Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan usaha perasuransian mengikuti perkembangan ekonomi

masyarakat. Makin tinggi perdapatan per kapita masyarakat, makin mampu

masyarakat memiliki harta kekayaan dan makin dibutuhkan pula perlindungan

keselamatannya dari ancaman bahaya. Karena pendapatan masyarakat meningkat,

maka kemampuan membayar premi asuransi juga meningkat. Dengan demikian

usaha perasuransian juga berkembang. Kini banyak sekali jenis asuransi yang

berkembang dalam masyarakat yang meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa,

dan asuransi sosial yang diatur dalam undang-undang (Muhammad, 2011).

Dalam meningkatkan reputasi industri asuransi Indonesia, diperlukan adanya

accounting standard yang meningkatkan mutu produk dan pasar dalam industri

asuransi. Menurut Alijoyo (2010) reputasi adalah perwujudan kolektif dan

akumulatif dari aksi-aksi dan hasil perusahaan di masa lalu yang mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh para

pemangku kepentingannya. Dengan adanya suatu Accounting Standard maka

perhitungan hasil usaha menjadi lebih jelas dan juga akan memberikan value

added bagi industri asuransi dan masyarakat yang berdampak positif terhadap

pembangunan nasional.

Indonesia telah memiliki standar akuntansi yang berlaku di dalam negeri yaitu

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan dikeluarkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi

1
2

profesi akuntan yang ada di Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis

dalam skala nasional dan internasional, Ikatan Akuntansi Indonesia telah

mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi International Financial

Reporting Standards (IFRS) yang akan diberlakukan secara penuh pada 1 Januari

2012.

International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar

akuntansi yang sudah menjadi kesepakatan global dan didukung oleh banyak

negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global

semakin meningkat dari waktu ke waktu. Terbukti pada kesepakatan G-20 di

Pittsburg pada 24-25 September 2009, dinyatakan bahwa otoritas yang mengawasi

aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada Juni 2011

untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20

termasuk Indonesia.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)

berencana mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) hasil

konvergensi standar akuntansi internasional pada tahun 2012 yaitu IFRS 4. IFRS

4 yang bakal dirancang dalam PSAK 62 ini untuk membedakan pencatatan

kontrak asuransi dan bukan kontrak asuransi.

Menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dampak diterapkanya

PSAK 62 adalah adanya pencadangan yang lebih besar dari sebelumnya.

Perubahan tersebut akan mempengaruhi laba - rugi yang diperoleh perusahaan

asuransi umum pada khususnya. Karena Perubahan tersebut menambah kewajiban

atau liabilitas terhadap klaim masa depan, karena polisnya masih berjalan.
3

Perusahaan asuransi umum harus menghitung kewajiban kemungkinan karena

polisnya berjalan dan melampaui cut off laporan tahunan. Hal tersebut yang

membuat kalangan industri asuransi berpendapat, dengan penerapan IFRS

mengakibatkan perusahaan asuransi bisa merugi (www.kontan.co.id).

Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) perusahaan asuransi jiwa

skala besar milik pemerintah, juga berpendapat bahwa aturan PSAK yang

diterapkan tahun 2012 akan menahan minat perusahaan memperbesar produk

unitlinked. Karena asuransi jiwa akan lebih fokus kepada produk lain yang nilai

preminya dicatatkan utuh dalam pembukuan. Dapat dilihat bahwa Pendapatan

premi unitlinked industri asuransi jiwa dari new business premium (premi bisnis

baru) turun 6,5% menjadi Rp 16,2 triliun hingga semester I 2012 dari semester I

2011 Rp 17,3 triliun (www.indonesiafinancetoday.com).

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan penerapan IFRS dan

pengaruhnya terhadap beberapa aspek yaitu, Yustisia (2010) meneliti tentang

“Analisis Implementasi PSAK 13 (Pasca Adopsi IFRS) Dan Pengaruhnya

Terhadap Laba Perusahaan”. Sari (2011) melakukan penelitian tentang “Analisis

Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan

Keuangan: Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Pada Tahun 2011”.

Santy (2012) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap

Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”. Arianty

(2009) melakukan penelitian tentang “Analisis kinerja keuangan perusahaan

asuransi yang terdaftar di BEI”.


4

Studi empiris tentang keterkaitan antara pengungkapan IFRS dan kinerja

perusahaan sampai saat ini masih sedikit dilakukan. Bahkan dalam penelitian

komparasi, baru terdapat penelitian yang membandingkan kinerja sebelum dan

sesudah penerapan IFRS. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan perusahaan

asuransi jiwa dan asuransi umum sesudah Penerapan IFRS 4 (PSAK 62)”. (studi

empiris pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bapepem-LK tahun 2012).

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kinerja

keuangan perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum setelah penerapan

IFRS 4 (PSAK 62) tahun 2012?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah :

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa dan asuransi

umum setelah penerapan IFRS 4 (PSAK 62) tahun 2012.


5

2. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,

antara lain :

a. Bagi perkembangan kajian akuntansi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi bagi Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai bahan pertimbangan terkait perumusan

pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) hasil konvergensi standar

akuntansi internasional pada tahun 2012 khususnya PSAK 62.

b. Bagi dunia praktik

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan dasar bagi para investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat

bagi perusahaan karena dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam

mempersiapkan penerapan IFRS. Perusahaan asuransi dan Bapepam juga

dapat mempertimbangkan adanya karakteristik perusahaan dalam

menetapkan kebijakan terkait pelaporan keuangan agar dapat berjalan lebih

efektif.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan

pengkajian terhadap penerapan IFRS dari perspektif tertentu dan dapat

menambah variabel-variabel lain yang diyakini dapat memengaruhi secara

signifikan kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai