PENDAHULUAN
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sumberdaya lahan dan perairan yang
cukup besar. Hal ini berdampak langsung terhadap kebijakan pembangunan ekomoni
yang salah satunya pembangunan sector pertanian. Hal ini tercermin dari besarnya
sumbangan sector pertanian terhadap pembangunan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Jika berbicara mengenai kesempatan kerja maka sektor yang menyumbang
lapangan pekerjaan paling besar adalah sektor pertanian yaitu sebesar 29,8%.
Berdasarkan data Dinas Pertanian NTT Tahun 2018 diketahui bahwa produksi
padi sawah di NTT meningkat setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
(2013-2017) dengan rata-rata kenaikan sebesar 11,4%, kecuali di tahun 2016 sempat
mengalami penurunan sebesar 3,5% yang kemungkinan besar meruoakan akibat dari
adanya penurunan luas panen dan produktivitas.
Jika dilihat menurut Kabupaten dan Kota di NTT, maka produksi padi sawah
tertinggi dihasilkan oleh kabupaten Manggarai Barat yang mencapai 123.064 Ton.
Diikuti oleh Kabupaten Manggarai Timur dengan produksi sebanyak 85.106 Ton.
Urutan ketiga dengan produksi padi sawah tertinggi ditempati oleh Kabupaten
Manggarai dengan jumlah produksi sebanyak 79.097 Ton, diikuti Kabupaten Rote
Ndao dengan produksi sebanyak 74.055 Ton. Sementara Kabupaten Kupang
menempati urutan kelima dengan jumlh produksi sebanyak 62.003 Ton (Badan Pusat
Statistik, 2016).
Menurut Statistik Daerah Kecamatan Kupang Tengah (2016), sebagian besar
penduduknya bermatapencaharian sebagai petani yaitu 32,43%, 3,36% bekerja
sebagai buruh dan sisanya bekerja sebagai PNS, POLRI, Wiraswasta dan lain-lain.
Produksi padi sawah di Kecamatan Kupang Tengah merupakan yang terbesar jika
dibandingkan dengan 23 Kecamatan Lainnya, padahal jika ditinjau dari luas tanam,
Kecamatan Kupang Tengah menempati urutan ketiga dibawah Kecamatan Amfoang
Timur dan Kecamatan Kupang Timur. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat
produktivitasnya, dimana Kecamatan Kupang Tengah menempati urutan kedua sama
dengan Kecamtan Kupang Timur Yaitu sebesar 6,5 Ton/ha, sedangkan produktivitas
tertinggi dihasilkan oleh kecamatan Amfoang Tengah, yaitu sebesar 6,75 Ton/ha.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanain NTT pada tahun 2007 telah melakukan
pemetaan sistem pertanian melalui pengkajjian zona wilayah berdasarkan persyaratan
dan parameter bio fisik lahan. Di Pulau Timor tedapat sebelas zona yang masing-
masing zona memiliki potensi untuk ditanami berbagai jenis tanaman, namun zona
IIIay yang memiliki potensi untuk ditanami tanaman pangan. Di Pulau Timor untuk
zona IIIay memiliki luas sebesar 148.643,1 ha. Zona IIIay merupakan zona dengan
fisiografi daratan berada pada tingkat kemiringan 8-15%. Sistem pertanian yang dapat
dikembangakan adalah sistem pertanian campuran tanaman pangan dan perkebunan.
Komoditas unggulan yang dapat dibudidayakan pada zona IIIay meliputi padi gogo,
palawija, kacang-kacangan dan mente. Zona Agroekologi IIIay di wilayah Timor
Barat meliputi 21 kecamatan Kupang Barat, Nekamese, Kupang Tengah, Taebenu,
Amarasi, Amarasi Barat, Amarasi Timur Amabi Oefeto, Fatuleu, Sulamu, Takari,
Amanuban Selatan, Oenino, Kualin, Amanuban Timur, Kota Atambua Laen Manen,
Alak, Maulafa, Oebobo dan Kelapa Lima (Bazuki, 2007).
Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
pengambilan keputusan berusahatani apakah suatu usaha atau bisnis dapat dijalankan,
ditunda dan bahkan tidak dijalankan. Studi kelayakan bisnis perlu dilaksanakan baik
pada usaha yang baru akan dijalnkan maupun kepada perluasan atau pengembangan
dari usaha yang telah ada. Untuk mengetahui suatu usaha/bisnis layak atau tidak
maka perlu dilakukan analisis finansial (Ibrahim, 2009).
Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang
petani sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi
cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-
sales) dengan jumlah biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk
mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu usaha/bissnis (Gitingjer, 1986).
Dari uraian diatas dan ditunjang dengan keberadaan petani padi sawah di
Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, yang berpotensi dengan hasil
produksi yang besar, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usahatani padi sawah.