Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Pengertian
Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
dikendalikan. Dalam bidang fisika, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain
eksperimen karena variable-variael dapat dipilih dan divariabel-variabel lain dapat
mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Misalkan : pengaruh
air laut terhadap tingkat korosi logam tertentu. Hal ini juga dapat dilakukan melalui
penelitian dengan desain eksperimen karena kondisi dapat dikontrol secara teliti.
Tetapi dalam penelitian-penelitian social, desain eksperimen yang digunakan untuk
penetilian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karena banyak variabel luar yang
berpengaruh dan banyak yang mengontrolnya. Misalkan : mencari pengaruh diklat yang
diberikan kepada pegawai terhadap pretasi kerjanya. Untuk mencari seberapa besar
pengaruh diklat terhadap prestasi kerja, maka harus membandingkan prestasi kerja
pegawai sebelum mendapat diklat dan sesudah mendapat diklat atau membandingkan
orang yang mempunyai kemampuan sama yang tidak mendapat diklat. Prestasi kerja
seseorang tidak dipengaruh oleh dikat saja, tetapi oleh variable lain, misalnya IQ,
pengalaman, pengawasan, pendidikan, dll. Sehungga mengukur sebarapa jauh pengaruh
diklat terhadapprestasi kerja secara teliti akan sulit dilakukan.

B. Beberapa Bentuk Desain Eksperimen


1. Pre-Ekperimental Designs (nondesigns)
Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat
variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi
hasil eskperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi variable independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variable
control dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk-bentuk pre-eksperimen desain
yaitu :
a. One-shot case study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

X O
X : treatment yang diberikan (variabal independen)
O : observasi (variable dependen)
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut : terdapat sutu kelompok diberi
treatment/perlaukan dan selanjunya observasi hasilnya.
Contoh : Pengaruh alat kerja bari diklat (X) terhadap produktivitas kerja
karyawan (O)
Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemuadian
setelah sebulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap
produktivitas kerja diukur dengan membandingkan produktivitasnya sebelum
menggunakan alat baru dengan produktivitas setelah menggunkan alat baru.
Misalnya selalu menggunakan alat lama produktivitasnya 150/jam dan setelah
menggunakan alay baru produktivitasnya 500/jam, jadi pengaruh alat baru adalah
500-150 = 350/jam.
b. One-group pretest-posttest design
Desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakukan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

O1 : nilai prestest (sebelum diberi diklat)


O2 : nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2-O1)

c. Intact-group comparison
Terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi menjadi
dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma
penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut :

X O1

O2

O1 : hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan


O2 : hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan : O1-O2
Contoh :
Terdapat sekelompokmkaryawan dibidang produksi yang setengah dalam
melaksanakan pekerjaannya menggunakan lampu yang sangta terang (O1) dan
setengah lagi dengan lampu yang kurang terang (O2). Setelah beberapa minggu
diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi
pengaruh cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah O1-O2
Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-eksperimen itu bila
diterapkan untuk penelitian akan banyak variable-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validasi internal penelitian menjadi
rendah.

2. True Experimental Design


Dikatakan true eksperimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variable luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validasi internal (kualitias pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari desain ini adalah sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil sacara
random dari populasi tertentu, jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel dipilih secara random.

Anda mungkin juga menyukai