Askep Pasien Resiko Perilaku Kekerasan REVISI
Askep Pasien Resiko Perilaku Kekerasan REVISI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa
II dengan dosen pembimbing Ns.Stephanus Prihastos,S.Kep
Disusun oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan yang mengalami Perilaku Kekerasan”
ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II dengan dosen pembimbing
Ns.Stephanus Prihastos,S.Kep
Kami pun mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah membantu dalam memberikan materi. Khususnya kepada dosen pembimbing
Ns.Stephanus Prihastos,S.Kep yang telah memberikan saran dan kritik yang
membangun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Karna keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Padalarang,September 2020
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................1
A. Pendahuluan................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian perilaku kekerasan..................................................................3
B. Rentan respon perilaku kekerasan ...........................................................3
C. Tanda dan gejala perilaku kekerasan.......................................................4
D. Etiologi.........................................................................................................5
E. Pohon masalah............................................................................................9
F. Asuhan keperawatan..................................................................................9
BAB III....................................................................................................................29
PENUTUP...............................................................................................................29
A. Kesimpulan..................................................................................................29
B. Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
A. PENDAHULUAN
Menurut Word Healt Organization ( Who dalam kusumawati, 2011,)
kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
kepribadiannya. Kesehtaan jiwa menurut undang-undang no 3 tahun 1966
adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan itu selaras dengan
keadaan orang lain. Maka kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis dan
memperhatikan segi kehidupan manusia dan cara berhubungan dengan orang
lain.
Menurut Ameican NursesAassocitions ( ANA dalam yosep, 2009),
keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental
masyarakat dimana klien berada. Pengertian menurut ANA tersebut lebih
memfokuskan pada spesifikasi bidang ilmu keperawatan jiwa ( area kusus ).
Di indonesia peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa cukup banyak
diperkirakan jumlah penderita sebanyak 2-3% dapat dilihat dari berbagai
aspek misalnya keadaan ekonomi yang rendah , konflik yang sering terjadi,
bencana dimana-mana.
Perilaku kekerasan adalah salah satu keadaan dimana klien mengalami
perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang
lain dan barang-barang (maramis dalam yosep, 2009). Sedangkan dari kasus
kadardaruratan psikiatrik, data yang paling banyak ditemukan adalah bunuh
diri dan perilaku kekerasan ( yosep, 2009).
1
2
B. TUJUAN
a. Mengetahui pengertian perilaku kekerasan
b. Mengetahui rentang respon perilaku kekerasan
c. Mengetahui tanda dan gejala perilaku kekerasan
d. Mengetahui etiologi perilaku kekerasan
e. Mengetahui pohon masalah perikau kekerasan
f. Mengetahui asuhan keperawatan perilaku kekerasan
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Keterangan :
Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.
Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terhambat.
Pasif : Respon lanjutan yang pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan.
Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol.
Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan
menuntut.Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme
6. Spiritual
Merasa dirinya berkuasa, merasa dirinya benar, keragua-raguan, tidak
bermoral dan kreativitas terhambat
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindiran
8. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual
D. Etiologi
Faktor Predesposisi terdapat uraian sebagai berikut:
1. Faktor psikologis
- Terdapat asumsi bahwa seorang untuk mencapai suatu tujuan
mengalami hambatan akan timbul dorongan yang memotivasi perilaku
kekerasan
- Bedasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil
yang tidak menyenangkan
- Rasa frustasi
- Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau lingkungan
- Teori psikonalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya
ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan
dapat memeberi kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra
diri serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya
berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak kekeraasan merupakan
6
E. Pohon masalah
PERILAKU KEKERASAN
Pohon Masalah
di kutip dari (Azizah, et al. 2016)
F ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilakukan terhadap klien mendiskusikan faktor resiko yang dihadapi
dalam pelayanan kesehatan.Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara
dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Hal-hal yang perlu dikaji
meliputi:
Faktor Predisposisi (Yusuf, 2015):
1. Psikoanalisis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif adalah merupakan hasil dari
dorongan insting (instinctual drives).
2. Psikologis
10
1. Persepsi
2. Perasaan
3. ide klien terhadap status kesehatan lainnya
Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan:panca indera (lihat, dengar, cium,sentuh/ raba) selama
pemeriksaan fisik.Misalnya frekuensi nadi, pernafasan,tekanan darah, berat badan
dan tingkat kesadaran (Yusuf Ah, 2015):
1. Data Subjektif
- Klien mengatakan seperti semua orang memusuhinya dan
inginmenyakitinya
- Klien mengatakan tidak aman di ruangannya
- Klien mengatakan dengan marah-marah dan merusak atau menyakitiorang
lain ia merasa puas
- Klien mengatakan tidak nyaman dengan apa yang ia alami, karenasesaat
setelah marah-marah ia menyesal dan menjadi semakin takutdengan orang
yang ingin mendekatinya
2. Data Objektif
- Klien terlihat berbicara sendiri dan tiba-tiba merusak barang
barangsendiri
- Ekspresi wajah tegang
13
3. RUMUSAN MASALAH
Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan
mobilisasi yang aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang
selamapengkajian.Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasi ada
atauresiko terjadi masalah.Saat mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
perawatmenyusun strategi keperwatan untuk mengurangi atau mencegah
bahayaberhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi
(Potter &Perry, 2006).Dan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada, dapat
dirumuskan pohonmasalah sebagai berikut:
Resiko Perilaku Kekerasan
Definisi : Kondisi dimana klien merasa tidak aman dan nyaman serta klien
memiliki persepsi bahwa setiap rangsangan yang datang merupakan
suatuancaman.
Perilaku Kekerasan(Effect)
Curiga pada orang lain, khawatir orang lain menyakiti dirinya (Causa)
4. PERENCANAAN
Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan
mengawalilangkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan
14
Perencanaa Keperawatan
Dx:Gangguan rasa nyaman
NOC (Nursing Outcome Clasification):
1. Status kenyamanan lingkungan
2. Status kenyamanan fisik
3. Status kenyamanan psikospiritual
4. Status kenyamanan sosiokultural
Kriteria Hasil:
1. Tingkat agitasi
2. Tingkat kecemasan
3. Kepuasan Klien: Lingkungan Fisik
4. Tingkat Kelelahan
5. Tingkat rasa takut
6. Nyeri: Efek yang Menggsnggu
7. Tingkat Nyeri
8. Tidur
9. Tingkat Stres
10. Kontrol Gejala
11. Perfusi Jaringan
I. PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 26 tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kisaran
Tanggal Masuk RS : 12 Maret 2016
No. Register : 03.30.28
Ruangan kamar : Dolok Martimbang
Tanggal pengkajian : 24 Mei 2016
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid
2. Keluhan Utama
Klien sering tiba-tiba ingin merusak barang, memukul orang.Klien
mudahmarah dan tersinggung bila diajak berbicara.Klien merasa tidak
nyamandiruangannya karena klien menganggap orang yang tidak dikenalnya
adalah orang jahat.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Provocative/palliative
Klien sering melamun dan tidak mau melakukan apa-apa, lebih suka menyendiri.
Tiba-tiba ingin mengamuksaat diajak berbicara oleh orangdisekitarnya dan klien
mengatakan dengan menyendiri atau mengamuk, keadaanakan menjadi lebih baik
danklien merasa puas.
b. Quantity/quality
18
Klien mengatakan tidak suka di ruangannya karena klien merasa bahwaada yang
mengancam dirinya sehingga klien merasa tidakaman dan nyaman olehkarena itu
juga klientampak lebih senang menyendiri.
c. Severity
Klien merasa cemas, takut dengan orang-orang dilingkungansekitarnya.sehingga
klien merasa tidak aman dan nyaman.
d. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut selama 1 tahunterakhir ini.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien sudah mengalami gangguan jiwa selama 1 tahun terakhir ini danklien baru
pertama kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa, klien sebelumnya tidakpernah dirawat
ataupun dioperasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa sepertiklien, begitu
juga dengan saudara kandung klien tidak memiliki riwayat gangguanjiwa dan juga
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan anggotakeluarga tidak ada
yang meninggal.
6. Riwayat Keadaan Psikososial
Klien mengatakan ia kesal, marah karena merasa sudah di asingkan oleh
keluarga karena penyakitnya.Klien tidak merasakan ada yang kurang dari
dirinya,klien paling menyukai bentuk tubuhnya yaitu hidungnya karena ia merasa
hidungnya mancung, klien ingin cepat sembuh dan ingin pulang ke rumah tetapi
klien merasa jengkel, kesal karena sudah dianggap sakit jiwa oleh seluruh
keluarganya apalagi klien hanyalah seorang anak laki-laki yang tidak memiliki
pekerjaan dan hanya tamatan SMP, klien juga merasa orang-orang disekitarnya
terlihat memusuhinya dan mengancam dirinya sehingga klien merasa tidak aman
dan nyaman. Saat diajak berkomunikasi klien tampak tegang dan menjawab
dengan suara tinggi.Sesaat setelah marah-marah klien tampak menyesal dan
mengatakan menjadi takut dengan orang yang mendekatinya.
19
kotor, klien dapat membedakan rasa asam dan manis, rahang klien terlihat
mengatup ketika rasa marah muncul, tidak dilakukan pemeriksaan pada leher, kulit
klien warna coklat dan sedikit kotor, akral klien hangat dan turgor kembali normal,
kulit disekitar mata terdapat lingkaran hitam, klien terlihat mengepalkan tangannya
ketika rasa marah muncul, suka melempar dan memukul, klien sering gelisah dan
berjalan mondar-mandir di ruangan.
9. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Klien makan 3kali sehari, nafsu makan klien kuat, tidak ada riwayat
alergi maupun mual muntah.Saat makan klien tampak memisahkan diri baik saat
sarapan, makan siang maupun makan sore.Klien saat makan lahap, 1 porsi makan
habis dengan nasi + lauk + sayur, tidak ada masalah saat makan dan minum.
Tubuh klien terlihat kurang bersih tetapi klien rajin mandi, gigi dan mulut terlihat
kotor, kuku kaki dan tangan panjang.Aktivitas mandi, makan, eliminasi,ganti
pakaian dilakukan secara mandiri tetapi masih berantakan, klien kurang mau
beraktivitas dengan orang lain karena selalu curiga dan selalu ingin marah dengan
teman lain yang mendekatinya dan juga klien tidak mau ikut kebaktian yang
diadakan di rumah sakit.
Klien BAB 2 kali sehari, karakter feses normal, tidak ada
perdarahan,terakhir BAB dipagi hari, tidak diare dan tidak pernah menggunakan
laksatif.Klien kurang lebih 4 kali sehari BAK, tidak menggunakan kateter, tidak
nyeri, tidak menggunakan diuretic dan tidak ada masalah saat BAK.Mekanisme
koping klien maladaptif. Klien mengatakan apabila ada masalah maka ia akan
menyendiri, memikirkan sendiri masalahnya, klien jarang membicarakan
masalahnya dengan orang lain.
21
A:
Klien masih cepat
marah (+)
P:
Intervensi
dilanjutkan
Selasa, 24 Perilaku 1.Membina S:
Mei 2016 Kekerasan hubungan 1. Klien masih ingat
saling percaya kepada perawat
11.00 wib SP 2 2.Menanyakan dan klien mampu
kembali mengorientasikan
kepada klien kembali cara tarik
bagaimana cara napas dalam.
mengontrol perilaku 2. Klien mengatakan
kekerasan secara malas minum
fisik obat.
3.Melatih klien O:
minumobat secara - Klien tampak
teraturdengan tenang
prinsip 6 - Klien mau
benar(benar klien, berjabat
obat,dosis, cara, tangan
waktu A:
dankontinuitas) Klien malas minum
4.Menganjurkan obat (+)
klien P:
memasukan ke Intervensi
dalam dilanjutkan
jadwal kegiatan
harian
27
Tindakan Keperawatan
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan
marah dan bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan/ kebutuhan yang
tidak terpenuhi yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu
31
B. Saran
Kita harus mengerti, tahu dan memahami apa itu “ RESIKO
PERILAKU KEKERASAN”. Agar tindakan serta penanganan masalah ini
dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/
8773/132500049.pdf%3Fsequence%3D1%26isAllowed%3Dy&ved=2ahUKEwiEzq-
LjfLrAhULXisKHcXjBj4QFjALegQIChAB&usg=AOvVaw2Exr9EZp1hJ3qgzOrt3p
ZG&cshid=1600411616820
https://www.google.com/url?q=http://repository.stikeshangtuahsby-
library.ac.id/44/1/kti%2520jiwa%2520rpk%2520anita%2520rosa%2520elvita
32
%2520152.0003.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjX9KeIgfLrAhXaXCsKHUatCus4FBA
WMAB6BAgDEAE&usg=AOvVaw0uBKQmI2Sz6jBs39klLM_A.
https://www.academia.edu/28333218/STRATEGI_PELAKSANAAN_RISIKO_PERI
LAKU_KEKERASAN