Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Prosedur


3.1.1 Pengertian Prosedur Secara Umum
Prosedur berasal dari bahasa Inggris “procedure” yang bisa diartikan
sebagai cara atau tata cara. Akan tetapi kata procedure lazim digunakan dalam
kosakata Bahasa Indonesia yang dikenal dengan kata prosedur. Dalam Kamus
Manajemen, prosedur berarti tata cara melakukan pekerjaan yang telah
dirumuskan dan diwajibkan. Biasanya prosedur meliputi bagaimana, bilamana dan
oleh siapa tugas harus diselesaikan.
3.1.2 Pengertian Prosedur Menurut Para Ahli
a. Menurut Ida Nuraida (2008:35), “Prosedur adalah urutan langkah-langkah
(atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut
dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana
melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa
yang melakukannya.”
b. Menurut Mulyadi (2001:5) yang dimaksud dengan prosedur adalah “suatu
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”
c. Zaki Baridwan (2002:3), menjelaskan bahwa prosedur adalah “suatu urut-
urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan
yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.”
3.2 Pengertian Persediaan Barang
3.2.1 Pengertian Persediaan Barang Secara Umum
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan bahan dalam
proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih
lanjut.

14
3.2.2 Pengertian persediaan barang menurut para ahli
a. Menurut R. Agus Sartono ( 2010;443) :
Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang
jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami
karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran
operasi perusahaan.
Ditinjau dari segi neraca, persediaan adalah barang-barang atau bahan yang
masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera
dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan.
b. Menurut Kasmir (2008;41) :
Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan
dalam suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan
untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan.
c. Menurut Benny Alexandri (2009:135) :
Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-
barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses
produksi.
3.3 Kartu Persediaan
3.3.1 Pengertian Kartu Persediaan
Kartu persediaan dalam perusahaan terdiri dari kartu persediaan kantor
(stock card), dan kartu persediaan gudang (bin card) atau lebih dikenal dengan
kartu gudang. Kartu persediaan adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
mutasi persediaan barang.
3.3.2 Bagian-bagian Kartu Persediaan
a. Kartu persediaan kantor/kartu barang (Stock Card)
Kartu barang (Stock Card) adalah kartu yang dicatat oleh bagian gudang
yang ditempelkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu ini berfungsi

15
sebagai identitas barang yang disimpan, memudahkan pencarian barang dan
sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang.
b. Kartu persediaan gudang (Bin Card)
Kartu persediaan gudang atau yang lebih dikenal dengan kartu gudang
adalah kartu yang dipegang oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas
fisik barang dan mutasi tiap jenis persediaan barang yang disimpan di
gudang.
3.3.3 Fungsi Kartu Persediaan
Kartu persediaan pada dasarnya berfungsi sebagai tempat untuk mencatat
mutasi tiap jenis persediaan barang. Selain itu kartu persediaan juga berfungsi
untuk :
a. Memberikan informasi persediaan barang tentang jumlah dan nilainya.
b. Memberikan data persediaan barang yang diperlukan untuk kepentingan
perhitungan dan analisis.
c. Mengontrol penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian persediaan barang.
3.4 Pengertian Gudang
3.4.1 Pengertian gudang secara umum
Secara umum gudang adalah suatu ruangan atau tempat yang diperuntukan
untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam proses produksi, dari
barang itu diterima sampai pada saatnya barang itu dipergunakan atau
dipindahkan. Selain itu dalam gudang juga harus diperhatikan terkait
pemeliharaan dan keamanan barang-barang logistik yang disimpan.
Atau gudang secara umum juga dapat diartikan sebagai tempat atau
bangunan tertutup, didalamnya terdapat barang-barang serta tidak seorangpun
yang boleh masuk kecuali pegawai yang diserahi tugas.
3.4.2 Pengertian gudang menurut para ahli
a. Menurut Perpu Nomor 5 Tahun 1962 
Gudang adalah ruangan yang tidak bergerak yang dapat ditutup dengan
tujuan tidak untuk dikunjungi untuk umum, melainkan untuk dipakai
khusus sebagai tempat barang. 

16
b. Menurut John Warman (2004), gudang (kata benda) adalah bangunan
yang dipergunakan untuk menyimpan barang dagangan. Pergudangan
(kata kerja) adalah kegiatan menyimpan dalam gudang
c. Menurut Ibnu Syamsi (1997 : 28) 
 

Gudang adalah ruangan untuk menyimpan barang yang berdinding,


beratap dan terkunci. 
3.5 Pengertian Stock Opname
Pengertian Stock Opname adalah menghitung stok persediaan barang untuk
dijual/barang yang masih tersedia di gudang dengan cara menyamakan jumlah
barang yang tertera pada kartu gudang/program komputer dengan barang yang
tersedia di gudang (fisik). Istilah stock opname bisa juga di sebut dengan istilah
stock take. Adapun kegunaan dari kegiatan stock opname antara lain:
a. Agar dapat diketahui bahwa stok yang tercatat di kartu gudang/program
komputer adalah sama dengan stok nyata.
b. Untuk mengetahui jumlah persediaan stok barang di gudang dengan cepat,
karena data stok yang disajikan program sudah valid.
c. Untuk merekap data barang-barang yang hilang, sehingga bisa dengan
mudah mengantisipasi agar tidak terulang.
3.6 Metode Penyimpanan Barang di Gudang
Salah satu fungsi utama gudang adalah sebagai tempat penyimpanan barang
sementara sebelum barang tersebut digunakan. Secara umum, material
dimasukkan ke dalam area penyimpanan setelah proses stuffing selesai.
Dalam sistem pergudangan manual, catatan penerimaan barang
dikumpulkan di area penerimaan dan didistribusikan ke berbagai area yang
membutuhkan dokumen tersebut. Sedangkan sistem pergudangan yang sudah
terkomputerisasi menggunakan label barcode yang digunakan untuk melacak
produk. Barang diidentifikasi dan ditempatkan di container atau pallet yang
sesuai. Barang yang baru datang harus ditempatkan di bawah atau di
sisi stok yang sudah ada. Hal ini diperlukan agar stok lama dapat digunakan
terlebih dahulu. Aktivitas pengendalian barang ini harus dilakukan secara disiplin
untuk menghindari penurunan kualitas stok lama dan sistem First In First Out

17
(FIFO) dapat dijalankan secara otomatis. Ada beberapa metode penyimpanan
barang yang dapat dilakukan yaitu :
a. Random Location System. Sistem ini merupakan yang paling populer dan
ekonomis. Barang yang datang ke gudang ditempatkan secara random di
setiap area yang kosong.
b. Fixed Location System. Setiap item barang mempunyai tempat penyimpanan
yang sudah tetap dan tempat tersebut tidak bisa digunakan untuk item lain.
Staf pergudangan cenderung memilih sistem ini karena sangat mudah
mengingat lokasi barang.
c. Fixed Area Working on a Random System. Sistem ini merupakan kombinasi
keuntungan dari dua metode sebelumnya, dimana kumpulan setiap item
seperti ball bearing, abrasive, dan suku cadang dapat digabung di tempat
yang sama. Setelah barang-barang tersebut dipisahkan dan area tetap untuk
penyimpanan barang sudah dipilih, lokasi yang tepat dikendalikan
oleh Random Location System.
3.7 Prosedur Persediaan Barang di Gudang
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengelolaan barang harus memperhatikan
beberapa aspek agar dapat tercapai pengelolaan barang yang baik, hal tersebut
diantaranya yaitu:
a. Pengelolaan Gudang Penyimpanan
Gudang penyimpanan adalah salah satu unsur terpenting dalam menjaga dan
mengelola barang persediaan, maka dari itu banyak hal yang harus diperhatikan
dalam memelihara gudang guna menjaga persediaan tetap dalam kondisi normal.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu seperti suhu, temperatur, kelembapan,
kebersihan serta keamanan yang terjamin. Selain itu sistem penataan persediaan
di gudang yang baik harus diperhatikan agar tidak mengganggu jalannya proses
produksi atau keluar masuknya barang persediaan.
b. Menyusun Standart Operational Procedur (SOP) yang efektif dan efisien
Aktivitas pergudangan harus memiliki SOP yang disusun secara rinci dan
jelas guna memperlancar segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan
pergudangan. SOP merupakan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin,

18
mempermudah operasional kerja semua pihak yang terlibat dalam usaha yang
dijalankan serta dapat menunjang segala bentuk aktivitas suatu usaha.
c. Perawatan Persediaan
Selain menjaga dan mengelola gudang, persediaan pun perlu dirawat. Ada
istilah 5R (lima R) mengenai perawatan persediaan, diantaranya yaitu Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat dan Rajin.
d. Selalu Melakukan Stock Opname
Stock Opname adalah istilah lain dari perhitungan fisik persediaan. Tujuan
diadakan stock opname adalah untuk mengetahui kebenaran catatan dalam
pembukuan. Dengan diadakannya stock opname maka akan diketahui apakah
catatan dalam pembukuan persediaan benar atau tidak, jika ternyata ada selisih
antar persediaan dengan catatan pada pembukuan, kemungkinan ada transaksi
yang belum tercatat atau bahkan ada kekeliruan dalam pencatatan.
e. Pengecekan Persediaan Secara Berkala
Pengecekan secara berkala sangat diperlukan karena untuk mengetahui dan
memisahkan barang yang rusak atau cacat, sehingga barang yang rusak tidak
dapat mempengaruhi barang yang baik atau yang berguna serta dapat
mengurangi space untuk barang yang tidak terpakai.

19

Anda mungkin juga menyukai