Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROTOTIPE APLIKASI PINTAR

BERTANI

Abiel Aditya Pratama1, Ery Harinanto2, Ahmad Kusumo Haryo³, Yazid Alif Anugrah⁴

Universitas Islam Indonesia, Fakultas Teknologi Industri, Teknik Informatika


19523195@students.uii.ac.id,,

ABSTRACT
Currently there are still ineffectiveness often occurring in agriculture, therefore this application
prototype was made. Prototype application that we developed is a smart farming application that
intended for increasing agricultural effectiveness. We developed this application prototype because
obstacles often occur in agriculture. With the smart farming application, handling obstacles in
agriculture will be easier. This application is expected to be used by the government as well as
agricultural instructors in order to visit and help the farmers that experience difficulties. In
developing this application we used the linear method or also known as the waterfall method. The
waterfall method is an application development method gradually and in sequence that is:
analyzing requirements, design, construction/programming, testing, and maintenance. In this
paper the results of requirement analysis and design of the smart farming application prototype
are presented. The results of this analysis and design is a requirement and design document of the
prototype application. Based on the results of our paper, it can be used as a recommendation and
knowledge reference for someone that wants to develop an application.

Keywords: application, agriculture, prototype, waterfall

ABSTRAK
Saat ini masih sering terjadi ketidak efektivitasnya dalam pertanian, maka oleh sebab itu dibuatlah
prototipe aplikasi ini. Prototipe aplikasi yang kami kembangkan adalah aplikasi pintar bertani
yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pertanian. Kami mengembangkan prototipe aplikasi
ini karena masih sering terjadi kendala dalam pertanian. Dengan aplikasi pintar bertani,
penanganan kendala dalam pertanian akan menjadi lebih mudah. Aplikasi ini diharapkan dapat
digunakan oleh pemerintah maupun para penyuluh pertanian agar dapat mengunjungi dan
membantu petani yang mengalami kesulitan. Dalam mengembangkan aplikasi ini kami
menggunakan metode linier atau disebut juga metode waterfall. Metode waterfall merupakan
metode pengembangan aplikasi secara bertahap dan urut yaitu dengan: analisis kebutuhan,
perancangan, konstruksi/pemrograman, pengujian, dan pemeliharaan. Dalam makalah ini
disampaikan hasil analisis kebutuhan dan perancangan prototipe aplikasi pintar bertani. Hasil
dari analisis dan rancangan tersebut adalah dokumen kebutuhan dan dokumen desain prototipe
aplikasi. Berdasarkan hasil dari makalah kami, kedepannya bisa digunakan sebagai rekomendasi
dan referensi ilmu bagi seorang yang ingin mengembangkan sebuah aplikasi.

Kata Kunci: aplikasi, pertanian, prototipe, waterfall


1. PENDAHULUAN
Pada era modern saat ini, masih banyak petani yang tidak bertani secara efektif sebab masih
banyak pertanian yang menggunakan cara “tradisional” dalam segala aspek pengelolaannya. Salah
satunya adalah dalam pengelolaan data mengenai pertanian itu sendiri. Sebagai contohnya adalah
masalah pencatatan hasil tani yang masih menggunakan buku sebagai media pencatatan. Hal
tersebut sangatlah beresiko kehilangan data sebab buku rusak atau terlalu banyak data sehingga
menyulitkan apabila ingin mencari data tertentu sehingga dapat mengurangi efektivitas dalam
proses produksi. Hal itu sangatlah disayangkan apabila mengingat perkembangan teknologi yang
sangat pesat pada saat ini seharusnya permasalahan tersebut dapat diatasi jika pertanian tersebut
memiliki suatu sistem pengelolaan data yang dapat membantu melakukan pencatatan dan
mengorganisir data yang diberikan secara cepat dan tepat. Maka dari itu, sistem pengelolaan data
yang berupa perangkat lunak merupakan solusi dan sarana terbaik untuk meningkatkan efektivitas
dari pengelolaan data sebuah pertanian.
Jika dalam penelitian sebelumnya, telah dikembangkan sebuah sistem yang berfokus untuk
membantu para petani dalam masalah penjualan seperti E-Commerce berbasis marketplace dalam
upaya mempersingkat distribusi penjualan hasil pertanian [1] atau dalam masalah dalam penentuan
lahan seperti sistem pakar penentuan kesesuaian lahan pertanian untuk pembudidayaan tanaman
buah-buahan[2]. Akan tetapi belum ada sebuah sistem yang membantu dalam pengelolaan data
pertanian yang mana hal tersebut merupakan hal dasar yang harus diperhatikan dengan baik. Oleh
sebab itu, pada penelitian ini akan berfokus pada pengembangan sistem untuk mengatasi
permasalahan pengelolaan data pencatatan hasil tani dengan mudah dan efisien berupa prototipe
aplikasi pintar bertani.
Sistem prototipe aplikasi pintar bertani yang akan dibangun merupakan sistem yang mampu
melakukan pengelolaan data pertanian seperti hasil tani, sistem akan dikembangkan berbasis web
guna membantu para petani untuk berkomunikasi satu sama lain dan dengan dinas pertanian untuk
menangani kendala-kendala yang yang tidak bisa diatasi sendiri dan saling bertukar informasi.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis dan perancangan prototipe sistem aplikasi
pintar bertani dengan melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari proses analisis dan hasilnya akan
dibuat perancangan prototipe sistem. Hasil penelitian ini berupa dokumentasi analisis dan
perancangan prototipe aplikasi pintar bertani yang dihasilkan melalui penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif dan dalam perancangan menggunakan modifikasi dari model
proses waterfall.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu proses
penelitian berdasarkan pada penyelidikan suatu fenomena atau masalah pada suatu kasus.
Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data yang
mendasar berdasarkan suatu fakta, peristiwa, dan realita[3]. Dalam penelitian kali ini akan berfokus
pada permasalahan sektor pengolahan data pertanian yang nantinya akan menjadi dasar pembuatan
sistem dengan pertanian subjek utama penelitian. Dalam proses pembuatan sistem prototipe
aplikasi pintar bertani menggunakan modifikasi dari model proses waterfall. Sebab model proses
waterfall adalah model klasik yang mengusung pengembangan perangkat lunak yang sistematis,
berurutan/sekuensial dimulai pada tingkat dan kemajuan system pada seluruh persyaratan dalam
analisis, perancangan (desain), pengkodean, pengujian (testing), hingga ke tahap pemeliharaan
dalam membangun software (perangkat lunak)[4], akan tetapi pada perancangan pada penelitian ini
konstruksi diganti dengan pengembangan aplikasi. Pemilihan penggunaan model proses modifikasi
dari waterfall disebabkan peneliti berharap mendapatkan prototipe aplikasi pintar bertani yang
kualitasnya terjaga dan setara dengan penggunaan metode waterfall pada umumnya yang
memerlukan ketelitian yang cukup tinggi sehingga meminimalisir sejumlah kesalahan yang
mungkin terjadi. Berikut merupakan flowchart dari modifikasi model proses waterfall.

Gambar 1. Flowchart modifikasi model proses waterfall

Pada tahap awal dilakukan proses analisis kebutuhan berdasarkan rumusan masalah yang
dihasilkan dari kasus yang diangkat. Hasil dari proses analisis kebutuhan kemudian akan
dituangkan kedalam dokumen Software Requirement Specifications (SRS) guna mengetahui
kebutuhan calon pengguna perangkat lunak dan mempermudah langkah selanjutnya yaitu proses
perancangan[5]. Pada proses perancangan akan digambarkan mengenai skema cara kerja sistem
dan rancangan tampilan antarmuka sistem berdasarkan kebutuhan yang terdapat di dalam SRS.
Kemudian kebutuhan tersebut disusun dalam dokumen Software Design Description (SDD) yang
merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi desain perangkat lunak[6] sehingga proses
pengembangan aplikasi dapat dilakukan secara terstruktur. Proses pengembangan aplikasi
menggunakan metodologi perancangan dan pengembangan rekayasa perangkat lunak modifikasi
dari waterfall. Hasil dari proses pengembangan prototipe kemudian akan diuji. Tahap pengujian
merupakan tahap yang sangat diperlukan sebab dapat berimplikasi pada kualitas suatu sistem[7].
Jika sistem sudah dinyatakan baik maka sistem akan dipelihara secara terjadwal guna menjaga
fungsionalitas sistem dari prototipe aplikasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan analisis yang dilakukan untuk memperoleh kebutuhan-
kebutuhan berdasarkan kepada kasus yang ada. Analisis kebutuhan pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode analisis PIECES (performance, information, economy, control,
efficiency and services) guna menemukan masalah inti untuk cari solusinya[8]. Berdasarkan kepada
kasus pada sektor pertanian penulis menyimpulkan kebutuhan-kebutuhan utama sebagaimana
tertera pada Gambar 2.

Gambar 2. Tabel kebutuhan utama

3.2 Perancangan dan Pengembangan Prototipe


Perancangan dimulai dengan dibuatnya diagram use case. Diagram use case merupakan
fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau
aktor[9]. Diagram use case bertujuan untuk mengidentifikasi aktor-aktor yang ada dan
mempermudah dalam pembuatan activity diagram. Use case diagram adalah sesuatu yang penting
untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan perilaku
sistem[10].Pada Gambar 3 adalah hasil diagram use case aplikasi pintar bertani.
Gambar 3. Diagram use case aplikasi pintar bertani

Seperti yang disebutkan sebelumnya, langkah berikutnya adalah membuat activity diagram.
Activity diagram adalah memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan
aktivitas dalam suatu proses[11]. Diagram ini menggabungkan ide-ide yang mendasari diagram alir
data dan diagram alur sistem[12]. Activity diagram bertujuan untuk mengetahui kebutuhan
fungsionalitas maupun non-fungsionalitas dan untuk mengidentifikasi perilaku antara aktor dan
sistem pada setiap use case. Activity diagram dibuat dengan cara merancang sebuah skenario use
case atau disebut juga UML (Unified Modeling Language). UML (Unified Modeling Language)
adalah “bahasa” pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi’
objek[13]. Contoh activity diagram pada use case diagnosa dan solusi pertanian seperti pada
Gambar 4.
Gambar 4. Activity diagram use case diagnosa dan solusi

Setelah dibuatnya rancangan desain activity diagram pada setiap use case, tahap selanjutnya
yaitu rancangan antarmuka pengguna pada setiap use case yang dibuat dengan menggunakan gaya
flat design. Flat design merupakan istilah yang diberikan untuk gaya desain yang menonjolkan
aspek pendekatan karakter minimalism (kesederhanaan), usefulness (kegunaan), cleanliness
(kerapian)[14]. Hal ini dimaksudkan agar sistem prototipe aplikasi dapat lebih efisien untuk
memenuhi kebutuhan perangkat lunak tanpa mempersulit pengoperasian. Berikut merupakan
contoh rancangan antarmuka diperlihatkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Desain antarmuka use case login

4. EVALUASI
Tahap evaluasi prototipe perangkat lunak Aplikasi Pintar Bertani diawali dengan penelusuran
yang dimulai dari tahap analisis kebutuhan perangkat lunak, tabel use case, diagram use case,
diagram aktivitas, dan rancangan antarmuka. Penelusuran tersebut memperoleh kebutuhan
fungsionalitas pada perangkat lunak, yang mengindikasikan bahwa dari setiap kebutuhan tersebut
siap untuk diimplementasikan.
Proses evaluasi selanjutnya yang harus dilalui yaitu menyerahkan hasil analisis dan
rancangan yang telah dibuat kepada programmer untuk mengimplementasikan dan menguji model
rancangan[15]. Proses evaluasi pada tahap ini dilihat dari sebaik mana model rancangan tersebut
dijalankan, apakah memenuhi hal yang diharapkan atau tidak. Namun, proses evaluasi pada
tahapan ini belum bisa dilakukan karena pembahasan yang disampaikan dalam materi ini ruang
lingkupnya hanya pada struktur perancangan model aplikasi, tetapi rencana untuk
mengimplementasikan model rancangan tersebut dalam jangka waktu kedepan merupakan sesuatu
yang riil.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, telah dihasilkan sebuah rancangan
prototipe aplikasi pintar bertani yang dibuat menggunakan model proses modifikasi waterfall
berdasarkan kepada permasalahan pengelolaan data yang terjadi pada sektor pertanian yang
bersandar pada analisis penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif terhadap kasus
sehingga diperoleh data berupa permasalahan tersebut.
Rancangan yang diperoleh menggunakan model proses waterfall yang dimodifikasi dengan
perbedaan pada model proses ini tidak adanya proses konstruksi akan tetapi diganti dengan
pengembangan prototipe yang diharapkan dapat memodelkan kebutuhan untuk melakukan
pengolahan data pada pertanian dan dengan adanya evaluasi lebih lanjut bersamaan dengan
pengembangan aplikasi diharapkan kesesuaian prototipe yang dibentuk sebesar 100% dengan tetap
berada pada alur analisis kebutuhan dan rancangan awal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Apriadi, D., & Saputra, A. Y. 2017. E-Commerce Berbasis Marketplace Dalam Upaya
Mempersingkat Distribusi Penjualan Hasil Pertanian. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem Dan
Teknologi Informasi), 1(2), 131 - 136. https://doi.org/10.29207/resti.v1i2.36
[2] Susanti, Fitriana, and Sri Winiarti. 2013. Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Pertanian untuk
Pembudidayaan Tanaman Buah-buahan. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, vol. 1, no. 1, pp. 317-
326 “Energy harvesting optimization for built-in power replacement of electronic multisensory
architecture.”
[3] J. Raco. 2018. Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya. Available:
osf.io/mfzuj.
[4] Namawi, M. Irfan. 2017. EBOOK Pemodelan Perangkat Lunak. Available:
https://www.academia.edu/35385530/
[5] S. Hartono. 2018. Penerapan Software Requirement Specification pada Sistem Website Sinode GKJ
di Salatiga (Studi Kasus pada Bagian PDILM Sinode GKJ Salatiga), pp. 1-2.
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17830/2/T1_682014075_Full%20text.pdf.
[6] M. L. Fadholi. 2018. Sistem Online untuk Dokumen Perancangan Perangkat Lunak Bagi
Perusahaan atau Tim Pengembang, pp. 1-2. Available:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11885/14523033%20-
%20Muhammad%20Luthfi%20Fadholi%20-%20Laporan%20Skripsi.pdf?sequence=1.
[7] A. Rouf. 2012. Pengujian Perangkat Lunak Dengan Menggunakan Metode White Box dan Back
Box,” vol. vol 8 no 1, pp. 1–7 [Online]. Available:
http://www.ejournal.himsya.ac.id/index.php/HIMSYATECH/article/view/28/27.
[8] T. F. Alimuddin Yasin, MZ Yumarlin. 2017. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi di LPK RJ-
COMP Yogyakarta. Semin. Nas. Inform., vol. 1, no. 1, pp. 111–116.
[9] Sugiarti, Yuni. 2013. Analisis dan Perancangan UML (Unified Modelling Language). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[10] R. Novita dan N. Sari. 2015. Sistem Informasi Penjualan Pupuk Berbasis E-Commerce. Teknoif, vol.
3, no. 2, pp. 1–6.
[11] Rosa, AS dan Salahuddin, M. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur
dan Berorientasi Objek). Bandung. Modula.
[12] L. P. Dewi, U. Indahyanti, and Y. H. S. 2010. Pemodelan Proses Bisnis Menggunakan Activity
Diagram UML dan BPMN ( Studi Kasus Frs Online ). Informatika, pp. 1–9.
[13] Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode. USDP.
Yogyakarta: Andi
[14] D. P. S. Alam. 2016. Tren Flat Design Dalam User Interface. Terob, vol. I, no. 1, pp. 35–47.
[15] Hanson. P. P. 2014. Analisis dan Rancangan Prototipe Manajemen Dokumentasi Rekayasa
Perangkat Lunak. Available:
https://media.neliti.com/media/publications/236174-analisis-dan-rancangan-prototipe-manajem-
d9525c97.pdf

Anda mungkin juga menyukai