BukuPanduanSekolahKepalaSekolahIslam 2020 PDF
BukuPanduanSekolahKepalaSekolahIslam 2020 PDF
1. Visi Misi ~2
2. Analisis Manajemen ~3
3. Renstra ~4
4. Rumusan Mutu (KPI) ~5
5. Program Kerja ~6
6. Rapor Guru ~7
7. Program HRD ~8
8. Pengembangan Kurikulum ~9
9. Perumusan Kelulusan ~10
10. Metode Pembelajaran ~11
11. 7 Model Penilaian ~12
12. Pelayanan Prima ~13
13. Marketing Sekolah ~14
14. Pengembangan Potensi Siswa ~15
15. Perencanaan RKAS/RAPBS ~16
16. Penanganan Sarana (RCPS) ~17
17. Penguasaan ICT ~18
1
1. VISI & MISI
2
2. ANALISIS MANAJEMEN
Seorang kepala sekolah harus memiliki
ketajaman dalam menganalisa lembaganya.
Apa titik kekuatan sekolah? Fasilitas? Letak
strategis, semisal di pinggir jalan besar?
Kekompakan guru? Teamwork?
Kepala sekolah perlu tahu kelemahan
lembaganya. Semisal kurikulumnya yang
hanya mengikuti arus? Pemerintah berubah
ikut berubah? Booming tahfidz lalu ikut?
Banyaknya jumlah mata pelajaran?
Demikian juga dengan peluang yang
wajib dipahami oleh pemimpin sekolah.
Umpama, kepercayaan masyarakat dengan
terus meningkatnya jumlah siswa baru.
Profesi orangtua yang beragam. Pengurus
sekolah atau yayasan yang aktif di banyak
organisasi.
Terakhir adalah mengantisispasi
ancaman. Semisal, pemahaman kelompok
tertentu yang menganggap sekolah Islam
sebagai bentuk sektarian.
Model analisa ini dikenal dengan SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, dan
Threats).
3
3. RENSTRA
Sekolah Islam akan diketahui langkah
kongkrit dan arah kebijakannya manakala
pimpinan sekolah mampu mendeskripsikan
rencana strategis (RENSTRA) lembaga yang
dipimpinnya.
4
4. RUMUSAN MUTU (KPI)
Sering para kepala sekolah tidak tahu apa
indikator kesuksesan kinerjanya? Sehingga
tidak bisa diukur; apakah berhasil atau gagal
dalam memimpin? Pertanyaan singkatnya
apa indikator kesuksesannya?
Apakah sukses itu karena siswa baru
terus bertambah? Tunggakan pembayaran
minim? Komplain dari orangtua nyaris tidak
ada? Siswa memiliki prestasi dari tingkat
kabupaten/kota, nasional hingga
internasional? Nilai ujian nasional tinggi?
Alumninya banyak diterima di sekolah favorit
atau perguruan tinggi negeri? Atau ada
kriteria yang lain lagi?
Apa yang menjadi target mutu di setiap
sekolah Islam itulah sebenarnya indikator
kesuksesan sekolah. Dalam bahasa
manajemennya dapat dirumuskan dengan
menggunakan model KPI (Key Performance
Indicator).
Bagaimana cara membuat dan
merumuskan KPI? Apa yang menjadi target
mutu di setiap sekolah Islam dapat
dirumuskan dengan baik jika menggunakan
rumusan KPI.
5
5. PROGRAM KERJA
Salah satu tantangan bagi pimpinan (kepala
sekolah) di sekolah Islam adalah bagaimana
cara membuat progam kerja yang sejalan
dengan visi dan misi lembaga, dan merujuk
kepada restra serta berdasarkan KPI yang
diberikan oleh yayasan atau pimpinan di atas
kepala sekolah.
Rujukan pembuatan program kerja
memang jelas. Namun bagaimana cara
membuat format yang mudah untuk dibaca
oleh semua pihak dan juga dijalankan oleh
team yang sedang kita pimpin?
Salah satu model yang menarik untuk
diterapkan adalah SMART (Spesific,
Measurable, Achievable, Realistic, dan
Timeline).
Lima unsur dalam pembuatan
progaram kerja ini harus dikuasai oleh kepala
sekolah. Sehingga mudah baginya untuk
menyusun program dan merealisasikannya.
Bukan sekedar impian atau angan-angan
belaka.
6
6. RAPOR GURU
Kepala sekolah sering sekali lupa tidak
merumuskan rapor untuk guru. Padahal
secara rutin para guru selalu sibuk untuk
membuat rapor untuk siswa. Begitupula
pemerintah yang setiap 4 tahun melakukan
akreditasi sekolah sebagai bentuk penilaian
atau rapor untuk sekolah.
Ada asumsi apa perlu guru dibuatkan
rapornya? Mereka yang mengajar tentu
mereka yang menilai. Benar. Guru mengajar
siswa maka guru yang menilainya. Namun,
guru adalah bagian dari team atau orang yang
kita pimpin. Sebagai kepala sekolah, tentu
kita mesti menilainya. Maka, rapor guru
diperlukan.
Apa saja indikator penilaian guru?
Bagaimana cara menilainya? Lalu setelah
mendapatkan rapor guru harus bagaimana?
Atau banyak pertanyaan lain yang muncul
dari rumusan rapor guru?
7
7. PROGRAM HRD
Dalam mengelola guru dan karyawan
seringnya pimpinan sekolah hanya
menfokuskan para rekruetmen, pelatihan
dan pemberhentian. Padahal ada 13 hal yang
perlu dilakukan yaitu:
1. Analisa jabatan;
2. Perencanaan tenaga kerja;
3. Rekrutmen;
4. Seleksi;
5. Perjanjian kerja;
6. Orientasi dan penempatan;
7. Pelatihan dan pengembangan;
8. Penilaian kinerja;
9. Penghargaan atas prestasi;
10. Kebijakan konpensasi/gaji;
11. Perencanaan karier ;
12. Kebijakan kesejahteraan; dan
13. Pemutusan hubungan kerja (PHK).
8
8. PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Ada anggapan kepala sekolah di sekolah
Islam sangat jarang melakukan pengem-
bangan kurikulum, padahal inilah jantung
sekolah. Pengembangan kurikulum dapat
dimulai dari hal sederhana -sekolah Islam
pasti memiliki kurikulum plus dibanding
sekolah negeri- misalnya penambahan mata
pelajaran Alquran, Aqidah dan lain-lain.
Kepala sekolah harus memprogram dan
menjelaskan apa isi pembelajaran kurikulum
plus berdasarkan pada visi & misi lembaga.
10
10. METODE PEMBELAJARAN
Kepala sekolah harus memahami bagiamana
cara siswa belajar yang diwujudkan pada
model guru mengajar. Terkadang, pimpinan
sekolah hanya meminta kepada guru untuk
menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan dan beragam. Sayangnya,
manakala guru menanyakan model seperti
apa, kepala sekolah terbatas mengatakan
menggunakan active learning atau multiple
intelegences. Lalu bagaimana tehniknya?
Biasanya, kepala sekolah hanya minta
gurunya belajar sendiri.
11
11. MODEL PENILAIAN
Ragam metode penilaian untuk siswa juga
perlu dikuasai oleh kepala sekolah. Sebab
salah satu tugas pimpinan sekolah adalah
membimbing guru dalam menilai siswanya.
Pada kenyataannya metode penilaian
ini tidak hanya bermanfaat untuk siswa,
namun juga digunakan untuk menilai team
yang berada di bawah kepemimpinan kepala
sekolah.
Dalam praktiknya penilain biasanya
terfokus pada model tes tertulis, misalnya
ulangan harian, PTS (Penilaian Tengah
Semester) dan PAS/PAT (Penilaian Akhir
Semester/ Penilaian Akhir Tahun). Padahal
masih banyak model lainnya, semisal
penilaian karakter, portofolio, proyek,
observasi, wawancara, produk, dan lain-lain.
12
12. PELAYANAN PRIMA
13
13. MARKETING SEKOLAH
14
14. POTENSI SISWA
15
15. PERENCANAAN
RKAS/RAPBS
Hampir semua kepala sekolah memang
memberi perhatian maksimal akan hal RKAS
(Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
atau RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah). Namun bagaimana
cara membuatnya ideal? Bagaimana cara
melakukan penggalangan dana (fundraising)
dari semua potensi yang dimiliki sekolah.
16
16. PENANGANAN SARANA
(RCPS)
Sarana merupakan hal yang sering
dikeluhkan oleh guru, siswa dan sering sekali
oleh orang tua. Bahkan kepala sekolah juga
tidak jarang mengkomplain akan sarana di
sekolahnya sendiri. Karena bisa dipastikan
kebutuhan akan fasilitas yang baik selalu
terbentur dengan kemampuan anggaran
yang dimiliki sekolah. Program RCSP (Root
Cause & Problem Solving) ini dibutuhkan agar
kepala sekolah mampu mengelola sarana dan
memberikan skala prioritas. Dalam model
RCPS ini semua stakeholder dilibatkan untuk
memantau kondisi saran sekolah. Sebab
semakin banyak yang terlibat akan semakin
maksimal. Laporan dari semua pihak akan
kondisi sarana sekolah akan dijadikan data
penting bagi kepala sekolah. Namun dalam
mengolah data tersebut, kepala sekolah
cukup dibantu oleh beberapa orang saja yang
mengerti kondisi sarana. Demikian juga
dalam eksekusinya.
17
17. PENGUASAAN ICT
18
LAMPIRAN
untuk Siapa?
SKSI hanya cocok untuk lelaki atau
perempuan yang termasuk:
OfficialEduFestId
WAG Muslim
WAG Muslimah
Pendaftaran
(Khusus bagi yang berencana
mengikuti Kelas Tatap Muka)
SERTIFIKAT
Sertifikat dapat diberikan setelah
peserta tuntas mengikuti SKSI dan
dinyatakan LULUS dalam Sidang
Panel yang diselenggarakan oleh
ESC secara khusus.