Anda di halaman 1dari 20
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN BAG! PELAKU USAHA MIKRO (BPUM) NOMOR 98 TAHUN 2020 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada hampir seluruh negara-negara di dunia dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai pandemi. Penyebaran COVID-19 dan jumlah korban meninggal di Indonesia hingga Agustus 2020 terus menunjukkan peningkatan tajam dan telah menimbulkan kerugian material yang semakin besar, sehingga berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Implikasi pandemi COVID-19 telah berdampak antara lain terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, penurunan penerimaan negara, dan peningkatan belanja negara dan pembiayaan, sehingga diperlukan berbagai upaya Pemerintah untuk melakukan penyelamatan kesehatan dan perekonomian nasional, dengan fokus pada belanja untuk kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety nef), serta pemulihan perekonomian termasuk untuk dunia usaha dan masyarakat yang terdampak Pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan data BPS triwulan ll 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32% menjadi - 4,19%. Pertumbuhan ekonomi negatif ini merupakan pertama kali sejak 1998 dan menjadi peringatan ancaman resesi yang harus segera ditindaklanjuti untuk menjaga pertumbuhan triwulan III dan triwulan IV tidak negatif. Untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah dan lembaga terkait periu segera mengambil kebijakan dan langkah-langkah luar biasa dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional serta penyelamatan ekonomi nasional pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sin, HR. Rasuna Sald Kev. 3-4 Jakarta Seiatant2840 | Cal Center : 1800587 Telp. (021) 52992777, 52982899 | Faks. (021) 5204385 | www kemenkopukm. god | e-mail: ifo@kemenkopukm.go.kd Guna memberikan landasan hukum yang kuat bagi Pemerintah dan lembaga terkait untuk mengambil kebijakan dan langkah-langkah tersebut dalam waktu yang sangat segera, maka ditetapkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang- Undang. Presiden memerintahkan Aparatur Sipil Negara yang merupakan bagian dari pemerintah beserta seluruh jajaran pemerintahan untuk mempercepat realisasi anggaran semua Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan mengambil langkah-langkah yang tidak biasa dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik dalam rangka percepatan program pemulihan ekonomi. Sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi, Presiden menyiapkan Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) dengan tujuan untuk membantu usaha mikro agar mampu bertahan dalam menjalankan usaha di tengah krisis akibat Pandemi COVID-19. Dasar Hukum 1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 17 ayat (3); 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 3. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional, perlu memberikan bantuan bagi pelaku Usaha Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6514); 6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2015 Tentang Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 106); 7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 Tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 94) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 Tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 155); 8. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 Tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 178); 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); 10. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 06 Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah bagi Pelaku Usaha Mikro untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional serta Penyelamatan Ekonomi Nasional pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Tujuan BPUM BPUM diberikan kepada pelaku usaha mikro bertujuan untuk menjalankan usaha di tengah krisis akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam rangka Program PEN. Pemberi Bantuan, Bentuk dan Nilai BPUM 1. Bantuan Bagi Pelaku Usaha Mikro diberikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 2. BPUM diberikan satu kali dalam bentuk ang _—_sejumlah Rp2.400,000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) untuk pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria tertentu. 3. Dana BPUM merupakan Bantuan Pemerintah yang diberikan langsung ke rekening penerima BPUM dan tidak untuk dikembalikan kepada negara. Ruang Lingkup Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Tahun 2020 ini terdiri dari: BABI Pendahuluan A. Latar Belakang Tujuan BPUM Pemberi Bantuan, Bentuk dan Nilai BPUM Ruang Lingkup Dasar Hukum ~Amoo® Pengertian BAB Il Pelaksanaan A. Koordinasi B. Sosialisasi C. Persyaratan dan Prosedur Pengajuan Penerima BPUM D. Prosedur Pencairan BPUM E. Organisasi Pelaksanaan F. Tugas dan Fungsi BAB Ill Monitoring dan Evaluasi A. Tujuan Monitoring dan Evaluasi B. Pengawasan BAB IV Ketentuan Penutup Lampiran Pengertian 7 Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang selanjutnya disebut Program PEN adalah rangkaian kegiatan untuk pemulihan perekonomian nasional yang merupakan bagian dari kebijakan keuangan negara yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk mempercepat penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID19) dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional - dan/atau stabilitas sistem keuangan serta penyelamatan ekonomi nasional. Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro yang selanjutnya disebut BPUM adalah bantuan pemerintah dalam bentuk uang yang diberikan kepada pelaku usaha mikro yang bersumber dari Anggaran Belanja dan Pengeluaran Negara (APBN). Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 11. 12. Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disingkat KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individufperseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sistem Informasi Kredit Program yang selanjutnya disingkat SIKP adalah sistem informasi elektronik yang digunakan untuk menatausahakan dan menyediakan informasi penyaluran kredit program. Sistem Layanan Informasi Keuangan yang selanjutnya disingkat SLIK adalah sistem informasi yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasan dan layanan informasi di bidang keuangan. Lembaga Penyalur Program Kredit Pemerintah adalah badan layanan umum dan badan usaha milk negara yang —menyalurkan pembiayaani/pinjaman/kredit program pemerintah di bidang usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disingkat BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milk Negara. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Nomor Induk Kependudukan adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. Aparat Pengawasan Intem Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah unit yang melaksanakan tugas Pengawasan Inte pada Kementerian/Lembaga. 15. 20. ae 22. 23. 24. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Bank Penyalur BPUM adalah bank milik negara yang ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang selanjutnya disebut dengan Kementerian Koperasi dan UKM adalah Kementerian Negara yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/kuasa pengguna anggaran bendahara umum negara untuk mengambil keputusan daniatau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh kuasa pengguna anggaran untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker/Kementerian Negara/Lembaga. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang memperoleh kewenangan sebagai kuasa Bendahara Umum Negara. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumiah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker atau membiayai 7 25. ee 28. 29. 30. 31. 32, pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat TUP adalah uang muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat SPP- LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada Negara. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PPSPM kepada pihak ketiga atas dasar perikatan atau surat keputusan. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan Surat Perintah Membayar. Deputi Penanggungjawab Program adalah Deputi yang memilki tugas dan kewenangan dalam menyelenggarakan BPUM Sekretariat BPUM adalah unit yang menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan tugas PPK. Pengusul BPUM adalah Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, Koperasi yang telah disahkan sebagai badan hukum, Kementerian/Lembaga, Perbankan dan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di OJK atau lembaga penyalur program Kredit Pemerintah terdiri atas BUMN yang menyalurkan Pembiayaan/Pinjaman yang terdaftar di OJK dan BLU yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dana bergulir kepada Koperasi dan/atau Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dalam bentuk badan yang menyelenggarakan urusan koperasi, usaha mikro dan kecil di Provinsi/DI dan/atau Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Guberur dan/atau Bupati/Walikota. BABII PELAKSANAAN Koordinasi Dalam rangka perencanaan, penyusunan, pelaksanaan dan monitoring pelaksanaan BPUM Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melakukan koordinasi program BPUM dengan para pemangku kepentingan. Sosialisasi Dalam rangka pelaksanaan BPUM Deputi penanggungjawab program menyusun materi sosialisasi pelaksanaan kegiatan BPUM untuk disampaikan kepada masyarakat. Penyampaian informasi BPUM kepada masyarakat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dalam hal penyampaian informasi secara langsung dilakukan dengan cara kunjungan ke daerah. Dalam penyampaian informasi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan media baik media tulis, elektronik, maupun sosial media. Persyaratan dan Prosedur Pengajuan Calon Penerima BPUM 1. BPUM diberikan kepada pelaku usaha mikro yang tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan dari perbankan dengan persyaratan: a) Warga negara Indonesia; b) Memiliki Nomor Induk Kependudukan; ©) Memiliki Usaha Mikro yang dibuktikan dengan surat usulan calon penerima BPUM dari pengusul BPUM beserta lampirannya yang merupakan satu kesatuan; dan d) Bukan Aparatur Sipil Negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pegawai BUMN, atau pegawai BUMD. 2. Prosedur Pengajuan Calon Penerima BPUM a) Calon penerima BPUM diusulkan oleh pengusul BPUM. b) Pengusul dapat menyampaikan data usulan calon penerima BPUM kepada Menteri cq. Deputi penanggungjawab program BPUM secara sekaligus atau bertahap yang terdiri dari: 1) Nomor Induk Kependudukan; 2) Nama lengkap; 3) Alamat tempat tinggal sesuai KTP; 4) Bidang usaha; 5) Nomor telepon. 3. Pembersihan Data dan Validasi Data Calon Penerima BPUM a) b) °) Data calon penerima BPUM yang diterima Deputi Penanggung jawab Program dari pengusul akan dilakukan pembersihan. Pembersihan data dilakukan melalui penghapusan data calon penerima BPUM yang: 1) Memilki identitas sama atau ganda/duplikasi dengan calon penerima BPUM yang diusulkan lembaga pengusul lainnya; 2) Nomor Induk Kependudukan tidak sesuai format administrasi kependudukan; 3) Dokumen persyaratannya tidak lengkap; dan/atau 4) Sedang menerima kredit atau pinjaman KUR dan/atau kredit atau pinjaman perbankan lainnya. Data usulan calon penerima BPUM yang telah melalui proses pembersihan data dilakukan proses validasi dengan menggunakan data SIKP dan SLIK. 4. Penetapan Calon Penerima BPUM a) b) KPA menetapkan pelaku Usaha Mikro yang berhak menerima BPUM berdasarkan data yang telah melalui proses pembersihan dan validasi. Ketetapan KPA berupa Surat Keputusan KPA memuat NIK, nama, alamat sesuai KTP, jenis usaha, dan nilai bantuan yang diberikan. 5. KPA mencairkan dana BPUM Pencairan dana BPUM oleh KPA dilakukan melalui bank penyalur BPUM atau langsung diteruskan ke rekening penerima BPUM. D. Prosedur Pencairan Dan Pemanfaatan BPUM 1. Prosedur Pencairan BPUM a) b) Berdasarkan Surat Keputusan KPA tentang Penerima BPUM, PPK menerbitkan SPP-LS dilampiri: 1) SK penerima BPUM; dan 2) Daftar nominatif yang mencantumkan rekening penerima BPUM. SPP-LS disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah SK penerima BPUM ditetapkan. 10 °) 4) e) 9) h) XN PPSPM melakukan pengujian SPP-LS dan dokumen pendukung sebagaimana disebut di atas serta melakukan pengujian ketersediaan dan pembebanan dana BPUM dalam DIPA. Dalam hal pengujian sebagaimana dimaksud di atas tidak lengkap dan benar, PPSPM menolak dan mengembalikan SPP-LS kepada PPK. Penolakan dan pengembalian SPP-LS sebagaimana dimaksud di atas dilakukan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPP-LS diterima. Penolakan dan pengembalian SPP-LS harus disertai dengan alasan penolakan. Dalam hal pengujian sebagaimana dimaksud di atas lengkap dan benar, PPSPM menerbitkan SPM-LS paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah SPP-LS diterima. PPSPM menyampaikan SPM-LS sebagaimana dimaksud di atas beserta Arsip Data Komputer (ADK) kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM-LS diterbitkan. Penyampaian SPM-LS sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai rencana penarikan dana, rencana penerimaan dana dan perencanaan kas. Pemanfaatan BPUM Penerima BPUM bertanggung jawab mutlak atas pemanfaatan dana BPUM untuk modal kerja, sarana pengembangan usaha dan/atau penyelamatan usaha. Organisasi Pelaksanaan Organisasi Pelaksanaan terdiri dari: PNORRENS Komite Kebijakan Penyaluran BPUM; Deputi Penanggungjawab Program; Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM); Bendahara Pengeluaran; Pengusul BPUM; Tim Pengelola Data; 11 9. 10. 1. Bank Penyalur BPUM; Sekretariat BPUM; Pokja Penyaluran BPUM di Tingkat Provinsi/DI. Tugas dan Fungsi 1. Komite Kebijakan Penyaluran BPUM Merupakan komite yang dibentuk oleh Menteri Koperasi dan UKM, yang beranggotakan lintas Kementerian dan Lembaga yang memiliki fung a) Mempercepat proses pelaksanaan Program BPUM sesuai dengan tujuan yang diharapkan b) Melakukan sosialisasi Program BPUM dengan pihak terkait. ©) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan Program BPUM dan dapat dimintai pertimbangan dalam hal penetapan penerima BPUM. Deputi Penanggungjawab Program a) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan BPUM yang memuat dasar hukum pemberian bantuan pemerintah, tujuan penggunaan bantuan pemerintah, pemberi bantuan pemerintah, persyaratan penerima bantuan pemerintah, rincian jumlah bantuan pemerintah, tata kelola pencairan dana bantuan pemerintah, dan pertanggungjawaban bantuan pemerintah. b) Deputi penanggungjawab program dalam melakukan pengumpulan dan pembersihan data dapat menggunakan tenaga ahli dan operator yang memiliki kompetensi dibidang tersebut yang berada dibawah koordinasi Kepala Bagian Data, Biro Perencanaan. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), dan Bendahara Pengeluaran menjalankan tugas sesuai ketentuan peraturan perundangan. Pengusul BPUM a) Menjaring calon penerima BPUM yang memenuhi kriteria dan sesuai persyaratan. b) Menyampaikan usulan calon penerima kepada Menteri oq. Deputi penanggungjawab program sesuai format lampiran dalam petunjuk pelaksanaan. ¢) Mengkoordinir penerima BPUM untuk penyelesaian administrasi pembukaan rekening dan penandatanganan SPTJM. d) Pengusul dapat mengusulkan calon penerima BPUM secara bertahap. ) Pengusul dapat memperbaiki kembali usulan yang disampaikan dengan perbaikan sesuai petunjuk pelaksanaan. Bank Penyalur BPUM a) Melakukan pengenalan (Know Your Costumer/KYC) calon penerima BPUM dalam rangka pembuatan rekening. b) Melakukan pengenalan (Know Your Costumer/KYC) calon penerima BPUM dalam rangka aktivasi rekening. ©) Meminta, memeriksa dan menyimpan kelengkapan Surat Peryataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) calon peserta BPUM yang sudah ditetapkan. d) Melakukan aktivasi rekening penerima BPUM yang telah memenuhi huruf b) dan c). ) Melakukan pemindahbukuan dana dari rekening penampungan ke rekening penerima BPUM paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak dana masuk ke dalam rekening penampungan. f) Mengembalikan dana yang tidak digunakan pada rekening penampungan ke Kas Negara atas perintah PPK. Sekretariat BPUM Sekretariat BPUM beranggotakan staf pengelola keuangan yang membantu tugas administrasi PPK, PPSPM dan Bendahara Pengeluaran. Pokja Penyaluran BPUM di Tingkat Provinsi/DI Pokja Penyaluran BPUM di tingkat Provinsi/DI dibentuk dalam rangka penguatan koordinasi dan sinergi pelaksanaan penyaluran BPUM yang memiliki fungsi: a) _ Sosialisasi program BPUM kepada Dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM di Kabupaten/Kota. b) Melakukan koordinasi penyelenggaraan BPUM dengan pihak terkait di wilayah Kabupaten/Kota dan Pusat. 13 BAB III MONITORING DAN EVALUASI A. Tujuan Monitoring dan Evalua: Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran BPUM, transparansi pelaksanaan dan penyaluran BPUM serta akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran BPUM. B. Pengawasan Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melakukan pengawasan tethadap: a) Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran BPUM dengan petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan dan b) Kesesuaian antara target capaian dengan realisasi. Pengawasan internal terhadap BPUM dilaksanakan sebagai berikut: a) Pengawasan intern terhadap pemberian BPUM dilakukan oleh Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM untuk dan atas nama Menteri. b) APIP pada kementerian/Lembaga atau pemerintah daerah melakukan pengawasan intern sesuai dengan kewenangannya. ©) APIP pada kementerian/lembaga atau pemerintah daerah melaporkan hasil pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat (a) dan (b) kepada pimpinan masing-masing. BABIV KETENTUAN PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro 2020 ini disusun sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan sehingga penyelenggaraan program bantuan pemerintah bagi pelaku usaha mikro dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat 15, LAMPIRAN, PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN BAGI PELAKU USAHA MIKRO TAHUN 2020 NOMOR : 98 TAHUN 2020 ALUR PENGAJUAN BANTUAN BAGI PELAKU USAHA MIKRO- RRS Te ' CONTOH 1 FORMAT USULAN CALON PENERIMA BPUM 1. Contoh Surat Usulan Calon Penerima BPUM Kop Surat Pengusul BPUM SURAT USULAN CALON PENERIMA BPUM Sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 5 dan Pasal 8 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 6 Tahun 2020, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan Lembaga Nomor Badan Hukum Alamat Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1, Kami mengusulkan calon penerima BPUM sebagaimana terlampir. 2. Data pelaku usaha mikro yang kami usulkan sebagai calon penerima BPUM sebanyak .. (daftar terlampir) (6) adalah benar dan tanpa pungutan apapun. Demikian usulan dan pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab. (7) Nama Lembaga pengusul (stempel) (8) Nama Pejabat yang Bertanggungjawab *) Khusus untuk Koperasi 7 PETUNJUK PENGISIAN SURAT USULAN CALON PENERIMA BPUM No. URAIAN (1) | Diisi dengan nama pejabat yang bertanggung jawab (2) | Diisi dengan jabatan pejabat yang bertanggung jawab (3) | Diisi dengan nama lembaga pengusul data calon penerima BPUM (4) |Diisi dengan Nomor Badan Hukum khusus untuk koperasi sebagai pengusul (5) | Diisi alamat lembaga pengusul (6) |Diisi dengan jumlah data usaha mikro calon penerima BPUM yang diusulkan (7) |Diisi dengan tempat dan tanggal penerbitan surat (8) |Diisi dengan nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang serta dibubuhi cap resmi pengusul 18 2, LAMPIRAN DAFTAR CALON PENERIMA BANTUAN BAGI PELAKU USAHA MIKRO. Lampiran Surat Pengusul ‘Nomor CONTOH 2 Tanggal Nama Koperasi/Pengusul Alamat Koperas/Pengusul No| NIKINOKTP*) | NAMA | TANGGAL | | sENs ALAMAT LENGKAP SESUAINIK/KTP ***) BIDANG | NOHPIWA TAHIR | | KELAMIN USAHA | provinst | KAB/ | KECAMATAN KELDESA KOTA T. | 1234562104900001 | Adi | 21 April 1990 DI Keb. Godean | SembubKidul RT OT | Perikanan | 085712345678 Suryanto Yogyakarta | Sleman RW 02 Desa Sidomulyo 2 3. Catan: 1. Untuk pengisian Tabel Data Calon Penerima bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro, dliisi di excel dan dikirimkan jug dalam bentuk format excel 2. Dikirimban bersama dengan surat pengantar dan surat pemyataan *) Diisisesuai format KTP, tanpa spasi dan karaktr lain selain angke **) _Diisi menggunakan format date (DD MM YYYY") ***) Penulisan_alamat lengkap tidak disingkat Nama Jelas 19 CONTOH 3 SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK tanggal......, bulan ......, tahun ..... coy kami yang bertandatangan di bawah ini .yvag2020) bertempat di Nama (sesuai KTP) Nomor KTP/NIK Alamat (sesuai KTP) Bidang Usaha Alamat Usaha Dalam hal ini bertindak atas nama diri sendiri, dengan ini menyatakan : 1, Bahwa kami adalah pelaku usaha mikro dengan asset dibawah Rp 50 (lima puluh) juta dan omzet dibawah Rp 300 (tiga ratus) juta; 2. Bertanggung jawab atas pemanfaatan dana BPUM untuk modal kerja, sarana pengembangan usaha darvatau penyelamatan usaha; 3. Tidak memberikan imbalan dalam bentuk apapun kepada siapapun; 4, Tidak sedang menerima program KUR dan pembiayaan perbankan lainnya; Apabila dikemudian hari pernyataan yang saya buat ini merugikan negara, maka saya bersedia dituntut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh dan bersedia menerima konsekuensi hukum apabila tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. seey esses vesseseee 2020 (ttd dan nama jelas) 20

Anda mungkin juga menyukai