Oleh :
Leonard F. Hutabarat.1
ABSTRACT
Russia’s engagement in Eurasian integration highlights the challenges that Russia faces
in Asia. Russia needs to re-establish political and economic influence in the region to
maintain her eastward-focused integration drive, including building a southeastwards
bridge to China and Asia Pacific. In this context, the cooperative nature of Russian policies
is the conditio sine qua non for the establishment of the Eurasian Economic Union in 2015.
This article examines Russia’s integration policy in relation to Central Asia and beyond,
towards Asia as a continent. Regional integration is very much a popular idea, with the
potential for economic benefits and increased international influence. Significant steps
were taken towards the creation of the Eurasian Economic Union. However, to implement
its regional initiatives and to become a more visible player in the regional multilateral
institutions, Russia will have to overcome both domestic and international limitations it
faces. Russia’s current alienation from the West and its growing dependency on China may
push the country to actively seek better ways to accomplish this mission.
1
Staf Pengajar Program Studi Kajian Eropa, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas
Indonesia dan Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Kristen Indonesia.
161
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
1. PENDAHULUAN
2
Rusia atau secara resmi dikenal sebagai Federasi Rusia secara geografis adalah negara
yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan wilayah
seluas 17.125.200 km², Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup
seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak
di dunia dengan jumlah sekitar 146 juta jiwa (Februari 2017. Dapat diunduh pada
http://www.eaeunion.org/?lang=en#about-countries. Diakses tanggal 12 Februari 2017).
Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan sebagian Eropa timur, Rusia memiliki
11 zona waktu dan wilayahnya terdiri dari berbagai tipe lingkungan dan tanah. Dari barat
laut sampai ke tenggara, Rusia berbatasan dengan Norwegia, Finlandia, Estonia, Latvia,
Lituania dan Polandia (keduanya berbatasan dengan Kaliningrad Oblast), Belarusia, Ukraina,
Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Tiongkok, Mongolia, dan Korea Utara. Negara ini
berbatasan laut dengan Jepang di Laut Okhotsk dan Negara Bagian Alaska, Amerika Serikat
di Selat Bering.
3
Integration Barometer, Centre for Integration Studies, Eurasian Development Bank,
Moscow, 2012, 2013. Commonwealth of Independent States (CIS) dibentuk tahun 1991 dan
beranggotakan Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Georgia (keluar tahun 2008), Kazakhstan,
Kyrgyzstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.
162
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
4
Sergei Glazyev “Russia and the Eurasian Union”, dalam Piotr Dutkiewicz and Richard Sakwa
(Eds), Eurasian Integration - The View From Within, Routledge, Oxford, 2015, p. 84.
163
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
2. KAJIAN TEORITIS
Tabel 2.1.
Regional Integration Initiatives and Organizations
in the Post-Soviet Space
164
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
165
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
5
Rusia mengajukan aplikasi ke WTO bulan Juni 1993. Selanjutnya Belarusia mengajukan
tanggal 23 September 1993. Sementara itu, Kazakhstan menyampaikan aplikasinya pada
tanggal 29 Januari 1996.
166
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
yang baru. Setidaknya, Rusia berupaya mewujudkan potensi Customs Union dan
Common Economic Space Rusia, Kazakhstan dan Belarusia, dengan harapan
Armenia, Tajikistan, Kyrgyzstan, Ukraina dan beberapa negara lainnya akan
ikut bergabung kemudian. Dalam tahap ini, fokus utamanya maksimalisasi free
movement of goods, services, capital and labour. Presiden Vladimir Putin
menyatakan integrasi kawasan – seluruh dunia mengikuti jalan ini – upaya yang
paling efektif untuk memaksimalkan sumber daya pertumbuhan domestik dan
memperkuat daya saing pada pasar global. Kekuatan bersama akan lebih kuat
dan lebih mudah untuk menghadapi tantangan global secara bersama-sama.6
6
Sergei Glazyev “Russia and the Eurasian Union”, dalam Piotr Dutkiewicz and Richard Sakwa
(Eds), Eurasian Integration - The View From Within, Routledge, Oxford, 2015, p. 86.
167
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
kawasan perdagangan bebas CIS. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif
terhadap proses integrasi ekonomi Eurasia.
7
Vladimir Putin, Izvestiya, 4 October 2011. Hal ini kemudian juga banyak dikritik sebagai
“revival of Russian great power statehood”. Alexei Podberezkin and Olga Podberezkina,
“Eurasianism as an Idea, Civilizational Concept and Integration Challenge”, in Piotr
Dutkiewicz and Richard Sakwa (Eds), Eurasian Integration – The View from Within,
Routledge, Oxford, 2015, p. 51.
168
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
8
Andrei A. Kazantsev, “Eurasian Perspectives on Regionalism : Central Asia and Beyond”,
dalam Piotr Dutkiewicz and Richard Sakwa (Eds), Eurasian Integration – The View from
Within, Routledge, Oxford, 2015, p. 215.
169
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
170
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
lingkungan bisnis yang atraktif dan peluang yang saling menguntungkan, di luar
upaya-upaya yang bersifat paksaan.
Pendirian EAEU, tidak dapat dilepaskan dari peran penting Rusia, sebagai
driving force yang yang berkeinginan kembali menciptakan hegemoninya untuk
mencegah negara-negara di kawasan yang bertetangga akhirnya terpecah
keadalam blok kawasan yang berbeda. Terutama berkaitan dengan semakin
intensifnya kerja sama kemitraan Uni Eropa dengan negara-negara belahan
timur Eropa serta semakin intensifnya peran China melalui Silk Road Economic
Belt.
171
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
Anggota EAEU memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 2,4
triliun, nilai perdagangan luar negeri sebesar USD 872 miliar, wilayah seluas
lebih dari 20 juta km2 (sekitar 15 % daratan dunia), dan dengan jumlah
populasi 182,1 juta jiwa.
172
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
Indonesia – Rusia, ekspor USD 1,26 milyar dan impor USD 850 juta, Indonesia
– Armenia ekspor USD 2,1 juta dan impor USD 7 ribu; Indonesia – Belarusia
ekspor USD 2,8 juta dan impor USD 163 juta; Indonesia – Kazakhstan ekspor
USD 7,1 juta dan impor USD 14.9 juta; Indonesia-Kyrgizstan ekspor USD 1.5 juta
dan impor USD 425 ribu. Secara keseluruhan, total perdagangan Indonesia
dengan kawasan ini mencapai USD 2,4 milyar. Produk utama ekspor Indonesia
ke kawasan EAEU adalah turunan dari kelapa sawit, mesin, kopi, kakao, teh, alas
kaki dan karet. Impor utama Indonesia dari EAEU adalah bahan kimia, produk
olahan besi baja, komponen pesawat, gandum, dan kertas.
173
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
Tabel 7.1.
Major Regional Alliances in the Global Economy
174
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
9
Trans-Pacific Partnership (TPP) adalah trade agreement yang disepakati tanggal 5 Oktober
2015 antara 12 negara di Asia Pasifik - tidak termasuk China. Proposal akhir ditandatangani
tanggal 4 Februari 2016 di Auckland, Selandia Baru, setelah proses negosiasi 7 tahun. Saat
ini dalam proses ratifikasi sebelum dinyatakan berlaku. Perjanjian ini meliputi 30 chapters
yang bertujuan untuk "promote economic growth; support the creation and retention of
jobs; enhance innovation, productivity and competitiveness; raise living standards; reduce
poverty in the signatories' countries; and promote transparency, good governance, and
enhanced labor and environmental protections”. TPP merupakan perluasan dari Trans-
Pacific Strategic Economic Partnership Agreement (TPSEP atau P4) yang ditandatangani
Brunei, Chile, Selandia Baru, dan Singapura tahun 2005. Pada tahun 2008, Australia, Kanada,
Jepang, Malaysia, Mexico, Peru, Amerika Serikat, dan Vietnam, bergabung dalam negosiasi
hingga menjadi 12 negara. Bagi Pemerintah AS, TPP awalnya merupakan ”companion
agreement” terhadap Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP), perjanjian
perdagangan antara AS dengan UE. Namun sejal terpilihnya Donald J. Trump sebagai
Presiden AS dan dilantik tanggal 20 Januari 2017, dengan US Presidential Memorandum
tertanggal 23 Januari 2017, AS secara resmi keluar dari negosiasi dan perjanjian TPP.
Memorandum Presiden AS tersebut dapat diunduh pada
https://www.whitehouse.gov/the-press-office/2017/01/23/presidential-memorandum-
regarding-withdrawal-united-states-trans-pacific.Diakses tanggal 12 Februari 2017.
10
Tangga 12 Februari 2013, Presiden AS Barack Obama dalam State of the Union
menyampaikan inisiatif Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP). Hari
berikutnya, Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mengumumkan bahwa proses
negosiasi TTIP akan dimulai. TTIP adalah trade agreement antara Uni Eropa dengan Amerika
Serikat, dengan tujuan mempromosikan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi
multilateral. Pemerintah AS memandang TTIP merupakan ”companion agreement” dengan
Trans-Pacific Partnership (TPP). TTIP dengan 24 chapters masih dalam proses negosiasi yang
meliputi : market access, regulatory cooperation, rules, and institutional / modes of
cooperation. AS dan UE bersama-sama mewakili 60% dari global GDP serta 33%
perdagangan barang dan 42% perdagangan jasa di dunia. Perdagangan bebas keduanya
akan merupakan perjanjian perdagangan bebas kawasan yang terbesar dalam sejarah yang
meliputi 46% GDP dunia.
175
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
perdagangan bebas UE-Rusia. Hal ini juga akan berdampak terhadap perluasan
integrasi ekonomi pasca Soviet. Perkembangan baru dengan keluarnya AS dari
negosiasi dan perjanjian TPP tersebut semakin membuka peluang bagi Rusia
guna memanfaatkan peluang yang ada guna menjalin konektivitas ke kawasan
Asia pada umumnya.
Kebijakan ini juga dikenal sebagai US “pivot” to Asia.14 Latar belakang ini
juga yang menyebabkan Rusia mengambil langkah atau sikap lebih pro aktif
11
Asia Timur dalam artikel ini merujuk pada kawasan yang terdiri dari Brunei Darussalam,
Kamboja, China, dan Far Eastern Region Rusia seperti Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar,
Korea Utara, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam. Konteks Asia Timur
ini dipandang dalam perspektif akademisi Rusia. Lihat Ekaterina Koldunova,”Russia’s
Involvement in Regional Cooperation in East Asia : Opportunities and Limitations of
Constructyive Engagement”. Asian Survey. Vol. 56. Number 3, p. 532.
12
Hillary Clinton, “America’s Pacific Century”, Foreign Policy (November 2011),
<http://foreignpolicy.com/2011/10/11/americas-pacific-century.
13
Dapat diunduh pada https://csis-prod.s3.amazonaws.com/s3fs-
public/legacy_files/files/publication/120413_gf_glaser.pdf. Diakses tanggal 8 November
2016.
14
Pada bulan November 2011, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton
menjelaskan kepada publik ”US pivot to Asia” pada era Presiden Barack Obama. Mengingat
banyaknya kritik terhadap terminologi ”pivot” Pemerintah AS menyatakan kebijakannya
adalah upaya untuk “rebalance” strategi AS ke Asia. Walaupun AS telah memusatkan
176
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
Inisiatif Rusia untuk menjadi tuan rumah APEC tahun 2012, agenda Rusia
dalam mitra dialog ASEAN dan inisiatif Russia - ASEAN Summit tahun 2016
serta proyek kawasan dalam bidang energi, infrastruktur menunjukkan
contoh-contoh jelas kontribusi terkini Rusia terhadap kerjasama multilateral di
Asia Timur. Sementara sanksi Barat terhadap Rusia setelah krisis Ukraina
tahun 2014 memperkuat upaya keterlibatan Rusia untuk lebih dekat dengan
Asia Timur.
TPP mungkin tidak menjadi ancaman serius bagi Rusia dalam jangka
menengah, namun dalam jangka panjang, upaya promosi integrasi ekonomi di
kawasan Asia Pasifik tanpa Rusia, seperti halnya TPP akan berdampak
terhadap kepentingan Rusia di kawasan. Jika China bergabung dengan TPP
perhatiannya pada kawasan Asia Pasifik sebelumnya, kebijakan ini menekankan pada
pergeseran kebijakan luar negeri AS yang menyebutkan abad ke-21 akan menjadi
”America’s Pacific Century”. Apa yang disebut sebagai “rebalancing strategy” ini akan
meningkatkan investasi AS di kawasan Asia Pasifik melalui saluran diplomatik, ekonomi dan
strategis, dimana pada saat yang sama mendukung pengembangan keamanan kawasan
yang lebih berkelanjutan dan arsitektur ekonomi untuk mempromosikan stabilitas dam
kesejahteraan di kawasan. Dapat diunduh padahttps://csis-prod.s3.amazonaws.com/s3fs-
public/publication/140428_Conley_TransatlanticPolicyAsiaPacific_Web.pdf.Diakses
tanggal 8 November 2016.
177
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
misalnya, hal ini akan menyebabkan Rusia menjadi lebih tidak menarik bagi
mitra-mitra Asia sebagai partner ekonomi dan politik. Hal ini tentunya akan
juga menjadi pertimbangan bagi Rusia dalam memperkuat posisi Rusia dalam
perdagangan internasional dan ekonomi global, termasuk memperluas
kerjasamanya dengan kawasan lain, seperti Asia Tenggara15 pada masa yang
akan datang.
15
Dalam ASEAN Summit di Sochi tahun 2016, Rusia telah mengusulkan ide kemitraan
ekonomi antara ASEAN, Shanghai Cooperation Organozation (SCO) dan Eurasian Economic
Union. Inisiatif lain yang terkini adalah adalah Eastern Economic Forum, pertemuan tahunan
kalangan bisnis dari Rusia dan negara-negara Asia Timur, yang dimulai di Vladivostok sejak
tahun 2015 yang bertujuan menarik lebih banyak perhatian ke kawasan Rusia dari kalangan
bisnis Asia Timur.
178
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
kesesuaian antara Eurasian Economic Union dan proses integrasi regional Asia
Timur masih belum jelas, dimana Free Trade Area (FTA) antara Eurasian
Economic Union dan Viet Nam masih satu-satunya implementasi dari bidang ini.
16
Silk Road Economic Belt dan the 21st-century Maritime Silk Road, juga dikenal sebagai The
Belt and Road (B&R), atau One Belt, One Road (OBOR) atau the Belt and Road Initiative
sebagai suatu kerangka dan strategi pembangunan, yang diusulkan oleh Presiden China Xi
Jinping yang memusatkan pada konektivitas dan kerjasama, khususnya negara-negara di
antara RRT dan kawasan Eurasia, yang terdiri atas dua komponen utama, "Silk Road
Economic Belt" dan "Maritime Silk Road". Strategi ini menekankan upaya China mengambil
peran lebih besar dalam urusan-urusan global, dan kepentingan untuk prioritas kerjasama
di bidang seperti steel manufacturing. Inisiatif ini disampaikan pada bulan September dan
Oktober 2013.
179
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
3. KESIMPULAN
180
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
181
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
Selain itu, Rusia juga berbeda dengan regional players lainnya. Rusia
bukan merupakan bagian dari production networks yang menjadi fondasi dari
regionalisme Asia Timur dan de facto integration. Rusia juga bukan merupakan
bagian dari konflik politik keamanan yang serius dengan negara di kawasan.
Rusia mendukung agenda modernisasi, yang dipandang penting bagi negara di
Asia Timur, dan siap mengusulkan inisiatif ekonomi yang menyediakan
kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Namun demikian, untuk
mengimplementasikan inisiatif regionalnya dan menjadi visible player di
institusi multilateral regional, Rusia harus mengatasi keterbatasan domestik
dan internasionalnya. Alienasi dari Barat saat ini dan semakin tumbuhnya
ketergantungan terhadap China mungkin pada akhirnya akan mendorong Rusia
untuk lebih aktif mencari jalan yang lebih baik dalam upaya mewujudkan misi
tersebut.
182
Leonard F. Hutabarat Rusia dan Integrasi Eurasia
*****
DAFTAR PUSTAKA
Conley, Heather A., James Mina and Phuong Nguyen. 2016. A Rebalanced
Transatlantic Policy toward the Asia-Pacific Region. Washington, D.C. :
Center for Strategic and International Studies (CSIS).
183
Rusia dan Integrasi Eurasia Leonard F. Hutabarat
Dutkiewicz, Piotr and Richard Sakwa (Eds). 2015. Eurasian Integration - The
View From Within. Oxford : Routledge.
Franklin, Daniel and John Andrews (Eds). 2012. Megachange : the World in
2050. London : The Economist and Profile Books Ltd.
Friedman, George. 2012. The Next Decade : Empire and Republic in A Changing
World. New York : Anchor Books.
Glazyev, Sergei. 2015. “Russia and the Eurasian Union”, dalam Piotr Dutkiewicz
and Richard Sakwa (Eds), Eurasian Integration - The View From Within.
Oxford : Routledge.
184