Anda di halaman 1dari 10

Jurnal PKM: Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 01 No.

02, Mei-Agustus 2018


p-ISSN 2614-574X, e-ISSN 2615-4749 hal. 112-121

IMPLEMENTASI APLIKASI WINGEOM


UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SMP

Ek Ajeng Rahmi Pinahayu 1), Risma Nurul Auliya2), Luh Putu Widya Adnyani3)
1)
Program Studi Informatika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI
ekajeng_rahmipinahayu@yahoo.com,rismauliya@gmail.com, widya_nesia@yahoo.com

Abstrak

Guru masih belum maksimal dalam memanfaatkan media pendukung untuk membuat bahan ajar
di sekolah, terutama yang berkaitan dengan materi bangun ruang. Salah satu software yang dapat
digunakan oleh guru adalah Wingeom. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini ialah untuk
membantu guru dalam membuat bahan ajar terutama yang berkaitan dengan materi bangun ruang,
sehingga pembelajaran lebih menarik dan membantu siswa memahami bentuk secara visual.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di SMP N 24 Jakarta dan SMP N 23 Jakarta.
Metode pelaksanaan ialah dengan observasi langsung, wawancara serta presentasi saat kegiatan
berlangsung. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini di antaranya: (1) kemampuan guru
dalam mengoperasikan aplikasi Wingeom, (2) guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran yang diampu, dan (3) mengembangkan kemampuan guru dalam
pembuatan bahan ajar di sekolah.

Kata kunci: Wingeom, Bahan Ajar, Bangun Ruang

Abstract

Teachers are still not maximized in utilizing supporting media (ex: software) to create teaching
materials in schools, especially those related to geometry. One of the software that can be used
by teachers is Wingeom. The purpose of this community service activity is to help teachers make
teaching materials, especially related to the geometry, so the learning process can be more
interesting and to help students develop the spatial ability in geometry. Community service
activities are conducted at SMP N 24 Jakarta and SMP N 23 Jakarta. Method of implementation
is by direct observation, interviews and presentations during the event. The results of the
community service activities are: (1) teachers’ teaching skills to operate Wingeom applications,
(2) teachers can use information and communication technology in teaching and learning
process, and (3) develop teachers’ teaching skills to make teaching materials.

Keywords: Wingeom, Teaching Materials, Geometry

PENDAHULUAN mendasar bagi setiap individu. Oleh


karena itu, pembaharuan pendidikan
Pendidikan memiliki peran yang harus selalu dilakukan untuk meningkat-
penting dalam menciptakan masyarakat kan kualitas pendidikan.
yang cerdas, damai, terbuka, dan Pendidikan yang berkualitas akan
demokratis. Pendidikan dari segi mampu menciptakan sumber daya
kehidupan dirasakan sangat penting bagi manusia yang handal dan ber-
perkembangan hidup manusia. Pendidi- kompetensi. Sumber Daya Manusia
kan sudah merupakan kebutuhan yang (SDM) yang handal dan berkompetensi

112
Implementasi Aplikasi…(Ek Ajeng Rahmi Pinahayu, Risma Nurul Auliya, Luh Putu Widya Adnyani) | 113

akan mampu mengembangkan potensi- seperti pendekatan pembelajaran yang


potensi yang dimiliki untuk suatu akan guru gunakan dapat guru tentukan
perkembangan dan kemajuan bangsa. sendiri.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh Bahan ajar yang digunakan dalam
untuk membangun SDM yang handal proses pembelajaran apabila dikembang-
dan berkompetensi adalah dengan kan sesuai kebutuhan guru dan siswa
adanya penyelenggaraan pendidikan serta dimanfaatkan secara benar akan
formal, baik di sekolah maupun merupakan salah satu faktor penting
masyarakat. Sekolah sebagai salah satu yang dapat meningkatkan mutu pem-
lembaga yang menyelenggarakan belajaran. Dengan adanya bahan ajar
pendidikan formal memiliki peranan maka peran guru dan siswa dalam proses
yang sangat penting dalam mewujudkan pembelajaran bergeser. Semula guru
tujuan pendidikan nasional yaitu melalui dipersepsikan sebagai satu-satunya
proses belajar mengajar. sumber informasi di kelas, sementara
Pembelajaran adalah proses siswa diposisikan sebagai penerima
penyusunan informasi dan penataan informasi yang pasif dari gurunya.
lingkungan dalam proses penemuan ilmu Dengan memanfaatkan bahan ajar yang
pengetahuan. Pengertian lingkungan telah dirancang sesuai kebutuhan
tidak hanya berarti tempat belajar, tetapi pembelajaran, siswa diarahkan untuk
juga termasuk di dalamnya adalah menjadi pembelajar yang aktif karena
metode, media, dan instrumen yang mereka dapat membaca atau
dibutuhkan untuk menyampaikan mempelajari materi yang ada dalam
informasi dan membimbing siswa bahan ajar dahulu sebelum mengikuti
belajar. Informasi yang akan disampai- pembelajaran di kelas.
kan dan lingkungan yang akan ditata Pendidikan merupakan usaha
bersifat fleksibel, tergantung pada tujuan sadar untuk menumbuhkembangkan
pembelajaran yang ingin dicapai. potensi sumber daya manusia yang
Bahan ajar adalah bahan atau berkualitas, yang mampu menguasai dan
materi pelajaran yang disusun sistematis, mengembangkan IPTEK. Teknologi
yang digunakan guru dan siswa dalam selain sebagai tujuan, tetapi juga dapat
proses pembelajaran (Pannen, 1995). digunakan sebagai alat dalam pem-
Bahan ajar sebagai media dan metode belajaran. Dengan demikian, teknologi
pembelajaran yang sangat besar, artinya berperan dalam dua sisi, yakni sebagai
di dalam menambah dan meningkatkan dampak dari penguasaan ilmu pe-
efektivitas pembelajaran. Bermanfaat ngetahuan yang mengembangkan
tidaknya suatu bahan ajar dalam proses teknologi, juga sebagai alat dalam
pembelajaran sangat tergantung pada penguasaan ilmu pengetahuan (Dahlan,
kemampuan guru di dalam me- 2011). Komputer telah banyak berperan
ngembangkan dan memanfaatkan. Oleh dalam memunculkan teknologi-
karena itu, langkah-langkah pe- teknologi baru dalam berbagai bidang
ngembangan bahan ajar perlu guru kehidupan. Begitu juga dalam pendidi-
kuasai. Sebagai guru dan sekaligus kan, selain sebagai hasil pendidikan,
pengembang bahan ajar, guru komputer telah menjadi alat baik dalam
merupakan orang yang paling memanage pendidikan maupun
bertanggung jawab dalam pengaturan digunakan sebagai sumber belajar dan
penyampaian informasi dan penataan media pembelajaran (Dahlan, 2011).
lingkungan dalam proses penguasaan Kehadiran media dalam pem-
ilmu pengetahuan siswa. Dalam hal ini, belajaran memiliki arti yang cukup
114 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat | Vol. 01 No. 02 | Mei-Agustus 2018 | 1 - 10

penting, karena dalam kegiatan dan proses belajar yang dilalui siswa.
tersebut ketidakjelasan materi yang Daripada meminta siswa mempelajari
disampaikan dapat dibantu dengan geometri pada tingkat 4 (deduksi formal)
menghadirkan media sebagai perantara. seperti pada kebanyakan buku teks yang
Kerumitan materi yang akan disampai- ada, akan lebih baik membawa siswa
kan kepada anak didik dapat di- melalui tiga tingkat pertama. Hal ini
sederhanakan dengan bantuan media. sesuai dengan tujuan utama software
Selain itu, media dapat mewakili apa pembelajaran dinamis, yaitu memberi-
yang kurang mampu diucapkan seorang kan pada siswa suatu proses penemuan
guru melalui kata-kata atau kalimat sebagai mana teori dalam matematika
tertentu, bahkan materi yang abstrak biasanya ditemukan, membuat dugaan-
dapat dikonkretkan melalui media dugaan sebelum mencoba suatu bukti
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan (Lestari, 2009).
Zain, dalam Lestari, 2009). Oleh karena Dengan kata lain, melalui
itu, kehadiran media memiliki peran media pembelajaran yang dinamis,
yang penting dalam proses pembelajar- siswa akan diberdayakan untuk meng-
an matematika yang objek kajiannya hasilkan gambar-gambar dan
bersifat abstrak, terutama dalam pem- konstruksi geometri yang akurat,
belajaran geometri. memanipulasi figur-figur, mengamati
Geometri merupakan bagian yang pola-pola (dengan visualisasi), me-
tak terpisahkan dalam pembelajaran ngembangkan dugaan-dugaan dan bukti-
matematika. Namun dalam beberapa bukti informal, serta menenukan contoh
tahun terakhir, geometri formal penyangkal. Hal ini pada gilirannya akan
kurang begitu berkembang. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapat-
terutama disebabkan oleh tiga hal, kan pemahaman dan keyakinan
yaitu kesulitan dalam membentuk sebelum mereka mencoba suatu bukti
konstruksi nyata yang diperlukan formal (Lestari, 2009).
secara akurat, adanya anggapan bahwa Penggunaan software komputer
untuk melukis bangun geometri untuk kegiatan pembelajaran sangat
memerlukan waktu yang lama, dan tidak terbatas. Salah satu software
kebanyakan siswa mengalami kesulit- yang dapat digunakan sebagai media
an dalam pembuktian konsep dasar pembelajaran yang dinamis adalah
geometri Euclid, dan mempelajari Wingeom. Pembelajaran dengan
pembuktian tersebut tidak bermanfaat. Wingeom dapat membantu siswa mem-
Sementara itu, melukis memainkan visualisasikan bentuk geometri dua
peranan yang penting dalam pembelajar- dimensi dan tiga dimensi yang abstrak
an geometri di sekolah karena lukisan menjadi lebih konkret, sehingga dapat
geometri menghubungkan antara ruang menunjang keberhasilan pembelajaran
fisik dan teori (Lestari, 2009). matematika di sekolah.
Menurut Van Hiele, semua anak Dari observasi yang telah
mempelajari geometri melalui setiap dilakukan oleh tim pengabdian
tingkat dengan urutan yang sama, tetapi masyarakat, diketahui bahwa guru-guru
siswa mulai memasuki suatu tingkat pada SMP N 24 Jakarta dan SMP N 223
yang baru waktunya tidak selalu sama Jakarta masih belum memanfaatkan
antara siswa yang satu dengan yang media pendukung untuk membuat bahan
lain. Proses perkembangan dari tingkat ajar di sekolah. Terutama pada materi
yang satu ke tingkat berikutnya lebih yang berkaitan dengan bangun ruang,
bergantung pada pengajaran dari guru guru masih kesulitan dalam hal
Implementasi Aplikasi…(Ek Ajeng Rahmi Pinahayu, Risma Nurul Auliya, Luh Putu Widya Adnyani) | 115

menggambar bangun ruang ke dalam Observasi Langsung dan Wawancara


bahan ajar yang akan diberikan kepada Observasi langsung dan
siswa, sehingga kurang dapat membantu wawancara yakni pengabdi langsung
siswa memahami bentuk secara visual. datang ke lokasi pengabdian untuk
Dikarenakan seiring pesatnya per- memperoleh data. Hal ini kami lakukan
kembangan teknologi dan informasi, pada saat menjelang maupun saat
hendaknya guru mampu meningkatkan kegiatan berlangsung. Observasi dan
daya kreativitas dan inovasi dalam wawancara berguna untuk mengetahui
pembelajaran dengan memanfaatkan kondisi pembelajaran di SMP Negeri 24
Teknologi yang ada. Jakarta dan SMP Negeri 223 Jakarta,
Dari penjelasan di atas didapat serta menentukan solusi yang akan
tujuan kegiatan ini adalah sebagai ditawarkan untuk memecahkan masalah
berikut: (1) Untuk membantu guru dalam yang ada. Observasi sangat penting
pembuatan bahan ajar yang menarik dan untuk mewujudkan kesuksesan kegiatan
mempermudah siswa dalam memahami pengabdian masyarakat itu sendiri.
materi pelajaran yang diberikan. (2)
Untuk mempermudah guru dalam Presentasi dan Tanya Jawab
membuat bahan ajar terutama yang Pelaksanaan pelatihan kepada guru
berkaitan dengan materi bangun ruang, di sekolah dilakukan dengan meng-
sehingga membantu siswa memahami gunakan cara presentasi yang dilakukan
bentuk secara visual. (3) Untuk oleh nara sumber, yang selanjutnya
meningkatkan kualitas sekolah dengan disertai dengan tanya jawab. Tim
pengembangan bahan ajar melalui Abdimas juga memberikan modul
aplikasi Wingeom. aplikasi Wingeom sebagai penunjang
Solusi yang ditawarkan oleh tim kegiatan. Setelah presentasi dan tanya
dosen dalam melakukan pengabdian jawab kemudian dilakukan simulasi.
masyarakat ini adalah dengan cara Prosedur yang dilakukan tim
memberikan pelatihan aplikasi Wingeom abdimas dalam melakukan pelatihan
kepada guru-guru Matematika dan IPA bagi guru di SMP Negeri 24 Jakarta dan
di SMP N 2 Jakarta dan SMP N 223 SMP Negeri 223 Jakarta ialah:
Jakarta untuk membantu guru dalam 1. Menyiapkan program dan materi
proses pembelajaran terutama dalam berupa modul untuk pelatihan.
pembuatan bahan ajar. Adanya pelatihan 2. Menyiapkan desain pelatihan bagi
ini diharapkan dapat meningkatkan guru.
kemampuan tenaga pengajar dalam 3. Menyiapkan sarana untuk pelatihan.
mengembangkan bahan ajar di sekolah. 4. Evaluasi dan analisis hasil kegiatan
pelatihan.
METODE PELAKSANAAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
ini dilaksanakan di SMP Negeri 24 Bahan Ajar
Jakarta dan SMP Negeri 223 Jakarta Bahan ajar adalah seperangkat
pada bulan Maret sampai Agustus 2017. sarana atau alat pembelajaran yang
Metode yang dilakukan dalam kegiatan berisikan materi pembelajaran, metode,
ini adalah melalui beberapa tahap: batasan-batasan dan cara mengevaluasi
yang didesain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan, yaitu mencapai
116 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat | Vol. 01 No. 02 | Mei-Agustus 2018 | 1 - 10

kompetensi atau subkompetensi dengan Pertama, self instructional yaitu


segala kompleksiasnya (Widodo dan bahan ajar dapat membuat siswa mampu
Jasmadi dalam Lestari, 2013: 1). membelajarkan diri sendiri dengan
Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar yang dikembangkan. Untuk
bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis memenuhi karakter self instructional,
dengan kaidah instruksional karena akan maka di dalam bahan ajar harus terdapat
digunakan oleh guru untuk membantu tujuan yang dirumuskan dengan jelas,
dan menunjang proses pembelajaran. baik tujuan akhir maupun tujuan antara.
Bahan atau materi pembelajaran pada Selain itu, dengan bahan ajar akan
dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, memudahkan siswa belajar secara tuntas
yakni berupa mata pelajaran atau bidang dengan memberikan materi pembelajar-
studi dengan topik/subtopik dan an yang dikemas ke dalam unit-unit atau
rinciannya (Ruhimat, 2011: 152). kegiatan yang lebih spesifik.
Melihat penjelasan di atas, dapat Kedua, self contained yaitu
kita ketahui bahwa peran seorang guru seluruh materi pelajaran dari satu unit
dalam merancang ataupun menyusun kompetensi atau subkompetensi yang
bahan ajar sangatlah menentukan ke- dipelajari terdapat di dalam satu bahan
berhasilan proses belajar dan pem- ajar secara utuh. Jadi, sebuah bahan ajar
belajaran melalui sebuah bahan ajar. haruslah memuat seluruh bagian-
Bahan ajar juga diartikan sebagai segala bagiannya dalam satu buku secara utuh
bentuk bahan yang disusun secara untuk memudahkan pembaca mem-
sistematis yang memungkinkan siswa pelajari bahan ajar tersebut.
dapat belajar secara mandiri dan di- Ketiga, stand alone (berdiri
rancang sesuai kurikulum yang berlaku. sendiri) yaitu bahan ajar yang
Dengan adanya bahan ajar, guru akan dikembangkan tidak bergantung pada
lebih runtut dalam mengajarkan materi bahan ajar lain atau tidak harus diguna-
kepada siswa dan tercapai semua kan bersama-sama dengan bahan ajar
kompetensi yang telah ditentukan lain. Artinya sebuah bahan ajar dapat
sebelumnya. digunakan sendiri tanpa bergantung
Ada beragam bentuk buku, baik dengan bahan ajar lain.
yang digunakan untuk sekolah maupun Keempat, adaptive yaitu bahan
perguruan tinggi, contohnya buku ajar hendaknya memiliki daya adaptif
referensi, modul ajar, buku praktikum, yang tinggi terhadap perkembangan ilmu
bahan ajar, dan buku teks pelajaran. dan teknologi. Bahan ajar harus memuat
Jenis-jenis buku tersebut tentunya materi-materi yang sekiranya dapat
digunakan untuk mempermudah siswa menambah pengetahuan pembaca terkait
untuk memahami materi ajar yang ada di perkembangan zaman atau lebih
dalamnya. khususnya perkembangan ilmu dan
Sesuai dengan penulisan modul teknologi.
yang dikeluarkan oleh Direktorat Guru Kelima, user friendly yaitu setiap
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal instruksi dan paparan informasi yang
Pendidikan Dasar dan Menengah tampil bersifat membantu dan ber-
Departemen Pendidikan Nasional Tahun sahabat dengan pemakainya, termasuk
2003, bahan ajar memiliki beberapa kemudahan pemakai dalam merespon
karakteristik yaitu self instructional, self dan mengakses sesuai dengan keinginan.
contained, stand alone, adaptive, dan Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk
user friendly (Widodo dan Jasmadi memudahkan pembaca untuk mendapay
dalam Lestari, 2013: 2). informasi dengan sejelas-jelasnya.
Implementasi Aplikasi…(Ek Ajeng Rahmi Pinahayu, Risma Nurul Auliya, Luh Putu Widya Adnyani) | 117

Beberapa hal yang harus diperhati- terbantu dengan adanya kehadiran bahan
kan dalam pembuatan bahan ajar yang ajar, karena dapat dipelajari sesuai
mampu membuat siswa untuk belajar dengan kemampuan yang dimiliki
mandiri dan memperoleh ketuntasan sekaligus sebagai alat evaluasi pe-
dalam proses pembelajaran sebagai nguasaan hasil belajar karena setiap hasil
berikut. belajar dalam bahan ajar akan selalu
1. Memberikan contoh-contoh dan dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna
ilustrasi yang menarik dalam rangka mengukur penguasaan kompetensi.
mendukung pemaparan materi
pelajaran. Program Wingeom
2. Memberikan kemungkinan bagi Program Wingeom (Window
siswa untuk memberikan umpan Geometry) merupakan salah satu
balik atau mengukur penguasaannya perangkat lunak komputer matematika
terhadap materi yang diberikan dinamik (dynamic mathematic software)
dengan memberikan soal-soal untuk topik geometri. Wingeom me-
latihan, tugas dan sejenisnya. rupakan salah satu bagian software gratis
3. Kontekstual, yaitu materi yang yang disebut Peanut Software. Software
disajikan terkait dengan suasana atau Wingeom diciptakan oleh Dr. Richard
konteks tugas dan lingkungan siswa. Parris, pengajar di Akademi Phillips
4. Bahasa yang digunakan cukup Exeter, New Hampsire.
sederhana karena siswa hanya Software Peanut (akronim yang
berhadapan dengan bahan ajar ketika dibentuk dari huruf pertama Phillips
belajar secara mandiri. Exeter Academy) mulai diteliti sekitar
Bahan ajar memiliki beragam tahun 1985. Program ini pada awalnya
jenis, ada yang cetak maupun noncetak. menggunakan bahasa pemrograman
Bahan ajar cetak yang sering dijumpai PASCAL, tetapi pada versi terakhir telah
antara lain berupa handut, buku, modul, menggunakan C++. Program geometri
brosur, dan lembar kerja siswa. pertama dinamakan GEOM. Gagasan
Secara garis besar, fungsi bahan untuk membuat program mengenai
ajar guru adalah untuk membantu geometri berasal dari Dick Brown, yang
mengarahkan semua aktivitasnya dalam sebelumnya melihat Geometric
proses pembelajaran sekaligus merupa- Supposer untuk Apple II yang diciptakan
kan substansi kompetensi yang seharus- oleh Judah Schwartz. Setelah mencipta-
nya diajarkan kepada siswa. Fungsi kan software menurut versinya sendiri,
bahan ajar bagi siswa untuk menjadi Dr. Parris menemui Judah Schwartz di
pedoman dalam proses pembelajaran konferensi musim panas Anja S. Greer
dan merupakan substansi kompetensi yang diadakan di Exeter, dan dia
yang seharusnya dipelajari. mendapatkan ide untuk menyempurna-
Bahan ajar juga berfungsi sebagai kan software ciptaannya, dan akhirnya
alat evaluasi pencapaian hasil pem- menjadi Wingeom (Talmadge, 2002).
belajaran. Bahan ajar yang baik Software ini bersifat open
sekurang-kurangnya mencakup petunjuk source, artinya dapat digunakan secara
belajar, kompetensi yang akan dicapai, gratis dan tampilannya dapat disesuai-
isi pelajaran, informasi pendukung, kan dengan yang kita inginkan.
latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi Software ini juga memiliki besar file
dan respon terhadap hasil evaluasi. yang tidak sampai lebih dari satu
Karakteristik siswa yang berbeda megabyte, serta kompatibel dengan
berbagai latar belakangnya akan sangat semua jenis Window mulai dari
118 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat | Vol. 01 No. 02 | Mei-Agustus 2018 | 1 - 10

Window 95 sampai dengan Window 7 8. RGB demo, membuka program


(Rudhito, 2008). Software ini dapat Wingeom untuk simulasi pen-
diunduh melalui situs campuran warna RGB.
http://www.math.exeter.edu/rparris 9. Open last, membuka file yang
(Talmadge, 2002). terakhir dibuka saat program
Secara umum terdapat dua versi dijalankan kembali.
Wingeom, yaitu yang dijalankan 10. Use default, mengembalikan
dengan Window 3.1 (versi compile tampilan ke settingan awal.
terakhir: 2 Agustus 2001) dan 11. Exit, keluar dari program
dijalankan dengan Windows Wingeom.
95/98/ME/2K/Vista (versi compile Menu Help terdiri dari submenu
terakhir: 4 April 2008). Program ini help, tips, dan about. Submenu help
memuat program Wingeom 2-dim untuk berisi tentang keterangan pengguna-
geometri dimensi dua dan Wingeom3- an program secara umum, submenu
dim untuk geometri dimensi tiga dalam tips menampilkan tip-tip dalam men-
jendela yang terpisah (Rudhito, 2008). jalankan program Wingeom, sedangkan
submenu about berisi tentang informasi
Tampilan Layar Wingeom identitas dan sumber program Wingeom.
Tampilan layar program Wingeom Berikut disajikan beberapa
cukup sederhana, seperti tampak pada contoh penerapan aplikasi Wingeom.
Gambar 1 di bawah ini. Seperti yang
Anda lihat pada Gambar 1.
Layar utama Wingeom memuat
dua menu utama, yaitu Window dan
Help. Menu Window memuat beberapa
submenu, yaitu:
1. 2-dim, membuka program
Wingeom untuk geometri dimensi
dua.
2. 3-dim, membuka program Wingeom
untuk geometri dimensi tiga.
3. Hyperbolic, membuka program
Wingeom untuk geometri hiperbolik. Gambar 1. Tampilan Jendela Wingeom
4. Spherical, membuka program
Wingeom untuk geometri bola.
5. Voronoi, membuka program
Wingeom untuk diagram voronai.
6. Guess, membuka program
Wingeom untuk memprediksi
macam-macam transformasi yang
mungkin dengan menggunakan dua
buah segitiga.
7. Tesselation, membuka program
Wingeom untuk menampilkan
macam-macam pengubinan dari
Gambar 2. Menggambar Kubus
bangun-bangun geometri dimensi
dua.
Implementasi Aplikasi…(Ek Ajeng Rahmi Pinahayu, Risma Nurul Auliya, Luh Putu Widya Adnyani) | 119

Gambar 3. Menggambar Garis Diagonal


Bidang dan Bidang Diagonal
Gambar 5. Menggambar Irisan pada Kubus

Gambar 4. Menggambar Titik Tembus


Diagonal Ruang dan Bidang Diagonal pada
Kubus Gambar 6. Menyusun Animasi Jaring-jaring
Kubus

Pembahasan Hasil Kegiatan


Tim pelaksana program pelatihan
aplikasi Wingeom ini dilakukan oleh 3
orang dari Universitas Indraprasta PGRI.
Lokasi pelatihan dilaksanakan di ruang
kelas SMP N 24 Jakarta dan SMP N 223
Jakarta. Dipilihnya kedua mitra
pengabdian masyarakat tersebut atas
dasar beberapa pertimbangan setelah tim
pengabdian masyarakat melakukan
Gambar 2. Menggambar Kubus
observasi di kedua sekolah tersebut.
Salah satu alasan ialah guru masih
mengalami kesulitan dalam membuat
bahan ajar mengenai materi yang
berkaitan dengan bangun ruang
dikarenakan kurangnya media pen-
dukung yang dimiliki guru. Kemampuan
guru dalam menggunakan Teknologi
Informasi akan sangat berdampak
120 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat | Vol. 01 No. 02 | Mei-Agustus 2018 | 1 - 10

terhadap pengembangan bahan ajar yang


ada di sekolah tersebut.
Terkait kegiatan pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh tim
abdimas, kedua mitra (SMP Negeri 24
Jakarta dan SMP Negeri 223 Jakarta)
menyambut baik dan mengapresiasi
sangat positif dengan adanya kegiatan
tersebut. Beberapa bentuk dukungan
yang diberikan oleh mitra di antaranya:
1. Mendata dan menginformasikan
kepada guru-guru yang akan Gambar 7. Pelaksanaan Abdimas di SMP
mengikuti pelatihan tersebut. Negeri 24 Jakarta
2. Menyiapkan jadwal untuk tempat
dan waktu pelaksanaan kegiatan
pelatihan.
3. Memberikan bantuan berupa sarana
dan prasarana dalam melakukan
kegiatan pelatihan.
Pada awal kunjungan tim
pengabdian masyarakat ke sekolah, tim
dan kepala sekolah SMP N 24 Jakarta
dan SMP N 223 Jakarta menentukan
materi pelatihan yang ditentukan oleh
kedua belah pihak. Pihak pertama yaitu
Gambar 8. Pelaksanaan Abdimas di SMP
para guru meminta adanya pelatihan dan Negeri 223 Jakarta
pengembangan bahan ajar di sekolah
dengan memanfaatkan teknologi dan
informasi. Pihak kedua yaitu tim
SIMPULAN
pengabdian masyarakat memberikan
Berdasarkan pelatihan yang telah
pelatihan aplikasi Wingeom untuk
dilakukan, diperoleh hasil sebagai
pengembangan bahan ajar. Pelatihan
berikut:
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik
1. Kemampuan guru dalam
dikarenakan antusias dari para guru
mengoperasikan aplikasi Wingeom.
untuk mengikuti pelatihan serta
2. Guru dapat memanfaatkan teknologi
kerjasama yang baik antara kedua belah
informasi dan komunikasi dalam
pihak. Setelah dilakukan pelatihan di
pembelajaran yang diampu.
sekolah, guru dapat mengenal dasar-
3. Kemampuan yang lebih optimal
dasar penggunaan aplikasi Wingeom,
dalam pembuatan bahan ajar di
serta dapat mengembangkannya untuk
sekolah yang lebih baik setelah
pembuatan bahan ajar di sekolah
diberikan pelatihan aplikasi
terutama yang berkaitan dengan materi
Wingeom.
bangun ruang.
Pada gambar berikut ini
ditampilkan foto kegiatan abdimas di DAFTAR PUSTAKA
kedua mitra.
Dahlan, J. A. (2011). Analisis
Kurikulum Matematika.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Implementasi Aplikasi…(Ek Ajeng Rahmi Pinahayu, Risma Nurul Auliya, Luh Putu Widya Adnyani) | 121

Lestari, H. P. (2009). Pemanfaatan Pannen, P. (1996). Mengajar di


Media Pembelajaran Berbasis Perguruan Tinggi, buku empat,
ICT dalam Pembelajaran bagian "Pengembangan Bahan
Geometri. Pendidikan Ajar". Jakarta: PAU-PPAI,
Matematika UNY. [Online]. Universitas Terbuka.
Tersedia: Rudhito, M. A. (2008). Geometri dengan
staff.uny.ac.id/sites/default/file Wingeom. Yogyakarta:
s/132280881/PEMANFAATA Universitas Sanata Dharma.
N%20MEDIA%20PEMBELA
JARAN%20BERBASIS%20I Ruhimat, Toto, dkk. (2011). Kurikulum
CT%20DALAM%20PEMBEL dan Pembelajaran. Jakarta: PT
AJARAN%20GEOMETRI_0. Raja Grafindo Persada.
pdf. Talmadge, A. (2002). Tech Talk
Lestari, Ika. (2013). Pengembangan “Wingeom: A No Cost Alternative
Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: for Computer Aided Geometry.
sesuai dengan KTSP. Padang: University of New Orleans.
Akademia Permata.

Anda mungkin juga menyukai