yang terbuka lebih dominan (Hakim, 2002).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002
menyatakan bahwa hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhkan
pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah
negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang
berwenang. Luas hutan kota dalam suatu hamparan kompak paling sedikit 0,25
hektar. Persentase luas hutan kota paling sedikit 10% dari wilayah perkotaan dan
atau disesuaikan dengan kondisi setempat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan mendefenisikan taman kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial
dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi, atau kegiatan lain pada
tingkat kota. Luas taman minimal 144.000 m 2, taman ini dapat berbentuk
sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan
olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%-90%. Semua
fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang dipilih berupa
pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar.
Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) terletak di sebelah barat daya
Kota Medan, tujuh kilometer dari pusat kota. Kampus ini memiliki luas 116 ha
dengan zona akademik 93,4 ha, merupakan pusat kegiatan universitas. Di areal
USU terdapat lebih dari seratus bangunan dengan total luas lantai 133.141 m 2.
Selain bangunan pendidikan dan penunjang, di areal ini juga terdapat berbagai
fasilitas sosial dan publik seperti taman dan fasilitas olahraga (Siregar, 2010).
Kesehatan Pohon
Pohon dikatakan sehat apabila pohon tersebut dapat melaksanakan fungsi-
fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Apabila
pohon diganggu oleh patogen atau oleh keadaan lingkungan tertentu yang
mengakibatkan salah satu atau lebih fungsi fisiologisnya terganggu, maka pohon
tersebut menjadi sakit. Dalam kerangka kesehatan hutan, pohon akan tergabung
menjadi penyusun populasi hutan sehingga harus sangat diperhatikan juga
kesehatan pohon sebagai individu. Kematian suatu individu pohon menjadi
masalah yang penting diperhatikan karena akan mengakibatkan kemerosotan
populasi. Oleh karena itu, dampak dari seluruh jenis kerusakan pohon akan
mengakibatkan tingkat pertumbuhan yang menurun, kondisi tajuk yang rendah,
kehilangan biomassa, dan terutama kematian (Nuhamara dkk, 2001).
Menurut Khoiri (2004), kerusakan pohon merupakan suatu indikator atau
pertanda dimana pohon-pohon dikatakan sehat atau sakit. Pohon dapat dikatakan
sehat jika pada pohon tersebut tidak ditemui kerusakan atau kelainan, dan
dikatakan sakit atau rusak jika pohon tersebut mengalami kerusakan berupa
gangguan-gangguan fisiologis sehingga pertumbuhan dan perkembangannya
terganggu. Kerusakan hanya akan terjadi jika pada satu waktu di satu tempat
terdapat tiga komponen yaitu pohon rentan, penyebab kerusakan (biotik dan
abiotik), dan lingkungan. Ketiga komponen ini saling berinteraksi satu sama lain.
Kerusakan tidak akan terjadi jika penyebab kerusakan bertemu dengan bagian
pohon yang rentan tetapi lingkungan tidak membantu perkembangannya dan tidak
meningkatkan kerentanan pohon.
Diagnosa kesehatan pohon merupakan suatu proses pengamatan
berdasarkan gejala dan tanda secara alami yang disebabkan oleh penyebab apapun
dalam hubungannya dengan perkembangan kesehatan hutan (Ebbels, 2003).
Kerusakan yang diamati timbul akibat terganggunya proses fisiologis pohon baik
akibat penyakit, serangga, dan penyebab abiotik lainnya. Beberapa gejala yang
dapat diamati akibat terganggunya pertumbuhan tanaman yaitu terjadi perubahan
pada tanaman dalam bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan lain-lain.
Adanya polusi udara, aktivitas manusia, faktor biologi, serta usia pohon-
pohon yang makin meningkat dapat mengakibatkan penurunan kesehatan pohon.
Penurunan kesehatan pohon dapat dilihat dari tingkat kerusakannya. Kerusakan
yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya penyakit, serangan hama, gulma, api,
cuaca, satwa, ataupun akibat kegiatan manusia.
Menurut Djafarudin (1996), secara alamiah yang termasuk pengganggu
tanaman dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pengganggu yang termasuk jasad hidup (organisme hidup-non biotik/ abiotik)
Hama adalah jasad pengganggu yang merupakan sejenis makhluk hidup
yang termasuk kepada kelompok hewan atau binatang. Serangga dapat merusak
tanaman dengan cara:
a) Memakan bagian tanaman dengan cara menggerek batang, ranting,
buah atau biji
b) Menghisap cairan sel-sel tanaman terutama daun
c) Menyebabkan bengkak/ puru pada bagian tertentu
d) Menyebabkan kanker pada batang/ bagian berkayu
e) Meletakkan telur pada bagian tanaman, mengambil bagian tanaman
untuk dijadikan sarang
f) Menularkan jasad pengganggu.
2. Pengganggu yang bukan jasad hidup
Unsur lain yang berpengaruh terhadap kerusakan pohon yaitu kerusakan
mekanis. Kerusakan mekanis pada pohon biasanya berbentuk suatu luka terbuka
pada kulit kayu, walaupun ada pula kerusakan mekanis sampai menyebabkan
matinya pohon yaitu karena disambar petir. Kerusakan mekanis pada pohon dapat
terjadi disebabkan oleh tumbangnya suatu pohon yang menyebabkan luka pada
kulit dan kayu pohon, kebakaran pada pohon, hujan es, atau salju yang
menyebabkan daun rontok dan sambaran petir.
Pohon menjadi sakit karena adanya aktifitas yang terus menerus dari
penyebab penyakit pada pohon tersebut dan tidak dalam waktu yang singkat.
Akibat aktifitas peneyebab penyakit yang terus menerus tersebut, sebagian atau
seluruh pohon merana, cacat bahkan sampai menyebabkan kematian. Berbagai
macam penyakit yang dapat menular yaitu, bakteri, fungi, dan virus pada berbagai
macam tumbuhan tingkat tinggi. Kekhasan penyakit menular adalah terjadinya
interaksi yang terus menerus penyebab penyakit pada suatu pohon. Proses
interaksi tersebut dalam banyak hal dapat menyebabkan timbulnya gejala yang
dapat dilihat dari luar. Pohon-pohon di dalam hutan umumnya menjadi sakit
karena serangan fungi dan tumbuhan tingkat tinggi lainya (Yunasfi, 2007).
Menurut Mangold (1997), definisi kerusakan yang terdapat pada pohon
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kanker
Kanker merupakan gejala kerusakan atau kematian lokal pada kulit batang
yang disebabkan oleh berbagai agen tetapi lebih sering disebabkan oleh jamur.
Kulit kambium dimatikan dan diikuti dengan kematian kayu di bawah kulit.
Matinya kayu di bawah kulit tersebut bisa disebabkan oleh penyebab kerusakan
yang memang melakukan penetrasi hingga ke kayu. Hal ini menimbulkan daerah
jaringan yang mati akan semakin dalam dan luas atau membentuk gall
(pembengkakan) yang disebabkan oleh jamur karat pada akar, batang atau cabang.
2. Busuk hati, tubuh buah, dan indikator lapuk lanjut
Tubuh buah pada batang utama, batang tajuk, dan pada titik percabangan
adalah indikator lapuk kayu atau kayu gembol timbul bila ada lubang yang
besarnya lebih dari lebar suatu pensil terjadi pada batang utama. Kayu gembol
merupakan penunjuk adanya jaringan kayu yang lunak, sering mengandung air,
dan mengalami degradasi. Suatu luka terbakar pada pangkal suatu pohon adalah
juga merupakan indikator lapuk. Lubang (rongga) di dalam batang utama dari
cabang tua adalah juga lapuk. Tunggak-tunggak lapuk yang terkait dengan
regenerasi melalui trubus. Busuk ada dua macam penyebabnya, yaitu busuk
kering dan busuk basah. Penyakit busuk ini menyerang akar, batang, kuncup, dan
buah.
3. Luka terbuka
Didefenisikan sebagai suatu luka atau serangkaian luka yang ditunjukkan
dengan mengelupasnya kulit atau kayu bagian dalam telah terbuka dan tidak ada
tanda lapuk lanjut. Luka pangkasan yang memotong ke dalam kayu batang utama
dikodekan sebagai luka terbuka, jika memenuhi nilai ambang tetapi luka-luka
yang tidak mengganggu keutuhan kayu batang utama dikeluarkan (tidak
termasuk).
4. Resinosis atau gumosis
Resinosis dan gumosis merupakan proses eksudasi. Eksudasi merupakan
proses keluarnya cairan dari tanaman yang sakit. Gumosis adalah proses
keluarnya cairan yang berupa gum yaitu cairan polisakarida berbentuk jel pada
bagian tumbuhan yang terinfeksi (Widyastuti dkk, 2005). Sedangkan pada
resinosis yang dikeluarkan adalah cairan resin.
5. Batang patah
Akar-akar putus di dalam karak pada 0,91 meter dari batang baik karena
galian atau terluka sebagai contoh, akar-akar yang terluka pada suatu jalan,
terpotong atau luka oleh binatang. Batang patah/rusak pada daerah batang (di
bawah dasar dari tajuk hidup dan pada pohon masih hidup).
6. Brum pada akar atau batang
Penyakit brum pada akar atau batang di tandai dengan munculnya tunas-
tunas baru pada akar atau batang secara abnormal. Hal ini dapat menghambat
proses penyaluran hasil metabolisme pohon sehingga pohon menjadi tidak sehat.
7. Akar patah atau mati
Akar yang dimasukkan ke dalam kategori ini adalah akar-akar di luar 0,91
meter dari batang yang terluka atau mati. Gejala penyakit ini dapat dilihat dari
akar yang terlihat di permukaan tanah sesuai panjang akar yang rusak yang telah
ditetapkan.
8. Mati ujung
Gejala mati ujung adalah kematian dari ujung batang tajuk utama. Hal ini
bisa disebabkan oleh salju, serangga, penyakit, atau sebab-sebab lainnya.
9. Cabang patah atau mati
Gejala yang dapat dilihat langsung adalah cabang yang patah atau mati.
Cabang mati terdapat pada batang atau batang tajuk di luar daerah tajuk hidup
tidak dikodekan.
10. Percabangan berlebihan atau brum di dalam tajuk hidup.
Brum adalah suatu gerombolan ranting yang padat, tumbuh di suatu
tempat yang sama terjadi di dalam darah tajuk hidup. Termasuk struktur vegetatif
dan organ yang bergerombol tidak normal.
11. Kerusakan kuncup daun atau tunas
Kerusakan ini terjadi akibat termakan serangga, terkerat, daun terkeliat,
kuncup, atau tunas terserang > 50%, pada sekurang-kurangnya 30% dari daun,
kuncup, atau tunas.
12. Perubahan warna daun
Perubahan warna daun terjadi jika sekurang-kurangnya 30% daun yang
terganggu dari keseluruhan daun. Daun terganggu harus lebih dari beberapa warna
yang lain dari warna hijau. Jika pengamat tidak yakin bahwa warna daun itu
hijau, maka anggaplah warna itu hijau dan bukan warna lain.
Forest Health Monitoring (FHM)
Untuk menjaga peran pohon sebagai pohon pelindung dan peneduh jalan
dilakukan usaha perawatan. Usaha perawatan diperlukan untuk pohon seperti:
membersihkan lubang luka tersebut dengan mengecat untuk memperbaiki
penampilan pohon dan menutup khususnya terhadap kambium yang terbuka,
membuang jaringan kayu yang telah mati, dan yang dapat menjadi sarang
berkembangnya sumber penyakit. Menyediakan permukaan yang kuat untuk
jaringan kalus baru guna merangsang penyembuhan luka dan dapat
menghilangkan tempat bersarangnya hama dari sumber penularan hama sehingga
penularan penyakit tidak dapar berkembang dan menyebar (Dahlan, 2002).
Forest Health Monitoring (FHM) adalah metode pemantauan kondisi
kesehatan hutan yang diintroduksikan oleh USDA Forest Service. FHM
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1993 dan telah digunakan untuk
memonitor kesehatan hutan seluruh negara bagian amerika dan negara-negara
eropa timur pada tahun 1994-an yang terus dilakukan hingga sekarang.
Berdasarkan Forest Health Monitoring Field Methods Guide (Mangold,
1997), ada 7 (tujuh) indikator utama yang digunakan dalam menilai kesehatan
hutan, yaitu nilai hutan, klasifikasi kondisi tajuk, penentuan kerusakan dan
kematian, radiasi aktif fotosintesis, struktur vegetasi, jenis-jenis tanaman
bioindikator ozon, dan komunitas lumut kerak, dimana metode, standar ukuran
dan jaminan mutunya telah ditetapkan untuk masing-masing indikator. Hasil
evaluasi dan uji kehandalan indikator (Supriyanto dan Soekodjo, 2001), ada empat
indikator yang sesuai untuk hutan tropis indonesia, meliputi produksi,
biodiversitas, vitalitas dan kesehatan, dan kualitas tapak. Parameter yang
digunakan untuk mengetahui indikator tersebut antara lain: pertumbuhan pohon,
permudaan dan kematian, kondisi tajuk dan struktur, struktur vegetasi,
biodiversitas, kerusakan tegakan karena pembalakan, kerusakan abiotik, hama dan
penyakit, dan sosial ekonomi.
Dalam metode FHM, kondisi kesehatan hutan didasarkan pada penilaian
terhadap indikator-indikator terukur yang dapat menggambarkan kondisi tegakan
secara komprehensif. Indikator-indikator tersebut adalah pertumbuhan, kondisi
tajuk, kerusakan dan mortalitas, indikator biologis tingkat polusi udara, kimia
tanaman, dendrokronologi, kondisi perakaran, tingkat radiasi yang digunakan
dalam fotosintesis, struktur vegetasi, habitat hidup liar, dan lichen (Cline, 1995).
Nilai penting kerusakan bagi pertumbuhan ditentukan oleh tipe, lokasi
pada tanaman, dan tingkat keparahan kerusakan yang terjadi. Tipe kerusakan
biasanya sangat spesifik dan masing-masing mempunyai nilai yang spesifik juga.
Lokasi kerusakan ditentukan berdasarkan atas kedudukan kerusakan pada bagian
batang pokok dan pada bagian tajuk. Batang pokok mempunyai nilai kerusakan
yang lebih tinggi dibanding bagian tanaman yang lain. Kelas keparahan dan batas
minimum ditentukan sesuai dengan jenis kerusakan yang dinilai dan ditentukan
berdasarkan proporsi bagian tanaman yang rusak. Kematian pohon oleh
kebakaran, angin, penebangan, kumbang penggerek kayu, atau sebab lainnya
dapat saja terjadi, walaupun tanda-tandanya tidak nampak. Perkiraan sebab
kematian dan lama waktu kematian dapat terjadi merupakan informasi berharga
bagi telaah selanjutnya (Sumardi dan Widyastuti, 2004).
12

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2018. Lokasi
penelitian terletak di Kampus Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium
Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan pada penelitian ini adalah kamera, hagahypsometer,
pita ukur, tally sheet, GPS, software ArcGis, software Ms. Excel, dan Ms.Word,
alat tulis, dan buku pengenalan identifikasi kerusakan pohon. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu peta Universitas Sumatera Utara, tegakan
pohon tanjung (Mimusops elengi Linn) di Kampus Universitas Sumatera Utara.

Prosedur Penelitian
1. Pengamatan Jumlah dan Sebaran Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)
di kampus USU
Pengamatan pohon dilakukan secara sensus di areal kampus Universitas
Sumatera Utara. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah pohon tanjung
yang disensus serta mengetahui sebaran pohon tanjung dengan menandai titik
lokasi pohon dengan menggunakan GPS. Titik yang telah ditandai dalam GPS
akan diolah menggunakan software ArcGis dan digabungkan dengan peta
kampus USU untuk mengetahui sebaran pohon tanjung.
2. Pengamatan Indikator Produktivitas Pohon Tanjung (Mimusops elengi
Linn)
Pertumbuhan pohon dapat diketahui dengan mengukur tinggi pohon.
Tinggi pohon merupakan jarak antara titik atas pada batang pohon dengan titik
proyeksinya pada bidang mendatar yang melalui titik bawah atau pangkal pohon.
Diameter pohon diukur pada ketinggian 1.3 m di atas permukaan tanah (dbh).
Pohon yang memiliki diameter 20 cm atau lebih dikategorikan sebagai pohon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Dari data diameter dapat digunakan untuk menentukan nilai LBDS (Luas Bidang
Dasar).

LBDS dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan atau produktivitas


pohon. LBDS dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

LBDS = x π x D2

Keterangan:
LBDS : Luas bidang dasar per pohon
Π : konstanta (3,14)
D : Diameter setinggi dada (dbh)

3. Pengamatan Indikator Kondisi Tajuk Pohon Tanjung (Mimusops elengi


Linn)
Indikator kondisi tajuk pohon tanjung yang diukur berdasarkan metode
FHM yaitu sebagai berikut :
- Rasio tajuk hidup (Live crown ratio-LCR), yaitu tinggi tajuk yang tertutup
terhadap tinggi total pohon. Mengukur tinggi pohon pada batas pucuk
ranting yang berdaun sebagai TT (tinggi total) menggunakan hagameter.
Mengukur Ttj (tinggi total tajuk) menggunakan hagameter dan

menghitung rasio tajuk hidup dengan rumus LCR = × 100%.

- Kerapatan tajuk (Crown density-Cden), yaitu persentasi cahaya matahari


yang tertahan oleh tajuk untuk tidak mencapai permukaan tanah. Cden
dihitung dengan menggunakan kartu skala kerapatan tajuk.
- Tranparansi tajuk (Foliage transparancy-FT), yaitu persentasi cahaya
matahari yang dapat melewati tajuk dan mencapai permukaan tanah. FT
dihitung dengan menggunakan kartu skala transparansi tajuk.
- Diameter tajuk (Crown diameter width dan crown diameterat 90o), yaitu
nilai rata-rata dari pengukuran panjang dan lebar tajuk pohon yang
bersangkutan. CDW dihitung berdasarkan pengukuran panjang dan lebar
tajukterluar menggunakan meteran. Estimasi posisi tajuk terluar dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan cara memproyeksikan tajuk terluar secara vertikal pada titik
diameter terlebar.
- Crown dieback (CDB), yaitu cabang dan ranting yang baru saja mati
dimana bagian yang mati dimulai dari bagian ujung kemudian merambat
ke bagian pangkal.
Pengukuran tinggi tajuk harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada
tegakan dengan kerapatan tinggi, karena sulit membedakan antara tajuk pohon
yang diamati dengan pohon yang tidak. Penilaian parameter kondisi tajuk
didasarkan pada tiga kategori kondisi tajuk, yaitu nilai 3 untuk kondisi tajuk yang
baik; 2 untuk kondisi parameter tajuk sedang; dan 1 untuk kondisi parameter tajuk
yang jelek.
Tabel 1. Kriteria Kondisi Tajuk
Parameter Klasifikasi
Baik (Nilai=3) Sedang (Nilai=2) Jelek (Nilai=1)
Nisbah tajuk hidup ≥ 40% 20 – 35% 5 – 15%
Kerapatan tajuk ≥ 55% 25 – 50% 25 – 50%
Tranparansi tajuk 0 - 45% 50 – 70% ≥ 75 %
Dieback 0 - 5% 10 – 25% ≥ 30 %
Diameter tajuk ≥ 10,1 m 2,5 – 10 m ≥ 2,4 m
Sumber: Putra (2004)

Semua parameter pengukuran kondisi tajuk pohon digabungkan kedalam


peringkat penilaian penampakan tajuk (Visual crown rating-VCR) untuk masing-
masing pohon. VCR memiliki nilai 1,2,3 dan 4 tergantung kepada besaran nilai
pengamatan setiap parameter kondisi tajuk.

Tabel 2. Nilai Peringkat Visual Crown Rating (VCR) Individu Pohon


Nilai VCR Kriteria
4 Seluruh parameter bernilai 3, atau hanya 1 parameter memiliki
nilai 2; tidak ada parameter bernilai 1.
3 Lebih banyak kombinasi antara nilai 3 dan 2 pada parameter tajuk,
atau semua bernilai 2; tetapi tidak ada parameter bernilai 1.
2 Setidaknya 1 parameter bernilai 1, tetapi tidak semua parameter.
1 Semua parameter kondisi tajuk bernilai 1.
Sumber: Putra (2004)
4. Pengamatan Indikator Kerusakan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)
Pengamatan pohon dilakukan pada seluruh sisi dimulai dari pangkal batang.
Kerusakan yang dicatat pada masing-masing pohon yaitu maksimal tiga
kerusakan. Dicatat data tipe kerusakan, lokasi kerusakan, dan kelas keparahan
untuk mengetahui indikator kerusakan pohon. Data kerusakan pohon kemudian
dimasukkan ke dalam tally sheet.
Untuk mempermudah pengamatan, lokasi kerusakan yang terdapat pada
pohon dapat dikodekan sehingga dapat mempermudah proses pengamatan
kesehatan pohon. Kode kerusakan bagian-bagian pohon dapat menggunakan
kodefikasi menurut standar Environmental Monitoring and Assessment Program
(EMAP) seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Skema Lokasi Kerusakan pada Tanaman (Sumber: USDA, 2001)

Keterangan :

1 : Akar 06 : Batang Tajuk


2 : Akar dengan Batang Bawah 07 : Cabang
3 : Batang Bawah 08 : Tunas dan Pucuk
4 : Batang Atas dan Bawah 09 : Dedaunan
05 : Batang Atas

Kerusakan yang dicatat pada masing-masing pohon yaitu maksimal tiga


kerusakan. Ketika ada kerusakan yang berganda terjadi di tempat yang sama maka
hanya kerusakan paling parah yang ditulis. Data kerusakan pohon yang digunakan
untuk mengetahui indikator kerusakan pohon adalah lokasi, tipe kerusakan, dan
nilai ambang batas keparahan. Data kerusakan pohon kemudian dimasukkan ke
dalam tabel seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Tally Sheet Penilaian Kerusakan Pohon Menurut Metode FHM

Jenis Tinggi Diameter Kerusakan 1 Kerusakan 2 Kerusakan 3


No poho
n (m) (cm) Xi Yi Zi Xi Yi Zi Xi Yi Zi
1
2
3
dst
Keterangan, Xi : Lokasi Kerusakan.
Yi : Tipe kerusakan.
Zi : Kelas Keparahan Kerusakan.
Penilaian kerusakan digunakan kriteria-kriteria berdasarkan metode FHM
dengan metode visual secara subjektif oleh peneliti dibantu anggota tim peneliti
supaya keobjektifannya terjaga. Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan
dihitung nilai indeks kerusakannya dengan kode dan bobot nilai indeks kerusakan
(NIK). Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelas ringan,
kelas sedang, dan kelas berat).

Keterangan: Xi : Nilai bobot pada tipe kerusakan


Yi : Nilai bobot pada lokasi kerusakan
Zi : Nilai bobot pada keparahan kerusakan Tabel 4.
Kode dan Tipe Kerusakan
No Tipe Kerusakan Kelas keparahan Kode tipe
(10% - 99%) kerusakan
1 Kanker, gol (puru) 20% 1
2 Busuk Hati, Tubuh buah (badan buah), dan Nihil* 2
indikator lapuk lanjut
3 Luka Terbuka 20% 3
4 Eksudasi (Resinosis dan gumosis 20% 4
5 Batang patah kurang dari 0.91 cm Nihil* 11
6 Brum pada akar atau batang Nihil* 12
7 Akar patah atau mati kurang dari 0.91 cm 20% 13
8 Hilangnya ujung dominan (mati ujung) 1% 21
9 Cabang patah atau mati 20% 22
10 Brum pada cabang atau daerah dalam tajuk 20% 23
11 Kerusakan daun 20% 24
12 Daun berubah warna (tidak hijau) 30% 25
*jenis tipe kerusakan yang berkode 02, 11, 12, dan 31 dimaksukkan kode 0 untuk kelas keparahan
kerusakan. Sumber: USDA Forest Service (2001)
Berdasarkan kode pada tipe kerusakan yang telah didata, dapat ditentukan
kode dan lokasi kerusakan pada pohon tersebut. Lokasi kerusakan yang
ditemukan akan sejalan dengan jenis atau tipe kerusakannya.
Tabel 5. Kode dan Lokasi Kerusakan
Kode Keterangan
0 Sehat (tidak ada kerusakan)
1 Akar (terbuka) dan tunggak (dengan tinggi 30 cm di atas permukaan tanah)
2 Akar dan batang bagian bawah
3 Bagian atas batang (setengah bagian bawah dari batang antara tunggak
dan dasar tajuk hidup)
4 Bagian bawah dan bagian atas batang
5 Bagian atas batang (setengah bagian atas dari batang antara tunggak dan dasar
tajuk hidup)
6 Batang tajuk (batang utama di dalam daerah tajuk hidup di atas dasar tajuk
hidup)
7 Cabang (lebih besar 2.54 cm pada titik percabangan terhadap batang utama
atau batang tajuk didalam daerah tajuk hidup)
8 Kuncup dan tunas (pertumbuhan tahun terakhir)
9 Daun
Sumber: USDA Forest Service (2001)
Setelah kode dan lokasi kerusakan di dapat sesuai dengan ketentuannya,
maka ditentukan kode dan kelas keparahan kerusakan pohon. Ketentuan kode dan
kelas keparahan pohon dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Kode dan Kelas Keparahan Kerusakan


Kode Kelas (%)
0 01-09
1 10-19
2 20-29
3 30-39
4 40-49
5 50-59
6 60-69
7 70-79
8 80-89
9 90-99
Sumber: USDA Forest Service (2001)

Dari ketiga tabel di atas yakni tipe kerusakan, lokasi kerusakan dan kelas
keparahan kerusakan dapat dihitung bobot indeks kerusakannya. Nilai yang
didapat kemudian digabungkan dengan nilai paramater penilaian kesehatan pohon
lainnya.
Tabel 7. Bobot Indeks Kerusakan Pohon
No Tipe Kerusakan Lokasi Kerusakan Kelas Keparahan
Kode Bobot Kode Bobot Kode Bobot
1 1 1,9 0 1,5 0 1,5
2 2 1,7 1 2 1 1,1
3 3 1,5 2 2 2 1,2
4 4 1,5 3 1,8 3 1,3
5 11 1,6 4 1,8 4 1,4
6 12 1,3 5 1,6 5 1,5
7 13 1 6 1,2 6 1,6
8 21 1 7 1 7 1,7
9 22 1 8 1 8 1,8
10 23 1 9 1 9 1,9
11 24 1
12 25 1
Sumber : USDA Forest Service (2001)

Pencatatan kerusakan pohon dilakukan sebanyak jumlah kerusakan pohon


yang terjadi dan dimulai dari lokasi dengan kode terendah. Kerusakan yang tidak
memenuhi nilai ambang akan diberi nilai “0” pada tingkat keparahannya. Apabila
terdapat kerusakan ganda pada lokasi yang sama, maka semua kerusakan tetap
dicatat supaya tingkat keparahannya dapat diperkirakan secara tepat.
5. Penentuan Status Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) di
Kampus USU
Penentuan status kesehatan pohon tanjung (Mimusops elengi Linn) di Kampus
USU didapatkan berdasarkan nilai skor yang diperoleh dari penentuan nilai selang
(interval) terhadap nilai setiap indikator pengamatan yakni produktivitas,
kerusakan pohon dan kondisi tajuk. Nilai akhir kesehatan pohon didapat dari
jumlah skoring dari seluruh indikator dengan interval pengamatan pohon.
Semakin tinggi nilai skor menunjukkan tingkat kesehatan pohon yang semakin
tinggi. Kriteria penilaian tingkat kesehatan pohon dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi
Linn)
Nilai Tingkat Kesehatan Pohon Kategori Kesehatan
0–6 Sangat sakit
7 – 12 Sakit
13 – 18 Kurang sehat
19 – 24 Sehat
25 – 30 Sangat Sehat
19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah dan Sebaran Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)


Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) terletak di sebelah barat daya
Kota Medan. Kampus USU memiliki luas 116 hektar. Kawasan kampus USU
memiliki banyak jenis pohon yang ditanami baik di sekitar kawasan fakultas,
sepanjang jalan lingkungan kampus, maupun disekitar gedung-gedung akademik
yang menyebar di seluruh area kampus USU. Sebaran pohon tanjung (Mimusops
elengi Linn) di kampus USU dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Peta Sebaran Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) di Kampus USU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Terdapat sebanyak 338 pohon tanjung (Mimusops elengi L) yang tersebar


di wilayah kampus USU. Dari jumlah keseluruhan pohon yang tersebar, lokasi
yang ditanami pohon tanjung (Mimusops elengi L) terbanyak berada di sepanjang
jalan Almamater (pintu 3) yaitu sebanyak 144 pohon (42,60%) dari total
keseluruhan pohon. Selebihnya tersebar di perpustakaan, Jalan Politeknik, pintu 2
USU, pintu 1 USU, dan beberapa fakultas di USU (Kedokteran, ilmu budaya,
hukum, ekonomi, tehnik, MIPA, pertanian).
Indikator Produktivitas Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)
Produktivitas pohon dapat diartikan sebagai kemampuan pohon untuk
mengolah input (faktor-faktor produksi) untuk menghasilkan output (tinggi dan
diameter) dengan baik. Cline (1995) menggunakan parameter LBDS untuk
menilai produktivitas suatu pohon. Nilai LBDS berbanding lurus terhadap tingkat
produktivitas suatu pohon. Semakin tinggi nilai LBDS maka produktivitas suatu
pohon akan semakin baik. Dari data diameter dapat ditentukan nilai LBDS (luas
bidang dasar) yang dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar
produktivitas suatu tegakan. Jika dilihat dari pengukuran individu pohonnya,
produktivitas pohon diartikan sebagai perubahan luas bidang dasar (LBDS)
individu pohon yang juga menunjukkan pertumbuhan pohon (growth) (Cline,
1995).
Setelah diketahui nilai LBDS pohon, kemudian dilakukan pembobotan
untuk mengetahui tingkat kesehatan pohon tanjung berdasarkan indikator
produktivitas. Ketentuan nilai pembobotan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Pohon Tanajung Berdasarkan Kelas dan Skoring
Nilai Luas Bidang Dasar (LBDS))
Kelas LBDS Skoring Status Jumlah Persentase
0.115 - 0.123 10 Sangat
6 1,77%
0.106 - 0.114 9 Sehat
0.96 - 0.105 8
Sehat 1 0,31%
0.088 - 0.095 7
0.078 - 0.087 6 Kurang
12 3,55%
0.069 - 0.077 5 Sehat
0.060 - 0.068 4
Sakit 127 37,57%
0.051 - 0.059 3
0.041 - 0.050 2 Sangat
192 56,8%
0.031 - 0.040 1 Sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jumlah pohon tanjung (Mimusops elengi L) yang termasuk dalam kategori
sangat sehat sebanyak 6 pohon (1,77%), sehat sebanyak 1 pohon (0,31%), kurang
sehat sebanyak 12 pohon (3,55%), sakit sebanyak 127 pohon (37,57%), dan
sangat sakit sebanyak 192 pohon (56,80%).

Gambar 3. Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) Berdasarkan


Indikator Produktivitas

Nilai LBDS dipengaruhi oleh luasan dan tingkat kerapatan tegakan. Nilai
LBDS akan bertambah seiring dengan pertambahan umur pohon. Semakin tua
umur suatu tegakan maka nilai LBDS akan semakin tinggi. Selain itu, nilai LBDS
juga dipengaruhi oleh kerapatan jumlah pohon yang tumbuh, hal ini berhubungan
dengan persaingan antar pohon untuk memperoleh nutrisi dan sinar matahari.
Selain itu nilai LBDS akan berpengaruh apabila tidak terjadi pemeliharaan pohon
secara optimal yang menyebabkan pertumbuhan diameter pohon lama.
Indikator Kerusakan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)
Berdasarkan metode Forest Health Monitoring (FHM) yang digunakan,
pohon yang sehat (tidak ada gejala kerusakan) dan mati tidak termasuk dalam
pengamatan, karena tidak termasuk kategori pohon yang mengalami kerusakan.
Kerusakan yang diamati adalah kerusakan yang timbul akibat terganggunya
proses fisiologis pohon karena penyakit, serangga, dan penyebab abiotik lainnya.
Beberapa gejala yang dapat diamati dari terganggunya pertumbuhan tanaman
yaitu terjadi perubahan pada tanaman dalam bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan
lain-lain. Kerusakan pohon (tergantung lokasi, jenis, dan keparahannya) akan
berpengaruh terhadap fungsi fisiologis pohon, menurunkan laju pertumbuhan
pohon dan dapat menyebabkan kematian pohon (Safe’i , 2005).
Pohon memiliki tiga stuktur bagian utama yaitu akar, batang, dan tajuk.
Masing-masing bagian pohon tersebut memiliki fungsi penting dan khusus dalam
pertumbuhan pohon dan penyesuaian diri terhadap semua faktor lingkungan. Akar
berfungsi untuk menyerap air dan nutrisi dari dalam tanah kemudian dikirimkan
ke batang dan daun, membentuk perakaran kuat yang berguna untuk dasar kokoh
berdirinya pohon. Selain itu juga akar juga berfungsi sebagai tempat cadangan
makanan seperti halnya batang dan daun. Batang memiliki beberapa fungsi seperti
sebagai alat tranportasi utama dalam penyaluran hasil metabolisme dari daun ke
seluruh bagian pohon hingga akar (phloem) dan penyaluran air serta nutrisi dari
akar hingga ke batang dan daun (xylem). Sedangkan tajuk yang terdiri atas cabang
dan daun berfungsi sebagai pabrik pembuatan atau metabolisme makanan melalui
proses fotosintesis yang terjadi pada daun. Hasil metabolisme tersebut kemudian
didistribusikan ke seluruh bagian pohon untuk tumbuh dan berkembang.
Kerusakan yang terjadi pada ketiga lokasi bagian utama pohon tersebut
menyebabkan terganggunya fungsi penting dari masing-masing bagian pohon.
Akibatnya pertumbuhan pohon menurun sehingga menyebabkan kerusakan yang
berujung pada kematian suatu pohon. Kerusakan pohon di kawasan USU ini akan
merugikan dan berbahaya bagi orang orang yang beraktivitas, seperti pohon yang
rawan tumbang.
Tipe Kerusakan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, kondisi
kesehatan pohon tanjung (Mimusops elengi L) di kampus USU yang mengalami
kerusakan sebanyak 9 tipe kerusakan pohon. Tipe kerusakan yang paling banyak
dijumpai adalah busuk hati, tubuh buah, dan indikator lapuk lanjut yaitu sebanyak
156 pohon (34%). Hal ini disebabkan oleh banyaknya perlakuan vandalisme
terhadap pohon yang mengakibatkan terbukanya pintu masuk bagi virus, bakteri,
ataupun jamur yang mengakibatkan terjadinya tipe kerusakan busuk hati, tubuh
buah, dan indikator lapuk lanjut. Sedangkan tipe kerusakan yang paling sedikit
dijumpai pada saat pengamatan adalah hilangnya ujung dominan (mati ujung) dan
tipe kerusakan kanker yaitu 31 pohon (6,75%). Tipe kerusakan yang diamati dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Tipe Kerusakan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) di Kampus USU
No. Tipe Kerusakan Jumlah Persen (%)
1. Kanker 31 6,75
2. Busuk Hati, Tubuh buah (badan buah), dan indikator lapuk 156 34
lanjut (batang)
3. Luka Terbuka 90 19,60
4. Eksudasi (Resinosis dan gumosis) 0 0
5. Batang patah kurang dari 0.91 cm 0 0
6. Brum pada akar atau batang 65 14,16
7. Akar patah atau mati kurang dari 0.91 cm 0 0
8. Hilangnya ujung dominan (mati ujung) 31 6,75
9. Cabang patah atau mati 59 12,85
10. Brum pada cabang atau daerah dalam tajuk 50 10,89
11. Kerusakan daun 68 14,81
12. Daun berubah warna 40 8,71

Jumlah 100

Kanker
Tipe kerusakan kanker yang terjadi pada pohon yang diamati sebanyak 31
kasus atau 6,75% dari total keseluruhan kasus tipe kerusakan. Menurut Haris dkk
(2004) kanker merupakan kerusakan pada pohon yang disebabkan oleh invasi
sejumlah jamur pada bagian akar, batang, dan cabang pohon. Serangan ini dilakukan
dengan cara mematikan jaringan pada bagian pohon yang terinfeksi mulai dari kulit,
kambium hingga ke dalam bagian kayu. Kerusakan ini menyebabkan kematian kulit
kambium dan diikuti dengan kematian kayu di bawah kulit. Kemudian lokasi
kematian kayu tersebut oleh agen tertentu akan menyebabkan jaringan yang rusak
menjadi lebih luas dan lebar (Alexander dan Barnard, 1995).

kanker

Gambar 4. Tampilan Pohon Tanjung (Mimusops Elengi L) yang Terkena Kanker


Gejala kanker yang diamati di lapangan berupa kematian pada kulit atau

bagian pohon tertentu secara lokal dan terlihat bagian pinggir menebal sehingga

seakan-akan bagian luka tenggelam (cenderung ke dalam) dan letaknya lebih rendah

daripada sekelilingnya. Rahayu (1999) menjelaskan tentang gejala lanjut dari kanker

ini berupa membengkaknya bagian batang disertai dengan pecahnya jaringan kayu

dan keluarnya cairan berwarna putih kental pada bagian yang terluka.

Busuk Hati, tubuh buah, dan indikator lapuk lanjut


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pada tipe kerusakan ini
diperoleh sebanyak 156 pohon (34%) dari total tipe kerusakan yang ada. Tipe
kerusakan ini merupakan jenis kerusakan yang sering dijumpai pada saat
pengamatan. Tipe kerusakan ini dicirikan dengan adanya kayu gembol. Kayu
gembol merupakan petunjuk bahwa terdapat jaringan kayu yang menjadi lunak
dan mengalami degradasi serta kandungan air yang tinggi. Kerusakan ini juga
dijumpai pada tunggak pohon, yang terlihat lapuk (Nuhamara dkk, 2001).
Gejala kerusakan yang dijumpai terjadi karena adanya bekas pemangkasan
cabang yang dilakukan terhadap pohon. Bekas pemangkasan pada bagian pohon
ini kemudian menjadi jalan masuknya agen penyakit seperti virus, bakteri serta
hama yang merusak jaringan dalam kayu. Akibatnya dalam jangka panjang
jaringan kayu rusak sehingga menyebabkan kelapukan. Pada beberapa kasus yang
ditemui, pohon yang lapuk (jaringan kayu rusak) seolah-olah tidak terlihat adanya
lapuk, padahal bagian dalam kayu ini lapuk. Hal inilah yang menyebabkan pohon
tersebut rawan untuk tumbang.

Busuk Hati

Gambar 5. Pohon yang Mengalami Kerusakan Busuk Hati


Pada kayu yang mengalami busuk hati atau lapuk juga dicirikan dengan
adanya tubuh buah atau jamur yang tumbuh pada bagian pohon yang lapuk. Pada
saat pengamatan dijumpai jamur yang tumbuh pada percabangan batang, dan
batang bagian bawah pohon yang lapuk. Pada bagian pohon yang ditumbuhi
jamur menunjukkan bahwa jaringan kayu pada bagian tersebut mengalami
kelapukan, kematian setengah dan ada juga yang mati total. Akibatnya bagian
batang yang terkena ini mudah patah dan akan mengakibatkan kekeroposan
sehingga pohon menjadi rawan tumbang.
Manion (1981) menjelaskan siklus pelapukan pada kayu teras pohon terjadi
melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Diawali oleh basidiospora yang disebar oleh angin dan jatuh pada bagian
kayu yang luka pada pohon.
b. Kemudian basidiospora mulai berkecambah, jika suhu lingkungan cocok
serta luka pada pohon menyediakan kondisi kelembaban, makanan dan tidak
terdapat zat penghambat pertumbuhan.
c. Perkecambahan menghasilkan suatu tabung kecambah dan selanjutnya
berkembang menjadi hifa haploid.
d. Hifa haploid berkembang dan melepaskan enzim-enzim untuk mencerna
bahan-bahan dinding sel.
e. Kemudian melalui noktah pada dinding sel (umunnya), fungi pelapuk kayu
teras tumbuh berkembang dari satu sel ke sel yang lain
Luka Terbuka
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pohon yang mengalami
kerusakan luka terbuka terjadi sebanyak 90 pohon (19,60%) dari total kerusakan
yang diamati. Umumnya luka terbuka ini disebabkan sebagian besar oleh pola
penggunaan di sekitar kawasan USU. Terlihat beberapa aktivitas di kawasan USU
yang menyebabkan pohon menjadi terluka seperti pohon sebagai tempat
pemasangan plakat atau spanduk dan luka karena tebasan golok setelah
melakukan kegiatan pemangkasan cabang. Luka biasanya merusak kulit pohon,
merusak kulit bagian dalam atau floem (jaringan pengangkut makanan), dan
merusak xilem (jaringan pengangkut air).
Luka terbuka

Gambar 6. Pohon Yang Mengalami Kerusakan Luka Terbuka


Luka terbuka merupakan salah satu faktor awal terjadinya kerusakan
pohon seperti pelapukan pada pohon. Hal tersebut disebabkan oleh luka yang
merupakan tempat berkembang dan masuknya organisme perusak seperti bakteri,
virus, hama, serta organisme lainnya. Jamur perusak kayu mulai menyerang
pohon dan berkembang dari luka pada pohon yang terluka. Akibatnya pohon
menjadi sakit dan mengalami kerusakan pada bagian tertentu.
Setiap pohon yang luka melakukan reaksi tanggapan tertentu terhadap luka
yang dialaminya. Tanggapan yang dilakukan oleh pohon berupa pembentukan
rintangan baik berupa rintangan fisik maupun rintangan kimiawi. Rintangan yang
dibentuk tersebut bertujuan untuk menghadang invasi mikroba yang berasosiasi
dengan luka guna membatasi dan mengurangi jaringan tertentu yang terinfeksi
seminimal mungkin. Hal inilah yang menyebabkan pohon dapat hidup lama.
Brum pada Akar dan Batang
Tipe kerusakan brum pada akar dan batang terjadi sebanyak 65 pohon
(14,16%) dari total kerusakan. Brum terjadi pada bagian batang dan akar berupa
tumbuhnya tunas-tunas baru yang tumbuh berkembang di bagian akar dan batang
pohon. Tumbuhnya tunas ini termasuk kejadian yang tidak normal pada pohon
karena pertumbuhan itu tidak semestinya terjadi. Pohon yang mengalami
kerusakan brum pada akar dan batang dapat dilihat pada Gambar 8.
Brum pada
batang
Gambar 7. Pohon Yang Mengalami Kerusakan Brum Pada Batang
Menurut Rahayu (1999) pertumbuhan tidak normal pada tumbuhan seperti
pertumbuhan tunas batang yang berlebihan ini disebabkan oleh kelainan bawaaan
(genetik) yang diturunkan oleh induknya dan juga disebabkan faktor lingkungan
tempat tumbuh pohon. Brum ini berpengaruh buruk terhadap perkembangbiakan
suatu pohon, karena pertumbuhan tunas ini menyebabkan kurang optimalnya
penyaluran hasil metabolisme pohon yang seharusnya.
Hilangnya ujung dominan (mati ujung)
Tipe kerusakan ini pada saat pengamatan diperoleh sebanyak 31 pohon
(6,75%) dari total kerusakan. Pada saat pengamatan, jenis kerusakan ini
merupakan jenis kerusakan yang paling sedikit dijumpai. Gejala pohon yang
mengalami mati ujung terlihat pada bagian ujung pucuk pohon mengalami
kematian. Selain itu ditandai juga dengan adanya perubahan warna daun pada
daerah ujung atau pucuk yang. Hilangnya ujung dominan (mati ujung)
diakibatkan ketika daun-daun pohon sudah berguguran dan pada pucuk batang
tidak mampu bertunas lagi. Pohon yang mengalami kerusakan hilangnya ujung
dominan (mati ujung) dapat dilihat pada Gambar 8.
Mati ujung

Gambar 8. Pohon yang Mengalami Mati Ujung

Cabang patah atau mati


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kasus cabang mati atau patah
sebanyak 59 pohon (12,85%) dari suluruh kerusakan. Gejala kerusakan yang
dijumpai di lapangan berupa patahnya cabang dan matinya daun pada cabang
yang patah. Cabang patah terjadi akibat lapuk dan gejala yang terlihat adalah daun
yang berguguran. Pohon yang mengalami kerusakan cabang patah atau mati dapat
dilihat pada Gambar 9.

Cabang patah

Gambar 9. Pohon yang Mengalami Kerusakan Cabang Patah


Brum pada cabang atau daerah pada tajuk
Brum pada cabang atau daerah pada tajuk di kawasan USU dijumpai
sebanyak 50 pohon (10,89%) dari total kasus kerusakan. Lokasi kerusakan brum
pada cabang atau daerah pada tajuk dijumpai pada pohon bagian batang tajuk
(batang utama di dalam daerah tajuk hidup di atas dasar tajuk hidup).
Brum berlebihan terjadi akibat dari tidak adanya pemangkasan. Cabang
yang tidak dipangkas menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan cabang tidak
terkendalikan. Jika dibiarkan maka akan terjadi persaingan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Gejala yang terlihat di lapangan adalah pertumbuhan cabang yang
tidak normal dan kondisi pada suatu cabang yang berlebihan. Menurut Haris dkk
(2004) kondisi percabangan yang berlebihan ini adalah salah satu penyebab
tumbangnya pohon karena angin. Pohon yang mengalami kerusakan brum pada
cabang atau daerah pada tajuk dapat dilihat pada Gambar 10.

Brum cabang
Gambar 10. Pohon yang Mengalami Brum Cabang
Kerusakan daun
Pada saat pengamatan kerusakan daun yang diperoleh sebesar 68 pohon
(14,81%) dari total kerusakan. Gejala kerusakan daun yang terlihat adalah adanya
bercak atau totol pada bagian daun (leaf spot). Bercak daun tersebut lama
kelamaan menjadi lubang-lubang pada daun. Bercak daun ini menyebar rata di
seluruh bagian daun pada pohon yang terkena tipe kerusakan ini. Pohon yang
mengalami kerusakan daun dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) (b)
Gambar 11. Kerusakan Pada Daun. (A) Daun yang Rusak;
(B) Daun yang Sehat
Kerusakan daun yang paling sering ditemukan adalah banyaknya daun
yang dimakan oleh hama seperti ulat dan serangga kecil lainnya. Gejalanya adalah
banyak nya permukaan daun yang berlubang dan terlihat seperti bekas gigitan
hewan kecil. Hal ini jelas berdampak pada kesehatan tanaman.
Daun berubah warna (tidak hijau)
Daun berubah warna terjadi sebanyak 40 pohon (8,71%) dari total
kerusakan yang diamati Daun berubah warna yang terdapat pada pohon ditandai
dengan perubahan warna pada daun. Jenis kerusakan daun berubah warna dapat
dilihat pada Gambar 12.

(a) (b)
Gambar 12. Kerusakan Daun Berubah Warna. (A)Daun Berubah Warna;
(B)Daun Sehat

Gejala yang terlihat adalah gejala klorosis, yaitu dimana daun tidak lagi
berwarna hijau atau berubah warna menjadi kuning. Menurut Miardini (2006),
perubahan warna juga terjadi dalam bentuk bercak-bercak cokelat karat, ungu,
hitam, kelabu, keputih-putihan, atau bersama-sama. Rusaknya kloroplas
menyebabkan menguningnya daun yang lazimnya berwarna hijau. Apabila gejala
menguning ini sistemik dan terdapat pada semua daun, biasanya merupakan gejala
sekunder yang disebabkan karena serangan parasit pada bagian lain atau dapat
juga disebabkan karena keadaan luar yang kurang baik.
Lokasi Kerusakan
Pohon merupakan satu kesatuan mulai dari bagian akar hingga bagian ujung,
sehingga apabila salah satu bagian dari pohon tersebut mengalami kerusakan atau
terkena penyakit maka pertumbuhan dan kesehatannya pasti akan terganggu juga.
Setiap pohon yang mengalami kerusakan memiliki letak lokasi yang berbeda-beda
di bagian pohon. Lokasi kerusakan tersebut ditentukan berdasarkan dimana lokasi
kerusakan dijumpai pada saat pengamatan di lapangan. Lokasi kerusakan pohon
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Persentase Lokasi Kerusakan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) di
Kampus USU
Kode. Lokasi Kerusakan Jumlah
0. Sehat(Tidak ada kerusakan) 0
1. Akar (terbuka) dan tunggak(dengan tinggi 30 cm di atas permukaan 67
tanah)
2. Akar dan batang bagian bawah 32
3. Bagian atas batang (setengah bagian bawah dari batang antara 13
tunggak dan dasar tajuk hidup)
4. Bagian bawah dan bagian atas batang 30
5. Bagian atas batang (setengah bagian atas dari batang antara tunggak 154
dan dasar tajuk hidup)
6. Batang tajuk(batang utama di dalam daerah tajuk hidup di atas 26
dasar tajuk hidup)
7. Cabang (lebih besar 2.54 cm pada titik percabangan terhadap 117
batang utama atau batang tajuk didalam daerah tajuk hidup)
8. Kuncup dan tunas (pertumbuhan tahun terakhir) 0
9. Daun 108
Jumlah 547

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa bagian pohon yang banyak


mengalami kerusakan adalah di lokasi dengan kode 5 (bagian atas batang
setengah bagian atas dari batang antara tunggak dan dasar tajuk hidup). Sebanyak
154 dari total lokasi kerusakan pohon yang dijumpai. Lokasi kerusakan pohon
yang mengalami kerusakan dengan jumlah terkecil yaitu di lokasi dengan kode 7
(lebih besar 2.54 cm pada titik percabangan terhadap batang utama atau batang
tajuk didalam daerah tajuk hidup) yaitu sebesar 0.
Jumlah pohon tanjung (Mimusops elengi Linn) di Kampus Universitas
Sumatera Utara yang diteliti sebanyak 338 pohon. Proses pengidentifikasian
dilakukan secara sensus yaitu dengan mengamati pohon satu per satu. Dalam
mengidentifikasi kerusakan pohon dapat dilakukan dengan metode FHM, hal ini
bertujuan untuk mengetahui status kesehatan pohon tanjung pada tingkat
kerusakan.
Diketahui bahwa nilai indeks kerusakan pohon tanjung yang paling kecil
adalah sebesar 1,1 dengan jumlah pohon sebanyak 18. Sedangkan nilai indeks
kerusakan yang terbesar adalah 10,8. Setelah diketahui nilai indeks kerusakan
pohon, kemudian dilakukan pembobotan untuk mengetahui status kesehatan
pohon tanjung pada tingkat kerusakan. Ketentuan nilai pembobotan dapat dilihat
pada tabel 12.
Tabel 12. Jumlah dan Persentase Pohon Berdasarkan Kelas dan Skoring Nilai
Indeks Kerusakan
Kelas NIK Skoring Status Jumlah Persentase
1.1-2.07 10
Sangat sehat 98 28,99%
2.08 -3.04 9
3.05 - 4.01 8
Sehat 104 30,76%
4.02 - 4.98 7
4.99 - 5.95 6
Kurang sehat 34 24,85%
5.96- 6.92 5
6.93- 7.89 4
Sakit 41 12,13%
7.90 - 8.86 3
8.87 - 9.83 2
Sangat sakit 11 3,27%
9.84 - 10.8 1

Dari jumlah keseluruhan pohon yang mengalami kerusakan, sebanyak 98


(28,99%) tergolong sangat sehat, 104 (30,76%) tergolong sehat, sebanyak 84
(24,85%) tergolong kurang sehat, 41 (12,13%) tergolong sakit, dan sebanyak 11
(3,27%) masuk kategori sangat sakit. Nilai indeks kerusakan pohon dapat dilihat
pada Gambar 13.
Kerusakan pohon adalah kondisi individu pohon yang mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh patogen, serangga, polusi udara, dan kondisi
alamiah lain serta aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia, sehingga secara
nyata dapat mempengaruhi kesehatan pohon. Dampak dari kerusakan pohon akan
mengakibatkan tingkat pertumbuhan yang menurun, kondisi tajuk yang rendah,
kehilangan biomassa, dan terutama kematian.

Gambar 13. Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) Berdasarkan


Indikator Kerusakan
Indikator Tajuk Pohon Tanjuk (Mimusops elengi Linn)
Kondisi tajuk pohon diukur berdasarkan parameter-parameter sebagai
berikut rasio tajuk hidup (LCR), Kerapatan tajuk (C den), transparansi tajuk (FT),
diameter tajuk (CDW), dan crown dieback (CDB) (Nuhamara dkk, 2001). Nilai
dari parameter-parameter kondisi tajuk tersebut dikumpulkan ( dijumlahkan)
dalam sebuah peringkat penampakan tajuk (Visual Crown Rating/VCR) dengan
nilai VCR pada masing-masing pohon. Nilai parameter tersebut dapat dilihat pada
lampiran. Dilakukan pembobotan untuk mengetahui status kesehatan pohon
tanjung pada tingkat tajuk. Ketentuan nilai pembobotan dapat dilihat pada tabel
13.
Tabel 13. Jumlah dan Pertsentase Pohon Berdasarkan Kelas dan Skoring Nilai VCR
Kelas VCR Skoring
3.8 -4.0 10 Status Jumlah Persentase
3.5 - 3.7 9
3.2 - 3.4 8 Sangat sehat 301 89%
2.9 - 3.1 7
2.6. 2.8 6
2.3 - 2.5 5 Sehat 34 10,4%
2.0 - 2.2 4
1.7 - 1.9 3
Sakit 0 0
1.4 - 1.6 2
1 - 1.3 1 Sangat sakit 3 0,97%

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan didapatkan sebanyak 301 pohon


(89%) tergolong sangat sehat, sebanyak 34 pohon (10,06%) masuk kategori sehat,
pohon dengan kategori sangat sakit sebanyak 3 pohon (0,97%) sedangkan pohon
kategori sakit tidak ada. Kondisi tajuk pohon akan sangat berpengaruh terhadap
proses fotosintesis sehingga apabila tajuk pohon mengalami kerusakan, maka
unsur hara yang diperlukan untuk proses fotosintesis akan terhambat atau hanya
sedikit yang diangkut ke bagian daun dan bagian pohon lainnya.
Nisbah tajuk hidup (LCR) menggambarkan perbandingan panjang batang
pohon yang tertutup daun dengan tinggi total pohon. LCR akan berkurang sesuai
dengan pertambahan umur meskipun ada pula yang meningkat. Selain itu
kerapatan juga mempengaruhi besarnya nilai LCR, yakni semakin rapat suatu
kumpulan tegakan maka semakin kurang nilai LCR. Sedangkan pengurangan
kerapatan tegakan akan meningkatkan nilai LCR.
Kerapatan tajuk (C-den) menggambarkan besar nya persentasi cahaya
matahari yang tertahan oleh tajuk untuk tidak mencapai lantai hutan, sedangkan
transparansi tajuk menggambarkan persentase cahaya yang dapat melewati tajuk
dan mencapai permukaan tanah (Putra, 2004). Perubahan kerapatan tajuk hampir
sama dengan kerapatan tegakan yakni secara pelan dan berpengaruh pada
besarnya nilai nisbah tajuk hidup. Sedangkan normalnya perubahan kerapatan
tajuk berbanding terbalik dengan transparansi tajuk (FT). Semakin besar nilai
kerapatan tajuk mak semakin kecil pula nilai transparansi tajuk dan sebaliknya.
Nilai kerapatan tajuk dan transparansi tajuk jika dijumlahkan adalah 100%.
Menurut Nurhasybi dan Sudrajat (2001) umur dan tipe pertumbuhan akan
mempengaruhi transparansi tajuk terhadap cahaya, nilai cahaya matahari yang
diterima dipermukaan semakin banyak maka proses fotosintesis akan lebih baik.
Diameter tajuk (CDW) adalah nilai rata-rata dari pengukuran panjang dan
lebar tajuk pohon yang diamati. Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang
tajuk terlebar kemudian dilanjutkan dengan panjang tajuk siku-sikunya (90o).
Secara umum biomassa pada tiap bagian pohon meningkat secara proporsonal
dengan semakin besar nya diameter pohon. Oleh karena itu, semakin bertambah
umur pohon maka akan semakin besar diameter batang dan tajuk pohon. Status
kesehatan pohon berdasarkan indikator tajuk dapat dilihat pada Gambar 14

Gambar14. Tingkat Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) Berdasarkan


Indikator Tajuk
Penilaian Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn)
Semakin tinggi nilai skor menunjukkan tingkat kesehatan pohon tanjung
di kampus USU semakin tinggi. Skoring kondisi produktivitas pohon didasarkan
pada besaran nilai LBDS tiap individu pohon. Skoring kondisi kerusakan pohon
didasarkan pada nilai indeks kerusakan (NIK) pohon pada tingkat individu yang
diperoleh dari nilai pembobotan terhadap setiap kerusakan pohon (lokasi, tipe, dan
tingkat keparahan kerusakan). Nilai tingkat kesehatan pohon didapatkan dari
penggabungan indikator produktivitas, kondisi kerusakan pohon dan kondisi
tajuk. Untuk memperoleh nilai status kesehatan pohon tanjung yang ada di
Kampus USU, setiap nilai indikator kesehatan pohon ( produktivitas, kerusakan,
tajuk) dijumlahkan untuk selanjutnya dimasukkan pada status kesehatan pohon.
Tabel 14. Kriteria Penilaian Status Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi
Linn)
Produktivitas Tajuk Kerusakan Jumlah Status
30
10 10 10 Sangat sehat
9 9 9 27
24
8 8 8 Sehat
7 7 7 21
18
6 6 6 Kurang sehat
5 5 5 15
12
4 4 4 Sakit
3 3 3 9
6
2 2 2 Sangat sakit
1 1 1 3
Pembobotan kondisi tajuk didasarkan pada nilai VCR untuk setiap
individu pohon yang diperoleh dari hasil penilaian terhadap parameter kondisi
tajuk. Suatu tanaman dikatakan sehat apabila tanaman itu tidak dirugikan oleh
suatu faktor yang ikut campur tangan terhadap aktivitas dari sel-sel tanaman yang
normal, yang dampaknya dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan yang
merugikan pada aktivitas tanaman tersebut. Penilaian tingkat kesehatan hutan
didasarkan dari perhitungan skor setiap indikator, yaitu produktivitas pohon,
kerusakan pohon dan kondisi tajuk pohon. Salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan data dan infomasi kesehatan hutan melalui
pemantauan indikator-indikator kesehatan hutan secara periodik sehingga dapat
menerangkan dan atau menilai kondisi kesehatan hutan adalah Forest Health
Monitoring (FHM) (Safe’i, 2005).
Gambar 15. Persentasi Kelas Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi L) di
Kampus USU
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah pohon tanjung
(Mimusops elengi Linn) di kampus USU yang sehat sebanyak 136 pohon
(40,23%), sebanyak 185 pohon (54,73%) tergolong kurang sehat, sangat sehat
sebanyak 5 pohon (1,47%), sakit sebanyak 11 pohon (3,25%), dan hanya ada 1
pohon (0,32%) yang sangat sakit. Tingkatan kesehatan pohon yang paling
dominan adalah pohon yang memiliki tingkatan kesehatan yang sehat. Pohon
yang sehat tersebut tersebar di seluruh kawasan kampus USU, terutama yang
berada daerah yang memiliki kerapatan tempat tumbuh yang kecil, seperti di area
fakultas yang ada di USU. Hal ini berkaitan karena adanya persaingan cahaya dan
unsur hara antar pohon yang menjadi salah satu faktor rendahnya kesehatan pohon
tersebut.
Selain itu, aktivitas manusia menjadi salah satu faktor pendukung banyak
pohon yang rusak, misalkan pemangkasan cabang yang tidak benar dan
pemasangan iklan dengan menggunakan paku. Hal tersebut dapat menyebabkan
luka pada pohon yang menjadi cikal bakal tumbuhnya penyakit lainnya yang
menyebakan pohon tidak dapat bertumbuh dengan baik dan tidak sehat. Banyak
pohon dengan tingkat kesehatan yang kurang sehat tersebut menandakan bahwa
harus dilakukan perawatan intensif pada pohon tersebut agar kerusakan tidak
semakin parah dan menghindari akibat tidak baik pada manusia di sekitarnya
seperti pohon tumbang, ranting patah, dan lain-lain.
Rekomendasi Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan untuk menjaga dan merawat
pohon tanjung di Kampus Universitas Sumatera Utara agar fungsi fisiologisnya
berjalan dengan baik dan tujuan dari pembangunan ruang terbuka hijau yang
nyaman dan aman dapat tercapai. Pemeliharaan pohon tanjung di Kampus USU
dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu :
1. Pemangkasan
Pemangkasan adalah suatu cara untuk membuang bagian tanaman yang
mengalami kerusakan biasanya pada bagian cabang dan tunas. Pemangkasan
dilakukan pada bagian pohon tertentu yang mengalami kerusakan atau pohon
yang memiliki potensial untuk mati dan tumbang seperti bagian pohon yang
rusak dan sakit atau percabangan tajuk yang berlebihan. Pemangkasan perlu
dilakukan untuk mengurangi beban tajuk (percabangan berlebihan) pada
pohon yang mengalami kerusakan akar atau kehilangan sebagian akar.
Pemangkasan juga bertujuan untuk mengurangi bentuk atau bagian pohon
yang tumbuh berlebihan dan tidak normal, serta pada bentuk atau bagian
pohon yang mengganggu tanaman lainnya. Proses pemangkasan sebaiknya
dilakukan dengan baik dan benar agar tidak menimbulkan penyakit yang lain.
2. Perawatan luka
Luka pada pohon dapat terjadi karena kerusakan mekanis baik disengaja
ataupun tidak disengaja. Perawatan luka pada pohon perlu dilakukan untuk
mencegah jamur patogen, bakteri, atau parasit lainnya menginvasi lewat luka
yang ada pada pohon. Perawatan luka pada bagian pohon dapat dilakukan
dengan beberapa tahap yaitu :
- Pembersihan (Cleaning), perawatan luka dimulai dengan membersihkan
kulit yang mengelupas dan kering dari dalam dan sekitar daerah luka.
- Pembentukan (shaping), setelah dibersihkan, luka dihaluskan kemudian
kulit yang luka dipotong atau diiris tipis hingga membentuk elips (bulat
lonjong) dan sejajar dengan aliran hara. Hal ini bertujuan untuk
menstimulasi proses pembentukan kalus sehingga mempercepat proses
penyembuhan.
- Pengecatan (painting) atau pembalutan (dressing), setelah luka bersih
dan terbentuk semestinya, maka luka harus dicat. Pengecatan atau
pembalutan luka ini bertujuan agar luka tidak terinfeksi oleh jamur,
bakteri dan parasit sehingga kerusakan dapat dicegah lebih awal.
Menurut Arifin dan Nurhayati (2000) pembalutan luka selain berfungsi
untuk menghindari parasit juga berfungsi sebagai disinfektan dan
merangsang pembentukan kalus dalam proses penyembuhan.
3. Pengendalian hama dan penyakit
Pengandalian hama dilakukan dengan memanipulasi faktor fisik (seperti suhu,
kelembaban udara, dan cahaya) sehingga kondisinya tidak cocok untuk hama
dan penyakit tersebut. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara
mengambil dan memusnahkan hama yang menyerang serta mengambil
tanaman yang rusak dan mati dengan tangan langsung ataupun alat tertentu.
Penyemprotan fungisida juga perlu dilakukan untuk mencegah hama perusak
daun.
4. Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan pemberian nutrisi bagi tanaman, pemupukan
perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap daun.
Kerusakan daun pada pohon tanjung sangat banyak dijumpai di Kampus USU,
sehingga pemenuhuhan akan nutrisi pada pohon tanjung perlu dilakukan untuk
mengantisipasi jenis penyakit tersebut.
39

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Pohon tanjung (Mimusops elengi Linn) yang tumbuh di Kampus USU
berjumlah 338 pohon dan tersebar di seluruh wilayah kampus. Persentase
tertinggi pohon tanjung dapat dijumpai di sepanjang jalan Almamater USU
yakni sebesar 42,60% (144 pohon) dari total keseluruhan pohon.
2. Sebagian besar (58,30%) pohon tanjung ( Mimusops elengi Linn) di Kampus
USU kondisi pertumbuhannya tidak bagus. Hal ini dikarenakan sebanyak 185
pohon ( 54,73%) termasuk kategori kurang sehat, serta sebanyak 3,25% atau
11 pohon termasuk kategori sakit, dan sebanyak 0,32% atau 1 pohon
termasuk kategori sangat sakit. Hanya ada 5 pohon tanjung (Mimusops
elengi
L) atau 1,47% yang memiliki pertumbuhan pohon sangat sehat. Sisanya
sebanyak 40,23% atau 136 pohon tanjung (Mimusops elengi L) termasuk
kategori sehat.
Saran
Pemeliharaan dan penanggulangan kerusakan pohon tanjung (Mimusops
elengi Linn) di lingkungan kampus USU sebaiknya dilakukan lebih intensif.
Penelitian ini masih merupakan tahap awal, oleh karena itu masih perlu penelitian
lebih lanjut dan memadai mengenai penyebab kerusakan pohon di lingkungan
kampus USU.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

DAFTAR PUSTAKA

Alexander SA, Barnard JE. 1995. Forest Health Monitoring : Field Methods
Guide. Environmental Monitoring Systems Laboratory. Las Vegas.
Arifin SA, Nurhayati. 2000. Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Cline SP. 1995. FHM: Environmental monitoring and assessment program.U.S.
Environmental Protection Agency, Office of Research and Development.
Washington D.C.
Dahlan EN. 2002. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup. http://www2.bonet.co.id/dephut/hkota.html. Jakarta.
Djafaruddin. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman . PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Ebbels DL. 2003. Principles of Plant Health and Quarantine. CABI Publishing.
Gami B, Pathak S, Parabia M. 2012. Ethnobotanical, phytochemical and
pharmacological review of Mimusops elengi Linn., Asian Pacific
Journal of Tropical Biomedicine, (2012). 743-748.
Hakim R. 2002. Arsitektur Lansekap : Manusia, Lingkungan dan Alam.
Universitas Trisakti. Jakarta.
Haris RW, Clark JR, Matheny NP. 2004. Arboriculture : integrated management
of landscape trees, hrubs, and vines. Prentice Hall. New jersey.
Khoiri S. 2004. Studi Tingkat Kerusakan Pohon Di Hutan Kota Srengseng Jakarta
Barat. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Mangold R. 1997. Forest Health Monitoring: Field Methods Guide. United States
Department of Agriculture Forest Service. Washington.
Manion PD. 1981. Tree Disease Concepts. Prentice-Hall,Inc, Englewood Cliffs.
New jersey.
Miardini A. 2006. Analisis Kesehatan Pohon Di Kebun Raya Bogor. Skripsi.
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.
Nuhamara ST, Kasno, Irawan US. 2001. Forest Health Monitoring to Monitor the
Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. Volume II. ITTO :
Japan dan SEAMEO-BIOTROP : Bogor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Nurhasybi DJ, Sudrajat. 2001. Swietenia macrophylla King. Balai Informasi


Perbenihan. Bogor.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan
Kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 Tentang Pedoman


Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan.

Purba. 2011. Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Batang Tumbuhan Bunga
Tanjung (Mimusops elengi Linn.). Skripsi. Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Putra EI. 2004. Pengembangan Metode Penilaian Kesehatan Hutan Alam
Produksi. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rahayu S. 1999. Penyakit Tanaman Hutan di Indonesia (Gejala, Penyebab, dan
Teknik Pengendalian). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Safe'i R. 2005. Penilaian areal hutan bekas terbakar berdasarkan metode Fire
Severity dan Forest Health Monitoring. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Siregar RM. 2010. Pengaruh Iklim Mikro Terhadap Kadar Air Serasah di Hutan
Tri Dharma Kampus Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Soedjono, Wijono. 1990. Tata Taman Halaman Rumah. Penerbit Angkasa.
Bandung.
Stalin M, Diba F, Husni H. 2013. Analisis Kerusakan Pohon Di Jalan Ahmad
Yani Kota Pontianak. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung pura.
Pontianak.
Sumardi S, Widyastuti SM. 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Hutan. Percetakan
Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Supriyanto S, Soekotjo A. 2001. Forest Health Monitoring Plot Establishment.
Technical Report No 1. dalam Forest Health Monitoring To Monitor
The Sustainability Of Indonesian Tropical Rain Forest, Volume I.
Buku. Japan: ITTO dan Bogor: SEAMEOBIOTROP.
USDA Forest Service. 2001 . Forest Health Monitoring to Monitor the
Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. SEAMEO BIOTROP.
Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Widawati M, Almierza L. 2012. Analisis Pengaruh Ekstrak Non – Polar Batang
Pohon Tanjung ( Mimusops elengi Linn) Terhadap Larva Aedes aegypty.
Aspirator. Vol. 4. No. 2 ( Hal 59 – 63 ).
Widyastuti SM, Sumardi S, Harjono. 2005. Patologi Hutan. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Yunasfi. 2007. Permasalahan Hama, Penyakit dan Gulma Dalam Pembangunan
Hutan Tanaman Industri dan Usaha Pengendaliannya. Departemen
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
43

LAMPIRAN

Lampiran 1. Status Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) Berdasarkan Indikator
Produktivitas

No Jenis Pohon Diameter(cm) LBDS(m²) Skoring Status kesehatan

1 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.54 0.047 2 sangat sakit


2 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.08 0.046 2 sangat sakit
3 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.86 0.052 3 sangat sakit
4 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.76 0.056 3 sakit
5 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.34 0.059 3 sakit
6 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.04 0.049 2 sangat sakit
7 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.11 0.038 1 sangat sakit
8 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.13 0.038 1 sangat sakit
9 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.61 0.044 2 sangat sakit
10 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.50 0.055 3 sakit
11 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.20 0.032 1 sangat sakit
12 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.22 0.050 2 sangat sakit
13 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.51 0.033 1 sangat sakit
14 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.40 0.055 3 sakit
15 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.84 0.034 1 sangat sakit
16 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.72 0.034 1 sangat sakit
17 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.11 0.032 1 sangat sakit
18 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.50 0.055 3 sakit
19 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.20 0.032 1 sangat sakit
20 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.22 0.050 2 sangat sakit
21 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.96 0.034 1 sangat sakit
22 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.51 0.033 1 sangat sakit
23 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.54 0.043 2 sangat sakit
24 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.52 0.043 2 sangat sakit
25 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.89 0.041 2 sangat sakit
26 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.64 0.044 2 sangat sakit
27 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.71 0.044 2 sangat sakit
28 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.33 0.046 2 sangat sakit
29 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.08 0.042 2 sangat sakit
30 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.73 0.052 3 sakit
31 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.9 0.041 2 sangat sakit
32 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.23 0.046 2 sangat sakit
33 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.78 0.044 2 sangat sakit
34 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.08 0.046 2 sangat sakit
35 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.83 0.052 3 sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

36 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.72 0.052 3 sakit


37 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.75 0.048 2 sangat sakit
38 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.45 0.040 1 sangat sakit
39 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.82 0.041 2 sangat sakit
40 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.84 0.052 3 sakit
41 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.82 0.048 2 sangat sakit
42 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.02 0.045 2 sangat sakit
43 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.89 0.041 2 sangat sakit
44 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.87 0.045 2 sangat sakit
45 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 0.042 2 sangat sakit
46 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.32 0.039 1 sangat sakit
47 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.84 0.052 3 sakit
48 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.74 0.037 1 sangat sakit
49 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.91 0.041 2 sangat sakit
50 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.84 0.041 2 sangat sakit
51 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.92 0.053 3 sakit
52 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.83 0.057 3 sakit
53 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.46 0.064 4 sakit
54 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.02 0.057 2 sangat sakit
55 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.63 0.056 2 sangat sakit
56 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.63 0.052 2 sangat sakit
57 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.2 0.058 2 sangat sakit
58 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.92 0.049 2 sangat sakit
59 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.93 0.049 2 sangat sakit
60 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.36 0.050 3 sakit
61 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.77 0.052 3 sakit
62 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.93 0.057 3 sakit
63 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.36 0.055 3 sakit
64 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.37 0.055 3 sakit
65 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.37 0.051 3 sakit
66 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.92 0.061 4 sakit
67 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.98 0.057 3 sakit
68 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.73 0.052 3 sakit
69 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.33 0.046 2 sangat sakit
70 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.42 0.043 2 sangat sakit
71 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.76 0.044 2 sangat sakit
72 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.79 0.048 2 sangat sakit
73 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.54 0.051 3 sakit
74 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.87 0.045 3 sakit
75 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.35 0.039 1 sangat sakit
76 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.38 0.051 3 sakit
77 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.39 0.051 3 sakit
78 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.93 0.045 2 sangat sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.62 0.040 2 sangat sakit
80 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.63 0.033 1 sangat sakit
81 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.07 0.035 1 sangat sakit
82 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.04 0.038 1 sangat sakit
83 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.83 0.037 1 sangat sakit
84 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.74 0.041 2 sangat sakit
85 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.84 0.045 2 sangat sakit
86 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.78 0.034 1 sangat sakit
87 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.94 0.049 2 sangat sakit
88 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.15 0.032 1 sangat sakit
89 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.92 0.045 2 sangat sakit
90 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.00 0.057 1 sangat sakit
91 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.89 0.034 1 sangat sakit
92 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.54 0.033 1 sangat sakit
93 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.13 0.050 3 sakit
94 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.20 0.046 3 sakit
95 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.62 0.069 4 sakit
96 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.98 0.061 4 sakit
97 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.11 0.062 4 sakit
98 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.42 0.051 3 sakit
99 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.83 0.061 4 sakit
100 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.98 0.045 2 sangat sakit
101 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.65 0.048 2 sangat sakit
102 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.01 0.057 3 sakit
103 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.05 0.035 1 sangat sakit
104 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.92 0.045 2 sangat sakit
105 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.96 0.057 3 sakit
106 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.84 0.061 4 sakit
107 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.95 0.066 4 sakit
108 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.84 0.061 4 sakit
109 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.26 0.058 3 sakit
110 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.87 0.070 5 kurang sehat
111 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.15 0.054 3 sakit
112 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.37 0.063 4 sakit
113 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.73 0.056 3 sakit
114 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.30 0.032 1 sangat sakit
115 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.04 0.032 1 sangat sakit
116 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.39 0.043 2 sangat sakit
117 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.11 0.032 1 sangat sakit
118 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 30.82 0.075 5 kurang sehat
119 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 30.84 0.075 5 kurang sehat
120 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.79 0.034 1 sangat sakit
121 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.18 0.035 1 sangat sakit
122 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.74 0.041 2 sangat sakit
123 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.55 0.040 1 sangat sakit
124 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.73 0.069 5 kurang sehat
125 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.93 0.057 4 sakit
126 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 31.62 0.078 6 kurang sehat
127 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.61 0.033 1 sangat sakit
128 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.82 0.065 4 sakit
129 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.90 0.061 3 sakit
130 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.72 0.041 2 sangat sakit
131 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.83 0.057 3 sakit
132 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.59 0.037 1 sangat sakit
133 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.18 0.035 1 sangat sakit
134 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.74 0.041 2 sangat sakit
135 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 30.10 0.071 5 kurang sehat
136 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.52 0.064 4 sakit
137 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.99 0.066 4 sakit
138 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.92 0.045 2 sangat sakit
139 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.61 0.033 1 sangat sakit
140 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.82 0.065 4 sakit
141 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.26 0.058 3 sakit
142 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.90 0.061 4 sakit
143 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.53 0.064 4 sakit
144 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.39 0.068 4 sakit
145 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.92 0.061 4 sakit
146 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.36 0.039 1 sangat sakit
147 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.63 0.060 3 sakit
148 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.76 0.070 4 sakit
149 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.54 0.036 1 sangat sakit
150 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.89 0.034 1 sangat sakit
151 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 32.54 0.083 7 sehat
152 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.39 0.039 1 sangat sakit
153 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.92 0.057 3 sakit
154 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.00 0.031 1 sangat sakit
155 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.94 0.034 1 sangat sakit
156 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.70 0.065 4 sakit
157 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.94 0.034 1 sangat sakit
158 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.13 0.050 2 sangat sakit
159 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.22 0.032 1 sangat sakit
160 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.21 0.032 1 sangat sakit
161 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.94 0.045 2 sangat sakit
162 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.96 0.061 4 sakit
163 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.96 0.061 4 sakit
164 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.35 0.043 2 sangat sakit
165 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.41 0.036 1 sangat sakit
166 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.87 0.045 2 sangat sakit
167 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.64 0.060 3 sakit
168 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.61 0.040 2 sangat sakit
169 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.08 0.035 1 sangat sakit
170 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.78 0.041 2 sangat sakit
171 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.25 0.032 1 sangat sakit
172 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.41 0.033 1 sangat sakit
173 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.97 0.041 2 sangat sakit
174 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.04 0.032 1 sangat sakit
175 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.37 0.043 2 sangat sakit
176 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.43 0.055 3 sakit
177 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.76 0.052 3 sakit
178 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.97 0.038 1 sangat sakit
179 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.78 0.048 2 sangat sakit
180 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.18 0.035 1 sangat sakit
181 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.45 0.064 4 sakit
182 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.86 0.034 1 sangat sakit
183 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.22 0.050 2 sangat sakit
184 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.56 0.055 3 sakit
185 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.66 0.069 4 sakit
186 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.71 0.037 1 sangat sakit
187 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.71 0.037 1 sangat sakit
188 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.32 0.036 1 sangat sakit
189 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.55 0.036 1 sangat sakit
190 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.71 0.037 1 sangat sakit
191 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.52 0.068 4 sakit
192 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.79 0.041 2 sangat sakit
193 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.45 0.068 4 sakit
194 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.78 0.061 4 sakit
195 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.29 0.058 3 sakit
196 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.63 0.064 4 sakit
197 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.54 0.036 1 sangat sakit
198 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.87 0.057 3 sakit
199 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.46 0.047 2 sangat sakit
200 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.33 0.032 1 sangat sakit
201 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.84 0.045 2 sangat sakit
202 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.88 0.049 2 sangat sakit
203 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.30 0.032 1 sangat sakit
204 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.10 0.049 2 sangat sakit
205 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.87 0.061 4 sakit
206 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.38 0.043 2 sangat sakit
207 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.85 0.048 2 sangat sakit
208 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.25 0.050 3 sakit
209 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.83 0.034 1 sangat sakit
210 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.32 0.059 3 sakit
211 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.04 0.035 1 sangat sakit
212 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.11 0.038 1 sangat sakit
213 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.87 0.057 3 sakit
214 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.66 0.037 1 sangat sakit
215 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.50 0.036 1 sangat sakit
216 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.01 0.035 1 sangat sakit
217 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.48 0.036 1 sangat sakit
218 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.94 0.034 1 sangat sakit
219 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.13 0.050 2 sangat sakit
220 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.22 0.032 1 sangat sakit
221 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.21 0.032 1 sangat sakit
222 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.96 0.061 4 sakit
223 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.49 0.040 1 sangat sakit
224 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.87 0.041 2 sangat sakit
225 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.87 0.045 2 sangat sakit
226 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.54 0.069 4 sakit
227 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.61 0.040 2 sangat sakit
228 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.17 0.058 3 sakit
229 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.76 0.065 4 sakit
230 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.20 0.046 2 sangat sakit
231 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 31.43 0.078 6 kurang sehat
232 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.41 0.063 4 sakit
233 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.69 0.034 2 sangat sakit
234 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 37.45 0.110 9 sangat sehat
235 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.21 0.035 1 sangat sakit
236 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.55 0.040 1 sangat sakit
237 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.56 0.036 1 sangat sakit
238 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.93 0.041 2 sangat sakit
239 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.72 0.065 4 sakit
240 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.09 0.042 2 sangat sakit
241 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.83 0.041 2 sangat sakit
242 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.22 0.032 1 sangat sakit
243 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.75 0.069 5 kurang sehat
244 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.56 0.055 3 sakit
245 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.45 0.068 4 sakit
246 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 30.37 0.072 5 kurang sehat
247 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.84 0.065 4 sakit
248 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.47 0.043 2 sangat sakit
249 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.54 0.051 3 sakit
250 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.62 0.033 1 sangat sakit
251 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.73 0.034 1 sangat sakit
252 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.44 0.063 4 sakit
253 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.46 0.036 1 sangat sakit
254 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.54 0.055 3 sakit
255 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.84 0.048 2 sangat sakit
256 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.57 0.040 1 sangat sakit
257 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.48 0.040 1 sangat sakit
258 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.76 0.052 3 sakit
259 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.18 0.035 1 sangat sakit
260 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.72 0.056 3 sakit
261 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.00 0.051 3 sakit
262 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.00 0.031 1 sangat sakit
263 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.92 0.034 1 sangat sakit
264 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.29 0.058 3 sakit
265 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.79 0.044 2 sangat sakit
266 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.96 0.034 1 sangat sakit
267 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.06 0.062 4 sakit
268 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.73 0.060 4 sakit
269 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.58 0.060 4 sakit
270 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.68 0.048 2 sangat sakit
271 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.62 0.064 4 sakit
272 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.33 0.068 4 sakit
273 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.93 0.057 3 sakit
274 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.33 0.032 1 sangat sakit
275 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 31.50 0.078 5 kurang sehat
276 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.13 0.038 1 sangat sakit
277 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.92 0.057 3 sakit
278 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.76 0.044 2 sangat sakit
279 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.50 0.036 1 sangat sakit
280 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.62 0.052 4 sakit
281 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 30.72 0.074 5 kurang sehat
282 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.93 0.061 4 sakit
283 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.83 0.052 3 sakit
284 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.82 0.061 4 sakit
285 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.01 0.057 3 sakit
286 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.62 0.069 4 sakit
287 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.40 0.055 3 sakit
288 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.83 0.041 2 sangat sakit
289 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.44 0.043 2 sangat sakit
290 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.89 0.034 1 sangat sakit
291 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.89 0.034 1 sangat sakit
292 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.57 0.064 4 sakit
293 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.72 0.069 4 sakit
294 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.81 0.061 4 sakit
295 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.96 0.041 2 sangat sakit
296 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.44 0.043 2 sangat sakit
297 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.45 0.040 1 sangat sakit
298 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.12 0.058 3 sakit
299 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.19 0.058 3 sakit
300 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.09 0.042 2 sangat sakit
301 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.47 0.033 1 sangat sakit
302 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.76 0.034 1 sangat sakit
303 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.68 0.034 1 sangat sakit
304 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.20 0.032 1 sangat sakit
305 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.03 0.032 1 sangat sakit
306 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.04 0.038 1 sangat sakit
307 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.09 0.042 2 sangat sakit
308 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.76 0.044 2 sangat sakit
309 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21.66 0.037 1 sangat sakit
310 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.30 0.032 1 sangat sakit
311 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.56 0.055 3 sakit
312 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.11 0.046 2 sangat sakit
313 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20.99 0.035 1 sangat sakit
314 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.81 0.052 3 sakit
315 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 36.81 0.106 9 sangat sehat
316 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 39.61 0.123 10 sangat sehat
317 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 38.16 0.114 9 sangat sehat
318 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.57 0.051 3 sakit
319 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.92 0.053 3 sakit
320 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 36.31 0.103 9 sangat sehat
321 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23.38 0.043 2 sangat sakit
322 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 31.43 0.078 5 kurang sehat
323 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.75 0.056 3 sakit
324 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.18 0.054 3 sakit
325 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.45 0.040 1 sangat sakit
326 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26.50 0.055 3 sakit
327 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 37.72 0.112 10 sangat sehat
328 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.94 0.066 4 sakit
329 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.65 0.069 4 sakit
330 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27.83 0.061 4 sakit
331 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.72 0.069 4 sakit
332 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.41 0.063 4 sakit
333 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.83 0.052 3 sakit
334 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25.73 0.052 3 sakit
335 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 29.74 0.069 4 sakit
336 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 28.82 0.065 4 sakit
337 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22.04 0.038 1 sangat sakit
338 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24.82 0.048 2 sangat sakit

Lampiran 2. Status Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) Berdasarkan Indikator
Tajuk
No Jenis Pohon VCR Skoring Status
1 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
2 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
3 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
4 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
5 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
6 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
7 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
8 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
9 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
10 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
11 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
12 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
13 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
14 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
15 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
16 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
17 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
18 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
19 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
20 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
21 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
22 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
23 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
24 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
25 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
26 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
27 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
28 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
29 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
30 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
31 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
32 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
33 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
34 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
35 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
36 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
37 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 Sakit
38 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
39 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 Sehat
40 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
41 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
42 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 Sehat
43 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
44 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
45 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
46 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
47 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
48 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
49 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
50 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
51 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
52 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
53 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
54 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
55 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
56 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
57 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
58 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
59 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
60 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
61 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
62 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
63 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
64 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
65 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
66 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
67 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
68 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
69 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
70 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1 1 sangat sakit
71 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
72 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
73 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
74 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
75 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
76 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
77 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
78 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
79 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
80 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
81 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
82 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
83 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
84 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
85 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
86 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
87 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
88 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
89 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
90 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
91 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
92 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
93 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
94 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
95 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
96 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
97 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
98 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
99 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
100 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
101 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
102 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
103 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
104 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
105 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
106 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sakit
107 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
108 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
109 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
110 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
111 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
112 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
113 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
114 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
115 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
116 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
117 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
118 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
119 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
120 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
121 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
122 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
123 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
124 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
125 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
126 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
127 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
128 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
129 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
130 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
131 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
132 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
133 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
134 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
135 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
136 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
137 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
138 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
139 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
140 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
141 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
142 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
143 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 10 sehat
144 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
145 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 5 sakit
146 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
147 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1 1 sangat sakit
148 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
149 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
150 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
151 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
152 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
153 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
154 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1 1 sangat sakit
155 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
156 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
157 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
158 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
159 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
160 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
161 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
162 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
163 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
164 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
165 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
166 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
167 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
168 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
169 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
170 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
171 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
172 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
173 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
174 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
175 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
176 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
177 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
178 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
179 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
180 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
181 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
182 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
183 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
184 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
185 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
186 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
187 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
188 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
189 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
190 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
191 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
192 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
193 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
194 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
195 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
196 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
197 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
198 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
199 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
200 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
201 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
202 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
203 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
204 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
205 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
206 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
207 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
208 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
209 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
210 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
211 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
212 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
213 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
214 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
215 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
216 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
217 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
218 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
219 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
220 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
221 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
222 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
223 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
224 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
225 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
226 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
227 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
228 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
229 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
230 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
231 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
232 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
233 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
234 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
235 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
236 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
237 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
238 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
239 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
240 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
241 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
242 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
243 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 8 sehat
244 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
245 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
246 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
247 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
248 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
249 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
250 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
251 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
252 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
253 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
254 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
255 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
256 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
257 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
258 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
259 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
260 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
261 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
262 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
263 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
264 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
265 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
266 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
267 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
268 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
269 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
270 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 10 sehat
271 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
272 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
273 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
274 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
275 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
276 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
277 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
278 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
279 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
280 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
281 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
282 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
283 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
284 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
285 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
286 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
287 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
288 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
289 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
290 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
291 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
292 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
293 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
294 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
295 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
296 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
297 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
298 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
299 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
300 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
301 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
302 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
303 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
304 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
305 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
306 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
307 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
308 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
309 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
310 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
311 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
312 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
313 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
314 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
315 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
316 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 8 sehat
317 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
318 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
319 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
320 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
321 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
322 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
323 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
324 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
325 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
326 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
327 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
328 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4 10 sehat
329 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2 5 sakit
330 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
331 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
332 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
333 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
334 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
335 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
336 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
337 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
338 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3 8 sehat
Lampiran 3. Status Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) Berdasarkan Indikator
Kerusakan
No Jenis Pohon Nik Skoring Status
1 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.72 10 sangat sehat
2 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
3 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.99 5 kurang sehat
4 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.84 7 sehat
5 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.60 8 sehat
6 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.50 5 kurang sehat
7 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.91 3 sakit
8 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.98 3 sakit
9 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
10 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
11 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.15 5 kurang sehat
12 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
13 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.52 5 kurang sehat
14 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.26 8 sehat
15 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.49 7 sehat
16 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.69 7 sehat
17 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.79 6 kurang sehat
18 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.46 5 kurang sehat
19 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
20 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.37 8 sehat
21 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.07 7 sehat
22 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.34 4 sakit
23 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
24 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.05 5 kurang sehat
25 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.24 3 sakit
26 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.28 5 kurang sehat
27 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
28 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
29 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
30 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
31 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.60 9 sangat sehat
32 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.40 7 sehat
33 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.28 6 kurang sehat
34 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
35 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.64 9 sangat sehat
36 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.24 6 kurang sehat
37 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
38 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.64 5 kurang sehat
39 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
40 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.29 5 kurang sehat
41 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
42 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.70 9 sangat sehat
43 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
44 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
45 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.58 6 kurang sehat
46 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.06 5 kurang sehat
47 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
48 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
49 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.25 3 sakit
50 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.99 4 sakit
51 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
52 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.30 5 kurang sehat
53 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.22 7 sehat
54 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.64 3 sakit
55 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.30 8 sehat
56 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.57 7 sehat
57 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.89 6 kurang sehat
58 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.57 7 sehat
59 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.18 6 kurang sehat
60 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.24 9 sangat sehat
61 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
62 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.31 5 kurang sehat
63 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
64 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
65 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.87 7 sehat
66 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
67 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.54 5 kurang sehat
68 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
69 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.37 7 sehat
70 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.11 4 sakit
71 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
72 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.61 6 kurang sehat
73 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
74 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
75 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.56 4 sakit
76 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.53 7 sehat
77 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.16 8 sehat
78 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.31 6 kurang sehat
79 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.93 3 sakit
80 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.30 3 sakit
81 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
82 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.46 7 sehat
83 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.82 6 kurang sehat
84 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
85 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.40 10 sangat sehat
86 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
87 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
88 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.90 9 sangat sehat
89 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.00 7 sehat
90 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
91 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
92 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.70 3 sakit
93 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.89 7 sehat
94 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
95 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.12 5 kurang sehat
96 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
97 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.60 9 sangat sehat
98 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
99 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.40 7 sehat
100 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.37 5 kurang sehat
101 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.06 8 sehat
102 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 10.80 1 sangat sakit
103 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.44 7 sehat
104 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
105 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.36 7 sehat
106 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
107 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9.32 2 sangat sakit
108 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.59 6 kurang sehat
109 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.20 5 kurang sehat
110 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.30 9 sangat sehat
111 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
112 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.06 4 sakit
113 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 10.03 1 sangat sakit
114 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.34 4 sakit
115 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
116 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.65 3 sakit
117 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.70 9 sangat sehat
118 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.28 6 sangat sehat
119 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
120 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.60 8 sehat
121 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.40 4 sakit
122 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.82 9 sangat sehat
123 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.29 5 kurang sehat
124 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.70 9 sangat sehat
125 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.19 7 sehat
126 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.70 3 sakit
127 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
128 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.24 5 kurang sehat
129 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.60 5 kurang sehat
130 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.39 8 sehat
131 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.56 10 sangat sehat
132 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
133 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
134 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9.63 2 sangat sakit
135 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
136 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.43 10 sangat sehat
137 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.70 4 sakit
138 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.69 6 kurang sehat
139 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.40 7 sehat
140 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.49 8 sehat
141 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.51 5 kurang sehat
142 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
143 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.42 4 sakit
144 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.58 6 kurang sehat
145 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.39 4 sakit
146 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
147 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.60 4 sakit
148 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
149 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.88 2 sangat sakit
150 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.54 9 sangat sehat
151 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 7 sehat
152 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
153 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
154 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.68 4 sakit
155 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.70 7 sehat
156 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
157 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
158 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.34 5 kurang sehat
159 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
160 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.70 9 sangat sehat
161 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
162 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.40 3 sakit
163 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.40 7 sehat
164 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
165 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
166 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.70 9 sangat sehat
167 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9.32 2 sangat sakit
168 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
169 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.34 4 sakit
170 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.60 9 sangat sehat
171 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
172 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
173 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.39 8 sehat
174 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
175 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.69 6 kurang sehat
176 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.60 9 sangat sehat
177 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.50 7 sehat
178 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.36 7 sehat
179 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.79 8 sehat
180 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9.40 2 sangat sakit
181 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
182 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
183 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.30 9 sangat sehat
184 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
185 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.49 7 sehat
186 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.69 6 kurang sehat
187 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.40 10 sangat sehat
188 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.96 4 sakit
189 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.58 5 kurang sehat
190 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.47 7 sehat
191 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.65 8 sehat
192 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.35 6 kurang sehat
193 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.39 3 sakit
194 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.94 7 sehat
195 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.88 9 sangat sehat
196 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
197 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.05 7 sehat
198 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.89 5 kurang sehat
199 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.68 4 sakit
200 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.18 6 kurang sehat
201 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.32 7 sehat
202 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.90 9 sangat sehat
203 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.38 6 kurang sehat
204 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.18 6 kurang sehat
205 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.48 6 kurang sehat
206 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.92 3 sakit
207 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.30 9 sangat sehat
208 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.18 6 kurang sehat
209 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.37 8 sehat
210 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
211 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
212 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
213 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.76 10 sangat sehat
214 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.90 7 sehat
215 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.49 7 sehat
216 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.09 5 kurang sehat
217 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.20 9 sangat sehat
218 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.42 4 sakit
219 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.25 6 kurang sehat
220 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.21 3 sakit
221 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.59 7 sehat
222 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
223 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
224 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
225 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.25 6 kurang sehat
226 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.59 7 sehat
227 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.47 7 sehat
228 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.55 6 kurang sehat
229 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.09 5 kurang sehat
230 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.00 9 sangat sehat
231 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.55 6 kurang sehat
232 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
233 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.43 3 sakit
234 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
235 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.04 4 sakit
236 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.64 3 sakit
237 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
238 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.39 4 sakit
239 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
240 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.14 5 kurang sehat
241 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
242 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
243 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.84 7 sehat
244 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
245 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.40 7 sehat
246 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.50 9 sangat sehat
247 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
248 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
249 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.24 6 kurang sehat
250 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.30 10 sangat sehat
251 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.23 5 kurang sehat
252 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
253 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.14 7 sehat
254 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.10 6 kurang sehat
255 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.72 5 kurang sehat
256 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.29 7 sehat
257 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.00 5 kurang sehat
258 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.86 2 sangat sakit
259 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.39 4 sakit
260 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.04 6 kurang sehat
261 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.22 7 sehat
262 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.78 7 sehat
263 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.33 5 kurang sehat
264 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.20 5 kurang sehat
265 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.24 6 kurang sehat
266 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.80 7 sehat
267 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
268 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
269 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.30 8 sehat
270 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.12 8 sehat
271 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.93 6 kurang sehat
272 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.49 7 sehat
273 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.50 7 sehat
274 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.23 5 kurang sehat
275 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.88 5 kurang sehat
276 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.79 5 kurang sehat
277 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.47 7 sehat
278 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
279 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
280 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
281 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.39 4 sakit
282 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.74 7 sehat
283 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.60 6 kurang sehat
284 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.50 7 sehat
285 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.20 5 kurang sehat
286 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.79 8 sehat
287 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.20 10 sangat sehat
288 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.11 5 kurang sehat
289 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
290 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.43 7 sehat
291 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.40 7 sehat
292 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.79 8 sehat
293 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9.21 2 sangat sakit
294 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.98 5 kurang sehat
295 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.22 3 sakit
296 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.20 5 kurang sehat
297 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.44 7 sehat
298 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.86 5 kurang sehat
299 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.30 8 sehat
300 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.98 8 sehat
301 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.18 6 kurang sehat
302 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.64 9 sangat sehat
303 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.28 6 kurang sehat
304 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.28 6 kurang sehat
305 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.64 9 sangat sehat
306 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
307 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9.66 2 sangat sakit
308 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.26 3 sakit
309 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
310 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.18 6 kurang sehat
311 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.54 9 sangat sehat
312 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.60 9 sangat sehat
313 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6.60 5 kurang sehat
314 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.50 7 sehat
315 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
316 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
317 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.30 9 sangat sehat
318 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.09 7 sehat
319 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.42 4 sakit
320 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.74 8 sehat
321 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.24 6 kurang sehat
322 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.29 9 sangat sehat
323 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.42 4 sakit
324 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.64 9 sangat sehat
325 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.12 8 sehat
326 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
327 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8.87 2 sangat sakit
328 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
329 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.50 10 sangat sehat
330 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
331 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.20 7 sehat
332 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 3.79 8 sehat
333 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 4.08 7 sehat
334 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7.84 4 sakit
335 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 1.10 10 sangat sehat
336 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
337 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 5.93 5 kurang sehat
338 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 2.99 9 sangat sehat
Lampiran 4. Status Kesehatan Pohon Tanjung (Mimusops elengi Linn) di Kampus Universitas
Sumatera Utara

No Jenis pohon Skoring Status kesehatan Lokasi


1 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat TI
2 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat TI
3 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat TI
4 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat TI
5 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat TI
6 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat TI
7 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat TI
8 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat TI
9 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat TI
10 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat TI
11 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat FIB
12 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat FIB
13 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat FIB
14 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat FIB
15 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat FIB
16 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat FIB
17 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat FIB
18 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat FIB
19 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat FIB
20 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat FIB
21 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat FIB
22 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat FIB
23 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat FIB
24 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat FIB
25 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat FIB
26 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Kedokteran
27 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Kedokteran
28 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Kedokteran
29 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Kedokteran
30 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 1 USU
31 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 1 USU
32 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 1 USU
33 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 1 USU
34 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 1 USU
35 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 1 USU
36 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 1 USU
37 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 1 USU
38 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
39 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Polmed
40 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
41 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Polmed
42 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
43 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
44 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
45 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
46 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Polmed
47 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Polmed
48 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
49 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Polmed
50 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
51 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Polmed
52 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
53 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
54 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Polmed
55 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
56 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Polmed
57 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
58 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
59 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
60 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Polmed
61 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
62 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
63 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
64 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Polmed
65 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
66 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Polmed
67 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Polmed
68 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
69 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Polmed
70 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 7 Kurang sehat Polmed
71 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Kurang sehat Polmed
72 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Sehat Polmed
73 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Polmed
74 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
75 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Polmed
76 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
77 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
78 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Polmed
79 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Polmed
80 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 12 Kurang sehat Polmed
81 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Polmed
82 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Polmed
83 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Polmed
84 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
85 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Polmed
86 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Polmed
87 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Polmed
88 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Polmed
89 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Polmed
90 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Polmed
91 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Polmed
92 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Polmed
93 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Polmed
94 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
95 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
96 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
97 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
98 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
99 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
100 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
101 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
102 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 3 USU
103 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
104 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
105 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
106 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24 Sehat Pintu 3 USU
107 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 11 Kurang sehat Pintu 3 USU
108 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
109 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
110 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
111 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Pintu 3 USU
112 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
113 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 12 Kurang sehat Pintu 3 USU
114 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
115 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
116 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
117 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
118 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
119 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
120 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
121 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
122 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
123 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
124 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24 Sehat Pintu 3 USU
125 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
126 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
127 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 12 Kurang sehat Pintu 3 USU
128 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 3 USU
129 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
130 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
131 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
132 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
133 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
134 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 3 USU
135 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25 Sehat Pintu 3 USU
136 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24 Sehat Pintu 3 USU
137 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
138 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
139 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
140 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
141 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
142 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Pintu 3 USU
143 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
144 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
145 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
146 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
147 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 8 Kurang sehat Pintu 3 USU
148 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Pintu 3 USU
149 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
150 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
151 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24 Sehat Pintu 3 USU
152 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
153 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
154 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 6 Tidak sehat Pintu 3 USU
155 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
156 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
157 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
158 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
159 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
160 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
161 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
162 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
163 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
164 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
165 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
166 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
167 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
168 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
169 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
170 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
171 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
172 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
173 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
174 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
175 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
176 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
177 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
178 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
179 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
180 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 11 Kurang sehat Pintu 3 USU
181 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
182 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
183 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
184 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Pintu 3 USU
185 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
186 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
187 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
188 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
189 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
190 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
191 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 3 USU
192 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
193 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
194 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
195 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
196 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
197 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
198 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
199 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
200 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
201 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
202 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
203 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
204 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
205 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
206 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
207 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
208 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
209 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
210 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
211 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
212 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
213 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Pintu 3 USU
214 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
215 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
216 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
217 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 3 USU
218 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
219 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
220 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 3 USU
221 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
222 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
223 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 3 USU
224 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
225 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 3 USU
226 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
227 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
228 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
229 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 3 USU
230 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
231 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 3 USU
232 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 3 USU
233 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 3 USU
234 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25 Sangat sehat Pintu 3 USU
235 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 3 USU
236 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 9 Kurang sehat Pintu 3 USU
237 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 3 USU
238 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 11 Kurang sehat Pintu 3 USU
239 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 2 USU
240 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
241 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 2 USU
242 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 2 USU
243 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
244 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 2 USU
245 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 2 USU
246 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 2 USU
247 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
248 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
249 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
250 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
251 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 2 USU
252 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 2 USU
253 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
254 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
255 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
256 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
257 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
258 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 2 USU
259 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat Pintu 2 USU
260 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
261 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 2 USU
262 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Sedang Pintu 2 USU
263 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 2 USU
264 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
265 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
266 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
267 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 2 USU
268 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 23 Sehat Pintu 2 USU
269 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
270 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
271 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 2 USU
272 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 2 USU
273 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
274 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
275 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 2 USU
276 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 2 USU
277 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 2 USU
278 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat Pintu 2 USU
279 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 2 USU
280 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 2 USU
281 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
282 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 2 USU
283 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat Pintu 2 USU
284 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Pintu 2 USU
285 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
286 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
287 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat Pintu 2 USU
288 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Pintu 2 USU
289 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Pintu 2 USU
290 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
291 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Pintu 2 USU
292 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Pintu 2 USU
293 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Pintu 2 USU
294 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat F. Tehnik
295 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat F. Tehnik
296 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. Tehnik
297 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat F. Tehnik
298 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat F. Tehnik
299 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat F. Tehnik
300 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat F. Tehnik
301 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. Tehnik
302 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. Tehnik
303 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. MIPA
304 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. MIPA
305 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat F. MIPA
306 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat F. MIPA
307 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 12 Kurang sehat F. MIPA
308 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 13 Kurang sehat F. MIPA
309 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat F. MIPA
310 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 12 Kurang sehat Perpustakaan
311 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat Perpustakaan
312 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat Perpustakaan
313 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat Perpustakaan
314 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Perpustakaan
315 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26 Sangat sehat Perpustakaan
316 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 27 Sangat sehat Perpustakaan
317 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 26 Sangat sehat Perpustakaan
318 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat Perpustakaan
319 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat Perpustakaan
320 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 25 Sangat sehat Perpustakaan
321 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 16 Kurang sehat Perpustakaan
322 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat F. Hukum
323 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. Hukum
324 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat F. Hukum
325 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 17 Kurang sehat F. Hukum
326 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat F. Hukum
327 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat F. Hukum
328 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 24 Sehat F. Hukum
329 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat F. Hukum
330 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat F. Pertanian
331 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat F. Pertanian
332 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 20 Sehat F. Pertanian
333 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 18 Kurang sehat F. Pertanian
334 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 15 Kurang sehat F. Pertanian
335 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 22 Sehat F. Pertanian
336 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 21 Sehat F. Pertanian
337 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 14 Kurang sehat F. Pertanian
338 Tanjung (Mimusops elengi Linn) 19 Sehat F. Pertanian

Anda mungkin juga menyukai