Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita kenikmatan
Kepribadian Anak” dapat selesai pada waktunya. Salah satu kewajiban sebagai
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka penulis harapkan saran dan kritik yang sangat konstruktif demi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Keluarga……………………………………………….
4. Fungsi-Fungsi Keluarga……………………………………………
DI LINGKUNGAN KELUARGA
A. Pendidikan Agama…………………………………………….
B. Pendidikan Akhlak…………………………………………….
C. Pendidikan Jasmani……………………………………………
D. Pendidikan Sosial…………………………………………….
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan………………………………………………………….
2. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-istri).
Berdasarkan asas cinta kasih yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi
penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur membina
yang sangat luas dalam membina kehidupan dan kepribadian sosial anak.
lembaga penting sosial dan dalam tingkat yang sangat tinggi; ia berkaitan erat
umat manusia. Secara keseluruhan, semua tradisi, keyakinan sopan santun, sifat-
berikutnya.
jiwa dan raga anak akan mengalami pertumbuhan dan kesempurnaan. Untuk
kepribadian anak dan remaja. Tentu saja pada status sosial dan ekonomi
keluarga dan masyarakat, anak akan memperoleh suasana yang lebih baik, atau
sebaliknya akan memperoleh efek yang buruk darinya. Pada tanggal 15 Mei
lembaga masyarkat yang paling mulia dan paling penting dalam membentuk
kuat. Keluarga sekaligus merupakan landasan yang kuat dan kokoh untuk
membantu para orang tua di dalam tugasnya sebagai pendidik dalam keluarga.
B. Rumusan Masalah
A. Rumusan Masalah
keluarga?
C. Tujuan Penulisan
keluarga.
keluarga.
anak.
BAB II
LINGKUNGAN KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga dalam arti ini hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Keluarga semacam ini disebut keluarga inti atau keluarga batin (nuclear
family).
Keluarga dalam arti ini meliput semua pihak yang ada hubungan
darah atau keturunan. Jadi, bukan hanya terdiri atas ayah, ibu dan anak
tetapi juga meliputi kakek, nenek, paman, bibi, keponakan, dan sebagainya.
Keluarga dalam arti ini bisa disebut keluarga-keluarga besar atau keluarga
Menurut Bossard dan Boll ada dua jenis keluarga, dilihat dari
Dengan kata lain keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, dan anak kandung.
merupakan satuan social yang paling dasar dan terkecil di dalam masyarakat.
Keluarga hanya terdiri atas dua orang, yaitu suami dan istri, atau ditambah
pengikat.
yang utama pada taham ini adalah anak-anak yang merupakan buah ikatan
perkawinan.
berikut :
perkawinan darah, anak atau adopsi. Hasil dari ikatan perkawinan adalah
bagi suami, istri, ayah, ibu, putra (anak laki-laki), putri (anak perempuan),
kakak laki-laki, kakak perempuan, adik laki- laki dan adik perempuan.
yang lain.
keluarga yang dikemukakan oleh Robert Mac Iver dan Charles Horton Page,
sebagai berikut :
keturunan.
membesarkan anak.
4. Fungsi-Fungsi Keluarga
yang tinggi. Terlepas dari persoalan hubungan yang inti ini, keluarga
wahana untuk maksud ini. Berlangsungnya fungsi ini berkaitan erat dengan
aktivitas seksual antara laki-laki (suami) dan wanita (istri). Hanya melalui
segi moral, kultural, sosial, maupun kesehatan dan tentunya sah berdasarkan
tidak secara berlebihan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, orang tua terutama
ibu, mesti melaksanakan fungsi afeksi ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh
dengan sehat. Sebuah suasana keluarga yang hangat, romantis, dan penuh kasih
sayang akan menumbuhkan kepribadian yang baik bagi anak dan dapat
C. Fungsi Ekonomi
solidaritas, dan tanggung jawab bersama dalam keluarga itu. Pemenuhan fungsi
keluarga ini mesti dilakukan secara wajar, artinya tidak kekurangan atau
berlebihan karena dapat membawa pengaruh negatif bagi anggota keluarga itu
sendiri.
tanggung jawab yang paling penting yang dipikul oleh orang tua. Keluarga
anak begitu kompleksnya, maka tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik
dari orang tua, sehingga anak-anak meski dikirim ke sekolah. Namun demikian
pendidikan di keluarga tetap merupakan dasar atau landasan utama bagi anak
selanjutnya.
E. Fungsi Sosialisasi
dalam keluarga itu serta anggota lainnya terlebih dahulu haurs menciptakan
beragama tersebut. Anak akan mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup
yang kuat jika keluarga mampu melaksanakan fungsi religius ini dengan baik.
terlindungi oleh kasih sayang kedua orang tuanya. Pendidikan yang diterima
anak pada dasarnya juga bersifat melindungi, yaitu melindungi anak dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan dari hidup yang tersesat. Sosialisasi
yang diterima anak di lingkungan keluarga juga memberikan rasa aman untuk
perlindungan dari keluarga terhadap anak meliputi perlindungan lahir dan batin.
H. Fungsi Rekreasi
Fungsi rekreasi ini ini tidak berarti bahwa keluarga seolah-olah harus
berpesta pora atau selalu berekreasi di luar rumah. Rekreasi itu dirasakan orang
apabila ia menghayati suatu suasana yang tenang dan damai, jauh dari
ketegangan batin, segar dan santai serta kepada yang bersangkutan memberikan
terhadap anggotanya agar tidak melakukan perilaku menyimpang dari nilai dan
BAB III
LINGKUNGAN KELUARGA
1. Pendidikan Agama
mendapat perhatian penuh oleh para pendidik terutama orang tua, pendidikan
agama pada masa anak-anak, seharusnya dilakukan oleh orang tua, yaitu dengan
membiasakannya kepada tingkah laku dan akhlak yang diajarkan oleh agama.
sebagainya, orang tua harus memberikan contoh, karena si anak dalam umur ini
belum dapat mengerti, mereka dapat meniru. Apabila si anak telah terbiasa
menerima perlakuan adil dan dibiasakan pula berbuat adil, maka kaan
tertanamlah rsa keadilan itu dalam jiwanya dan menjadi salah satu unsur kaidah
sosial yang lain, sedikit demi sedikit harus masuk dan dalam pembinnaan mental
si anak.
nanti kalau ia sudah dewasa akan mudah baginya untuk menerimanya karena
keinginan dan kebutuhannya akan dipenuhi dengan cara yang tidak melanggar
Langkah-langkah yang dapat diambil oleh orang tua atau pendidik dalam
menjelaskannya.
2. Menanamkan rasa cinta dan iman kepada Allah dalam hati mereka,
3. Memberi kabar gembira kepada mereka dengan janji sorga bagi orang-
orang yang mengerjakan shalat, puasa, zakat serta berbuat baik terhadap
kedua orang tua. Dan menakuti mereka dengan neraka, bagi orang-orang
sebagainya.
sangat penting. Tanpa pendidikan agama yang baik, anak tidak akan mengenal
tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Mereka tidak dapat
mewujudkan makna kemanusiaan yang utama, tidak dapat berbuat adil dan
baik, menjadi anak yang shalih dan shalihah serta menjadi anak yang berguna
2. Pendidikan Akhlak
sepakat para filosof pendidikan Islam bahwa pendidikan adalah akhlak adalah
jiwa pendidikan Islam, sebab tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mendidik
jiwa dan akhlak. Asnelly Ilyas (1995) mengatakan para ahli pendidikan Islam
sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah mencuci otak
anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka tahu, tetapi
maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka dengan menanamkan rasa
mempersiapkan mereka untuk suatu kehiudpan yang suci seluruhnya, ikhlas dan
jujur. Maka tujuannya utama pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan
pendidikan jiwa.
2. Membina hubungan harmonis dan akrab antara orang tua dan anak.
tuntunan Islam.
dimulai sejak umur TK dan SD itu sangat penting. Begitu pula pada anak usia
SMP, perlu diajarkan akhlak, karena pada usia ini anak berada pada masa
kegoncangan. Maka para orang tua dan pendidik harus mampu memberi
dengan cara baik supaya tidak merasa tersinggung. Contoh-contoh baik yang
Jadi pendidikan akhlak atau pembentukan tingkah laku yang baik pada
anak ditanamkan sejak waktu kecil. Karena itu kewajiban bagi orang tua atau
Membiasakan sesuatu yang baik dan menghindarkan diri dari sesuatu yang
tercela sehingga tercapai tujuan pokok pendidikan Islam agar manusia (anak)
hidup dalam kesucian, penuh keikhlasan dan dijauhkan dari perbuatan aniaya
3. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah salah satu aspek pendidikan yang penting dan
tidak dapat lepas dari pendidikan yang lain. Bahkan dapat dikatakan bahwa
pendidikan jasmani merupakan salah satu alat utama bagi pendidikan rohani
anak.
K. Pendidikan Sosial
merupakan pendidikan sosial anak sejak dini agar terbiasa melakukan tata krama
sosial yang utama, yang bersumber dari aqidah islamiyah yang abadi dan emosi
keimanan yang mendalam di lingkugan keluarga yang berkelanjutan di
yang dapat mendidik guna melakukan segala kewajiban sopan santun dalam
berinteraksi dengan orang lain secara baik yaitu menghormati yang lebih besar
perlu dihindarkan. Orang tua dan pendidik harus selalu memberikan informasi
kepada anak bahwa perbuatan yang benar akan melahirkan sikap dan yang benar
dalam keluhuran kebaikan akan segera dihindarkan atau dijauhkan dari anak.
Drs. Hasan Basri (1995) sesuai dengan ungkapan lama bahwa usaha
pencegahan lebih baik daripada upaya penyembuhan, inilah yang dituju oleh
menjauhi sifat sombong, rendah diri, kasar, fitnah dan sifat-sifat tercela lainnya.
Bila anak mendapat pendidikan yang baik, mereka bisa memilih teman bergaul
BAB IV
1. KESIMPULAN
sosial yang paling dasar dan terkecil di dalam masyarakat. Keluarga hanya
terdiri atas dua orang, yaitu suami dan istri, atau ditambah dengan adanya anak-
dapat memberi contoh, seperti apa yang telah dilakukan oleh Luqman dalam
dengan mulai bersyukur kepada Allah dan bijaksana dalam segala hal, kemudian
yang dididik dan dinasehatkan kepada anaknya adalah kebulatan iman kepada
Allah semata, akhlak dan sopan santun terhadap orang tua dan kepada semua
kepada anak sejak dini, diantaranya rasa persaudaraan, saling mencintai, saling
mengasihi, hormat menghormati, bekerja sama, tolong menolong dan
sebagainya. Bila anak mendapat pendidikan sosial yang baik, mereka dari
tegas, tidak mudah terpengaruh oleh bujukan dan faktor-faktor yang datang dari
2. SARAN
1. Orang tua harus membimbing anak dalam belajar, kalau berhasil berilah
hadiah atau pujian dan bila lengah berilah teguran sehingga anak merasa
diperhatikan.
pergaulan.
3. Didiklah anak seperti apa yang telah dilakukan oleh Luqman, meliputi
atau perubahan yang ada pada diri anak. Sebab bila anak mempunyai
BP4 Pusat, Perkawinan dan Keluarga (Majalah Bulanan) No. 411 Tahun 2006.
BP4 Pusat, Perkawinan dan Keluarga (Majalah Bulanan) No. 412 Tahun 2006.
Bunyamin Maftuh, Drs. MPd dan Yadi Ruyadi, Drs. “Sosiologi I”, Bandung,
GANECA, 1996.