Disusun oleh:
Kelompok C
PPDH Periode 1/Semester 2 Tahun 2019/2020
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
Kelompok C
PPDH Periode 1/Semester 2 Tahun 2019/2020
Menyetujui,
Mengetahui,
Wakil Dekan
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
Tanggal Pengesahan:
PENDAHULUAN
TINJAUAN KASUS
Anamnesa
Kausa
Kasus GEI yang dibahas terjadi akibat efek sekunder dari megaesofagus.
Megaesofagus merupakan kondisi dilatasi menyeluruh pada esofagus disertai
penurunan bahkan hilangnya peristaltik esofagus. Menurut Martinez et al. (2001),
kemungkinan penyebab megaesofagus pada kucing antara lain disfungsi saraf
otonom, disfungi pilorus, dan esofagitis berat. Pada kasus ini, terdapa esofagitis
derajat ringan dan tidak ditemukan adanya disfungsi saraf otonom, sehingga
penyebab megaesofagus belum diketahui secara pasti. Menurut Torad dan Hassan
(2015), kasus GEI biasanya terjadi pada kucing dengan riwayat gangguan
esofagus. Komplikasi hipomotilitas esofagus serta megaesofagus dapat
menyebabkan terjadinya GEI. Kasus GEI akibat megaesofagus juga pernah
dilaporkan oleh Gowen et al. (1999).
Patogenesa
Gejala Klinis
Seekor kucing betina ras domestic shorthair terlihat waspada dan responsif,
suhu 37˚C, denyut nadi 200 kali per menit, dan frekuensi napas 40 kali per menit.
Kucing pada kasus ini mengalami takikardia yang ditandai dengan pulsus
melebihi rentang normal (110-130 kali per menit). Gejala klinis yang terlihat yaitu
lemas, muntah disertai eksudat kataral hingga eksudat hemoragi, anoreksia,
penurunan bobot badan, dehidrasi, dan depresi. Kondisi muntah pada kucing ini
sudah berlangsung kronis. Kematian dapat terjadi dalam waktu 1–3 hari jika
kondisinya tidak segera ditangani.
Temuan lain berupa bilateral nasal discharge dengan eksudat mukopurulen
dan adanya suara dengkur/ngorok mengindikasikan adanya pneumonia aspirasi.
Pneumonia aspirasi terjadi karena esofagus mengalami pembesaran dan menekan
parenkim paru-paru. Selain itu, pembesaran esofagus juga menyebabkan
penyempitan pada laring sehingga terdapat suara ngorok/dengkur saat hewan
bernapas. Temuan klinis tersebut masih sulit untuk menentukan diagnosa yang
pasti, sehingga perlu dilakukan diagnosa penunjang.
Diferensial Diagnosa
Diagnostika Penunjang
Gambar 1 Gambaran radiografi toraks kucing yang mengalami GEI berupa massa
radioopaque pada caudodorsal rongga toraks (panah hitam) (Martinez
et al. 2001)
Gambar 2 Gambaran radiografi toraks kucing yang mengalami GEI berupa massa
massa dengan opasitas seperti campuran jaringan lunak dan gas (panah
putih) yang mendesak jantung ke arah cranioventral (Hasiri et al. 2013)
Prognosa
Prognosa kasus GEI yaitu dubius. Tingkat mortalitas akibat GEI cukup
tinggi karena pemilik tidak dapat mengenali gejala penyakit sejak awal. Kondisi
pasien akan memburuk dengan cepat jika tidak segera diberikan penanganan. Pada
kasus yang dibahas, pasien menjalani proses pembedahan dan dapat sembuh
dengan baik (Martinez et al. 2001).
Terapi
Terapi yang paling tepat yaitu tindakan operasi yang dilakukan setelah
kondisi pasien stabil. Tindakan operasi gastropexy dilakukan pada sisi kiri
abdomen. Post operasi diberikan antibiotik peroral berupa berupa
amoxicillin/clavulanic acid (2.8 mg/kgBB), cimetidine (10 mg/kgBB), dan
perubahan diet dengan pakan basah rendah lemak. Pada 4 minggu pasca operasi
kondisi hewan memburuk sehingga dilakukan pemasangan tabung percutaneous
gastrotomy (PEG) agar hewan tetap mendapatkan nutrisi. Pada 2 minggu pasca
pemasangan PEG ditemukan pneumonia aspirasi sehingga diberikan cefadroxil
(22 mg/kg BB, PO, selama 2 minggu).
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Diferensial
Anamnesa Gejala Klinis Penunjang Diagnosa Diagnosa Prognosa Terapi
Diagnosa
Kucing DSH betina Takikardia Hernia hiatal Radiografi toraks Gastroesophagea Dubius Operasi gastropexy
dewasa (status (200x/menit), paraesofagus, menunjukkan esofagus l intussuception pada sisi kiri
reproduksi tidak bilateral nasal adanya benda yang membesar dan (GEI) abdomen.
diketahui), terdapat discharge, asing dan massa di berisi udara sehingga Post operasi diberikan
bilateral nasal lemas, BB daerah mendesak posisi antibiotik peroral
disharge kronis dan turun, mediastinum atau jantung ke ventral berupa berupa
lesio keropeng pada dehidrasi, dan paru-paru toraks. amoxicillin/clavulanic
telinga. Riwayat depresi acid (2.8 mg/kgBB),
kesehatan lain tidak Esofagogastroskopi cimetidine
diketahui, karena menunjukkan adanya (10 mg/kgBB), dan
kucing baru diadopsi esofagitis, dilatasi pakan basah rendah
5 bulan yang lalu. esofagus, dan invaginasi lemak.
Kucing lesu dan mukosa lambung ke
memuntahkan mukus dalam bagian kaudal
secara berulang. esofagus.